Anda di halaman 1dari 9

A.

Kelas Kelas Dalam Masyarakat (Social Classes)


Dalam uraian tentang teori lapisan senantiasa dijumpai
istilah kelas (social class). Seperti yang sering terjadi
dengan beberapa istilah lain dalam sosiologi, maka istilah
kelas, juga tidak selalu mempunyai arti yang sama.
Penjumlahan kelas kelas dalam masyarakat di sebut
Class system. Artinya, semua orang dan keluarga yang
sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan di akui
oleh masyarakat umum. Dengan demikian pengertian
kelas adalah parallel dengan pengertian lapisan tanpa
membedakan apakah dasra lapisan itu factor uang, tanah ,
kekuasaan atau dasar yang lainnya.
Adapula yang menggunakan istilah kelas hanya untuk
lapisan yang berdasarkan atas unsure ekonomis.
Sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan
dinamakan kelompok kedudukan (status group).
Selanjutnya di katakana bahwa harus diadakan
pembedaan yang tegas antara kelas dan kelompok
kedudukan.
Max Weber mengadakan perbedaan antara dasar
ekonomis dengan dasar kedudukan sosialakan tetapi tetap
mempergunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya
kelas yang bersifat kelas ekonomis dibaginya lagi ke
dalam sub kelas yang bergerak dalam dalam bidang
ekonomi dengan menggunakan kecakapannya. Di
samping itu, Max Weber masih menyebutkan adanya
golongan yang mendapat kehormatan khusus dari
masyarakat dan dinamakannya stand.
Pada beberapa masyarakat di dunia, terdapat kelas kelas
yang tegas sekali. Karena orang orang dari kelas
tersebut memperoleh sejumlah hak dan kewajiban yang
dilindungi oleh hukum positif masyarakat yang
bersangkutan. Warga masyarakat seperti itu sering kali
mempunyai kesadaran dan konsepsi yang jelas tentang
seluruh susunan lapisan dalam masyarakat. Misalnya di
Inggris, ada istilah istilah tertentu seperti commoners
bagi orang biasa serta nobility bagi bangsawan.

B. Dasar Lapisan Masyarakat
Di antara lapisan atasan dengan yang terendah, terdapat
lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan
atasan, tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa
yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya
yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang
mempunyai uang banyak, akan mudah sekali
mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga
kehormatan. Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai
untuk mengolong golongkan anggota anggota
masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut
:
a) Ukuran kekayaan. Barang siapa yang memiliki
kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas.
Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk
rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara
caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian
yang di pakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang
barang mahal dan seterusnya.
b) Ukuran kekuasaan. Barang siapa yang memiliki
kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar,
menempati lapisan atas.
c) Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan
dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran
semacam ini, banyak di jumpati pada masyarakat
tradisional.
d) Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai
ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang
menyebabkan terjadinya akibat akibat yang negatif.
Ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif, karena masih ada
ukuran ukuran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi
ukuran ukuran tersebut amat menentukan sebagai dasar
timbulnya sistem lapisan alam masyarakat tetentu. Pada
beberapa masyarakat tradisionaldi indonesia, golongan
pembuka tanahlah yang dianggap menduduki lapisan
tertinggi. Misalnya di jawa, kerabat dan keturunan
pembuka tanahlah yang dianggap masyarakat desa
sebagai kelas tertinggi.

C. Unsur Unsur Lapisan Masyarakat
Hal yang mewujudkan unsur dalm teori sosiologi tentang
sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan
peranan (role). Kedudukan dan peranan adalah unsur
unsur baku dalam sistem lapisan, mampunyai arti yang
penting bagi sistem sosial.
1) Kedudukan (status)
Kadang kadang di bedakan antara pengertian kedudukan
(status), dengan kedudukan sosial (status sosial).
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya
tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestisenya dan hak hak serta kewajiban
kewajibannya.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan tiga macam
kedudukan yaitu:
a) Ascribed Status, kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan - perbedaan
rohaniah dan kemampuan. Kedudukan itu di dapat karena
kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan
adalah bangsawan pula.
b) Achieved Status, kedudukan yang di capai oleh
seseorang dengan usaha usaha yang di sengaja.
Kedudukan ini tidak di peroleh atas dasar kelahiran.
Tetapi bersifat terbuka bagi siapa sajatergantung dari
kemampuan masing masing dalam mengejar serta
mencapai cita cita.
c) Assigned status, kedudukan suatu kelompok atau
golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi
kepada seseorang yang berjasa, yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebetuhan dan
kepentingan masyarakat.
2) Peranan (role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan
(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia
menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan
dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Keduanya, tak dapat dipisahkan, karena yang satu
tergantung dengan yang laindan sebaliknya. Tak ada
peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus
dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat
(yaitu social position) merupakan unsur statis yang
menunjukkan tempat individu pada organisasi
masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.

D. Lapisan Yang Di Sengaja
Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada
pokoknya di perlukan secara mutlak, agar organisasi dapat
bergera secara teratur untuk mencapai tujuan yang di
niatkan oleh para penciptanya. Tetapi sistem itu sendiri
pada hakikatnya mengandung benih benih yang dapat
merusak organisasi.
Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena
perbedaan perbedaan kebutuhan, kepentingan dan
kemampuan individual yang mencakup hal hal sebagai
berikut :
a) Perbedaan kemampuan individu. Kemampuan khusus
yang dimiliki seseorang dan diakiu oleh masyarakat
menyebabkan yang bersangkutan memilki kebutuhan
tertentu.
b) Perbedaan perbedaan yang menyangkut kesukaran
kesukaran untuk melakukan bermacam macam jenis
pekerjaan.
c) Perbedaan kepentingan masing masing pekerjaan.
Suatu dalam organisasi formal tergantung pula dari
kemampuan khusus untuk mengerjakan jenis jenis
pekerjaan yang penting.
d) Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat
sosial atau alat organisasi.
e) Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.
Pada sistem lapisan yang disengaja dibentuk terdapat
berbagai cara untuk menentukan atau menetapkan
kedudukan seseorang.

E. Mobilitas Sosial (Social Mobility)
a) Pengertian umum dan jenis jenis gerak sosial
Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak
dalam struktur sosial (sosial structure) yaitu pola pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu
dengan kelompoknya. Tipe tipe gerak sosial yang
prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang
horizontal atau vertikal. Gerak sosial horizontal merupakn
peralihan individu atau obyek obyek yang sederajat.
Gerak sosial vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan
individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke
kedudukan lainnya, yang tidak sederajat
b) Tujuan penelitian gerak sosial
Para sosiolog meneliti gerak sosial untuk mendapatkan
keterangan keterangan perihal keteraturan dan
keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai
perhatian yang khusus terhadap kesulitan kesulitan yang
secara relatif dialami oleh individu dan kelompok sosial
dalm mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh
masyarakat dan yang merupakan obyek dari suatu
persaingan.

F. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat
Manusia pada umumnya bercita cita agar ada perbedaan
kedudukan dan peranan dalam masyarakat. Akan tetapi
cita cita tersebut selalu akan tertubruk pada kenyataan
yang berlainan. Setiap mayarakat harus menempatkan
individu individu pada tempat tempat tertentu dalam
struktur sosial yang mendotong mereka untuk
melaksanakan kewajiban sebagai akibat penempatan
tersebut.
Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan
si individu, dan sesuai pula dengan kemampuan
kemapuannya dan seterusnya, maka persoalannya tak
akan terlalu sulit untuk dilaksanakan. Pentingnya
kedudukan dan peranan tidak selalu sama. Maka tak dapat
dihindarkanbahwa masyarakat harus menyediakan
beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai
pendorong agar individumau melaksanakan kewajiban
kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai