Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN
Tugas Kelompok

Dibuat untuk memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah PPKN



Disusun oleh :
Fuji Fitri Hastuti NIM: 111310086
Hetty Yoes E NIM: 111310095
Ika Dewi Juni S NIM: 111310100
Intan Pratiwi NIM: 111310106
Kardilah NIM: 111310117

Dosen Pengampu:
Erina Rulianti, SIP.,MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Ketahanan Nasional Dalam Perekonomian ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan.
Makalah ini dutulis dari data-data yang didapat dari beberapa sumber penulis yang
berkaitan dengan Ketahan Nasional. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing kami, rekan-rekan lainnya dalam pembuatan tugas
ini, dan juga tidak lupa orang tua yang selalu mendoakan.
Dengan membaca makalah ini agar kita bisa menambah wawasan kewarganegaraan
yang ditinjau dari Ketahanan Nasional, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini
masih jauh dalam sempurna, untuk itu saya perlu kritik dan saran dari dosen dan
rekan-rekan yang membaca tugas ini.




Penulis,







DAFTAR ISI



























BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya alam dan
jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi ajang
persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara
langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap
aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan
hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
sehingga berhasil mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan
gangguan dari manapun datangnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional?
2. Apa Macam Macam Ketahanan?
3. Apa pengaruh Kemiskinan & Pengangguran?


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Ketahanan Nasional

Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional
yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh
berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
Kesejahteraan adalah Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan adalah Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya
terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.




2.2 Falsafah Ketahanan Nasional

Falsafah dan ideology juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna
falsafah dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:

A. Alinea pertama menyebutkan: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak
segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Maknanya: Kemerdekaan adalah hak asasi manusia.
B. Alinea kedua menyebutkan: dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Maknanya: adanya masa depan yang
harus diraih (cita-cita).
C. Alinea ketiga menyebutkan: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.
Maknanya: bila Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan
bernegara harus mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.
D. Alinea keempat menyebutkan: Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan
social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan:
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh bagi seluruh rakyat Indonesia. Alinea ini mempertegas cita-cita yang
harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2.3 Macam Macam Ketahanan Nasional

1. Ketahanan umum adalah kemampuan dalam melakukan kerja dengan
melibatkan beberapa kelompok otot atau seluruh kelompok otot, sistem pusat
syaraf, neuromusculer, dan kardiorespirasi dalam jangka waktu yang lama.
2. Ketahanan khusus adalah ketahanan yang hanya melibatkan sekelompok otot
lokal Ketahanan umum melibatkan seluruh potensi organ dalam tubuh sebagai
dasar dari semua jenis ketahanan, sehingga diperlukan oleh semua cabang
olahraga sebagai dasar untuk mengembangkan ketahanan khusus.

Ditinjau dari lamanya kerja, ketahanan dibedakan menjadi:

1. Ketahanan jangka panjang : memerlukan waktu lebih dari 8 menit, sehingga
kebutuhan energi dipenuhi oleh sistem aerobik.
2. Ketahanan jangka menengah : memerlukan waktu antara 2 sampai 6 menit
sehingga kebutuhan energi dipenuhi oleh sistem anaerobik laktik dan aerobik.
3. Ketahanan jangka pendek : memerlukan waktu antara 45 detik sampai 2 menit
sehingga kebutuhan energi dipenuhi oleh sistem anaerobik alaktik.

Berdasarkan pada predominan sistem energi yang digunakan:
1. Ketahanan aerobik, yaitu kemampuan jantung dan sistem pernapasan dalam
mencukupi oksigen pada otot untuk membakar glycogen agar menjadi sumber
energi
2. Ketahanan anaerobik (laktik dan alaktik), yaitu proses pemenuhan kebutuhan
tenaga di dalam tubuh untuk membakar glycogen agar menjadi sumber tenaga
tanpa adanya bantuan oksigen dari luar.

Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang
mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI yang
dilandasi oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan
landasan visional Wawasan Nasional.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap
warga Negara Indonesia, yaitu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga setiap
warga Negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat
mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan
tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela
negara dan cinta tanah air. Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki
semangat perjuangan bangsa dan sadar serta peduli terhadap pengaruh yang
timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir
pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan
nasional Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional diperlukan suatu
kebijakan umum dari pengambil kebijakan yang disebut Politik.




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Ketahanan Dalam Aspek Ekonomi.

Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat,yang meliputi produksi,distribusi,serta konsumsi
barang dan jasa dandengan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian
bengsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi
serta segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan yang datang dari luar
maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin
kelangsungan hidup politik bangsa dan negara RI berdasarkan Pancasila dan
UUD1945.
Pembangunan ekonomi diarahkan pada mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim
usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,tersedianya
barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatnya daya
saing dalam lingkup perekonomian global.

3.2 Pengangguran dan Kemiskinan Di Indonesia

3.2.1 Pengangguran

Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu
tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti
mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti
mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih
banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:

Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang
yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya.

Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja
berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang
menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja. Definisi
pengangguran menurut Menakertrans Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja,
sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.




3.2.2 Jenis-Jenis Pengangguran :

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak
bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

a. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.

Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan
menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti : akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan dan pengguanaan
teknologi, akibat kebijakan pemerintah.
c. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang
muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian
musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan
atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).

3.2.3 Sebab-Sebab Terjadinya Pengganguran

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja Ketidak
seimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada
angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu
terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada
tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh
struktur Angkatan Kerja Indonesia.
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang dengan
jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan
kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke
daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

3.2.4 Dampak-Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian

Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu:

1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara

Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil
dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif
tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi
yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan
perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan
tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran
bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat
pun akan lebih rendah.
b. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari
sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar
dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
c. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang
sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk
melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

2. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan
Masyarakat

Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
a. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
b. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.

3. Dampak Pengangguran terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat dalam
kaitannya dengan kegiatan ekonomi adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat atau negara akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan (full employment).
Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga berakibat
tingkat kemakmuran Negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat menimbulkan
berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan, serta prospek
pembangunan di masa yang akan datang.
4. Adapun dampak penganggguran terhadap kegiatan ekonomi antara lain
sebagai berikut.
Kegiatan produksi terhambat, karena menurunnya output yang dihasilkan dan
kualitas dari output tersebut, sehingga dapat menurunkan pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita.
Kegiatan distribusi kurang lancar, karena apabila output yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan kualitasnya rendah, maka barang tersebut tidak laku di pasaran, baik
pasaran dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi
rendah.
Kegiatan konsumsi berkurang, karena barang yang diperlukan oleh konsumen tidak
terpenuhi oleh produsen. Apalagi bila produsen tidak mampu untuk memproduksi
suatu barang, maka akan terjadi kelaparan.
3.2.5 Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya
yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :

1. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
a. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
b. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan.
c. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan
(lowongan) kerja yang kosong, dan
d. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.

2. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-
cara sbb:
a. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,
terutama yang bersifat padat karya
b. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru
c. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
d. Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector
agraris dan sector formal lainnya
e. Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan
jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap
tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari
kalangan swasta.

3. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
a. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
b. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan
waktu ketika menunggu musim tertentu.

4. Cara mengatasi Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
a. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
b. Meningkatkan daya beli Masyarakat.


3.2.6 Kemiskinan

Difinisi Kemiskinan

Secara umum kemiskinan lazim didifinisikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menuju kehidupan yang lebih
bermartabat. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi
lingkungan.

Definisi beranjak dari pendekatan berbasis hak yang menyatakan bahwa masyarakat
miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga
kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam menjalani kehidupan yang bermartabat.

Hak-hak dasar yang diakui secara umum adalah terpenuhinya kebutuhan pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan dan lingkungan
hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hal-hal untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik baik perempuan maupun laki-laki.

Parameter yang lazim digunakan para analis dalam menetapkan jumlah kemiskinan
adalah lebih cenderung pada pendekatan pemenuhan kebutuhan pokok. Dari hal ini,
seseorang dikatakan miskin manakala dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya yakni
makanan, asupan kalorinya minimal 2.100 kkal/hari perkapita.

Selain dengan pendekatan asupan kalori, kemiskinan juga diukur dengan
menambahkan parameter pemenuhan kebutuhan pokok/ dasar non makanan yang
meliputi pendidikan, sandang dan hal-hal yang dikemukakan diatas.

Dari sini, dapat kita katakan bahwa dalam menentukan kemiskinan terdapat variabel
pokok yang tidak bisa dilupakan yakni yang terkenal dengan istilah gari kemiskinan
(GK). Garis kemiskinan ini terbagi menjadi dua yakni Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Adapun komponen dari
masing-masing indikator adalah GKM lebir berbasis pada pendekatan pemenuhan
asupan kalori sebesar 2.100 kkal/hari per kapita. Sedangkan komponen GKBM
adalah seperti pendidikan, kesehatan, dan papan.

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak
adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.

Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara
subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-
negara yang "miskin".

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara
kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat
berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di
bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak
negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.

Jenis-Jenis Kemiskinan Dan Definisinya

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis
kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan
relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis
kemiskinan disebut kemiskinan absolut

Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata
dari distribusi yang dimaksud.Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan
dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat
terpenuhi.

Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor
tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta
mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan

a. Tingkat dan laju pertumbuhan output
b. Tingkat upah neto
c. Distribusi pendapatan
d. Kesempatan kerja
e. Tingkat inflasi
f. Pajak dan subsidi
g. Investasi
h. Alokasi serta kualitas SDA
i. Ketersediaan fasilitas umum
j. Penggunaan teknologi
k. Tingkat dan jenis pendidikan
l. Kondisi fisik dan alam
m. Politik
n. Bencana alam
o. Peperangan

Kebijakan Anti kemiskinan

Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu
strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :

a. pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
b. Pemerintahan yang baik (good governance)
c. Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang
sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :

a. Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
pedesaan
b. Intervensi jangka menengah dan panjang meliputi: Pembangunan sektor swasta,
Kerjasama regional, APBN dan administrasi, Desentralisasi, Pendidikan dan
Kesehatan Penyediaan air bersih.

Program Penanggulangan Kemiskinan.

Beberapa program yang tengah digalakkan oleh pemerintah dalam menanggulangi
kemiskinan antara lain dengan memfokuskan arah pembangunan pada tahun 2008
pada pengentasan kemiskinan. Fokus program tersebut meliputi 5 hal antara lain:
1. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok;
2. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin;
3. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis
masyarakat;
4. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar;
5. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat
miskin.

Dari 5 fokus program pemerintah tersebut, diharapkan jumlah rakyat miskin yang
ada dapat tertanggulangi sedikit demi sedikit. Beberapa langkah teknis yang
digalakkan pemerintah terkait 5 program tersebut antara lain:
a. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini 9,9
bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk
memenuhi kebutuhan pokok terutama selain beras.
Program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain:
Penyediaan cadangan beras pemerintah sebanyak 1 juta ton.
Stabilitasasi/kepastian harga komuditas primer.
b. Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Beberapa
program yang berkenan dengan fokus ini antara lain:
Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skalar usaha mikro
dengan pola bagi hasil/syariah dan kovensional.
Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga
keuangan Mikro (LKM)/ Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Pelatihan Budaya, motivasi usaha dan teknis menejemen usaha Mikro.
Pembinaan sentra-sentra produksi didaerah terisolir dan tertinggal.
Fasilitas sarana dan prasarana usaha mikro.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
Pengembanagan usaha perikanan tangkap skala kecil.
Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan
pemberdayaan dan ketahan keluarga.
Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah.
Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis
kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
c. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis
masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan
optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan
serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha
bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga antara
lain :
Program Nasional Pembedaya Masyarakat (PNPM) didaerah perdesaan
dan perkotaan.
Program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah.
Program pembangunan daerah tertinggal dan khusus.
Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis
masyarakat.
d. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus
program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi
kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program
yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan
dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA)
Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi
Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma
di kelas III rumah sakit
e. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari
kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi.
Program teknis yang di buat oleh pemerintah seperti :
Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG)
dan anak.
Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil,
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan
korban bencana sosial.
Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM)
yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi
dan pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan anak usia
sekolah di SD/MI dan SMP/MTs; dan penyempurnaan pelaksanaan
pemberian bantuan sosial kepada keluarga miskin/RTSM) melalui
perluasan Program Keluarga Harapan (PKH).
Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang
memenuhi persyaratan).
Dari data di atas kiranya kita patut optimis bahwa perhatian pemerintah terhadap
kesejahteraan rakyatnya, yang ditandai oleh besarnya porsi penyaluran kredit
terhadap sektor UMKM menunjukkan peningkatan. Dengan kondisi demikian,
lambat laun permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat tertanggulangi sedikit demi
sedikit. Tentu saja hal ini harus di barengi dengan komitmen segenap komponen
bangsa terlebih bagi pemerintah untuk meningkatkan porsi anggaran APBN untuk
program pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, dengan gambaran diatas, kita juga patut optimis bahwa dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang ada, juga dibarengi dengan pergeseran pemerataan hasil
pembangunan yang di tahun-tahun lalu menunjukkan jurang ketidakadilan yang luar
biasa.
Permasalahan Pemberdayaan UMKM

Beberapa permasalahan yang tengah di hadapi oleh sektor UMKM dewasa ini antara
lain:
1. Perlunya perluasan jaringan kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak
lain terkait untuk mengoptimalkan serta mensinergikan berbagai upaya
penanggulangan kemiskinan, baik di dalam maupun di luar negeri.
2. Perlunya peningkatan upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) melalui intensifikasi dan perluasan penyaluran kredit
dari lembaga perbankan/keuangan kepada UMKM secara sistemik dan
berkelanjutan. Terkait dengan hal ini, diprioritaskan untuk membuka akses
lembaga perbankan dan keuangan untuk pengembangan UMKM,
menyederhanakan prosedur dan persyaratan dan penjaminan usaha/kredit
khususnya yang diberikan oleh pemerintah daerah.
3. Peningkatan intensitas upaya pemberdayaan, pelatihan, dan pengembangan
Konsultan Keuangan/Pendamping UMKM Mitra Bank (KKMB) guna
meningkatkan ketersediaan tenaga pendamping usaha mikro. Terkait dengan
hal ini, diperlukan upaya penyusunan panduan dan kebijakan untuk
menentukan kedudukan serta penghargaan terhadap jasa profesional KKMB
oleh Bank Indonesia sebagai lembaga pembina.
4. Penguatan peran Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam sistem perbankan
nasional terutama untuk memperluas penyaluran kredit terutama untuk
segmen usaha mikro dan kecil. Dalam hal ini perlu diprioritaskan untuk
menyiapkan landasan regulasi berupa Undang-Undang tentang LKM.
5. Peranan Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM mengalami
perubahan paradigma, namun bukan berarti kebijakan dan strategi untuk
mendukung UMKM menjadi berkurang tetapi disesuaikan dengan
perundangan baru yang berlaku. Oleh karenanya, kebijakan Bank Indonesia
dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM adalah dalam rangka untuk
mendorong peningkatan fungsi intermediasi perbankan serta untuk
mendukung sistem perbankan yang sehat.
6. Inovasi produk layanan kredit/keuangan mikro harus terus dikembangkan
oleh perbankan sehingga mampu menjembatani kesenjangan antara aspek
kehati-hatian (prudential) dan aspek potensi UMKM (yang masih belum
bankable).
7. Perlunya penyediaan sumberdaya manusia pengelola Satgas Daerah KKMB
dalam bentuk staf Unit Bantuan Teknis (UBT) jumlah cukup, memiliki
kompetensi, kapabilitas yang memadai, dan bekerja secara full time untuk
menggerakkan dan mempercepat operasionalisasi Satgas Daerah KKMB.
8. Perlunya peningkatan intensitas forum-forum komunikasi diantara Bank,
KKMB, Usahawan, dan stakeholder terkait lainnya sebagai media untuk
menyamakan persepsi terkait dengan implementasi penyaluran kredit untuk
UMKM, terutama kredit usaha mikro.
9. Perlunya peningkatan optimalitas pemanfaatan dana-dana BUMN (melalui
Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) untuk membiayai
pengembangan dan pemberdayaan UMKM terutama melalui pembiayaan
usaha mikro di daerah.
Program Pemberdayaan UMKM
Dari beberapa permasalahan perberdayaan UMKM di atas, pemerintah tengah
menggalakkan program bagaimana sektor UMKM bisa bergerak. Di antaranya
adalah dengan mengupayakan pemberian pembiayaan lunak pada sektor ini. Program
yang berkaitan dengan ini adalah seperti program penjaminan dan penyaluran Kridit
Usaha Rakyat (KUR).
Dari beberapa permasalahan perberdayaan UMKM di atas, pemerintah tengah
menggalakkan program bagaimana sektor UMKM bisa bergerak. Di antaranya
adalah dengan mengupayakan pemberian pembiayaan lunak pada sektor ini. Program
yang berkaitan dengan ini adalah seperti program penjaminan dan penyaluran Kridit
Usaha Rakyat (KUR).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meyakini bahwa pengembangan koperasi dan
usaha kecil mikro dan menengah merupakan cara yang paling tepat dan cepat untuk
mengatasi kemiskinan dan pengangguran serta untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Sebab, program penyaluran kredit ke koperasi dan UMKM dengan pola
penjaminan akan menyelesaikan masalah selama ini, yaitu sulitnya sektor koperasi
dan UMKM mendapat kredit dari perbankan.
Realisasi kredit usaha rakyat atau KUR sejak diluncurkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 5 November 2007 terus menunjukkan peningkatan. Bahkan hingga
akhir Maret 2008 kredit itu sudah mencapai Rp 3,276 triliun dengan jumlah debitor
187.860 pengusaha mikro dan kecil.
Menurut Presiden SBY dalam sebuah kesempatan, tahun lalu tercatat 48 juta unit
UMKM dengan anggota 85 juta pelaku usaha. Adapun jumlah koperasi pada waktu
itu tercatat 140.000 unit dengan jumlah anggota 28 juta orang. Presiden menyatakan :
Jika koperasi dan UMKM ini tumbuh, maka pendapatan atas orang per orang dari
koperasi dan UMKM juga akan terus meningkat sehingga taraf hidup rakyat pun
akan meningkat. Ini akan mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran di
masyarakat, selain juga menambah kesejahteraan rakyat,
Dirut Bank Rakyat Indonesia Sofyan Basir menyatakan, program ini akan
memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi para pelaku koperasi dan
UMKM. Menurut Sofyan Basir : Selama ini mereka itu sebenarnya sudah feasible,
akan tetapi belum bankable. Sebab itu, kredit bagi sektor kecil ini ditujukan pada
sektor ekonomi produktif dengan suku bunga kredit maksimum 16 persen dan jumlah
plafon kredit maksimum Rp 500 juta per debitor,
Dari program ini (KUR), diharapkan sector UMKM dapat tumbuh dan berkembang
dalam menyokong perekonomian bangsa. Selain itu, melalui program ini juga,
pemerintah menargetkan sector UMKM dapat tumbuh sebesar 650.000 unit UMKM.
Selain program KUR, pemerintah juga menyiapkan program dalam pengentasan
kemiskinan di Indonesia. Tentu saja program ini juga akan bersinergi dengan
program pemberdayaan sector UMKM. Program ini dinamakan dengan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau yang lebih di kenal dengan singkatan
PNPM.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang diresmikan oleh Presiden SBY
pada Februari 2007 ini diharapkan dapat menjangkau 31,92 juta penduduk miskin di
Indonesia atau sekitar 7,96 juta keluarga miskin. Pada tahun 2007 program PNPM ini
ditujukan bagi 2.891 kecamatan yang terdiri dari 2.057 kecamatan dalam PNPM
Pedesaan dan 834 kecamatan dalam PNPM Perkotaan yang tersebar di 33 Provinsi.
Setiap kecamatan akan mendapatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
antara Rp 500 juta dan Rp 1,5 miliar per tahun yang disesuaikan dengan jumlah
penduduk miskin di tiap kecamatan.
Melalui program ini, sebanyak 31,92 juta penduduk miskin diharapkan dapat
tertanggulangi. PNPM Pedesaan akan menjangkau 21,92 penduduk miskin,
sedangkan PNPM Perkotaan mencakup sekitar 10 juta penduduk miskin. Adapun
lapangan kerja baru yang tercipta adalah 12,5-14,4 juta per tahun dengan asumsi di
setiap kecamatan pada Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) ada 8-20 desa yang berpartisipasi
dengan asumsi setiap desa rata-rata menciptakan sekitar 250 lapangan kerja baru per
tahun.
Jumlah dana PNPM untuk tahun 2007 diperkirakan Rp 4,43 triliun yang terbagi atas
PNPM Pedesaan Rp 2,48 triliun dan PNPM Perkotaan Rp 1,95 triliun. Dari dana Rp
4,43 triliun, sebesar 3,62 triliun dari APBN 2007 dan sekitar Rp 813 miliar
merupakan kontribusi APBD pemerintah daerah melalui mekanisme cost sharing.
Penutup
Kemiskinan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pola pembangunan yang
dicanangkan oleh pemerintah. Ia akan hadir dengan kuantitas yang luar biasa
besarnya seiring dengan tidak meratanya pembangunan. Kemiskinan juga tidak lagi
dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi tetapi juga kegagalan dalam
memenuhi hak/kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan dan sarana aktualisasi
diri.

Dua variabel pokok yang sangat menentukan dalam menentukan besar kecilnya
jumlah kemiskinan atau yang lazim dikenal dengan Garis Kemiskinan (GK) adalah
Garis kemiskinan Makanan (GKM) yang berbasis pada pendekatan pemenuhan
asupan kalori sebesar 2.100 kkal/hari per kapita dan Garis Kemiskinan Bukan
Makanan (GKBM) yang berbasis pada pemenuhan hak pokok seperti pendidikan dan
kesehatan.

Sector UMKM yang telah teruji dalam sejarah Indonesia dimasa krisis ekonomi
1997, dewasa ini makin menampakkan peran vitalnya dalam mengembangkan
perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, adalah wajar manakala pemerintah
menyadari peran vital tersebut yang ditandai dengan regulasi kebijakan yang berbasis
rakyat yang dalam hal ini bersinergi dengan sector UMKM.

Dari hal tersebut, ditujuklah sector UMKM sebagai instrument yang kompetitif
dalam menanggulangi kemiskinan. Beberapa kebijakan yang menyangkut
pemberdayaan sector UMKM ini seperti pengguliran program KUR dan PNPM.
Melalui dua program tersebut, beberapa persoalan yang menghadang UMKM selama
ini seperti minimnya akses perkreditan dan pola pendampingan usaha, sedikit demi
sedikit dapat teratasi.

Kesimpulan

Ketahanan Nasional adalah benar dapat dikatakan sebagai Ilmu pengetahuan karena
memuat persyaratan yang diperluakan sebagai suatu ilmu pengetahuan. Yaitu
memiliki objek studi yang dapat juga dikatakan sebagai bagian dari ontologi, metode
yang digunakan melibatkan banyak disiplin ilmu (multi disiplin).

Pengangguran di Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatnkan, banyak sekali
terdapat pengangguran di mana-mana. Penyebab pengangguran di ndonesia ialah
terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan
lapangan pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat
pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah
jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut. Untuk mengatasi masalah
pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program untuk menampung para
pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya kita secara
pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya kita agar tidak
menjadi seornag pengangguran dan menjadi beban pemerintah.

Dengan besarnya tingkat pengangguran tersebut maka semakin besar pula tigkat
kemiskinan di Indonesia. Indonesia yang sekarang tentu saja sangat berbeda dari
Indonesia satu dekade yang lalu. Maka bukan hal yang mengejutkan apabila strategi-
strategi pengentasan kemiskinan telah berubah seiring dengan perubahan yang telah
dialami oleh Indonesia oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul
Pengentasan Kemiskinan dan penulis sangat berharap bahwa kajian kemiskinan ini
dapat menjadi sumbangan berarti dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kemiskinan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pola pembangunan yang
dicanangkan oleh pemerintah. Ia akan hadir dengan kuantitas yang luar biasa
besarnya seiring dengan tidak meratanya pembangunan. Kemiskinan juga tidak lagi
dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi tetapi juga kegagalan dalam
memenuhi hak/kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan dan sarana aktualisasi
diri.

Dua variabel pokok yang sangat menentukan dalam menentukan besar kecilnya
jumlah kemiskinan atau yang lazim dikenal dengan Garis Kemiskinan (GK) adalah
Garis kemiskinan Makanan (GKM) yang berbasis pada pendekatan pemenuhan
asupan kalori sebesar 2.100 kkal/hari per kapita dan Garis Kemiskinan Bukan
Makanan (GKBM) yang berbasis pada pemenuhan hak pokok seperti pendidikan dan
kesehatan.

Sector UMKM yang telah teruji dalam sejarah Indonesia dimasa krisis ekonomi
1997, dewasa ini makin menampakkan peran vitalnya dalam mengembangkan
perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, adalah wajar manakala pemerintah
menyadari peran vital tersebut yang ditandai dengan regulasi kebijakan yang berbasis
rakyat yang dalam hal ini bersinergi dengan sector UMKM.

Dari hal tersebut, ditujuklah sector UMKM sebagai instrument yang kompetitif
dalam menanggulangi kemiskinan. Beberapa kebijakan yang menyangkut
pemberdayaan sector UMKM ini seperti pengguliran program KUR dan PNPM.
Melalui dua program tersebut, beberapa persoalan yang menghadang UMKM selama
ini seperti minimnya akses perkreditan dan pola pendampingan usaha, sedikit demi
sedikit dapat teratasi.
Saran

Kita sebagai orang Indonesia harus maju dan harus berpendidikan agar mengurangi
Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia ini. Karena sudah banyak sekali
Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia ini. Perusahaan-Perusahaan di Indonesia
ini kebanyakan di Pimpin oleh Warga Negara Asing, untuk itu kita harus menjunjung
tinggi Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai