Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan masyarakat
yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Kemajuan suatu bangsa hanya
dapat dicapai melalui pelaksanaan pendidikan yang baik. Pelaksanaan
pendidikan yang baik akan meningkatkan harkat dan martabat manusia
Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut pendidikan harus adaptif terhadap
perubahan zaman.
Pembelajaran yang diterapkan pada TK/RA sekarang ini sering kurang
memotivasi belajar siswa, bahkan sering menurunkan kreatifitas siswa dengan
buku paket yang kurang variatif dan metode ceramah yang tidak menunjang,
sehingga siswa merasa jenuh dan tidak bisa memahami isi pelajaran secara
maksimal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di TK/RA
ialah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai
denagn tujuan (kompetensi), materi, dan karakteristik siswa dan dapat
memberikan motivasi, balajar bagi siswa, sehingga berdampak positif pada
prestasi belajar.
Banyak guru masih berpendapat bahwa dialah penguasa tunggal dalam
kelas, sehingga semua perintah, perbuatan, tindakannya harus dipatuhi dan
2

diikuti oleh siswa. Dengan kata lain guru berpegang teguh pada pendiriannya
bila dia adalah satu satunya sumber belajar yang digunakan oleh siswa
(Dipdiknas, 2002: 1).
Dalam konteks pembaharuan pendidikan yang perlu disoroti yaitu
peningkatan kualitas pembelajaran. Indikator pembelajaran yang berkualitas
jika aktifitas belajar menyenangkan dan menggairahkan. Ada kecenderungan
dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya, bukan mengetahuinya dari informasi.
Pembelajaran berorentasi pada target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek. Tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang,
itulah yang terjadi di sekolah sekolah saat ini.
Anak dikondisikan mengenal dan mengetahui, sehari hari diisi
dengan ceramah, sementara siswa dipaksa menerima dan menghafal. Siswa
menjadi pasif dan tidak memiliki rasa keingintahuan yang besar terhadap
pelajaran akhirnya menjadi apatis sehingga kelas menjadi tidak produktif
akibatnya pemahaman belajar dan kemampuan praktek siswa dalam
melakukan keigiatan menjadi rendah.
Melalui landasan filosofis konstruktivisme. Contextual Teaching and
Learning (CTL) dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru.
Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang menuntut
3

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong untuk menerapkan dalam kehidupan sehari hari (
Nurhadi, 2002: 5). Proses pembelajarannya berlangsung alamiah bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari guru
ke siswa.
Beberapa alasan mengapa pembelajaran kontekstual sekarang ini
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
(1) Penerapan kontekstual budaya dalam mengembangkan silabus
penyusunan pedoman guru, dan buku teks akan mendorong sebagian
besar siswa untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan.
(2) Penerapan konteks sosial dalam mengembangkan silabus penyusunan
buku pedoman dan buku teks yang dapat meningkatkan kekuatan
masyarakat memungkinkan banyak anggota masyarakat untuk
mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan masyarakat.
(3) Penerapan konteks personal yang dapat meningkatkan ketrampilan
komunikasi akan membantu siswa lebih banyak untuk secara penuh
terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat.
(4) Penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan sosial.
(5) Penerapan konteks politik dapat meningkatkan pemahaman tentang
berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat (
Abdurohman Bintoro, 2007: 73 ).
4

Penerapan pembelajaran kontekstual bermula dari pandangan ahli
pendidikan dari paham klasik progresivme John Dewey yang pada tahun 1916
mengajukan teori kurikulum dan metodologi pengajaran yang berhubungan
dengan pengalaman siswa. Intinya siswa akan belajar dengan baik apabila apa
yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui, serta
proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di
sekolah (Nurhadi, 2002: 5).
Selain teori progresivisme, teori kognitif melatar belakangi pula
filosofi pembelajaran kontekstual. Siswa akan belajar dengan baik apabila
mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan
untuk menemukan sendiri. Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh
pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta fakta yang harus di
hafal. Kelas masih berfokus pada guru. Sebagai sumber utama pengetahuan,
kemudian ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar. Untuk itu
diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa.
Berpijak pada pandangan inilah CTL sebagai alternatif strategi yang
baru. Siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal (Zahorik,
1995). Pembelajaran yang berorentasi pada target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan
jangka panjang. Itulah yang terjadi pada RA Ainul Huda Juwet .
Atas dasar pandangan teoritis dan pengembangan permasalah yang
dihadapi dalam pengajaran di atas, peneliti sebagai guru kelas A merasa perlu
5

melakukan penelitian tindakan untuk meingkatkan kemampuan Praktek Slolat
melalui pembelajaran Contektual Teaching Learning (CTL) tahun 2010/2011

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah yang terjadi di kelas adalah sebagai berikut:
1. Unsur siswa (kemampuan memahami praktek sholat) masih rendah
disebabkan beberapa hal:
- Tidak memperhatikan penjelasan guru
- Santai dalam belajar, penalaran siswa rendah
- Tidak mau bertanya dan tidak antusias menjawab pertanyaan
- Mengerjakan soal asal asalan / tidak bergairah, bahkan tidak
mengerjakan tugas dan tidak mengumpulkan tugas
- Rendahnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Unsur Guru
Penggunaan metode ceramah tunggal / konvensional yang monoton terlalu
sering dilakukan.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup permasalahan, maka penelitian ini dibatasi
pada:
1. Penelitian dibatasi pada siswa RA Ainul Huda Juwet
2. Penelitian difokuskan pada kemampuan memahami praktek shalat
melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual.
6

3. Pembelajaran dengan Penerapan Pembelajaran Kontekstual

D. Rumusan Masalah
Bagaimana peningkatan kemampuan memahami praktek shakat
dengan pembelajaran kontekstual siswa Kelas A RA Ainul Huda Juwet ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui kemampuan
memahami praktek shakat dengan pembelajaran kontekstual siswa Kelas A
RA Ainul Huda Juwet.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitin inidiharapkan dapat dijadikan alternatif bagi:
1. Siswa sebagai bekal untuk:
a. Lebih aktif dan kreatif terlibat langsung dalam memecahkan masalah
pembelajaran yang dialami
b. Lebih termotivasi dalam belajar.
c. Lebih memahami dalam kegiatan pembelajaran secara mandiri
misalnya dengan melakukan paktek
2. Guru sebagai bahan pertimbangan untuk:
a. Meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan tugas mengajar
dengan menumbuh kembangkan kemampuan praktik siswa serta
melibatkan secara utuh dan menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran.
7

b. Menambah cakrawala mengenai tindakan pembelajaran untuk
mengatasi rendahnya praktek jual beli dan penguasaan konsepnya.
c. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan
pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan dalam peribadatan
sehari hari.
d. Mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien bagi penyampaian materi pembelajaran.
3. Peneliti:
a. Menambah wawasan peneliti tentang hal hal yang berkaitan dengan
pembelajaran.
b. Sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih
praktis dan komprehensif.

G. Sistematika Penelitian
Dalam PTK ini terdiri 5 bab yang saling keterkaitan antara bab satu
dengan yang lainnya, adapun isi dari masing-masing bab adalah sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hepotesa, metode
penelitian dan sistematika penulisan laporan
Bab II landasan teori. Pada bab ini dijelaskan tentang penelitian
tindakan kelas, teori yang berkaitan dengan belajar aktif.
8

Bab III Metode penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang obyek
penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data
Bab IV Hasil Penelitian, pada bab ini dijelaskan setting penelitian,
proses analisis data
Bab V penutup. Yang teridir dari kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai