Anda di halaman 1dari 3

SHOLAT KUSUF (GERHANA)

Secara Bahasa, kusuf artinya berubah menjadi hitam (gelap).


Dari Aisyah RA yang mana ia marfukan :

.
Sesungguhnya, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun, kedua
peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang dengan keduanya Allah hendak mempertakuti
hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu, apabila kalian melihat gerhana, maka berdzikirlah kepada Allah hingga
matahari atau bulan tersebut terang kembali. (HR. Muslim)

.
Sesungguhnya, gerhana matahari dan bulan merupakan dua tanda kebesaran Allah. Kedua peristiwa itu tidak
terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Oleh sebab itu, apabila kelian melihatnya maka bersegeralah
melakukan shalat. (HR. Bukhori Muslim)
Ketika terjadi situasi seperti itu, maka beliau SAW memerintahkan mereka agar membebaskan budak, bersedekah,
mengerjakan shalat, serta bertaubat.
Hikmah dibalik gerhana
Terjadinya gerhana memiliki hikmah yang sangat besar, diantaranya adalah tujuh hikmah. Ibnu Al-Mulaqqin
Rahimahullah berkata, Al-Muhib At-Thabari dalam kitab Ahkam menukilkan dari beberapa ulama dalam
peristiwa gerhana terdapat tujuh manfaat :
1. Adanya fenomena perubahan pada matahari dan bulan, yg keduanya merupakan dua ciptaan Allah yang agung.
2. Perubahan keduanya menandakan adanya perubahan kondisi yang terjadi sesudahnya.
3. Mengusik dan menyadarkan hati yang tengah tertidur dalam kelalaian.
4. Agar manusia dapat melihat contoh-contoh peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat. Allah SWT berfirman,
Dan apabila bulan telah hilang cahayanya.dan matahari dan bulan dikumpulkan. (Al-Qiyamah [75]:8-9)
5. Bahwa keduanya berada dalam kondisi sempurna, kemudian mengalami gerhana, lalu mereda dan selanjutnya
kembali kepada keadaannya semula. Hal tersebut merupakan bentuk peringatan agar manusia takut terhadap
makar serta mengharapkan ampunan.
6. Pemberitahuan bahwa terkadang suatu musibah itu menimpa orang yang tak berdosa guna memperingatkan
orang-orang yang berdosa.
7. Manusia telah melalaikan shalat-shalat fardhu, sehingga mereka melakukan shalat tersebut tanpa rasa cemas dan
khawatir. Lalu didatangkanlah tanda ini sebagai sebab untuk melaksanakan shalat (gerhana) agar sholat tersebut
dilakukan dengan penuh kecemasan dan kekhawatiran. Dan barangkali saja meninggalkan shalat-shalat fardhu
tersebut telah menjadi kebiasaan mereka.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan, Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum shalat tersebut adalah
sunnah muakad.
Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa apabila ada angin bertiup kencang maka Nabi SAW berdoa :

.
Ya Allah aku memohon kepada-Mu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang ada di dalamnya dan kebaikan
tujuan angin dihembuskan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan apa yang ada di
dalamnya dan kejahatan tujuan angin dihembuskan. (HR. Muslim)
Seruan, Ash-Shalatu Jamiah
Panggilan ini berdasarkan hadits Abdullah bin Amr RA yang berkata,Tatkala terjadi gerhana matahari pada masa
Nabi SAW, maka diserukan Innash shalaata jamiah. (HR. Bukhori Muslim)
Tidak ada adzan dan iqamah dalam shalat gerhana
mengeraskan bacaaan
Dalilnya adala hadits Aisyah RA, ia berkata, Nabi SAW mengeraskan bacaannya dalam shalat gerhana. Apabila
beliau telah selesai dari bacaannya, beliau bertakbir kemudian rukuk. Ketika beliau telah bangun dari rukuknya,

beliau membaca : samiallahu liman hamidah Rabbana wa-lakal hamdu, kemudian beliau kembali mengulangi
bacaan. Dalam shalat kusuf tersebut ada empat rukuk dan empat sujud dalam dua rakaat. (HR.Bukhori Muslim)
Melaksanakan shalat gerhana secara berjamah di masjid
Hal ini berdasarkan hadits Aisyah RA, Kemudian pada suatu pagi Rasulullah mengendarai kendaraan, lalu
terjadilah gerhana matahari. Maka, beliau pun pulang pada waktu Dhuha. Beliau lewat di antara kamar-kamar, lalu
berdiri dan shalat, sementara orang-orang berdiri di belakang beliau. Dalam lafaz Muslim disebutkan,
Rasulullah SAW pun keluar menuju masjid, lalu berdiri dan bertakbir, sementara orang-oranng berbaris di
belakang beliau.
Shaf wanita di belakang laki-laki
Wanita boleh ikut dalam shalat gerhana sebab Aisyah dan Asma RA juga pernah ikut shalat bersama Rasulullah
SAW dalam shalat gerhana.
Diriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar RA bahwa ia berkata, Aku mendatangi Aisyah RA, istri Nabi SAW,
ketika terjadi gerhana matahari. Ternyata, semua orang sedang berdiri shalat dan Aisyah juga berduru shalat.
Kemudian saya berkata, Apa gerangan yang terjadi pada orang-orang itu? Aisyah memberikan isyarat dengan
tangannya kea rah langit seraya mengucapkan Subhanallah. Lalu aku berkata, Aapakah itu tanda kebesaran-
Nya? Ia memberikan isyarat yang artinya benar. Asma berkata, Kemudian aku pun berdiri (shalat) hingga
suasana kembali terang, lalu aku percikkan air di atas kepalaku. (HR. Bukhori Muslim)
Memanjangkan shalat gerhana sesuai dengan kemampuan makmum
Hal ini berdasarkan hadits Asma RA, Selanjutnya, Rasulullah SAW melakukan shalat dengan memanjangkan
waktu berdiri hingga matahari kembali terang. Kemudian, aku pun mengambil bejana air yang ada di sampingku
dan memercikkan air tersebut di atas kepalaku dan wajahku. (HR. Bukhori Muslim)
Selain itu, disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas RA, Nabi SAW melakukan shalat dengan waktu berdiri yang
sangat lama (pada rakaat pertama), yakni sepanjang bacaan surat Al-Baqarah. Kemudian beliau rukuk sangat
lama, lalu bangun dan kembali berdiri sangat lama, akan tetapi agak pendek dari waktu berdiri pertama. Kemudian,
beliau kembali rukuk sangat lama, akan tetapi agak pendek dari rukuk yang pertama. (HR. Bukhori Muslim)
Jadi, menurut sunnah, memanjangkan shalat gerhana itu tidak memberatkan manusia. Dalam hadits Jabir RA
disebutkan, Kemudian Rasulullah SAW shalat bersama para sahabat dengan memanjangkan waktu berdiri hingga
membuat mereka duduk tersungkur. (HR. Muslim)
Bersegera untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, membebaskan budak, bersedekah, shalat, serta memohon
pertolongan dari adzab kubur.
Hadits Aisyah RA :

.
Apabila kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah. (HR. Bukhori)
Dalam lafazh lain disebutkan:

.
Apabila kalian melihat gerhana itu, maka bersegeralah melakukan shalat. (HR. Bukhori Muslim)
Hadits Abu Musa RA :

.
Apabila kalian melihat sesuatu dari tanda tersebut, bersegeralah kalian untuk berdzikir kepada Allah, berdoa,
serta beristighfar kepada-Nya. (HR. Bukhori)

Cara mengerjakan sholat gerhana seperti sholat sunnat biasa, 2 rakaat, berjamaah, suara
imam jahar, bedanya hanya pada bacaan yang panjang, ruku, itidal dan sujud yang
panjang (Muttafaqun Alaih).

Anda mungkin juga menyukai