Anda di halaman 1dari 2

Wudu atau Wudlu?

Oleh: Zulfan Lubis



Islam adalah agama yang banyak dianut oleh penduduk Indonesia. Sebagai agama
mayoritas penduduk di Republik ini, Islam memberikan pengaruh yang besar dari masa awal
kedatangannya ke Nusantara. Pengaruh Islam berlanjut sampai pada masa perjuangan
kemerdekaan, bahkan sampai kini masih juga dirasakan pengaruhnya pada bangsa dan negara
Indonesia. Pengaruh tersebut bukan hanya pada sisi kehidupan beragama, namun Islam juga
telah berhasil mempengaruhi bahasa Indonesia. Islam yang identik dengan bahasa Arab telah
mempengaruhi kosa kata bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena bangsa Arab merupakan
penyebar agama Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Maka sudah pasti terjadi asimilasi antara
bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia. Ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya kosa kata
bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi bangsa Arab juga memiliki fungsi sebagai
bahasa dalam peribadahan agama Islam. Sehingga dalam segala aktivitas ibadahnya seorang
muslim selalu mengggunakan bahasa Arab. Bukan hanya dalam aktivitas ibadah tersebut, bahkan
tempat melakukan ibadah tersebut juga menggunakan istilah bahasa Arab. Contohnya, masjid
dan musala yang merupakan tempat untuk melaksanakan salat. Namun ada kata bahasa Arab
yang sudah diserap bahasa Indonesia yang menarik perhatian untuk dikaji dan dianalisis. Kata
tersebut adalah kata wudu yang berarti menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh
muka, tangan, kepala dan kaki, demikian definisi yang didapati di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Menarik untuk dianalisis karena kata ini memiliki beragam bentuk penulisan dan bentuk
pamakaian. Jika kita memasuki beberapa masjid di berbagai daerah, kata ini dituliskan dalam
bentuk wudlu, wudhuk, wudu, wudhu dan wuduk. Bentuk-bentuk penulisan tersebut
khususnya dapat dijumpai di depan pintu kamar mandi di setiap masjid yang sekaligus menjadi
tempat wudu. Maka timbul kebingungan di benak para pembaca tulisan tersebut, mana
sebenarnya yang benar dan tepat. Karena lain masjid lain pula tulisannya. Untuk mencari
kebenaran bentuk tulisan tersebut disarankan untuk merujuk kepada Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata tersebut dituliskan ke dalam
bentuk wudu yang dikategorikan sebagai verba atau kata kerja.
Selanjutnya, dari sisi pemakaian kata wudu. Kata ini kerap kali dipakai dalam kalimat
interogatif, imperatif dan deklaratif yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
dalam kalimat interogatif kamu sudah ambil wudu?. Di dalam kalimat imperatif seperti ambil
wudu sana!. Terakhir adalah bentuk deklaratif seperti aku sudah ambil wudu ya!. Jika
diperhatikan dengan teliti kata wudu di dalam ketiga bentuk kalimat tersebut selalu didahului
oleh kata ambil. Kata ambil di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikategorikan
sebagai verba atau kata kerja yang memiliki arti dasar pegang lalu dibawa, diangkat, dan
sebagainya. Pemakaian kata wudu yang didahului oleh kata ambil di atas adalah pemakaian
yang kurang tepat. Sebab wudu adalah verba yang berdasarkan bentuknya tergolong kepada
verba asal yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks sintaksis. Logikanya
adalah kalau afiks saja tidak boleh, bagaimana bisa sebuah verba didahului oleh sebuah verba
pula.
Dengan mendahulukan kata ambil memberikan kesan bahwa wudu adalah sebuah
nomina atau kata benda. Karena ambil adalah verba transitif yang membutuhkan nomina
sebagai objek dalam kalimat aktif. Satu hal lagi jika wudu selalu didahului ambil maka
wudu tersebut dapat diwakilkan atau diambilkan atau dengan kata lain wudu juga dapat
dititipkan pengambilannya jika seseorang malas untuk mengambilnya. Oleh karena itu untuk
pemakaian kata wudu tidak memerlukan kata ambil. Untuk interogatifnya cukup dengan
mengatakan kamu sudah wudu? Untuk imperatifnya dengan mengatakan wudu sana! Terakhir
untuk deklaratifnya dengan mengatakan aku sudah wudu ya!

Anda mungkin juga menyukai