Islam adalah agama yang banyak dianut oleh penduduk Indonesia. Sebagai agama mayoritas penduduk di Republik ini, Islam memberikan pengaruh yang besar dari masa awal kedatangannya ke Nusantara. Pengaruh Islam berlanjut sampai pada masa perjuangan kemerdekaan, bahkan sampai kini masih juga dirasakan pengaruhnya pada bangsa dan negara Indonesia. Pengaruh tersebut bukan hanya pada sisi kehidupan beragama, namun Islam juga telah berhasil mempengaruhi bahasa Indonesia. Islam yang identik dengan bahasa Arab telah mempengaruhi kosa kata bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena bangsa Arab merupakan penyebar agama Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Maka sudah pasti terjadi asimilasi antara bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia. Ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya kosa kata bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi bangsa Arab juga memiliki fungsi sebagai bahasa dalam peribadahan agama Islam. Sehingga dalam segala aktivitas ibadahnya seorang muslim selalu mengggunakan bahasa Arab. Bukan hanya dalam aktivitas ibadah tersebut, bahkan tempat melakukan ibadah tersebut juga menggunakan istilah bahasa Arab. Contohnya, masjid dan musala yang merupakan tempat untuk melaksanakan salat. Namun ada kata bahasa Arab yang sudah diserap bahasa Indonesia yang menarik perhatian untuk dikaji dan dianalisis. Kata tersebut adalah kata wudu yang berarti menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh muka, tangan, kepala dan kaki, demikian definisi yang didapati di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menarik untuk dianalisis karena kata ini memiliki beragam bentuk penulisan dan bentuk pamakaian. Jika kita memasuki beberapa masjid di berbagai daerah, kata ini dituliskan dalam bentuk wudlu, wudhuk, wudu, wudhu dan wuduk. Bentuk-bentuk penulisan tersebut khususnya dapat dijumpai di depan pintu kamar mandi di setiap masjid yang sekaligus menjadi tempat wudu. Maka timbul kebingungan di benak para pembaca tulisan tersebut, mana sebenarnya yang benar dan tepat. Karena lain masjid lain pula tulisannya. Untuk mencari kebenaran bentuk tulisan tersebut disarankan untuk merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata tersebut dituliskan ke dalam bentuk wudu yang dikategorikan sebagai verba atau kata kerja. Selanjutnya, dari sisi pemakaian kata wudu. Kata ini kerap kali dipakai dalam kalimat interogatif, imperatif dan deklaratif yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam kalimat interogatif kamu sudah ambil wudu?. Di dalam kalimat imperatif seperti ambil wudu sana!. Terakhir adalah bentuk deklaratif seperti aku sudah ambil wudu ya!. Jika diperhatikan dengan teliti kata wudu di dalam ketiga bentuk kalimat tersebut selalu didahului oleh kata ambil. Kata ambil di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikategorikan sebagai verba atau kata kerja yang memiliki arti dasar pegang lalu dibawa, diangkat, dan sebagainya. Pemakaian kata wudu yang didahului oleh kata ambil di atas adalah pemakaian yang kurang tepat. Sebab wudu adalah verba yang berdasarkan bentuknya tergolong kepada verba asal yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks sintaksis. Logikanya adalah kalau afiks saja tidak boleh, bagaimana bisa sebuah verba didahului oleh sebuah verba pula. Dengan mendahulukan kata ambil memberikan kesan bahwa wudu adalah sebuah nomina atau kata benda. Karena ambil adalah verba transitif yang membutuhkan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif. Satu hal lagi jika wudu selalu didahului ambil maka wudu tersebut dapat diwakilkan atau diambilkan atau dengan kata lain wudu juga dapat dititipkan pengambilannya jika seseorang malas untuk mengambilnya. Oleh karena itu untuk pemakaian kata wudu tidak memerlukan kata ambil. Untuk interogatifnya cukup dengan mengatakan kamu sudah wudu? Untuk imperatifnya dengan mengatakan wudu sana! Terakhir untuk deklaratifnya dengan mengatakan aku sudah wudu ya!