0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
87 tayangan3 halaman
1. Kata "marhaban" dalam bahasa Arab berarti "luas, lapang, lebar, meluaskan, melapangkan dan menyambut", sehingga terjemahan "selamat datang" tepat untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
2. Namun dalam konteks pesta pernikahan, "marhaban" mengacu pada lagu pujian untuk Nabi Muhammad, yaitu Al-Barzanji, bukan "selamat datang".
3. Penulis menyarankan
1. Kata "marhaban" dalam bahasa Arab berarti "luas, lapang, lebar, meluaskan, melapangkan dan menyambut", sehingga terjemahan "selamat datang" tepat untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
2. Namun dalam konteks pesta pernikahan, "marhaban" mengacu pada lagu pujian untuk Nabi Muhammad, yaitu Al-Barzanji, bukan "selamat datang".
3. Penulis menyarankan
1. Kata "marhaban" dalam bahasa Arab berarti "luas, lapang, lebar, meluaskan, melapangkan dan menyambut", sehingga terjemahan "selamat datang" tepat untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
2. Namun dalam konteks pesta pernikahan, "marhaban" mengacu pada lagu pujian untuk Nabi Muhammad, yaitu Al-Barzanji, bukan "selamat datang".
3. Penulis menyarankan
Bulan suci Ramadhan kian hari kian dekat. Semarak penyambutannya juga kian terasa di tengah kehidupan sehari-hari. Para pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) bergegas menyusun jadwal imam dan penceramah salat tarawih. Tidak lupa renovasi dan dekorasi masjid juga dilakukan untuk menambah kesemarakan bulan suci Ramadhan. Spanduk iklan beberapa produk makanan dan minuman mulai bertebaran di tepi jalan yang berisi ucapan atas kedatangan bulan suci Ramadhan. Pihak pemerintah baik kota maupun provinsi juga ikut serta mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bulan Ramadhan. Ada yang menarik untuk diperhatikan pada isi spanduk yang dipajang di tepi jalan tersebut. Terdapat sebuah kalimat Marhaban Ya Ramadhan. Kalimat tersebut merupakan ungkapan bahasa Arab yang bermakna Selamat datang bulan Ramadhan. Pada kalimat tersebut kata marhaban diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi selamat datang, memang penerjemahan kata tersebut tidak salah. Jika kita buka kamus bahasa Arab Al-Munawwir, maka akan didapati bahwa kata marhaban berasal dari kata kerja rahiba-yarhabu yang berarti luas, lapang, lebar, meluaskan, melapangkan dan menyambut. Dengan demikian maka penerjemahan dan pemakaian kata marhaban yang bermakna selamat datang memang sudah tepat, karena berfungsi sebagai ucapan penyambutan dan ketika menyambut memang dianjurkan untuk saling melapangkan tempat. Namun bagaimana pula makna dari kata marhaban pada kalimat seperti ini sudah bisa dimulai marhabannya? atau pada kalimat sudah datang tim marhabannya?. Kedua kalimat tersebut sering kita dengar ketika berada di suatu acara pesta pernikahan. Kalimat interogatif tersebut sering dituturkan oleh seorang tamu undangan atau pihak keluarga kepada pembawa acara atau tokoh masyarakat yang memandu pesta pernikahan. Jika kita memakai hasil terjemahan marhaban yang bermakna selamat datang ke dalam kalimat interogatif tersebut, maka akan terdengar sangat aneh. Maka kalimatnya akan menjadi seperti sudah bisa dimulai selamat datangnya?. Atau seperti kalimat sudah datang tim selamat datangnya?. Dengan begitu pemakaian kata marhaban terkesan membingungkan, bagaimana sebenarnya pemakaian kata tersebut. Di satu sisi penerjemahannya menjadi selamat datang sudah tepat. Namun ketika dipakai pada bentuk kalimat yang lain terjadi ketidaktepatan makna. Kiranya penjelasannya adalah seperti berikut: Pertama sekali kita harus melihat konteks penggunaan tuturan tersebut. Pemakaian kata marhaban yang diterjemahkan menjadi selamat datang sudah sesuai dengan konteksnya yang memang dipakai untuk maksud mengungkapkan suatu penyambutan. Dan kalimat Selamat Datang Bulan Ramadhan merupakan hasil dari penerjemahan langsung ungkapan bahasa Arab Marhaban Ya Ramadhan. Berbeda dengan kasus kebahasaan pada kalimat interogatif sudah bisa dimulai marhabannya? atau seperti kalimat sudah datang tim marhabannya?. Pada kedua kalimat ini sudah terjadi unsur penyerapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain kata marhaban pada kedua kalimat interogatif tersebut adalah kata marhaban yang sudah menjadi kata dalam bahasa Indonesia melalui proses penyerapan dari bahasa Arab. Dan bukan lagi kata marhaban yang bermakna selamat datang dari proses penerjemahan. Satu hal lagi yang harus dijelaskan bahwa kata marhaban pada kedua kalimat interogatif tersebut di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai: 1. Kata seru (afektif) untuk menyambut atau menghormati tamu(yang berarti selamat datang). 2. Lagu puji-pujian (yang dinyanyikan pada perayaan Maulid Nabi Muhammad saw., dengan iringan rebana). Dengan demikian, jika penutur bermaksud bahwa kata marhaban pada kalimat sudah bisa dimulai marhabannya? atau sudah datang tim marhabannya?adalah sebagai lagu puji- pujian, maka penggunaannya sudah tepat. Karena pada umumnya dalam setiap acara pesta pernikahan selalu melantunkan lagu puji-pujian yang ditujukan kepada Allah swt dan kepada Rasul-Nya. Lantunan lagu puji-pujian tersebut terangkum dalam kitab Al-Barzanji yaitu sebuah prosa yang berisi puji-pujian kepada Nabi Muhammad saw karya Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Sebenarnya judul prosa karya Syeikh Jafar tersebut adalah Iqdul Jawahir yang berarti untain permata. Namun lebih terkenal dengan sebutan Al-Barzanji yang dinisbatkan kepada marga suku penulisnya. Seiring perjalanan waktu istilah Al-Barzanji kian meredup dan lebih dikenal dengan sebutan marhaban. Ini dikarenakan pada gubahan prosa Al-Barzanji terdapat kata marhaban yang bermakna selamat datang dan ditujukan terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw. Tidak diketahui siapa yang menciptakan nada tinggi ketika melantunkan kata marhaban pada syair Al-Barzanji ini. Sehingga kata marhaban yang bernada tinggi ini lebih melekat di telinga pendengarnya. Dan pada akhirnya kata marhaban ini pulalah yang lebih melekat dibenak masyarakat untuk mengungkapkan maksud lagu puji-pujian yang ditujukan terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw. Bahkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tercatat bahwa definisi marhaban adalah lagu puji- pujian. Di kota Medan juga sering kita dengar istilah kelompok marhaban ibu-ibu/omak-omak dan kelompok marhaban laki-laki/ayah-ayah. Penulis menyarankan untuk tidak lagi memakai kata marhaban yang dimaksudkan untuk lagu puji-pujian terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw. Seperti contoh kedua kalimat interogatif di atas. Namun menggantinya dengan pembacaan Al-Barzanji. Seperti kalimat berikut ini sudah dimulai pembacaan Al-Barzanjinya?.