Di dalam tesaurus Bahasa Indonesia, lema terjemah dan menterjemah memiliki beberapa
padanan kata: mengalihbahasakan, mengartikan, mengalihsuarakan, menafsirkan,
menginterpretasikan, dan memarafrasakan.1 Akan tetapi, padanan kata tersebut tidak selalu
bisa saling menggantikan. Hal ini sebagaimana pendapat Rahyono dalam bukunya yang
berjudul Studi Makna, tidak ada dua kata yang makna mutlaknya sama.”2
Kata terjemah, di dalam bahasa Arab, adalah derivasi kata tarjama, yaitu bentuk kata
kerja masa lampau dengan mengikuti pola perubahan bentuk fa`lala-yufa`lilu-fa`lalatan.
.ترجم – يترجم – ترجمة – ترجاما – مترجم – مترجم – ترجم – ال تترجم – مترجم – مترجم
Hanya saja, kata yang bermakna pelaku terjemah, di dalam bahasa arab diartikulasikan
dengan 2 bentuk: pertama, bentuk yang sesuai system fleksi bahasa Arab Mutarjimu ()مترجم,
kedua adalah bentuk yang digunakan oleh penutur asli (bahasa basahan) turjuman/tarjuman
()ترجمان.
1
Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Alfabetis, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), Hlm. 517.
2
Rahyono, Studi Makna, (Jakarta: Penaku, 2011), Hlm. 135.
3
Ibid, Jalaluddin bin Thahir, Ahkamu Tarjamati, hlm. 17.
4
Muhammad Husain, At-Tafsir wa Al-Mufassirun, (Kairo: Maktabah Wahbah, Tt), Hlm. 19.
Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa terjemah Al-Qur’an secara harfiyah memiliki 2 sisi
makna: terjemah Al-Qur`an secara harfiyah, sinonoim mutlak dan terjemah Al-Qur`an secara
harfiyah, sinonim gradasi.
Maksud terjemah yang pertama, sinonim mutlak, itu adalah pemindahan bahasa Al-
Qur`an beserta struktur, konstituen pembentuknya, kosa-kata, gaya, serta sastra bahasanya ke
bahasa lain. Menurutnya, terjemah semacam ini tidak akan mungkin karena Al-Qur`an
merupakan petunjuk atas kebenaran Muhamamd Saw. sebagai rasul dan petunjuk bagi umat
manusia demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat.
Sedangkan terjemah yang kedua, sinonim gradasi, itu adalah pemindahan bahasa Al-
Qur`an beserta struktur, konstituen pembentuknya, kosa-kata, gaya, serta sastra bahasanya ke
bahasa lain sesuai kadar kemampuan penerjemah dan ketersediaan bahasa terjemah.
Menurutnya hasil upaya yang demikian itu bukanlah firman Allah Swt. karena hal tersebut
adalah pekerjaan penerjemah.5 Di sini, tampaknya Daouglas Robinson pun cukup tepat ketika
membuat tesis bahwa terjemahan merupakan sebuah aktivitas bila dilihat dari perspektif
penerjemah.6
10
Ibid, hlm. 309.
11
Ibid, hlm. 310.
Profil Penulis
Nama: Achmad Fattah Abdurrohman
Status: Santri Pondok Pesantren Al-Asnawi dan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam
Syubbanul Wathon, Magelang.
No WA: 0877-7255-2534
Email: ahmadpanji153@gmai.com
Foto Profil: