[Bag. 1]
Bahasa Al-Quran ini memiliki beberapa keunikan yang bisa kita dapatkan
ketika mempelajarinya. Kami mengumpulkannya agar kaum muslimin
bisa tertarik mempelajari bahasa Agama mereka. Karena bahasa Arab
sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Akan tetapi Bahasa
Arab di zaman ini sangat jauh dari kaum muslimin khususnya di
Indonesia.
Atau
Misalnya,
-[ ]نعمةdan [“ ]نقمةni’mah” dan “niqmah” artinya: nikmat dan sengsara
-[ ]عاجلةdan [’“ ]آجلةaajilah” dan “aajilah” artinya: yang segera dan yang
diakhirkan/tertunda
-[ ]قادمdan [“ ]قديمQoodim” dan “Qodiim” artinya: yang akan datang dan yang
lampau
Maksudnya jika dua kata tersebut terpisah atau tidak berada dalam satu
kalimat maka artinya sama dan jika bersatu yaitu dua kata tersebut
berada dalam satu kalimat maka artinya berbeda, contohnya,
[ ]فقيرdan [“ ]مسكينfaqiir” dan “miskiin”
Jika kita membuat kalimat yang dua kata ini ada/bersatu, misalnya: “Kita
harus berbuat baik terhadap orang faqir dan miskin”
Miskin> orang yang punya harta tetapi tidak cukup untuk kehidupannya.
Jika kita buat kalimat dimana dua kata ini terpisah, misalnya: “kita harus
berbuat baik terhadap orang faqir”
Maka makna faqir dalam kalimat ini mencakup kedua maknanya yaitu
orang yang tidak punya harta untuk mencukupi kehidupannya dan orang
yang punya harta tetapi tidak cukup untuk kehidupannya.
Begitu juga jika kita berkata: “kita harus berbuat baik terhadap orang
miskin”
Maka makna miskin dalam kalimat ini juga mencakup kedua maknanya
tersebut.
ada beberapa kata bisa bermakna ganda dan uniknya maknanya bisa
berkebalikan. Dibedakan maknanya dari konteks kalimat. Misalnya,
-kata [“ ]زوجzaujun” arti aslinya adalah suami dan uniknya dia juga berarti
pasangan,sehingga bisa kita artikan istri, dan kita lebih mengenal bahwa
bahasa arab istri adalah [“ ]زوجةzaujatun”. contoh yang valid dalam Al-
Quran:
َاجْلَنَّة ك
َ َنت َو َز ْو ُج
َ اس ُك ْن أ
ْ آد ُم
َ َو ُق ْلنَا يَا
“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga
ini” [Al-Baqarah: 35]
Dan [“ ]زوجzaujun” bentuk jamaknya [“ ]أزواجAzwaajun”, dan sekali lagi
contohnya dalam Al-Qur’an yaitu doa yang sering kita baca,
ًني إَِماما ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َوذُِّريَّاتنَا ُقَّر َة أ َْعنُي ٍ َو أَ ْز َواجنَا ب لَنَا م ْن
َ اج َع ْلنَا ل ْل ُمتَّق ْ َربَّنَا َه
“”Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa.” [Al-Furqon:74]
-kata [“ ]بيعbai’un” artinya penjualan, dia juga bisa berarti kebalikannya
yaitu: pembelian. Dalam bahasa Arab pembelian lebih dikenal dengan [
“ ]شراءsyira’”.
-begitu juga dengan kata [“ ]قمرqomar” yang artinya bulan bisa berarti
matahari juga dan masih ada contoh yang lain.
Misalnya,
Jika dibaca [“ ]آهلل أك برAAllahu akbar” dengan huruf alif dibaca panjang,
artinya: apakah Allah Maha Besar?
[“ ]أحب الفاكهة و ال سيما برتقالaku menyukai buah-buahan lebih-lebih buah jeruk”
Maka kata [“ ]برتق الburtuqool” bisa dibaca dengan keseluruhan empat
macam bacaan pada akhirnya karena berbeda I’rab-nya bisa dibaca
“burtuqoolUN” atau “burtuqoolAN” atau “burtuqooliN” atau “burtuqool”
Misalnya,
Artikel https://muslimafiyah.com
artikel terkait:
1. Keunikan-Keunikan Bahasa Arab [Bag. 2]
Ini salah satu yang paling unik menurut kami. Karena umumnya bahasa
yang lain dibaca/dilafadzkan dulu baru bisa dipahami. Lebih-lebih ia juga
harus paham i’rabnya. Sudah kita ketahui bahwa bahasa Arab aslinya
adalah “gundul” dan tidak ada harokatnya, karena harokat memang
sejarahnya dibuat bagi orang non-Arab. Tanpa bantuan harokat mereka
yang belum mengetahui dasar-dasar bahasa Arab tidak bisa membacanya
atau melafadzkannya. Contohnya pada Al-Quran surat An-Nisa ayat 164,
Maka jika pembaca tidak paham maksudnya, maka dia tidak tahu cara
membacanya. Apakah lafadz Jalalah Allah dibaca, “Allahu” atau “Allaha”
atau “Allahi”
Lho dari mana dia tahu maksudnya, padahal belum dibaca, padahal juga
yang dibaca adalah sumber ilmunya?
Karena tidak ada penyebab majrurnya yaitu huruf jar atau mudhaf ilaih.
Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa orang yang
ingin berbahasa arab dengan benar dan fasih, dilatih agar berpikir
dahulu baru berbicara. Tidak sembarangan berbicara karena minimal ia
memikirkan i’rab/ kedudukan kata dalam kalimat. Jelas ini tidak kita
dapatkan dalam kebanyakan bahasa karena bahasa Arab itu unik dan
sesuatu dibilang unik jika jarang sekali dijumpai.
>>Bisa selamat dan tidak salah membaca harokat gundul bahasa
Arab
Mungkin ada yang bertanya berarti agak susah juga kalau berbicara dalam
bahasa Arab jika harus dipikirkan dulu I’rab/kedudukan tiap kata.
Bagaimana juga orang-orang arab badui dan Para TKI/TKW bisa berbicara
bahasa Arab?
Maka boleh saja kita baca sukun semua tiap kata seperti
“AhmaD Huwa GhaaiB laa yahdhuR fil faSHL”
Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa dalam bahasa
Arab kita bisa mengetahui kefasihan seseorang dalam berbahasa
dan kemampuannya yang sebenar-benarnya dengan melihat
kemampuannya meng-i’rab. Kebanyakan orator dan tokoh penting
mempunyai kemampuan dalam hal ini sehingga terkadang kata-katanya
bisa seperti menyihir dan terdengar sangat indah bagi yang bisa
memahami keindahannya [baca: tahu kaidah-kaidah bahasa Arab]. Dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang fasih bahasa
Arabnya.
Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah
sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa
Sansekerta dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah
faktanya,
“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO)
menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad
ini, diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu
bangsa yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19
bahasa lokalnya telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan
besar banyak di antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun
mendatang.”
[Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-
5000-year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]
Kita bisa melihat bukti bagaimana bahasa kromo Inggil/ bahasa halus jawa
sudah sangat jarang kita temui pemakaiannya. Begitu juga bahasa halus
Sasak Lombok. Sehingga jika seorang kakek buyut yang masih hidup
berbicara dengan bahasa halus kepada cucunya, mungkin cucunya agak
sedikit tidak paham. Begitu juga bukti bahwa terkadang satu bahasa
sekedar berbeda dialek saja sudah agak kurang “nyambung” jika berbicara
satu-sama lain.
Kita ambil juga contoh bahasa Inggris, dia sempat mengalami kesenjangan
sejarah yaitu mengalami perubahan yang cukup jauh dalam setiap
beberapa ratus tahun. Maka bahasa Inggris sekarang, di zaman ratu
Elisabeth II jika dibandingkan dengan bahasa Inggris di zaman kakek-
buyutnya, di zaman pertengahan yaitu King Arthur maka, sangat jauh
berbeda. Jika mereka bertemu dan berbicara maka akan susah
“nyambung”. Jangankan yang beratus-ratus tahun, bahasa kita yaitu
bahasa Indonesia belum lagi 100 tahun sejak kemerdekaan tahun 1945
sudah banyak berubah dan belum lagi muncul bahasa gaul zaman
sekarang seperti “nongkrong”, “juragan”, “sundul”, “nyokap”, “bokek” dan
lain-lain. Belum lagi penyimpangan makna misalnya “cabut” bermakna
“ayo pergi” dan lain-lain.
Maka belum ada yang seperti bahasa Arab, dimana dia termasuk
salah satu bahasa tertua dan tidak berubah, masih asli sejak zaman
dulu dan masih sama gaya bahasa, dialek utama, pengungkapannya.
Walaupun ada bermacam-macam dialek tetapi dialek asli yaitu apa yang
dibilang sekarang dialek Arab klasik tetap ada dan tidak berubah sampai
saat ini.
Maka inilah salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Quran yaitu
dengan manjaga bahasanya. Allah Ta’ala berfirman.
Penerapannya bisa kita lihat dalam Al-Quran yaitu tentang istilah untuk
hewan unta yaitu:
Dan istilah untuk unta juga banyak seperi istilah untuk kuda, bisa kita lihat
dalam kitab-kitab ulama khsusunya kitab zakat.
الثالثة :الصبابة ،وهي انصباب القلب إليه .بحيث ال يملكه صاحبه .كانصباب الماء في الحدور.
الرابعة :الغرام وهو الحب الالزم للقلب ،الذي ال يفارقه .بل يالزمه كمالزم ة الغ ريم لغريم ه .ومن ه س مي ع ذاب
النار غراما للزومه ألهله .وعدم مفارقته لهم
الخامسة :الوداد وهو صفو المحبة ،مراتبها عشرة وخالصها ولبها ،والودود من أسماء الرب تعالى.
السادسة :الشغف يقال :شغف بكذا .فهو مشغوف به .وقد شغفه المحبوب .أي وصل حبه إلى شغاف قلبه
السابعة :العشق وهو الحب المفرط الذي يخاف على صاحبه منه
الثامنة :التتيم وهو التعبد ،والتذلل .يقال :تيمه الحب أي ذهلل وعبده .وتيم هللا :عبد هللا .وبينه وبين اليتم
التاسعة :التعبد وهو فوق التتيم .فإن العبد هو الذي قد ملك المحبوب رقه فلم يبق له ش يء من نفس ه ألبت ة .ب ل كل ه
عبد لمحبوبه ظاهرا وباطنا .وهذا هو حقيقة العبودية .ومن كمل ذلك فقد كمل مرتبتها.
العاشرة :مرتبة الخلة التي انفرد بها الخليالن – إبراهيم ومحمد صلى هللا عليهما وسلم
Tingkatan cinta:
Artikel https://muslimafiyah.com
artikel terkait:
1. Keunikan-Keunikan Bahasa Arab [Bag. 1]
Maka, dengan kita tahu ada kata kerja [“ ]خلقkhalaqa”= menciptakan, maka
kita tahu dengan “Wazan”/cetakan kata ,
-[ ]مقع ولà []مخل وق “makhluqun” =objeknya, yaitu yang diciptakan, serapan
bahasa Indonesia= “makhuk”
Begitu juga dengan kata kerjanya, lebih lengkap. Kata kerja lampau
[madhi], kata kerja sekarang dan akan datang [mudhari’], dan yang
membuatnya lebih lengkap ada kata kerja perintah [‘amr]. Perhatikan
contoh berikut,
– ذهب الول ُد إلى المدرس ِةanak laki-laki itu (telah) pergi ke sekolah
– ي ذهب الول د إلى المدرسةanak laki-laki (sedang) pergi ke sekolah
– إذهب إلى الدرسةPergilah [kamu anak laki-laki] ke sekolah.
Hanya dengan beberapa huruf yang menyusun kata, Bahasa Arab bisa
mengungkapkan banyak ungkapan. Kita ambil contoh kata []عين “’ain” yang
umumnya dikenal artinya: mata, maka jika kita membuka kamus artinya
sangat banyak yaitu:
Kemudian dalam bahasa Arab juga dikenal istilah pembuangan kata atau
kata yang disembunyikan yang dikenal dengan istilah “mahdzuf”.
Contohnya,
-[=] الtiada
-[=]ألهtuhan
-[=]أالselain
-[=]هللاAllah
Karena arti ini salah besar, karena ada Ada khabar yang []مح ذوف
dibuang/tidak ditampakkan. Khabar yang dibuang tersebut adalah [حق
atau ]بحق “haqqun atau bihaqqin”.
Begitu juga tafsir para ulama, Ibnu Katsir menafsirkan surat Al-
Qashash:70, At-Thabari menafsirkan surat Al-An’am:106, As-Suyuti
menafsirkan surat Al-Baqarah: 255. Dan banyak ulama yang lainnya
Contoh yang lain firman Allah dalam surat Yusuf Ayat 82,
Jadi arti yang tepat adalah: ““Tanyalah kepada penduduk kampung yang
kami tinggal padanya”
Selain itu, bahasa Arab seakan-akan tiap kata bisa disambung bacaannya.
Jadi seakan-akan beberapa kata tersebut kita sambung terus,
sebagaimana kita membaca Al-Quran. Ini karena struktur bahasa arab
yang mendukung seperti adanya [“ ]الalif lam”, dan ada kaidah
penyambungan tiap kata.
Mungkin bisa kita buktikan, jika kita menghapal Al-Quran tiap kata kita
putus-putus cara bacaannya, maka kita agak kesusahan. Berbeda jika kita
menyambung tiap kata maka akan memudahkan, contohnya Basmalah,
Jika kita hapal []ب – اسم – هللا – الرحمان – الرحيم “bi – ismi – Allahi – Ar-Rahmani- Ar-
Rahimi”
Maka kita akan agak kesusahan, tetapi jika kita sambung, maka akan
memudahkan sebagaimana kita membaca basmalah.
Jika kita mendengar atau membaca perkataan atau suara lainya, maka kita
akan bisa bosan. Akan tetapi Al-Quran yang menggunakan bahasa Arab,
maka kita tidak akan pernah bosan membacanya dan mendengarnya.
Kemudian salah satu yang membuat kita tidak bosan contohnya adalah
variasi dhamir/ kata ganti dan pergesaran penggunaannya dalam satu
konteks kalimat dalam bahasa Arab. Maka kadang kita jumpai bahwa
Allah Ta’ala menggunakan kata “Aku” dan kadang “Kami”.
Artikel https://muslimafiyah.com
artikel terkait:
1. Keunikan-Keunikan Bahasa Arab [Bag. 1]