LAELY FITRIANI
FAKULTAS SYARI’AH
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Qira’at Al-Qur’an.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Qira’at Al-Qur’an dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Makna Al-Qur’an Turun dengan Tujuh Huruf....................................................................................2
B. Pengertian Qira’at...............................................................................................................................4
C. Macam- macam Qira’at......................................................................................................................5
D. METODE PENYAMPAIAN QIRA’AT.............................................................................................5
E. Pengaruh Qira’at dalam Istinbat Hukum............................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
A KESIMPULAN.................................................................................................................................10
B. SARAN.............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern ini, masih banyak kita jumpai orang-orang yang
beragama Islam namun belum mengetahui seutuhnya agama yang dianutnya.
Terutama kitab suci Al-Qur’an, dalam kitab suci Al-Qur’an terdapat beberapa
aspek, seperti sebagai pedoman hidup karena berisi hukum dan ketentuan Allah
mengenai kehidupan manusia secara umum. Dalam Al-Qur’an juga terdapat
sejarah para Nabi dan umat terdahulu dan petunjuk dari Allah atas segala
kekuasan-Nya terhadap segala sesuatu di seluruh alam semesta ini.
b. Apa pengertian qiraat?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, Umar bin
Khatthab pernah geram ketika ia mendengar Hisyam bin Hakim membaca surah
Al-Furqan saat sedang sholat dengan suara yang Jahr. Umar bin Khatthab yang
mendengar kejanggalan pada bacaan Hisyam lalu menegurnya setelah ia usai
sholat. Umar bin Khatthab langsung menegurnya “Siapa yang mengajarkanmu
membaca surah ini?”. Lalu Hisyam menjawab “Aku diajarkan membacanya oleh
Rasulullah”.Umar bin Khatthab sentak berkata “Kau bohong!”. Dan untuk
membenarkan tuduhannya, Umar bin Khattab membawa Hisyam mengahadap
Rasulullah SAW. Setelah bertemu Rasulullah, Umar bin Khatthab langsung
mengadu “Wahai Rasulullah, aku baru saja mendengar orang ini membaca surah
Al-Furqan dengan huruf yang tidak kau ajarkan padaku. Padahal engkau telah
mengajarkanku surah Al-Furqan”. Rasulullah lalu mengatakan “Ajaklah dia kesini,
hai Umar”. Rasulullah lalu menuyuruh Hisyam membaca surah Al-Qur’an yang
tadi dianggap berbeda oleh Umar bin Khatthab.1 Setelah mendengar bacaan
Hisyam, Rasulullah membenarkannya dan bersabda:
5
Artinya: “Bersabda Rasul SAW : “Sesungguhnya Al Quran ini diturunkan atas
tujuh huruf, maka bacalah kamu mana yang mudah daripadanya.”
Dan sebagaimana yang telah dirajihkan para ulama’, bahwa maksud dari “tujuh
huruf” Al-Qur’an adalah tujuh segi bacaannya, meliputi dialek (logat/lahjat) dan
beberapa segi perbedaan gramatik serta pola strukturisasi pada beberapa kosakata
Arab dan lain sebagainya. Maka, seperti halnya bahasa-bahasa lain, bahasa Arab
juga memiliki ragam pengucapan dan bunyi yang berbeda antara suku satu dengan
suku yang lain. Setiap suku (kabilah) memiliki cara pengucapannya sendiri, meski
bahasanya satu, yaitu Bahasa Arab. Inilah yang menyebabkan Rasulullah SAW
meminta keringanan kepada Allah SWT agar umatnya (warga Arab) dapat dengan
mudah membaca Al-Qur’an dengan dialek mereka masing-masing.2
Perlu digaris bawahi disini, bahwa cara baca Al-Qur’an ini bersifat tauqify
(dogmatis), maksudnya Rasulullah SAW tidak langsung saja membacakan Al-
Qur’an dengan dialek kabilah-kabilah Arab itu secara pribadi, namun beliau
meminta pengajaran itu langsung dari Allah melalui malaikat malaikat Jibril .
Sistem pengajaran secara langsung dari Tuhan inilah maksud dari dogmatisasi cara
baca Al-Qur’an (tauqifiat Al-Qira’at).
Artinya: ”Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata: “Berkata Rasulullah SAW: “Jibril
membacakan kepadaku atas satu huruf, maka aku kembali kepadanya, maka aku
terus-menerus minta tambah dan ia menambahi bagiku hingga berakhir sampai
tujuh huruf.” (HR. Bukhari Muslim).
6
Di sisi lain, dogmatisasi cara baca Al-Qur’an ini juga bisa dipahami dari Q.S Al-
Hijr : 9, bahwa Allah yang menurunkan Al-Qur’an. Tentunya, penurunan Al-
Qur’an itu jelas beserta penurunan cara bacanya, sebab memang Al-Qur’an yang
diturunkan adalah bacaannya. Bahkan hadits-hadits yang menerangkan
pengajaran cara baca Al-Qur’an oleh Rasulullah SAW mencapai 140 riwayat.
Namun jika diperhatikan lebih lanjut jumlah Qira’at memang lebih dari tujuh,
karena sebenarnya Qira’at itu adalah cabang dari maksud tujuh huruf yang diambil
dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, Rasulullah SAW
bersabda :
َّ
إن هللا أ َم َرني أن أقرأ على سبعة أحوف
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan tujuh huruf, maka bacalah yang
mudahnya.”
B. Pengertian Qira’at
Secara Etimologi, lafal Qiro’at ( ( قراءةmerupakan bentuk mashdar dari (قرأ
( yang artinya adalah bacaan Sedangkan menurut terminologi, terdapat berbagai
pendapat para ulama yang sehubungan dengan pengertian qira’at ini.3
Menurut Al-Dimyathi4 sebagaimana dikutip oleh Dr. Abdul Hadi al-Fadli
bahwasanya qira’at adalah: “Suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan lafal-
lafal al-Qur’an, baik yang disepakati maupun yang diikhtilafkan oleh para ahli
qira’at, seperti hazf (membuang huruf), isbat (menetapkan huruf), washl
(menyambung huruf), ibdal (menggantikan huruf atau lafal tertentu) dan lain-lain
yang didapat melalui indra pendengaran.”
Sedangkan menurut Imam Shihabuddin al-Qushthal5, qira’at adalah “Suatu
ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta perbedaan para ahli qira’at, seperti yang
menyangkut aspek kebahasaan, i’rab, isbat, fashl dan lain-lain yang diperoleh
dengan cara periwayatan.”
Dari definisi-definisi di atas, tampak bahwa qira’at al-Qur’an berasal dari Nabi
Muhammad SAW, melalui al-sima ( ) السماعdan an-naql ( ) النقل. Berdasarkan
3
4
5
7
uraian di atas pula dapat disimpulkan bahwa:
• Yang dimaksud qira’at dalam bahasan ini, yaitu cara pengucapan lafal-lafal al-
Qur’an sebagaimana di ucapkan Nabi atau sebagaimana di ucapkan para sahabat di
hadapan Nabi lalu beliau mentaqrirkannya.
• Qira’at al-Qur’an diperoleh berdasarkan periwayatan Nabi SAW, baik secara
fi’liyah maupun taqririyah.
• Qira’at al-Qur’an tersebut adakalanya memiliki satu versi qira’at dan adakalanya
memiliki beberapa versi.
8
6. Mudraj, yaitu bacaan yang tersisipi teks penafsiran atau yang lainnya (segala
redaksi diluar Al-Qur’an).
D. METODE PENYAMPAIAN QIRA’AT
Menurut Dr. Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam bukunya berjudul Zubdah
al-itqan fi ulumil Qur’an mengatakan, bahwa di kalangan ahli hadits ada beberapa
periwayatan atau penyampaian qira’ah diantaranya:
a. Mendengar langsung dari guru (al-Sima’).
b. Membacakan teks atau hafalan didepan guru (al-Qira’ah ‘ala al-Syaikh).
c. Melalui ijazah dari guru kepada murid.
d. Guru memberikan sebuah naskah asli kepada muridnya atau salinan yang
dikoreksinya untuk diriwayatkan (al-Munalah).
e. Guru menuliskan sesuatu untuk diberikan kepada muridnya (Mukatabah).
f. Wasiat dari guru kepada para murid-muridnya.
g. Pemberitahuan tentang qira’ah tertentu (al-I’lam).
9
Contoh Perbedaan Qira’at yang Berpengaruh terhadap Istinbath Hukum7 :
Firman Allah:
ْ َوه َُّن َحتَّ ٰى يmmُيض ۖ َواَل تَ ْق َرب
ِإ َذاm َرْ نَ ۖ فmmُطه ِ ا َء فِي ْال َم ِحm ا ْعت َِزلُوا النِّ َسmmَ َو َأ ًذى فm ُلْ هmmُيض ۖ ق
ِ ك ع َِن ْال َم ِح
mَ ََألُونm َويَ ْس
ُ تَطَهَّرْ نَ فَْأتُوه َُّن ِم ْن َحي
َْث َأ َم َر ُك ُم هَّللا ُ ۚ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّوابِينَ َويُ ِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين
Firman Allah:
10
بِي ٍل َحتَّ ٰىmابِ ِري َسmmا ِإاَّل َعmmًونَ َواَل ُجنُبmmُا تَقُولmmوا َمmmار ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُم َ َكmاَل ةَ َوَأ ْنتُ ْم ُسmالص
َّ واmmُوا اَل تَ ْق َربmmُيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن
mواmmا ًء فَتَيَ َّم ُمmmا َء فَلَ ْم تَجِ دُوا َمmم النِّ َسmُ ُض ٰى َأوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر َأوْ َجا َء َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَاِئ ِط َأوْ اَل َم ْست َ ْتَ ْغتَ ِسلُوا ۚ َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم َمر
بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوَأ ْي ِدي ُك ْم ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعفُ ًّوا َغفُورًاmص ِعيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُواَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam
musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa 43)
Adapun qiraat syazzat yang tidak berpengaruh terhadap istinbat hukum, salah
satu contoh ayat yang bersangkutan seabagai berikut:
Firman Allah:
انُ ُك ْمmmت َأ ْي َم َ mَونَ ْال ِكتmmلِ ِه ۗ َوالَّ ِذينَ يَ ْبتَ ُغm ض
ْ اب ِم َّما َملَ َكm ْ َا َحتَّ ٰى يُ ْغنِيَهُ ُم هَّللا ُ ِم ْن فmmف الَّ ِذينَ اَل يَجِ ُدونَ نِ َكا ًح ِ ِتَ ْعفm َو ْليَ ْس
َا ِء ِإ ْن َأ َر ْدنmmم َعلَى ْالبِ َغmْ اتِ ُكmmَوا فَتَيmُا ُك ْم ۚ َواَل تُ ْك ِرهmَال هَّللا ِ الَّ ِذي آتmِ mم ِم ْن َمmُْوهmُرًا ۖ َوآتmفَ َكاتِبُوهُ ْم ِإ ْن َعلِ ْمتُ ْم فِي ِه ْم َخ ْي
ض ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۚ َو َم ْن يُ ْك ِر ْهه َُّن فَِإ َّن هَّللا َ ِم ْن بَ ْع ِد ِإ ْك َرا ِه ِه َّن َغفُو ٌر َر ِحي ٌم
َ َع َرmتَ َحصُّ نًا لِتَ ْبتَ ُغوا
Artinya: “Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak
mencari Keuntungan duniawi. dan Barangsiapa yang memaksa mereka, Maka
11
Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada
mereka) sesudah mereka dipaksa itu”. (QS. An-Nur 33).
Sehubungan ayat al-Quran diatas, dalam qiraat syazzat yaitu qiraat Ibnu
Abbas serta qiraat Ibnu Mas’ud dan Jabir ibn Abdullah, disebutkan:
12
BAB II
PENUTUP
A KESIMPULAN
1. Makna dari “tujuh huruf” Al-Qur’an adalah tujuh segi bacaannya, meliputi
dialek (logat/lahjat) dan beberapa segi perbedaan gramatik serta pola
strukturisasi pada beberapa kosakata Arab. Meskipun pada akhirnya jumlah
Qira’at atau cara membaca Al-Qur’an lebih dari tujuh.
5. Pengaruh Qira’at dalam istinbat hukum ialah adanya ketentuan yang pasti
dalam pemilihan Qira’at, karena Qira’at adalah ilmu yang datangnya langsung
dari Allah SWT melalui malaikat Jibril a.s. atau biasa disebut dengan tauqify
B. SARAN
Perlunya kita memahami ilmu-ilmu yang berhubungan dengan al-Qur’an dan
dapat menerapkannya dalam kajian al-Qur’an serta mampu mengenal dan
menjelaskan Qira’at dalam al-Qur’an
13
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Adib, M. (2017). Qiraat al-quran. www.academia.edu .
14