Disusun oleh :
Kelompok 5
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kami panjatkan ke hadirat allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sesuai waktu yang
ditentukan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini guna disusun untuk memenuhi tugas makalah kuliah STUDY AL-
QURAN yang membahas mengenai Al- Hal-hal yang terkait dengan turunnya Qur’an. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Baik dari segi
penyusunan Bahasa ataupun Teknik penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran. Khususnya dari dosen pengampu mata kuliah ini guna menjadi acuan bagi kami untuk
lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada
para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
Penyusun.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ….............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah…................................................................................1
C. Tujuan Penulisan…..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)...................... 2
B. Perbedaan pendapat dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)…....................4
C. Hikmah turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’atu ahruf)…......8
BAB III PENUTUP..........................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................ 9
B. Saran…...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan sebuah petunjuk bagi umat manusia (hudallinnas) yang
meletakkan dasar-dasar prinsipil dalam segala persoalan kehidupan umat manusia dan
merupakan kitab universal. Petunjuk inilah yang menjadi landasan pokok agama Islam
dan berfungsi sebagai pedoman hidup bagi penganutnya serta menjamin kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Al-Quran memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu
diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dalam pandangan
Muslim dijamin dan selalu dipelihara oleh Allah, sebagaimana penegasan Allah dalam
firman-Nya; Inna nahnu nazzalna aldzikra wa inna lahu lahfizhun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang di turunkannya Al-Qur’an dalam 7 huruf
2. Apa saja perbedaan para ulama seputar pengertian 7 huruf
3. Apa saja hikmah turunnya Al-Qur’an dalam 7 huruf
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui latar belakang di turunkannya Al-Qur’an dalam 7 huruf
2. Mengetahui perbedaan para ulama seputar pengertian 7 huruf
3. Mengetahui hikmah turunnya Al-Qur’an dalam 7 huruf
1
BAB II
PEMBAHASAN
Arti sab'ah ahruf sendiri ialah Kata "Sab'atu" dalam bahasa Arab memilki makna
tujuh.Dalam kerangka etimologi,para ulama secara umum cenderung berpendapat bahwa
kata"tujuh"dalam hadis tentang sab'atu ahrufin tersebut adalah arti tujuh yang
sebenarnya, dan bukan arti kiasan.
Banyak sekali perbedaan pendapat para ulama tentang turunya Al Quran dalam 7
huruf ini, diantaranya adalah sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan tujuh huruf adalah tujuh macam bahasa daribahasa-bahasa Arab mengenai satu
makna dengan pengertian jika bahasa mereka berbeda-beda dalam mengungkapkan satu
makna, maka Al Quran pun diturunkan dengan sejumlah lafaz sesuai dengan ragam
bahasa tersebut tentang makna yang satu itu.Dan jika tidak terdapat perbedaan, maka
2
AlQuran hanya mendatangkan satu lafaz atau lebih saja. Jadi Al Quran turun dengan
bahasa Arab dan keragaman bahasa di dalamnya beserta keindahannya.
Salah satu karakter unik Al-Qur'an sejak pertama kali diturunkan adalah
bahwa Al-Qur'an mudah dibaca, dicerna maupun dihafal. Hal ini telah dijamin oleh
Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surat Al-Qamar ayat 17, yang berbunyi:
Artinya, "Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an itu untuk dihafal,
maka adakah yang mau menghafalnya?"
"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan lisan (bahasa)-mu
agar Engkau memberikan kabar gembira bagi orang- orang yang bertakwa, dan agar
engkau memberi peringatan kepada kaum yang membangkang."
Dan bentuk kemudahan Al-Qur'an begitu banyak, baik dari segi kaifiyyah
(cara) maupun kammiyah (kuantitas). Salah satu bentuk kemudahan dalam membaca
Al-Qur'an adalah turunnya Al-Qur'an dengan tujuh huruf. Fakta ini bersandarkan pada
hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khatab Radhiyallahu 'Anhu, bahwa
Rasulullah Shallallah 'Alaihi Wasallam bersabda:
)إن هذا القرآن أنزل على سبعة أحرف فاقرؤوا ما تيسر منه (رواه البخاري ومسلم
Namun seiring berkembangnya zaman, tema tujuh huruf menjadi istilah yang
musykil, karena ia mengalami perkembangan makna sehingga bermunculan berbagai
pengertian mengenai istilah tujuh huruf tersebut. Oleh karena itu, para ulama -baik
3
dahulu maupun sekarang- memberikan perhatian lebih terhadap istilah tujuh huruf ini
dengan mengkaji kembali pengertian istilahnya. Sehingga muncul berbagai literatur
yang menarik untuk dikaji oleh para akademisi dalam bidang Al-Qur'an, di antaranya:
5. Dan banyak literatur lain. Dalam perkembangan studi Al-Qur'an, juga bermunculan
beberapa kalangan yang meragukan keontetikan Al-Qur'an melalui tema 7 huruf. Az-
Zarqaani dalam bukunya, Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Qur'an mengatakan bahwa
para musuh Islam memanfaatkan pemahaman yang salah mengenai pegertian tujuh
huruf untuk memunculkan berbagai tikaman terhadap Al- Qur'an. Sehingga butuh
upaya dari kalangan Umat Islam, khususnya akademisi, untuk mengkaji kembali tema
tujuh huruf ini dan mempersembahkan upaya tersebut untuk masyarakat Islam.
4
Kelompok ketiga, kelompok yang mengatakan bahwa maksud dari tujuh huruf
adalah tujuh bentuk perubahan dalam Al-Qur’an.
ada banyak perbedaan mengenai pendapat. Ada tiga pendapat yang paling
dekat dengan kebenaran yang dimaksud dengan tujuh huruf tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian yang penulis lakukan terhadap makna hadits Sab’atu ahruf ini,
menemukan banyak sekali pendapat ulama mengenai hal tersebut. Ahruf sab’ah
berbeda dengan qiro’at sab’ah, namun kedua saling berkaitan, Ahruf sab’ah adalah
tujuh dialek (lahjah) bahasa Arab dimana Al-Qur’an diturunkan. Istilah Ahruf sab’ah
ini telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW, sedangkan qiroa’t adalah salah satu
madzhab yang dianut oleh seorang imam qiro’at yang berbeda dengan yang lainnya
dalam pengucapan Al-Qur’an serta disepakati riwayar-riwayat dan jalur-jalur
riwayatnya. Tentu dengan berbedanya qiro’at akan memberikan pengaruh dalam
pengistinbatan hokum, namum tidak akan merubah isi kandungan Al-Qur’an
B. Saran
Ulama telah bersepakat bahwa sab'atu ahruf yang dimaksud di dalam hadis
bukan qiraat yang tujuh. Bahkan, menyoal hal tersebut Imam Ibnu Taimiyyah berkata,
"Tidak ada perdebatan antar ulama yang mu'tabar (pendapatnya dapat dianggap)
dalam hal ini bahwa al-ahruf as-sab'ah atau tujuh huruf yang disebutkan Nabi SAW
dalam hadisnya bukanlah qiraatnya para Imam Tujuh yang masyhur itu, bahkan orang
pertama yang mengumpulkan qiraat sab'ah adalah Ibnu Mujahid, sesuai dengan
sab'atu ahruf ketika Al-Quran diturunkan, bukan sesuai dengan keyakinannya, atau
keyakinan ulama yang lain bahwa qiraat sab'ah adalah al-ahruf as- sab'ah". Artinya,
jika ada pendapat yang mengatakan bacaan salah satu dari Imam Tujuh adalah salah
satu dari al-ahruf as-sab'ah yang tersebut di dalam hadis, kemudian ia menganggap
bacaan Imam Nafi' adalah satu huruf, dan bacaan Imam Ibnu Katsir adalah huruf yang
lain, dan begitu seterusnya dengan sisa bacaan para imam qiraat lain, maka jelas,
pendapat tersebut adalah pendapat yang menyimpang dari kebenaran dan telah
menyalahi ijmak ulama.
9
DAFTAR PUSTAKA
10