Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

‫اا ألدب أفىأ أعصرصدراالسالم أالحديث أالشرف‬

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh al – Adab


Dosen pengampu : Drs. Mukhtar Gozali, M.Ag.

.
Disusun oleh :
Jihan Khairunnisa Falah 11210210000047
Salsabila Syifa Hapsari 11210210000063
Kelompok 7

BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Sastra pada Masa Awal Islam: Hadits As-syarif”. Shalawat dan salam tak lupa
kami curahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu Alaihi wa Salam yang telah
menunjukkan jalan kebaikandan kebenaran yang manfaatnya terasa hingga masa kini.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh
al-Adab yang diampu oleh bapak Drs. Mukhtar Gozali, M. Ag. selaku dosen kami. Harapan
kami menyusun makalah ini adalah semoga para pembaca mendapatkan manfaat serta
menjadikan makalah ini untuk bahan studi atau pembelajaran.
Kami telah menyusun makalah ini dengan segala kemampuan kami. Namun, terlepas
dari semua itu, kami sepenuhnya menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan baik dari segi pembahasan maupun tata bahasa yang digunakan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, dengan segenap kelapangan hati kami menerima segala kritik
dan saran dari para pembaca agar dapat menjadi perbaikan dikemudian hari.

Ciputat, 17 Mei 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 1

DAFTAR ISI .......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................... 3


B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................. 3

BAB II PENJELASAN .......................................................................... 4


A. Perkembangan Sastra pada Masa Awal Islam ................................ 4
B. Pengertian Hadits dan Gaya Bahasanya ......................................... 4
C. Pengaruh Hadits dalam Bahasa dan Sastra .................................... 7

BAB III PENUTUP................................................................................ 8


A. Kesimpulan ..........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, perkembangan sastra Arab
dibagi menjadi enam periode, yaitu pada masa Jahiliyah, permulaan Islam (shadrul
Islam), masa Bani Umayyah, masa Bani Abbasiyah, masa kemunduran, masa
Andalusia dan masa kebangkitan Islam. Perkembangan sastra Arab dari setiap periode
tersebut tentu memiliki perbedaan dan karakteristik masing-masing. Tak terkecuali
dengan perkembangan sastra Arab pada masa permulaan Islam. Agama Islam datang
ditandai dengan diutusnya Muhammad SAW sebagi nabi dan utusan Allah. Nabi
Muhammad diutus Allah sebagai rahmatan lil alamin dengan ajaran dan risalah yang
dibawanya, kemudian ia sampaikan kepada kaumnya. Suku Quraisy yang pada saat
itu telah memiliki kesusastraan yang tarafnya cukup tinggi (masuk dalam periode
Jahiliyyah). Sastra pada masa tersebut sudah menjadi bagian hidup yang melekat pada
diri kaum Quraisy. Ketika Islam datang, ada sedikit perubahan dan penghapusan
sebagian corak sastra Jahili yang mengandung unsur kejelekan atau keburukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Sastra pada Masa Awal Islam?
2. Apa Pengertian Hadits dan Bagaimana Gaya Bahasanya?
3. Bagaimana Pengaruh Hadits dalam Bahasa dan Sastra?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk Mengetahui Perkembangan Sastra pada Masa Awal Islam.
2. Untuk Mengetahui Makna Hadits dan Gaya Bahasanya.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Hadits dalam Bahasa dan Sastra.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sastra pada Masa Awal Islam


Sebagaimana kita ketahui, bangsa Arab merupakan bangsa yang telah maju
dalam bidang sastra. Pada zaman Jahiliyah, kemampuan membuat syair merupakan
parameter intelektualitas seseorang kala itu. Banyak penyair-penyair handal kala itu,
salah satunya disebabkan adanya pergelaran atau festival syair dan puisi Arab yang
dilaksanakan di pasar-pasar. Tidak sedikit, sering terjadi konflik yang dipicu karena
dendangan syair-syair yang menimbulkan pertikaian antar suku, merayu para wanita
serta perihal negatif lainnya yang salah satunya disebabkan karena orang-orang
Jahiliyah tidak mempunyai kitab suci, tidak ada Nabi, dan tidak punya sumber hukum.
Sastra Arab memasuki babak baru sejak agama Islam diturunkan di Jazirah Arab
yang ajarannya disampaikan melalui Alquran. Kitab suci umat Islam itu telah memberi
pengaruh yang amat besar dan signifikan terhadap bahasa Arab. Bahkan, Alquran tak
hanya memberi pengaruh terhadap sastra Arab, namun juga terhadap kebudayaan
secara keseluruhan.

Bahasa yang digunakan dalam Alquran disebut bahasa Arab klasik. Hingga
kini, bahasa Arab klasik masih sangat dikagumi dan dihormati. Alquran merupakan
firman Allah SWT yang sangat luar biasa. Alquran yang berisikan tentang perintah,
larangan, kisah, dan cerita perumpamaan itu begitu memberi pengaruh yang besar bagi
perkembangan sastra Arab. Tak hanya Al-Quran, terdapat juga hadis nabi yang tidak
kalah pentingnya dalam memberikan nilai pada perkembangan sastra arab.

B. Pengertian Hadits dan Gaya Bahasanya


Hadits Nabi merupakan apa-apa yang diucapkan atau dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW, atau segala sesuatu yang diriwayatkan para sahabat tentang sifat-
sifat atau perbuatan beliau. Hadis Nabi merupakan sumber kedua dalam syariat Islam
setelah Al-Qur'an Al-Karim.
Hadits menjelaskan Al- Qur'an Al-Karim yang artinya penjelasan atas ayat-
ayat Al-Qur’an yang masih sukar untuk dimengerti, dipahami arti dan maknanya
seperti perkara shalat dan zakat. Jika bukan karena Hadis Sharif, kita tidak akan
mampu mengetahui dengan baik bagaimana melakukan shalat yang baik atau cara
menunaikan zakat. Oleh karena itu umat Islam sangat menjaga keaslian terhadap hadis

4
tersebut, karena hadis tidak akan ditemukan pada umat-umat lain dan tidak akan ada
lagi hadis setelah wafatnya nabi.
Gaya Bahasa dalam Hadits
Para ahli ilmu berpendapat bahwa hadist yang diriwayatkan dari Rasulullah
merupakan contoh dari kefasihan berbahasa dan ketinggian dalam gaya bahasa. Hadits
diketahui memiliki kata-kata sederhana yang mengandung banyak makna. Contohnya
terdapat dalam hadist Rasulullah berikut,

‫التزال أميت صاحلاً أمرها ما مل تر اإلمانة مغنما والصدقة مغرما‬


"Umatku akan tetap baik dalam urusan mereka, selama mereka tidak menunda- nunda
tugas yang dipercayakan kepada mereka, dan selama mereka berpegang teguh pada
amanah, dan menunaikan zakat sebagai kewajiban."
Kalimat sederhana ini memiliki banyak makna, karena saat itu umat Muslim
mulai tidak jujur dalam menjalankan amanah dan melihat zakat sebagai milik mereka
sendiri, mereka hanya menunaikannya karena takut pada hukuman. Gaya bahasa yang
terdapat dalam hadist ini singkat namun padat.
Dan orang-orang yang mendengarkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa salam,
terpesona dengan keindahan penyampaian, ketepatan ekspresi, kebersihan kata-kata,
dan kualitas kalimat yang terdapat pada hadits. Nabi tidak menggunakan gaya bahasa
yang membingungkan, tetapi hadits Nabi diungkapkan dengan kata-kata paling jelas
dalam bahasa Arab. Contohnya seperti hadits berikut,
ِ ‫َل وأَقْربِ ُكم ِم ِِن ََْملِسا ي وم ال ِْقيام ِة أَح‬ ِ َ َ‫اَّلل علَي ِه وسلَّم ق‬ َِّ ‫ول‬
‫اسنَ ُك ْم‬ َ َ َ َ َْ ً ِّ ْ َ َ ََّ ِ‫َحبِِّ ُك ْم إ‬
َ ‫ال إِ َّن م ْن أ‬ َّ َ ‫اَّلل‬
َ َ َ ْ َ َُّ ‫صلى‬ َّ ‫أ‬
َ ‫َن َر ُس‬

‫ش ِِّدقُو َن َوال ُْمتَ َف ْي ِه ُقو َن‬


َ َ‫سا يَ ْوَم ال ِْقيَ َام ِة الث َّْرََث ُرو َن َوال ُْمت‬ ِ ِ ََّ ِ‫ض ُك ْم إ‬
َ َ‫أَ ْخ ََلقًا َوإِ َّن أَبْ غ‬
ً ‫َل َوأَبْ َع َد ُك ْم م ِِِّن ََْمل‬
“Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih
dekat kepadaku pada hari kiamat adalah orang yang akhlaknya paling bagus.
Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku
pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bicara (kata-kata tidak bermanfaat
dan memperolok manusia).”
Tidak ada seorang pun yang memiliki kefasihan berbahasa Nabi SAW. Allah
mengaruniainya cara-cara berbicara, mengajarkannya bahasa-bahasa dan dialek- dialek
bangsa Arab, padahal beliau sendiri belum pernah bergaul dengan mereka seluruhnya.
Abu Bakar RA. pernah bertanya kepadanya, "Sungguh, aku telah berkeliling di antara
suku-suku Arab dan aku tidak mendengar seseorang yang lebih fasih darimu. Siapakah
5
yang telah mendidikmu?" Rasulullah pun menjawab, "Allah yang mendidikku dan Dia
telah menyempurnakan pendidikanku." Hal ini disebabkan karena Allah akan
menjadikan beliau seorang guru, pembimbing, dan imam untuk semua umat manusia.

C. Pengaruh Hadits dalam Bahasa dan Sastra

Rasulullah SAW dilahirkan dari suku Arab yang punya kemampuan berbahasa
paling fasih, yaitu suku Quraisy, dan beliau dibesarkan di keluarga Bani Sa'ad. Oleh
karena itu, ucapan beliau mewakili kemurnian bahasa arab dan ablagh (singkat, padat,
memikat). Setelah para sahabat mendapatkan banyak ilmu dari Hadits Nabi, mereka
pergi berjihad dan menyebarkan ajarannya ke berbagai penjuru dunia. Hadits Nabi
tersebut kemudian tersebar di kalangan umat Muslim di Irak, Syam, Mesir, Khurasan,
dan berbagai wilayah lainnya.
Hadits dan Al-Qur’an memiliki peran dalam penyebaran dan pengajaran bahasa
Arab kepada non-Arab Muslim. Seteleh mereka menghafalnya, muncul studi yang
didasarkan pada Hadits Nabi, seperti penjelasan dan klarifikasi maknanya, serta
penelitian tentang sanad hadis. Studi-studi tersebut meluaskan lingkup pembentukan
kata dalam bahasa arab, dan penjelasan makna dengan mencari sinonim, dan
menguraikan makna-makna menjadi bagian yang lebih sederhana.
Salah satu ungkapan yang tersebar setelah para sahabat menyampaikan Hadits
Nabi yaitu "wahdaniyah 'ala dukhun" (kesepakatan di atas asap) dan "jama'ah 'ala
uqdat al-watees" (kelompok di atas batu ujian). Seringkali Hadits Nabi muncul dalam
karya sastra para penulis Muslim, mereka menggunakan pilihan kata dari apa yang
sudah mereka hafal, baik dalam khutbah, syair, dan prosa. Oleh karena itu, karya sastra
mereka menjadi lebih lembut dan gaya bahasa mereka menjadi lebih elegan.
Para penulis sastra menjadikan makna dan ungkapan Hadits sebagai salah satu
sumber untuk membantu mereka dalam menciptakan sebuah karya sastra. Sedangkan
para penyair memanfaatkan pengetahuan hadis mereka untuk mengekspresikan makna
syair. Para khotib juga memanfaatkan makna dan gaya bahasa hadits, yang
memperkuat argumen mereka dan memperkuat dalil-dalil mereka. Berdasarkan apa
yang telah disebutkan, terlihat bahwa pengaruh hadis dalam bahasa dan sastra dapat
diamati dalam bahasa penulis, gaya bahasanya, dan maknanya.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Sastra memasuki babak baru sejak agama Islam diturunkan di
Jazirah Arab yang ajarannya disampaikan melalui Alquran. Kitab suci umat Islam itu
telah memberi pengaruh yang amat besar dan signifikan terhadap bahasa Arab.
Bahkan, Alquran tak hanya memberi pengaruh terhadap sastra Arab, namun juga
terhadap kebudayaan secara keseluruhan. Tak hanya Al-Quran, terdapat juga hadis
nabi yang tidak kalah pentingnya dalam memberikan nilai pada perkembangan sastra
arab
Para ahli ilmu berpendapat bahwa hadist yang diriwayatkan dari Rasulullah
merupakan contoh dari kefasihan berbahasa dan ketinggian dalam gaya bahasa.
Hadits diketahui memiliki kata-kata sederhana yang mengandung banyak makna. Gaya
bahasa yang terdapat dalam hadist ini singkat namun padat. Nabi tidak menggunakan
gaya bahasa yang membingungkan, tetapi hadits Nabi diungkapkandengan kata-kata
paling jelas dalam bahasa Arab.
Hadits dan Al-Qur’an memiliki peran dalam penyebaran dan pengajaran bahasa
Arab kepada non-Arab Muslim. Seteleh mereka menghafalnya, muncul studiyang
didasarkan pada Hadits Nabi, seperti penjelasan dan klarifikasi maknanya, serta
penelitian tentang sanad hadis. Para penulis sastra menjadikan makna dan ungkapan
Hadits sebagai salah satu sumber untuk membantu mereka dalam menciptakan sebuah
karya sastra. Sedangkan para penyair memanfaatkan pengetahuan hadis mereka untuk
mengekspresikan makna syair. Para khotib juga memanfaatkan maknadan gaya bahasa
hadits, yang memperkuat argumen mereka dan memperkuat dalil- dalil mereka.
Berdasarkan apa yang telah disebutkan, terlihat bahwa pengaruh hadis dalam bahasa
dan sastra dapat diamati dalam bahasa penulis, gaya bahasanya, dan maknanya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuji, Achmad, and Bambang Irawan, “Pergeseran Konteks Syair Arab pada Masa
Jahiliyah Hingga Masa Awal Islam”, `A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 10.1
(2021), 153–66 https://doi.org/10.31314/ajamiy.10.1.153-166.2021

Al-Faishol, Abdul Aziz Ibnu Muhammad. Al-adabu li ‘Arabiy wa Tarikhuhu. 1405 H.

Anda mungkin juga menyukai