Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Definisi Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang
disebabkan kurangnya hormon insulin hormon insulin normal hanya
reseptor insulin kurangnya sehingga glukosa menumpuk di dalam darah
kemudian menyebabkan kadar gula darah meningkat. Hormon insulin
dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pangkreas dan sangat
berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh.
Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya
penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula
harus diurai menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang
diproduksi sel beta pankreas. Glukosa dan glikogen inilah yang kemudian
oleh tubuh melalui proses metabolisme atau pembakaran diubah menjadi
energi (Hartini, 2009).
Diabetes melitus sangat tepat didefinisikan sebagai serangkaian
gangguan atau sindoma, di mana tubuh tidak mampu mengatur secara
tepat pengolahan, atau metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Ini
disebabkan oleh kekurangan baik maupun utlakinsulin hormon penting,
yang dihasilkan dan dilepas oleh sel-sel khusus/sesel beta yang terletak di
pankreas.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008)
Diabetes Melitus adalah suatau kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Untuk dapat
memahami definisi itu lebih jelas , ada baiknya diterangkan terlebih
dahulu apa yang terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes.(Syafrii
Syahbudin, 2002).
2. Etiologi dan Patofisiologi
a. Etiologi
Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula
darar terganggu , insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar
gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah
akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat
mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam
air kemih ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya.
Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula karena insulin
tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus.
(Tjokroprawiro, 2006 ).
Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna
menjamin kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi seluruh
jaringan dan organ, sehingga proses-proses kehidupan utama bisa
berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat oleh adanya hormon
hormon tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin, yang
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal sebagai
katekolamin, dan somatostatin.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008).
b. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke
lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu
makanan di pecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat
menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam
lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian masuk
ke dalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk
dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar.
Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk
dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan terutama
glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya
adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses
metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu
bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau
hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Suyono, 2004).
Pada DM type II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
yang kurang. Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai lubang kunci
pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang
kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena
lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan
sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa
di dalam pembuluh darah meningkat (Suyono, 2004).
Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang
mungkin diduga karena tiga penyebab : (Bogdan Mc Wright, MD.
2008)
1). Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh).
2). Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena
adanya terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.
3). Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.
. 3. Penyebab Diabetes Mellitus
Penyebab DM adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin
dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal atau
terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam
mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan
dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang normal)
(Tjokroprawiro, 2006).
Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam
kelenjar penkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan DM sebagai berikut :
a. Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan,
bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki
kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan
anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga
menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks.
Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan
kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk
diwariskan kepada anak-anaknya (Maulana, 2008).
b. Virus dan Bakteri
Virus yang menyebabkan DM adalah rubella, mumps, dan
human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat bakteri masih
belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri
cukup berperan menyebabkan DM (Maulana, 2008).
c. Bahan Toksin atau Beracun
Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta
secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida),
streptozotocin (produk dari sejenis jamur) (Maulana, 2008).
d. Asupan Makanan
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan
dengan asupan makanan, baik sebagai factor penyebab maupun
pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor
risiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan
makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat. Semakin berlebihan
asupan makanan semakin besar kemungkinan terjangkitnya DM
(Maulana, 2008).
e. Obesitas
Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan
kegemukan atau obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel
lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan
beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya
lebih banyak dari keadaan pada waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah
yang menyebabkan resistensi terhadap insulin (Hartini, 2009).
4. Glukosa Darah
a. Pengertian
Glukose merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula,
yang merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk
dimana karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang
orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di
alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir
pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa (Erliensty, 2009).
b. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa
Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI (2006) atau yang
dianjurkan ADA (American Diabetes Association) yaitu bilatredapat
salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini:
1). Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan
200 mg/dl
2). Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126
mg/dl
3). Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2
jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO).
Tabel 1
KADAR GLUKOSA SEWAKTU DAN PUASA
Kadar glukosa darah sewaktu Bukan
DM
Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena <110 110 - 199 >200
Darah kapiler <90 90 - 199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110 - 125 >126
Darah kapiler <90 90 - 109 >110
Sumber : PERKENI, (2006)
c. Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Menurut Syafrii Syahbudin (2002) dan Bogdan Mc Wright,
MD (2008), resiko terkena diabetes melitus lebih tinggi salah satunya
kriteria dari faktor risiko seperti :
1). Kurangnya olah raga
2). Rendahnya berat badan bayi yang lahir karena tidak memadainya
asupan gizi pada janin selama tahap perkembangan, terutama jika
ibu bayi memiliki kelebihan berat badan dalam hidupnya.
3). Kurang mengkonsumsi serat
4). Kegemukan
5). Pola makan yang salah
6). Minum obat yang dapat menaikkan kadar glukosa darah
7). Stres
5. Gejala Diabetes Mellitus
Gejala penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi dua
yaitu gejala angkut dan gejala kronik.
a. Gejala Angkut dikenal beberapa istilah :
1). Hipoglikemia : keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di
bawah nilai normal. Gejala ini ditandai dengan munculnya rasa
lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, pusing, gelisah dan
penderita bisa jadi koma.
2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh yang
sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi,
luka suntik insulin, pola makan yang terlalu besar atau setres.
3). Koma hiposmoler non kronik yang diakibatkan adanya dehidrasi
berat, hiotensi, dan shock.
Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke
penderita yang lain tidaklah selalu sama tetapi terhadap keluhan yang
umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia), banyak minum
(polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila keadaan tersebut
tidak segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala yang
disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan
gejala yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat badan
dengan cepat, mudah lelah, dan nafsumakan berkurang.
(Tjokroprawito,2006)
b. Gejala Kronik
Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah
yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi
ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronik sering dibedakan
berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti kelainan
di bagian mata, mulut, urogenital, saraf dan kulit. Kadang kadang
penderita diabetes melitus tidak menunjukan gejala angkut atau
mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan
atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus . Gejala
kronik yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah
kesemutan, kulit terasa panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah
mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan, gigi mudah goyang
atau mudah lepas, kemampuan seksual menurun atau bahkan
impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin keguguran atau berat
bayi lahir lebih dari 4 kg. (Tjokroprawito,2006)
6. Komplikasai Diabetes Mellitus
Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara angkut maupun
kronik , yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengidap
penyakit Diabetes Mellitus. (Tjokroprawito,2006)
Komplikasi akut yang sering timbul adalah hipoglikemia dan koma
diabetik. Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan
glukosa, dengan tanda-tanda : rasa lapar, gemetar, keringat dingin,
pusing.Berlawanan dengan koma hipoglikemik, koma diabetin ini timbul
karena kadar darah dalam tubuh semakin tinggi, dan biasanya lebih dari
600 mg/dl. Gejala koma diabetik adalah nafsu makan menurun, banyak
minum, banyak kencing, mual dan muntah, napas menjadi cepat dan
berbau aseton, sering disertai panas karena terjadi infeksi. .
(Tjokroprawito,2006)
Komplikasi kronik yang sering timbul adalah bila penderita lengah,
komplikasi Diabetes Mellitus dapat menyerang seluruh alat tubuh, mulai
rambut sampai ujung kaki termasuk semua alat tubuh di dalamnya.
Sebaliknya, komplikasi tersebut tidak akan muncul jika perawatan
Diabetes Mellitus dilaksanakan dengan tertib dan teratur.
(Tjokroprawito,2006).
Pencegahan Diabetes Mellitus
Program pencegahan diadetes dengan mengatur pola makan dan
olahraga yang teratur, termasuk penurunan 5 hingga 7 persen dari berat
badan total dapat menurunkan resiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 60 %.
Caranya adalah mengurangi asupan lemak serat dengan berjalan sekitar 30
menit dalam sehari, lima hari dalam seminggu.
7. Klasifikasi Diabetes Mellitus
1. Kelompok Berdasarkan Pola Makan
a. Jenis DM yang menjangkit wilayah dengan penduduk yang berpola
makan dan berpola hidup modern dan tradisional.
b. Jenis DM yang disebabkan kekurangan makan (malnutrition) ada
didaerah yang kekurangan pangan (Tjokroprawiro, 2001).
2. Kelompok berdasarkan klinis atau Medis
a. Diabetes Mellitus (DM)
1) DM tipe I atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)
2) DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin)
3) DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi)
4) Diabetes Mellitus yang behubungan atau sindrom tertentu.
b. Gangguan Toleransi Glukosa
Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan
berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.
c. Diabetes Mellitus pada Kehamilan (Gestional/DM)
Ganggun ini baru terjadi pada seseorang setelah hamil.
Sebelumnya kadar glukosa darah dalam keadaan normal
(Tjokroprawiro, 2001)
3. Kelompok Berdasarkan Resiko Tinggi
a. Toleransi glukosa pernah abnormal.
b. Kedua orang tua mengidap DM.
c. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg (Tjokroprawiro,
2001).
8. Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus
a. Tujuan diet
Tujuan diet diabetes mellitus adalah membantu pasien agar
memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan
kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara ( Almatsier,2004)
1). Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan
obat penurunan glukosa oral dan aktifitas fisik
2). Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat
badan yang normal.
3). Menghindari atau menanganin komplikasi atau pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia
4). Meningkatkan derajad kesehatan sacara keseluruhan melalui gizi
yang optimal.
Tujuan diet menurut (Slamet Suyono, 2002)
1. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal
2. Mencapai dan mempertahankan lipit mendekati normal
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu dalam
batas-batas yang memadai atau berat badan idaman + 10%
4. Mencegah komplikasi angkut dan kronik
5. Meningkatkan kualitas hidup
b. Syarat Diet Diabetes Mellitus
Syarat diet yang harus dipenuhin untuk pelaksanaan diet
diabetes melitus menurut ALMASIER (2004) adalah memberikan
cukup energi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal,
ditambah kebutuhan untuk aktifitas fisik dan keadaan khusus.
Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makanan pagi 20%, siang
30%, sore 25%, serta 2-3 porsi untuk makanan selingan masing-
masing 10-15%. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari
kebutuhan energi total dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total
berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda dan
selebihnya lemak tidak jenuh tunggal, komsumsi kolestrol <300
mg/hari. Komsumsi serat 25 gram/hari mengutamakan serat larut air,
dan ajuran mengkonsumsi natrium 3000 mg/hari (9 gram garam) dan
bagi penderita yang mempunyai hipertensi konsumsi natrium sebesar
2400 mg/hari atau 6 gram garam.
B. Serat
1. Pengertian serat
Serat adalah makan berbentuk karbohidrat komplek yang banyak
terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna dan tidak
dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahkan pangan nabati,
selain mengan dung zat-zat komponen penting untuk kesehatan, yang
kenal dengan zat non gizi .(Soilistijani,1999)
2. Manfaat Serat
Serat sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia . Untuk itulah kita
sangat dianjurkan untuk mengkomsumsi serat yang cukup setiap hari.
Manfaat serat :
1). Sembelit
Merupakan kesulitan dalam pengeluaran sisa pencernaan.
Gangguan ini dapat dihindari dengan mengkonsumsi makanan
berserat tinggi yang tidak larut air .
2).Wasir
Merupakan pembekakan pada pembuluh balik porosmaka
mengkonsumsi serat larut dalam air.
3). Membantu melancarkan buang air besar
4). Mengatur kadar gula darah dan kadar energi dalam tubuh.
2. Anjuran Komsumsi Serat Untuk Diabetes
Rekomendasi asupan serat untuk pasien diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20-30 g
serat makan dari sumber berbagai bahan makanan. Di Indonesia
anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut
air.(Kartini Sukardji, 2002).
3. Keuntungan Pemberian Serat Pada Penderita Diabetes
1). Perasaan kenyang dan puas yang mampu menekan nafsu makan
dan penurunan berat badan
2). Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori
3). Membantu buang air besar secara teratur
4). Menurunkan kadar lemak darah yang meningkatkan risiko
terjadinya penyakit jantung.
C. Kategori IMT Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Berat badan dikatakan normal bila berat badan untuk tinggi badan
tertentu secara statistic dianggap paling baik untuk menjamin
kesehatan dan umur oanjang (Soeharto,2004).
Rumus yang digunakan untuk menentukan Indeks Masa Tubuh (IMT)
seseorang adalah :
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi badan(m)
2
Tabel 2
KATEGORI INDEK MASA TUBUH
Kategori IMT
Kurus
Kekurangan berat badan
tingkat berat
Kekurangan berat badan
tingkat ringan
< 17,0
17,0 18,5
Normal >18,5 25,0
Gemuk
Kelebihan berat badan
tingkat ringan
Kelebihan berat badan
tingkat berat
>25,0 27,0
>27
Sumber : WHO,(2000)
D. Faktor Resiko Kolesterol
1. Rasio LDL/HDL > 6.0
2. Umur : laki > 45 tahun, wanita sejak menoapause
3. Genetik : riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, saudara
laki sebelum 55 tahun dan wanita sebelum 65 tahun terkena PJK
4. Perokok
5. Tekanan darah tingi
6. Makanan berlemak dan berkalori tinggi
7. Diabetes mellitus
8.Pemakaian obat kontrasepsi
9. Kurang gerak, tidak berolahraga
Apabila kolesterol dalam tubuh kita sampai melebihi batas
kebutuhan atau tertimbun di dalam dinding pembulu darah akan
menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan aterosklerosis, yaitu
penyempitan atau pengerasan pembulu darah. Kadar kolesterol yang
tinggi dapat menyumbat aliran darah. Apabila penyumbatan terjadi di
jantung, tentunya dapat menyebabkan serangan jantung. Apabila
penyumbatan terjadi di otak, dapat menyebabkan serangan otak atau
strok. Kondisi seperti ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
tinggi atau darah tinggi.
A. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Glukosa Darah
Serat adalah makan berbentuk karbohidrat komplek yang banyak
terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna dan tidak
dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahkan pangan nabati,
selain mengan dung zat-zat komponen penting untuk kesehatan, yang
kenal dengan zat non gizi .(Soilistijani,1999)
Makan dengan kadungan serat kasar yang tinggi akan memberikan rasa
kenyang karena komposisi karbohidrat komplek yang menghentikan nafsu
makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Diety serat
tinggi yaitu 25 gram perhari mampu memperbaiki pengontrolan kadar gula
darah, menurunkan peningkatan insulin yang berlebihan didalam darah
serta menurunkan kadar lemak darah.
Pemberian serat secara klinis tidak banyak menggangu penyerapan
vitamin atau mineral. Serat merupakan kontra indikasi pada gangguan
pengosongan lambung seperti gastroparesis diabetes yang responya
terhadap prokinetik. (Arisman,2002)
B. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Kolesterol Total
Meningginya kolesterol plasma darah merupakan unsur bahaya
pengerasaan pembulu darah, serat tidak hanya dapat menyebabkan
kolesterol keluar dari darah, tetapi juga dapat mengurangi kekentalan
kolesterol, juga dapat mencegah penyerapan kolesterol makanan.
Serat baik untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah
konstipasi karena menyerap air ketika melewati saluran pencernaan,
sehingga tekstur feses menjadi lunak. Agar terbebas dari masalah
sembelit, konsumsi serat harus diimbangi dengan asupan air yang
cukup. Jika kurang minum, serat akan memperparah sembelit atau
gangguan pada usus besar.(Yuli,2010)
B. KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
C. Hipotesa
1. Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah penderita
diabetes mellitus tipe II pasien rawat inap di Rumah Sakit Roemani
Semarang
Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol total penderita diabetes
mellitus tipe II pasien rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang
Asupan serat
Kadar Glukosa
darah
Kadar Kolesterol
Total
Asupan serat
- Kadar kolestrol total dan gula darah
- Melancarkan BAB
- Mengatur kadar gula darah
- Menurunkan berat badan
- Mampu menahahan lapar

Anda mungkin juga menyukai