Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

MAKALAH


Diasuh oleh:
Prof. Dr. Drs. Abintoro Prakoso, S.H., M.S.

Oleh
Raditya Rangga Pratama
NIM 122010101033
Kelas PCL19
No. 34
08990839434

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan
rahmat serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Pancasila Sebagai Dasar Negara ini sesuai dengan waktu
yang penulis rencanakan.

Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pancasila yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini,
sehingga penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang ideologi,
tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung
secara moril maupun materil.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian
mata kuliah Pancasila di Universitas Jember, Penyusunan makalah ini tidak
berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih
pendekatan pada study banding atau membandingkan beberapa materi yang
sama dari berbagai referensi. Dan semoga bisa memberi tambahan
pengetahuan bagi kita semua.

Ibarat pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak, maka begitu pulalah
dengan halnya makalah ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan makalah ini
kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Terima Kasih.

Jember,30 Maret 2014

Penulis,



















DAFTAR ISI
Halaman Cover.
Halaman Judul..
Kata Pengantar.
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.. 1
1.2 Tujuan Penulisan....... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pancasila3
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara....8
BAB 3 KESIMPULAN10
Daftar Pustaka.11















BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bangsa yang berdiri kokoh dari ideology dan pemahaman
leluhur yang sudah menjadi bagian dari sejarah bangsa, Indonesia
memiliki berbagai dasar Negara dan pedoman. Pancasila, sebagaimana
diketahui merupakan dasar Negara Indonesia yang menjadi landasan
dari peraturan dan undang-undang yang berlaku. Tanpa dasar-dasar
Negara yang kuat Negara ini akan rapuh. Untuk menjaga kekuatan dan
kekokohan bangsa sebagai rakyat Indonesia hendaknya kita
mempelajari dan memahami makna-makna yang terkandung dalam
pancasila.
Pancasila secara baik dan benar, dalam arti Yuridis konstitusional dan
objektif ilmiah. Yuridis konstitusional, mengingat pancasila sebagai
dasar Negara dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan
penyelenggaraaan Negara Republik Indonesia termasuk melandasi tata
hokum yang berlaku. Artinya, dari segala tindakan aparat dan pejabat
pemerintah harus mengingat dan mempertimbangkan nilai-nilai luhur
yang terkandung dalam pancasila. Objektif Ilmiah, artinya pancasila
sebagai dasar Negara adalah suatu nilai kerohanian. Oleh karena itu
penalarannya tidak hanya secara objektif tapi ilmiah.
Mempelajari pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri harus dapat diwujudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari sebagai identitas diri bangsa. Untuk itulah
mempelajari dasar-dasar dan sejarah pancasila menjadi sangatlah
penting bagi keberlangsungan bangsa Indonesia. Karena suatu bangsa
yang kokoh berawal dari rakyat yang kokoh. Namun untuk menjadi
pemuda pemudi bangsa yang kokoh sebagaimana diketahui kita harus
bisa memiliki dasar-dasar yang benar dan kita harus memahami hal-hal
yang menjadi landasan Negara dan cikal bakal Negara itu sendiri.
Dalam kasus ini Pancasila sebagai landasan dan dasar Negara harus
menjadi pedoman dan harus kita pahami makna-makna yang
terkandung dalam butir-butirnya.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti Pancasila
2. Mengetahui Pancasila sebagai dasar Negara.















BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pancasila
Istilah Pancasila telah dikenal di Indonesia sejak zaman majapahit
abad XIV, yaitu terdapat pada buku Negara Kertagama karangan
Empu Prapanca dan dalam buku Sutasoma karangan Empu
Tantular. Tetapi baru dikenal oleh bangsa Indonesia sejak tanggal 1
Juni 1945, yaitu pada waktu Ir. Soekarno mengusulkan Pancasila
sebagai dasar negara dalam sidang Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
1. Dari Segi Etimologi (Menurut Lughatiya)
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana
India) yang artinya
a. Panca = Lima
b. Sila / syila = batu sendi, ulas atau dasar
Jadi, pancasila adalah lima batu sendi atau
Panca = lima
Sila / syila = tingkah laku yang baik
Jadi, pancasila adalah lima tingkah laku yang baik.
2. Dari segi Terminologi
Istilah Pancasila di dalam Falsafah Negara Indonesia
mempunyai pengertian sebagai nama dari 5 dasar negara RI,
yang pernah diusulkan oleh Bung Karno atas petunjuk Mr.
Moh. Yamin pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa
Indonesia sedang menggali apa yang akan dijadikan dasar
negara yang akan didirikan pada waktu itu. Lima dasar negara
yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah :
1. Kebangsaan
2. Prikemanusiaan
3. Mufakat
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan YME
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945, disusunlah suatu UUD pada 18
Agustus 1945 yang di dalam pembukaannya tercantum lima
dasar Negara R.I. Ia, Pancasila adalah lima dasar negara yang
tercantum dalam pembukaan UUD 45 yaitu dasar:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /perwakilan
e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran cita-cita
moral yang meliputi kejiwaan dan suatu kebudayaan yang
mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan
jika dapat dikembangkan keselarasan dan keseimbangan baik dalam
hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam
hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar
kemajuan lahiriah dan kebahagian rohaniah. Bangsa Indonesia lahir
dari sejarah dan kebudayaannya yaitu melalui gemilangnya
kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram, kemudian mengalami
masa penderitaan penjajahan sepanjang 3,5 abad sampai akhirnya
Indonesia emproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut
kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajahan
itu sendiri.
Berbagai bab sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah
ditempuh dengan gaja yang berbeda-beda, mulai dengan cara yaitu
lunak sampai cara yagn luru, mulai dari gerakan kaum cendekiawan
yang terbatas sampai gerakan yang menghimpunkekuatan rakyat
banyak, mulai bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangan
sampai kepada gerakan-gerakan politik. Bangsa Indonesia lahir
sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang, dengan
memberikan segala pengorbanan dan menahan segala macam
penderitaan bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang
ditempuhnya sendiri yaitu, merupakan hasil antara proses sejarah
dimasa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup dimasa
datang yang secara keseluruhan membentuk kepribadiannya sendiri,
yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian
tersebut ditetapkan sebagai pandangan hidup dan
dasar negara pancasila. Karena itu, pancasila lahir melalui proses
yang panjang dan dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita
sendiri, dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan
diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada
kepribadian bangsa kita sendiri dan gagasan besar bangsa kita
sendiri. Karena pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar
dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara
yang mengatur hidup ketatanegeraan. Hal ini tampak dalam sejarah
bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda,
namun dalam 3 buah UUD yaitu dalam pembukaan UUD45, dalam
mukadimah konstitusi RIS dan dalam mukadimah UUDS RI
(1950).
Pancasila tetap tercantum di dalamnya. Pancasila yang selalu
dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu dan menjadi
pegangan bersama pada saat-saat terjadi krisis nasional dan
ancaman terhadap ekosistem bangsa kita, merupakan bukti sejarah
bahwa pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia
sebagai dasar kehormatan Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, hal
ini karena telah tertanam dalam kalbunya rakyat dan dapat
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memberikan
corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan
dari bangsa Indonesia serta merupakan ciri khas yaitu membedakan
bangsa Indonesia dari bangsa lain. Terdapat kemungkinan, bahwa
tiap-tiap sila secara terlepas dari yagn lain, bersifat universal yang
juga dimiliki bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi ke-5 sila
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah pula itulah yang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Kenyataan sehar-hari yang kita
lihat dalam masyarakat bangsa Indonesia antara lain :
1. Bangsa Indonesia sejak dahulu sebagai bangsa yang religius,
percaya akan adanya zat yang maha kuasa dan mempunyai
keyakinan yang penuh, bahwa segala sesuatu yang ada dimuka
bumi ini akan ciptaan Tuhan. Dalam sejarah nenek moyang, kita
ketahui bahwa kepercayaan kepada Tuhan itu dimulai dari bentuk
dinamisme (serba tenaga), lalu animisme (serba arwah), kemudian
menjadi politeisme (serba dewa) dan akhirnya menjadi monoteisme
(kepercayaan akan adanya Tuhan YME) sisanya dalam bentuk
peninggalan tempat-tempat pemujaan dan peribadatan upacara-
upacara ritual keagamaan.
2. Sejak dahulu, bangsa Indonesia berkeyakinan bahwa pada
hakekatnya semua manusia dilahirkan sama, dan karena itu yang
hidup dan menikmati kehadapan sepenuhnya watak mesti bangsa
Indonesia yang sebenarnya, tidak menyukai perbedaan perihal
martabat yang disebabkan karena perbedaan warna kulit, daerah
keturunan dan kasta seperti yang terjadi masyarakat feodal.
3. Karena pengaruh keadaan geografisnya yang terpencar antara
satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, antar satu pulau dengan
pulau lainnya maka Indonesia terkenal mempunyai banyak
perbedaan yang beraneka ragam sejak dari perbedaan bahasa
daerah, suku bangsa, adat istiadat, kesenian dan kebudayaannya
(bhineka), tetapi karena mempunyai kepentingan yang sama, maka
setiap ada bahagian yang mengancam dari luar selalu menimbulkan
kesadaran bahwa dalam kebhinekaan itu terdapat ketunggalan yang
harus diutamkana kesadaran kebangsaan yang berbeda yaitu
sebagai bangsa Indonesia.
4. Ciri khas yang merupakan kepribadian bansga dari berbagai
suku, bangsa Indonesia adalah adanya prinsip musyawarah diantara
warga masyarakat sendiri dalam mengatur tata kehidupan mereka.
Sedang kepala desa, kepala suku, dan sebagainya hanya merupakan
pamong (pembimbing mereka yang dipilih dan dari antara mereka
sendiri, prinsip musyawarah dan masyarakat yang merupakan inti
dari kerakyatan telah dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat
adat seperti : desa marga, kurnia, nagori, banua, dsb.
5. Salah satu bentuk khusus dari kerakyatan ialah kerakyatan
dibidang ekonomi, yang dirumuskan sebagai keadilan atau
kesejahteraan sosial bagi rakyat Indonesia, asas ini sudah dikenal
berabad-abad lamanya yang sisanya masih dapat kita jumpai dalam
masyarakat terutama di desa, yaitu kebiasaan tolong menolong
antara sesame masyarakat, gotong royong dalam mengusahakan
kepentingan bersama atau membantu (menolong seseorang yang
sangat membutuhkan seperti materialistik, kapitalisme dan
individualisme sama sekali tidak disukai oleh bangsa Indonesia,
karena tidak memungkinkan tercapainya keadilan / kesejahteraan
sosial.
2.2 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dasar Negara adalah andasan kehidupan benegara. Setiap Negara
harus mempunyai landasan dalam melaksanakan kehidupan
bernegaranya. Dasar Negara bagi suatu Negara merupakan suatu
dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Dasar Negara bagi
suatu Negara amatlah penting. Negara tanpa dasar Negara berarti
Negara tersebut tidak punya pedoman dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara, akibatnya Negara tersebt tidak memiliki arah
dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan. Dasar Negara sebagai pedoman hidup bernegara
mencakup cita-cita Negara, tujuan Negara dan norma bernegara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap
tingkah laku dan setiap pengambilan keputusan para penyelenggara
negara dan pelaksana pemerintahan harus selalu berpedoman pada
Pancasila, dan tetap memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur serta memegang teguh cita-cita moral bangsa.
Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa
Indonesia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini
menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia menolak
segala bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa terhadap
bangsa yang lain. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
kekerasan dari manusia satu terhadap manusia lainnya, dikarenakan
Pancasila sebagai sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur
yang meliputi suasana kejiwaan dan watak dari bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika
kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila
juga sebagai paradigm pembangunan, maksudnya sebagai kerangka
pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan
tujuan dari suatu perkembangan perubahan dan proses dalam suatu
bidang tertentu.
Pancasila mengarahkan pembangunan supaya selalu
dilaksanakan demi kesejahtraan rakyat, kebesaran bangsa dan
keluhuran umat.
Dibidang politik, pancasila menjadi pedoman dalam berperilaku
politik agar tidak melenceng dari norma-norma dan asas yang
berlaku.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara, sebagaimana
yang tertuang pada pembukaan UUD 1945 merupakan sumber
tertib hokum tertinggi yang mengatur kehidupan Negara dan
masyarakat. Hal ini mengandung makna bahwa pancasila sebagai
kaidah dasar Negara yang bersifat mengikat dan memaksa.
Maksdunya, pancasila mengikat dan memaksa segala sesuatu yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hokum Negara RI agar setia
melaksanakan, mewariskan, mengembangkan dan melestarikan
niai-nilai pancasila. Jadi, semua warga Negara, penyelenggara
Negara tanpa terkecuali dan segala macam peraturan perundang-
undangan yang ada harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai
pancasila.
Itusebabnya seluruh isi UUD 1945 dan berbagai peraturan
perundangan yang berlaku di Negara ini seluruhnya bersumber atau
merupakan penjabaran dari sila-sila Pancasila. Bahkan
pembangunan nasional yang dilaksanakn oleh bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan penjabaran dari nilai-nilai pancasila.














BAB 3 KESIMPULAN
Panasila Sebagai dasar Negara mempunya peranan penting dalam
perkembangan Bangsa Indonesia. Sebagai suatu pedoman yang menjadi
dasar dari segala aspek kehidupan di Negara Indonesia. Sebagai pedoman
hokum dan undang-undang yang berlaku di Negara ini. Oleh sebab itu
sebagai warga Negara yang baik mempelajari sejarah dan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila menjadi suatu kewajiban untuk meningkatkan
patriotism dan kerukunan di negeri ini. Karena dengan mempelajari
perjalanan sejarah dasar Negara inilah kita bisa memahami arti pentingnya
sebuah dasar Negara. Karena Negara yang baik dimulai dari warga Negara
yang baik.
Pancasila yang merupakan sumber nilai-nilai di Negara ini
menunjukkan identitas bangsa yang memiliki nilai kemanusaaiaan yang
luhur, hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa terhadap
bangsa yang lain. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk kekerasan dari
manusia satu terhadap manusia lainnya, dikarenakan Pancasila sebagai
sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur yang meliputi suasana
kejiwaan dan watak dari bangsa Indonesia
Itusebabnya seluruh isi UUD 1945 dan berbagai peraturan
perundangan yang berlaku di Negara ini seluruhnya bersumber atau
merupakan penjabaran dari sila-sila Pancasila. Bahkan pembangunan
nasional yang dilaksanakn oleh bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan penjabaran dari nilai-nilai pancasila.



DAFTAR PUSTAKA
Setijo, Pandji. 2006. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan
Bangsa: Dilengkapi Dengan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil
Amandemen. Jakarta : Grasindo.
Setijo, Pandji. 2008. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan
Bangsa. Jakarta : Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai