Anda di halaman 1dari 5

13

III. BAHAN DAN METODE



3.I. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun petani di desa Pulo Reudeup Kec.
Kuta Blang Kab. Bireuen. Penelitian akan dilaksanakan dari bulan juni 2014 sampai
september 2014.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan adalah benih sorgum varietas Numbu. Kompos
ampas tebu, kompos sampah pasar. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul,
garu, parang, dan alat-alat lain yang mendukung penelitian.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial
3 x 3 dengan 3 ulangan. Ada 2 (dua) faktor yang diteliti: faktor dosis kompos ampas
tebu (T) dan dosis kompos sampah pasar (P).
1.Faktor Dosis Kompos Ampas Tebu (T) terdiri dari 3 taraf yaitu :
T
0
= Tanpa Kompos ampas tebu
T
1
=

Kompos ampas tebu dengan dosis 4,5 kg/plot (20 ton/ha)
T
2
= Kompos ampas tebu dengan dosis 9 kg/plot (40 ton/ha)
2. Faktor Dosis Kompos Sampah Pasar (P) terdiri dari 3 taraf yaitu :
P
0
= Tanpa kompos sampah pasar
P
1
= Kompos sampah pasar dengan dosis 4,2 kg /plot (20 ton/ha)
P
2
= Kompos sampah pasar dengan dosis 8 kg/plot ( 40 ton/ha)
Dengan demikian penelitian ini terdiri atas 9 kombinasi perlakuan masing-
masing dengan 3 ulangan, sehingga secara keseluruhannya terdapat 27 unit
percobaan. Adapun susuan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Susunan kombinasi perlakuan antara pemberian kompos ampas tebu dan
kompos sampah pasar.
Dosis Kompos
Ampas Tebu
Dosis Kompos Sampah Pasar


P
0
P
1
P
2

T
0
T
0
P
0
T
0
P
1
T
0
P
2

T
1
T
1
P
0
T
1
P
1
T
1
P
2

T
2
T
2
P
0
T
2
P
1
T
2
P
2
Model matematika untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial sebagai
berikut:
Yijk = + i + Tj + Pk + (TP)jk +
ijk
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pada faktor i taraf ke- j dan faktor 2 taraf ke- k pada
ulangan ke- k
= Rata-rata (nilai tengah)
i = Pengaruh ulangan ke- i
Tj = Pengaruh dosis kompos ampas tebu ke- j
Pk = Pengaruh dosis kompos sampah pasar ke- k
(TP)jk = Interaksi dari faktor dosis kompos ampas tebu dan kompos ampas pasar

ijk
= Galat (pengaruh acak)
14
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis
ragam, yang berbeda dilanjutkan dengan Uji Jarak Beda Duncan (UJBD) taraf 0,05.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.I. Pengolahan Tanah
Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul
atau dibajak, setelah itu baru digaru dan diratakan. Setelah tanah diratakan, dibuat
saluran drainase di sekeliling atau di tengah lahan. Ukuran petakan disesuaikan
dengan keadaan lahan yaitu luas bedengan 2cm x 1cm.
3.4.2. Persiapan Benih
Benih yang digunakan adalah benih yang baik dan bagus yang masih
memiliki kadar airnya 80%, dapat dilihat dengan merendam benih tersebut ke dalam
air. Benih yang tenggelam yang akan digunakan sebagai benih pilihan.
3.4.3. Penanaman
Jarak tanam sorgum yang akan digunakan adalah 40 x 20 cm. Penanaman
sorgum dilakukan dengan cara ditugal dan diisi 2 biji perlubang kemudian ditutup
dengan tanah ringan. Penutupan tanah secara padat dan berat menyebabkan biji sukar
berkecambah.
3.5. Pemeliharaan
3.5.1. Penyiraman
Penyiraman bertujuan untuk menambah air bila tanaman kekurangan air. Bila
tidak kekurangan maka penyiraman tidak perlu dilakukan. Penyiraman dilakukan
pada 2 hari sekali pada sore hari. penyiraman pada tanaman sorgum harus dijaga
15
pada saat tanaman berdaun empat, masa bunting waktu biji malai berisi. Pemberian
air dihentikan setelah biji mulai agak mengeras, hal ini dikarenakan agar biji dapat
masak dengan serempak.
3.5.2. Penjarangan Tanaman
Penjarangan tanaman dimaksudkan untuk menyisakan satu tanaman per
lubang tanam pada saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam (hst). Penjarangan
dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang kurang baik dan hanya menyisakan
satu tanaman yang baik saja.
3.5.3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu (gulma)
hingga perakarannya secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman
utama.
3.5.4. Pembumbunan
Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah di sekitar tanaman
sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman
sorgum sehingga membentuk guludan-guludan kecil yang bertujuan untuk
mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang terbentuknya
akar baru pada pangkal batang.
3.5.5. Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terpadu. Apabila serangan
berat maka akan dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan memberikan
insektida Furadan 3 G sebanyak 20 30 kg per hektarnya. Pengendalian yang akan
16
dilakukan dengan penyemprotan sesuai yang dianjurkan agar dapat menghindari
serangan tersebut. Penyemprotan diaplikasikan sesuai dengan anjuran dosis setara
dengan 1,08 kg.
3.5.6. Panen
Pemanenan akan dilakukan dengan melihat ciri-ciri visual biji. Pemanenan
juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya ciri-ciri seperti daun-daun berwarna
kuning dan mengering, biji-biji bernas dan keras. Jika pemanenan dilakukan
terlambat atau melampaui stadium buah tua dapat menurunkan kualitas biji. Biji-biji
akan mulai berkecambah bila kelembaban udara cukup tinggi.
3.6 Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dapat diamati mulai dari penanaman sampai pada
saat panen meliputi:
1. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga sendi daun teratas dalam
cm, pengukuran dilakukan pada 15, 30, 45, 60, 75, dan 80 hst.
2. Diameter batang. Pengukuran dilakukan pada pangkal batang setinggi 5 cm
dari pangkal akar menggunakan jangka sorong. Pengukuran akan dilakukan
pada 15, 30, 45, 60, 75, dan 80 hst dalam mm.
3. Panjang panicle diukur dari pangkal bunga sampai ujung bunga tertinggi.
Diukur pada saat panen dalam centimeter.
17

Anda mungkin juga menyukai