KELOMPOK III : IRMAN SANJAYA RAHMIATI DARWIS NASRAWATI ANDI NINING IRMA SAFITRI ERNAWATI UMRIANA U. ASMA INDRIASARI RAHMAWATI A.
JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2010
PENGESAHAN
Karya Tulis ini diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan calon peserta pada kegiatan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) Universitas Negeri Makassar. Judul Karya Tulis yang dikaji yaitu Pakasa sebagai bahan alternatif pengganti MSG(Monosodium Glutamat) yang disusun oleh : Nama Anggota Kelompok / NIM : 1. Irman Sanjaya 0913040 6. Ernawati 091304001 2. Rahmiati Darwis 091304018 7. Asma Indriasari 091304052 3. Nasrawati 091304016 8. Umriana U. 091304026 4. Irma Safitri 091304019 9. Rahmawati A. 071 5. Andi Nining 091304012 Jurusan : Kimia Telah disetujui oleh pendamping serta telah diterima dan disahkan oleh Panitia Pengarah Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Makassar, 06 Juni 2010 Mengetahui, Pendamping Penulis
Rafika Syamsu Kelompok III Menyetujui, Panitia Pengarah
Maryati, S.Pd Koordinator Steering Commite
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat aditif telah dikenal sejak zaman Mesopotamia purba yaitu penggunaan rempah-rempah sebagai pengharum ruangan dan sebagai bumbu, serta penggunaan garam untuk mengawetkan ikan dan daging. Zat aditif yang ditambahkan pada makanan harus aman dalam penggunaannya, jangan sampai mengganggu kesehatan dan merusak makanan. Pada umumnya, penggunaan zat aditif pada makanan relatif sedikit atau secukupnya karena penggunaan yang berlebihan dapat membahayakan dan merugikan. Tujuan pemberian zat Aditif pada makanan adalah : 1. Memberikan daya tarik pada penampilan makanan 2. Memberikan bau dan rasa yang sedap 3. Lebih awet bila disimpan lama 4. Untuk mempertahankan nilai gizi 5. Memperkuat bahan makanan sehingga pada saat pengolahan tidak hancur. Dewasa ini, zat aditif semakin marak digunakan di kalangan masyarakat dan umumnya zat ini banyak terkandung pada makanan maupun minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat. Penggunaan zat aditif ini hampir sudah tidak terkontrol lagi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang mendasari masyarakat mengenai akibat atau dampak yang akan ditimbulkan oleh penggunaan zat aditif tersebut. Misalnya saja, masyarakat itu sangat minim sekali mengenai kadar atau ambang batas dari penggunaan zat aditif. Mayoritas masyarakat khususnya Ibu Rumah Tangga (IRT) menambahkan MSG yang dikenal dengan Vetsin ke dalam masakannya. Menurut riset, Penggunaan MSG yang melebihi ambang batas dalam hal ini tidak boleh melebihi 5 gram per hari tiap orang karena dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan (Chinese Restaurant Syndrome). Gejala penyakit ini adalah badan terasa agak panas, letih, sakit kepala, bahkan sakit pada dada seperti gejala sakit jantung. Selain itu, MSG (Monosodium glutamat) juga dapat menyebabkan penurunan daya ingat pada seseorang yang mengonsumsinya. Oleh karena itu, penggunaan penyedap rasa sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang alami (back to nature). Pakasa merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai pengganti penyedap rasa (MSG) yang berasal dari bahan yang alami (Nature). Pada umumnya masyarakat tidak memanfaatkan bagian organ dalam pada ikan yang apabila terkontaminasi dengan bakteri-bakteri luar dapat menyebabkan bau busuk yang mengandung gas metana (CH 4 ) dimana gas metan ini mengandung unsure karbon yang apabila bereaksi dengan Oksigen akan memperbesar peluang menipisnya lapisan Ozon. Maka dari itu, dimanfaatkanlah bagian organ dalam pada ikan tersebut sebagai alternatif pengganti penyedap makanan.
B. Rumusan Masalah Pada penelitian ini, rumus masalah yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Mengapa Pakasa dapat dijadikan alternatif pengganti MSG ? 2. Bagaimana pengolahan bagian organ dalam pada ikan sehingga menjadi Pakasa?
C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam Pakasa dan MSG 2. Memahami pengolahan bagian organ dalam pada ikan sehingga menjadi Pakasa.
D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan pengetahuan untuk menguji kualitas Pakasa yang dapat dikembangkan oleh peneliti selanjuntnya. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan tambahan informasi kepada masyarakat luas mengenai Pakasa sebagai alternatif pengganti penyedap rasa (MSG). b. Dapat memberikan masukan kepada Pemerintah untuk memperhatikan berbagai produk makanan atau minuman yang ada di pasaran.
BAB II TELAAH PUSTAKA A. Zat Aditif Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker (Dahlanforum, 2007). B. Kandungan Organ Dalam Ikan Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging. Lemak antara 0,2 - 2,7 g/100 g daging. Di samping itu ikan tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin). Ikan mengandung protein tinggi yang terdiri atas asam amino Essensial yang nggak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan protein pada ikan bervariasi, tergantung kandungan lemak dan airnya. Secara umum ikan mengandung 13-20% protein. Protein ini dapat membantu pertumbuhan sel otak, sehingga ikan sering disebut makanan penunjang kecerdasan. Karena serat proteinnya lebih pendek, protein pada ikan gampang dicerna bahkan bagi bayi sekalipun. Proporsi protein konektifnya(kolagen) juga jauh lebih rendah dari hewan ternak, yaitu hanya 3-5% dari total protein. Makanya dibandingkan daging sapi, daging ikan terasa empuk dan lebih mudah hancur saat dikunyah (Anonim, 2010). C. Kandungan pada Mangga Mangga merupakan sumber beta-karoten , kalium, dan vitamin C. Beta- karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A (zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-karoten (dan vitaminC) juga tergolong antioksidan, senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul tak stabil yang dihasilkan oleh berbagai proses kimia normal tubuh, radiasi matahari atau kosmis, asap rokok, dan pengaruh-pengaruh lingkungan lainnya. Di dalam tubuh, mayoritas radikal bebas berasal dari proses kimia kompleks saat oksigen digunakan di dalam sel (Hanny, 2001). Radikal bebas melemahkan struktur membran sel dan membantu timbulnya penyakit yang berkaitan dengan stress seperti kanker dan penyakit kardiovaskuler. Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan selenium melindungi membrane sel dari dekstruksi oleh radikal bebas (Judith, 2006:22). D. Monosodium Glutamat (MSG) Banyak diantara pakar dan peneliti lebih tertarik meneliti hal-ikhwal yang ada kaitannya dengan akibat konsumsi MSG dosis tinggi, tetapi yang masih dalam batas-batas wajar untuk dikonsumsi manusia. Memang benar bahwa konsumsi MSG yang meningkat drastis dapat meningkat drastis pula kadar Glutamat dalam darah. Secara hipotesis kadar Glutamat yang berlebihan dalam darah dapat secara kuat merangsang beberapa bagian otak, sehingga berakibat timbulnya reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki bahkan hal itu mampu menyebabkan kerusakan tenunan otak (Winarno, 2004:30). BAB III METODE PENULISAN A. Jenis Tulisan Tulisan ini bersifat studi pustaka. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut. B. Objek Tulisan Objek dari tulisan ini adalah pakasa yang diambil dari organ dalam ikan tuna di Luwu. C. Teknik Pengumpulan data Data yang disajikan dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai macam literature baik berupa buku, maupun data-data yang diperoleh dari website internet yang relevan dengan objek yang dikaji. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan kandungan dalam organ dalam ikan tuna sehingga dapat dijadikan sebagai penyedap rasa. D. Prosedur Penulisan Penulisan dimulai setelah mengumpulkan data dan direduksi sesuai dengan objek yang dikaji. Selanjutnya diolah dan disimpulkan menjadi sebuah tulisan.
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS Pakasa adalah salah satu jenis bahan olahan yang dijadikan sebagai penyedap rasa yang digunakan oleh masyarakat Luwu yang masih tradisional. Pakasa dibuat dari organ dalam ikan yang ditambahkan garam dapur dan asam seperti, potongan mangga yang dikeringkan (Kaloko) dalam wadah yang tertutup dan disimpan selama 3 malam. Mayoritas masyarakat khususnya Ibu Rumah Tangga (IRT) menambahkan MSG yang dikenal dengan Vetsin yang merupakan pembentuk protein, sehingga apabila zat makanan ditambahkan sedikit vitsin akan berasa seperti ditambah kaldu daging (protein). MSG telah lama menjadi penyebab kontroversi masyarakat karena sebagian dari masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG mereka sering menunjukkan gejala alergi. Karena ketidakjelasan hal tersebut, maka sebaiknya digunakan bahan alami yang sifatnya sebagai penyedap rasa. Salah satu alternatifnya adalah penggunaan pakasa sebagai pengganti Monosodium Glutamate. Dilihat dari bahan-bahan yang digunakan, maka dapat diketahui kandungan dari pakasa adalah protein yang berasal dari organ dalam ikan tuna, mangga merupakan sumber beta-karoten , kalium, dan vitamin C. Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A (zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-karoten (dan vitaminC) juga tergolong antioksidan, senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas, garam di gunakan sebagai pengawet alami karena dapat menyerap lembapan dari makanan, semakin rendah kandungan air pada makanan itu. Semakin sulit bagi bakteri untuk hidup di dalamnya. Pakasa dapat dibuat dengan cara sebagai berikut: 1. Organ dalam ikan dicuci samapai bersih 2. Bahan tersebut disimpan dalam mangkok kemudian ditambahkan garam dan asam (kaloko) 3. Setelah itu campuran diaduk hingga merata 4. Masukkan campuran tersebut kedalam botol dan ditutup rapat dan simpan selama 3 hari tanpa dibuka. 5. Setelah 3 hari jadilah pakasa 6. Pakasa dipanaskan sebelum ditambahkan pada sayuran. Kelebihan dari pakasa ini yaitu bahan alami yang digunakan dan mudah didapatkan, sedangkan kekurangannya yaitu pakasa tersebut mudah rusak.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Pakasa dapat dijadikan alternatif pengganti MSG karena dilihat dari kandungannya yaitu protein yang berasal dari organ dalam ikan tuna, mangga merupakan sumber beta-karoten , kalium, dan vitamin C. Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A (zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-karoten (dan vitaminC) juga tergolong antioksidan, senyawa yang dapat memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas, garam di gunakan sebagai pengawet alami karena dapat menyerap lembapan dari makanan, semakin rendah kandungan air pada makanan itu. Semakin sulit bagi bakteri untuk hidup di dalamnya. 2. Pengolahan bagian organ dalam pada ikan sehingga menjadi Pakasa dilakukan dengan mencampur organ dalam ikan, asam mangga dan garam kemudian disimpan selama 3 hari. Sebelum dicampur dengan sayur pakasa terlebih dahulu dipanaskan.
B. Saran Bagi Masyarakat agar memanfaatkan Pakasa sebagai alternatif pengganti MSG. Bagi penulis agar dapat melengkapi referensi yang relevan dengan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010a. http://MSG.(online).wikipedia.com. Diakses pada 5 Juni 2010.
Anonim. 2010b. http://kandungan_ikan_tuna..(online).poetoegaul_sites.com. Diakses pada 5 Juni 2010.
Dahlanforum. 2007. http://bahaya_zat_aditif.(online).wahdah.or.id. Diakses pada 5 Juni 2010.
Swarth, Judith. 2006. Stres dan Nutrisi. Jakarta:Bumi Aksara.