Anda di halaman 1dari 93

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.




FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN



SKRIPSI

KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK REKLAME DAN PENERANGAN
JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA
PEMERINTAHANKABUPATEN ROKAN HILIR-RIAU

OLEH :

NAMA : HELVIANTI
NIM : 0 4 0 5 0 3 0 2 6
DEPARTEMEN : AKUNTANSI



Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2009



Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kontribusi Penerimaan
Pajak Reklame dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada
Kabupaten Rokan Hilir-Riau adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi
yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas benar apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang
telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 07 Desember 2009
Yang membuat pernyataan



Helvianti
NIM. 040503026












Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


KATA PENGANTAR

Kepada Allah SWT-Al Khaliq (The Life Creator), Al Bari (The Life
Planner)-saya kembali melipat kaki dan bersimpuh dalam sujud syukur atas jalan
hidup yang telah digariskan untuk saya. Bersyukur bahwa ditengah kealpaan,
kelalaian, kesombongan dan kekhilafan, Dia tidak henti menjaga, mempermudah,
dan memberikan akhir yang paling baik untuk skripsi yang saya tulis.
Ucapan terima kasih tulus saya kepada kedua orang tua Drs. Hazri dan
Masdiah, dan semua yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang sangat
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
1. Bapak Drs. J hon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, AK selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretsris Departemen
Akuntansi Fakuktas Ekonomi Univeristas Sumatera Utara.
3. Ibu Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing, saya ucapkan
terima kasih atas kesediaan ibu telah meluangkan waktu, memberikan
arahan dan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini dan semoga
hasil yang dapat saya berikan tidak mengecewakan.
4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen Penguji I, Bapak
Drs. Rustam,M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


5. Pimpinan dan seluruh Staf Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Rokan
Hilir, tempat saya melakukan penelitian khususnya Sub Dinas Pendataan
dan Penetapan.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Manusia dan hasil kerja serta buah
fikirnya tidak luput dari cacat dan cela. Skripsi ini juga demikian adanya sehingga
dengan kerendahan hati saya mohonkan komentar, koreksi dan saran dari semua
pihak untuk perbaikan di kemudian hari. Saya berharap skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi banyak pihak.



Medan, 07 Desember 2009
Penulis


Helvianti
NIM. 040503026



















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


ABSTRAK



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak
reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan daerah. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak reklame dan pajak
penerangan jalan, dan variabel dependen yang digunakan adalah Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir tepatnya di
Kantor Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang
beralamat di Jalan. Perniagaan No.78 B Bagansiapiapi. Metode statistik yang
digunakan adalah statistik inferensial dengan Analisis Regresi Berganda, Uji F,
dan Uji t, menggunakan perangkat SPSS (Statistic Product and Service Solution)
versi 15.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien dari pajak reklame (b
1
) adalah
494 dan koefisien pajak penerangan jalan (b
2
) adalah 7.503 yang menunjukkan
bahwa pajak reklame dan pajak penerangan jalan berpengaruh positif terhadap
PAD, nilai adjusted R
2
adalah sebesar 0.250 yang artinya bahwa 25% variabel
dependen PAD Kabupaten Rokan Hilir dijelaskan oleh variabel independen pajak
reklame dan pajak penerangan jalan sedangkan sisanya sebesar 75% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian, pada hasil pengujian
hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa kedua variabel independen yaitu
pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara berasama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap PAD, dan pada uji hipotesis parsial menunjukkan
bahwa pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara terpisah berpengaruh
terhadap PAD.


Kata kunci : Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dan Pendapatan Asli
Daerah
















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


ABSTRACT



The aim of this research is to know how big of the advertisement tax and the
roadway lighting tax on Local Own Revenue (PAD). Independent Variables used
in this research was the advertisement tax and the roadway lighting tax, and
dependent variable was Local Own Revenue (PAD).
This research is conducted by in office on was carried out in the to be practise
in the Dinas Pendapatan Kabupaten Rokan Hilir that was located at Perniagaan
Street No.78B Bagansiapiapi. The analyzing method that is used is the inferensial
statistic method with Double Regression Analysis, F-test, t-test and used SPSS
(Statistic product and Service Solution) 15.0 Version.
The results of this research shown that coefficient of the advertisement tax (b
1
)
is 494 and coefficient of the roadway lighting tax (b
2
) is 7,503, it means that the
advertisement tax and the roadway lighting tax have positively effect to Local
Own Revenue (PAD). The double regression of this research show the value of
adjusted R
2
is 0,250 it means that 25% dependent variable Local Own Revenue
(PAD) is explained by independent variable the advertisement tax and the
roadway lighting tax, and 75% was explained by another variable that is not
mention in this research. The F test value show that both of independent
variables have significant positive effect to dependent variable Local Own
Revenue (PAD) and t test value show that each of dependent variabel has
significant positive effect to Local Own Revenue (PAD).


Key words : The advertisement Tax, The roadway lighting Tax, and Local
Own Revenue (PAD)










Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.



DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT. v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR.. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. 1
B. Perumusan masalah.... 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis... 10
1. Hubungan Antara Pajak dengan Pendapatan. 10
2. Pengklasifikasian Pajak.. 10
a) Menurut golongan 11
b) Menurut sifat 11
c) Menurut Lembaga Pemungut... 12
3. Fungsi Pajak 12

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


a) Fungsi Budgetery... 12
b) Fungsi Regulatory.. 13
c) Fungsi Sosial.. 13
4. Pajak Daerah 13
a) Definisi Pajak Daerah 13
b) Jenis Pajak Daerah. 14
c) Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah... 16
d) Obejek Pajak Daerah.. 18
e) Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak
Daerah................................................................ 20
f) Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan.. 22
5. Pendapatan Asli Daerah (PAD 23
a) Defenisi Pendapatan Asli Daerah. 23
b) Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah. .. 25
B. Tinjauan penelitian terdahulu 27
C. Kerangka Konseptual 29
D. Hipotesis Penelitian... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.. 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian. 31
C. Defenisi Operasional.. 32
D. Prosedur Pengumpulan Data. 33
E. Metode Analisis Data 33

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


1. Analisis Kontribusi...... 33
2. Uji Asumsi Klasik 34
3. Pengujian Hipotesis. 36
4. Analisis Regresi Berganda.. 38
F. Jadwal dan Lokasi Penelitian. 39
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitan 40
1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir... 40
2. Pajak Reklame Kabupaten Rokan Hilir 50
3. Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Rokan Hilir... 51
4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Rokan Hilir 53
5. Kontribusi Pajak Reklame dan Pajak Penerangan
JalanTerhadap PAD Kabupaten Rokan Hilir. 54
B. Statistik Deskriptif 55
C. Pengujian Asumsi Klasik... 55
D. Pengujian Hipotesis 61
1. Analisis Koefisien Determinasi. 61
2. Uji Simultan (F Test). 62
3. Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial (t Test)... 64



Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 66
B. Keterbatasan Penelitian.. 67
C. Saran.. 67
DAFTAR PUSTAKA. 70
LAMPIRAN 72


















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Penerimaan Daerah Kabupaten Rokan Hilir
Periode 2004-2008 6
Tabel 1.2 Perkembangan Sumber PAD Kabupaten Rokan Hilir
Periode Tahun 2004-2008................................................ 7
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu.......................................... 28
Tabel 3.1 Defenisi Operasional........................................................ 33
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian.............................................................. 39
Tabel 4.1 Target dan Realisasi Pajak Reklame Rokan Hilir
Tahun 2004-2008. 51
Tabel 4.2 Target dan Realisasi Pajak Penerangan J alan
Rokan Hilir Tahun 2004-2008.. 52
Tabel 4.3 Target dan Realisasi PAD Rokan Hilir
Tahun 2004-2008.. 53
Tabel 4.4 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD
Rokan Hilir Tahun 2004-2008.. 54
Tabel 4.5 Descriptive Statistics. 55
Tabel 4.6 Uji statistic kolmogorov-smirnov (K-S) 56
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson.. 60
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi... 62

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Tabel 4.10 Hasil Uji Simultan. 63
Tabel 4.11 Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial 64






















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................. 30
Gambar 4.1 Normal P-Plot of Regression Standard Residual ......... 58
Gambar 4.2 Histogram ................................................................... 59
Gambar 4.3 Scatterplot .................................................................. 61

















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul
Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah
Rokan Hilir.......... 73
Lampiran 2 Data Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dan PAD
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004-2008.. 74
Lampiran 3 Hasil Analisis Statistik dengan SPSS. 76
Lampiran 4 Surat Riset dari Dinas Pendapatan Daerah
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir 80













Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah menerapkan
suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah Pembangunan Nasional.
Pembangunan nasional adalah kegiataan yang berlangsung terus menerus dan
bersinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
yang bersifat material maupun spiritual, untuk itu pemerintah harus berusaha
meningkatkan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan.
Dalam menunjang keberhasilan pembangunan diperlukan penerimaan yang
kuat, dimana sumber pembiayaan diusahakan tetap bertumpu pada penerimaan
dalam negeri dan penerimaan dari sumber-sumber luar negeri hanya sebagai
pelengkap. Kemandirian pembangunan diperlukan baik ditingkat pusat maupun
ditingkat daerah, hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan
pemerintah propinsi maupun kabupaten/kota yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pemerintah pusat dengan kebijaksanaannya. Kebijakan tentang
keuangan daerah ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah
mempunyai kemampuan membiayai pembangunan daerahnya sesuai dengan
prinsip daerah otonomi yang nyata.
Setelah pemerintah pusat mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 dan diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah yang terfokus pada otonomi daerah dan Undang-Undang

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Nomor 25 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah,
maka pemerintah daerah diberi kekuasaan yang lebih besar untuk mengatur
anggaran daerahnya.
Untuk mendukung pelaksanaan otonomi yang maksimal pemerintah
mengeluarkan kebijaksanaan dibidang penerimaan daerah yang berorientasi pada
peningkatan kemampuan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya
sendiri dan diprioritaskan pada penggalian dana mobilisasi sumber-sumber
daerah. Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 adalah :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari:
a. Hasil pajak daerah.
b. Hasil retribusi daerah.
c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan.
d. Pendapatan asli daerah yang sah.
2. Dana perimbangan.
3. Pinjaman daerah.
4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu sumber penerimaan daerah
mempunyai peranan penting dalam pembangunan, hal ini dapat dilihat dalam
pelaksanaan Otonomi Daerah dimana peranan PAD diharapkan dan diupayakan
dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


daerah, oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan
penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Dengan demikian akan memperbesar
tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan
pembangunan yang bersifat mandiri, tapi pada kenyataannya kontribusi PAD
terhadap pendapatan dan belanja daerah masih kecil. Selama ini dominasi
sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar, maka untuk mengurangi
ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berusaha
meningkatkan PAD yang salah satunya dengan penggalian potensi daerah.
Kabupaten Rokan Hilir sebagai bagian dari Propinsi Riau tentunya
memerlukan dana yang cukup besar dalam menyelenggarakan kegiatan
pembangunan daerah di berbagai sektor. Dana pembangunan tersebut diusahakan
sepenuhnya oleh pemerintah daerah dan bersumber dari penerimaan pemerintah
daerah kabupaten Rokan Hilir itu sendiri. Sumber pembiayaan kebutuhan
pemerintah yang mana biasa dikenal dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
berasal dari pengolahan sumber daya yang dimiliki daerah di samping penerimaan
dari pemerintah propinsi, pemerintah pusat serta penerimaan daerah lainnya.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber
penerimaan daerah, maka pemerintah daerah kabupaten Rokan Hilir berusaha
secara aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber penerimaan
daerah terutama penerimaan yang berasal dari daerah sendiri, hal ini perlu
dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat dalam pembiayaan pembangunan daerah.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Guna meningkatkan kemampuannya dalam bidang pendanaan untuk
pembangunan, kabupaten Rokan Hilir berusaha meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) melalui pajak daerah. Jenis-jenis pajak daerah menurut Undang
Undang Nomor 34 tahun 2000 adalah: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Bahan Galian C, Pajak
Parkir.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya pajak merupakan iuran wajib
rakyat kepada negara. Berdasarkan pada perkembangan realisasi pajak sebenarnya
pemerintah dapat meningkatkan target penerimaan pajaknya, hal ini dapat
dikatakan bahwa pemerintah tidak mengetahui potensi yang dimiliki oleh
daerahnya tersebut. Kemampuan keuangan daerah di dalam membiayai kegiatan
pembangunan didaerah merupakan pencerminan dari pelaksanaan otonomi di
daerah. Untuk melihat kemampuan pemerintahan kabupaten Rokan Hilir dalam
menghimpun penerimaan daerah baik penerimaan yang berasal dari sumbangan
dan bantuan pemerintah pusat maupun penerimaan yang berasal dari daerah
sendiri, hal ini dapat dilihat dalam APBD yang biayanya bersumber dari PAD
dengan tingkat kesesuaian yang mencukupi pengeluaran pemerintah daerah.
Upaya untuk meningkatkan PAD tentunya tidak terlepas dari peranan masing-
masing komponen PAD. Komponen yang ada seperti penerimaan pajak daerah,
retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah, penerimaan dinas-dinas
serta penerimaan daerah lainnya. Ini merupakan beberapa komponen yang
menjadi sumber penerimaan daerah dimana tentunya akan terus digali baik yang
sudah ada maupun sumber penerimaan baru yang potensial.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Pajak yang menjadi komponen utama dari PAD juga terpengaruh akibat
terjadinya krisis ekonomi. Menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat akibat
adanya krisis ekonomi menyebabkan terganggunya penerimaan masyarakat yang
kemudian mempengaruhi penerimaan pendapatan daerah yang mengakibatkan
pendapatan daerah menjadi lebih rendah dan tidak menentu. Sehubungan dengan
tujuan otonomi daerah, yaitu menuntut kemandirian daerah maka upaya yang
dapat dilakukan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan PAD sebagai sumber
pendanaan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah dengan
meningkatkan jumlah PAD yang berasal dari pajak daerah.
Melihat kenyataan yang ada, sebenarnya sangat sulit bagi kabupaten/kota
untuk bisa menjalankan otonomi daerah secara konsekuen, hal ini dikarenakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah
adalah kemampuan keuangan daerah yang memadai. Begitu juga kabupaten
Rokan Hilir, dalam berotonomi daerah masih sangat bergantung pada transfer
dana dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum (DAU), hal ini dapat
dilihat dari masih rendahnya sumber PAD yang belum mampu digali secara
optimal. Hal ini dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :







Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Tabel 1.1
Daftar Penerimaan Daerah Kabupaten Rokan Hilir
Periode 2004-2008
(Nilai dalam Rupiah)

Uraian
Tahun
2004 2005 2006
Pendapatan Asli Daerah 27.938.659.724,99 50.182.789.376,00 80.859.682.027,00
Pajak Daerah 1.756.286.411,39 1.475.120.186,00 6.766.639.563,00
Pajak Hotel 134.752.700,00 167.132.900,00 222.175.175,00
Pajak Restoran 70.702.700,00 191.020.860,00 368.437.505,00
Pajak Hiburan - 1.000.000,00 -
Pajak Reklame 49.520.000,00 83.042.000,00 98.216.160,00
Pajak Penerangan J alan 1.312.107.811,39 994.959.626,00 5.872.333.923,00
Pajak Bahan Galian C 189.203.200,00 37.964.800,00 205.476.800,00
Retribusi Daerah 1.058.636.232,60 3.027.412.022,00 5.091.948.776,00
Laba Usaha Daerah 875.644.687,00 577.943.669,00 1.204.594.790,00
Lain-lain PAD yang Sah 24.248.092.394,00 45.102.313.499,00 67.796.498.898,00
Dana Perimbangan 660.952.008.790,00 1.020.221.885.879,00 1.426.790.637.418,00
Bagi Hasil Pajak 81.645.789.981,00 108.208.999.742,00 159.991.546.966,00
Bagi bukan pajak 579.306.218.809,00 912.012.886.137,00 1.266.799.090.452,00
Dana Alokasi Umum 84.507.127.002,00 95.180.000.000,00 91.848.000.000,00
Dana Alokasi Khusus - 9.091.907.850 17.075.000.000,00
Lain-lain Penerimaan Yang Sah 11.106.412.871,00 17.689.935.263,00 20.014.182.216,00

Uraian
Tahun
2007 2008
Pendapatan Asli Daerah 109.473.350.584,64 142.783.562.000,00
Pajak Daerah 7.393.116.742,64 6.637.242.521,41
Pajak Hotel 192.022.500,00 193.887.900,00
Pajak Restoran 828.972.633,00 476.205.023,00
Pajak Hiburan - -
Pajak Reklame 66.723.250,00 67.057.000,00
Pajak Penerangan J alan 6.234.823.213,69 5.890.573.098,41
Pajak Bahan Galian C 70.575.096,00 9.519.500,00
Retribusi Daerah 5.468.786.156,00 3.836.462.800,00
Laba Usaha Daerah 2.766.056.723,00 4.337.209.707,00
Lain-lain PAD yang Sah 93.845.390.963,00 127.973.586.972,00
Dana Perimbangan 1.079.223.760.889,00 1.301.497.506.617,00
Bagi Hasil Pajak 183.877.150.480,00 167.882.559.572,00
Bagi bukan pajak 895.356.610.409,00 1.133.614.947.045,00
Dana Alokasi Umum 91.848.000.000,00 22.962.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 18.994.200.000,00 24.320.589.184,00
Lain-lain Penerimaan Yang Sah 26.653.480.076,00 28.178.942.884,69

Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Rokan Hilir

Dari data di atas dapat dilihat bahwa meskipun PAD Kabupaten Rokan Hilir
masih sangat kecil namun dalam perkembangannnya selama 5 tahun selalu
mengalami peningkatan, tetapi tidak dialami oleh pos pajak reklame yang

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


mengalami penurunan tahun 2007-2008 dan pajak penerangan jalan yang
mengalami penurunan tahun 2005 dan 2008.
Tabel 1.2
Perkembangan Sumber-sumber PAD Kabupaten Rokan Hilir
Periode Tahun 2004-2008
(Nilai dalam Rupiah)

TAHUN
JENIS PENERIMAAN
Pajak Daerah Retribusi Daerah
Lain-lain PAD
Yang Sah
Total PAD
2004 1.756.286.411,39 1.058.636.232,60 2.512.373.708,00 27.938.659.724,99
2005 1.475.120.186,00 3.027.412.022,00 4.568.025.716,00 50.182.789.376,00
2006 6.766.639.563,00 5.091.948.776,00 1.323.107.966,00 80.859.682.027,00
2007 7.393.116.742,64 5.468.786.156,00 6.900.109.368,00 109.473.350.584,64
2008 6.637.242.521,41 3.836.462.800,00 9.661.144.768,00 142.783.562.000,00

Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Rokan Hilir

Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk kabupaten Rokan Hilir selama periode
2004-2008, yaitu pajak daerah memperlihatkan peningkatan walaupun
peningkatannya relatif kecil. Dari beberapa macam pendapatan asli daerah yang
ada yang menjadi perhatian adalah penerimaan pajak. Pada penerimaan pajak ini
nilai realisasi yang tercapai tidak terlalu besar dibandingkan dengan sumber
pendapatan asli daerah yang lainnya. Dari dasar ini dapat diketahui bahwa dari
sektor pajak daerah belum terlalu memberikan pemasukan yang di
harapkan. Dasar ini yang menjadikan penulis ingin melakukan penelitian terhadap
kontribusi yang dilakukan terhadap sektor pajak daerah, khususnya pajak reklame
dan pajak penerangan jalan, sehingga penulis membahasnya dalam skripsi yang
diberi judul Kontribusi penerimaan Pajak Reklame dan Penerangan Jalan
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir-
Riau.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat
perumusan masalah yaitu seberapa besar kontribusi pajak reklame dan pajak
penerangan jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada kabupaten Rokan
Hilir baik secara simultan maupun parsial.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) kabupaten Rokan Hilir baik secara simultan maupun parsial.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi penulis, namun juga
bagi Pemerintah Daerah dan peneliti lainnya. Manfaat yang diperoleh dari
penelitian ini adalah:
1. Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai studi
program strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menambah bahan
pustaka penelitian yang telah ada serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan
bagi pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.
3. bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-
teori yang diperoleh dari bangku kuliah kedalam praktek yang sesungguhnya
serta digunakan sebagai syarat selesainya jenjang S-1.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


4. bagi universitas, sebagai tambahan bahan pustaka serta sebagai tambahan
pengetahuan bagi pembaca atau mahasiswa yang memerlukan informasi
mengenai penerimaan daerah khususnya pendapatan asli daerah.
5. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi
pemerintah dalam mengambil kebijaksanaan dalam usahanya untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna membiayai pembangunan daerah
khususnya penerimaan yang berasal dari pajak daerah. Diharapkan sebagai
bahan dan informasi bagi peneliti selanjutnya terhadap masalah dan tempat
yang sama dengan kajian yang lebih mendalam untuk meningkatkan
penerimaan pajak di Kabupaten Rokan Hilir.














Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Hubungan Antara Pajak dengan Pendapatan
Dalam suatu jenis pajak kita akan mengenal istilah pajak proporsional, pajak
progresif, dan pajak regresif yang tentunya berkaitan dengan masalah pendapatan.
Suatu pajak akan disebut proporsional jika mengenakan tarif persentase yang
sama tanpa melihat pendapatan seseorang, sehingga setiap pembayaran pajak
dikenakan tarif pajak dalam proporsi yang sama dari pendapatannya, sedangkan
untuk pajak progresif berbeda sama sekali dengan pajak proporsional. Pajak
progresif adalah pajak yang mengenakan tarif dalam persentase yang meningkat
menurut bertambah tingginya pendapatan seseorang, sedangkan pajak regresif
adalah pajak yang mengenakan tarif persentase yang lebih rendah pada mereka
yang berpendapatan tinggi. Istilah progresif dan regresif mungkin akan
menimbulkan kekacauan pengertian. Kata-kata itu merupakan istilah teknis yang
berkaitan dengan proporsi pajak terhadap berbagai pendapatan.

2. Pengklasifikasian Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemugutnya.



Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


a. Menurut golongan
Menurut golongan pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu pajak langsung
dan pajak tidak langsung.
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak bisa dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain
atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan.
Contoh: Pajak Penghasilan
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi
jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan
terutangnya pajak, misal terjadi penyerahan barang atau jasa.
Contoh: Pajak Pertambahan nilai

b. Menurut sifat
Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pajak
subjektif dan pajak objektif.
1) Pajak subjektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan
pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan
subjeknya.
Contoh: pajak penghasilan
2) Pajak obyektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik
berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi
subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal.
Contoh: Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungut
1) Pajak Negara atau Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh: Pajak Penerangan J alan, Pajak Kendaraan Bermotor

3. Fungsi Pajak
Pembangunan yang ada selama ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat
dalam membayar pajak, karena hasil dari penerimaan pajak tersebut digunakan
pemerintah untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat. Dengan
demikian pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

a) Fungsi Budgetary
Dalam fungsinya sebagai Budgetary, pajak dipergunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan pemerintah, terutama kegiatan-
kegiatan rutin.



Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


b) Fungsi Regulatory
Sebagai fungsi Regulatory, yaitu mengatur perekonomian guna menuju
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, mengadakan distribusi pendapatan serta
stabilitas ekonomi.

c) Fungsi sosial
Dalam fungsi ini hak milik seseorang diakui dan pemanfaatannya tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan masyarakat atau boleh dikatakan bahwa
besarnya pemungutan pajak harus disesuaikan dengan kekuatan seseorang untuk
dapat mencapai kepuasan kebutuhan setinggi-tingginya setelah dikurangi yang
mutlak untuk kebutuhan primer.

4. Pajak Daerah
a. Definisi Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah-daerah restribusi daerah.
Menurut Prakosa (2003:1) pajak secara umum adalah iuran wajib anggota
masyarakat kepada Negara karena undang-undang dan atas pembayaran tersebut
pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung dapat ditunjuk.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Siahaan (2005:7) memberikan defenisi pajak daerah sebagai berikut:

Pungutan dari masyarakat oleh Negara (pemerintah) berdasarkan undang-
undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terhutang oleh wajib
membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontraprestasi/balas
jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran
Negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Pajak daerah sebagai salah satu Pendapatan Asli Daerah diharapkan menjadi
salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. Meskipun beberapa jenis pajak daerah sudah
ditetapkan dalam undang-undang Nomor 34 tahun 2000, daerah kabupaten/kota
diberi peluang dalam mengali potensi sumber-sumber keuangannya dengan
menetapkan jenis pajak selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

b. Jenis Pajak Daerah
Jenis pajak propinsi menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 antara
lain :
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air,
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraaan di atas Air,
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraaan Bermotor,
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
Kabupaten/kota memungut pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2000.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


1) Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel.
2) Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran.
3) Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, sedangkan yang
dimaksud dengan hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan,
permainan ketangkasan, dan/atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun,
yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak
termasuk penggunaan fasilitas untuk berolah raga.
4) Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame, sedangkan yang
dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang
menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan
untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa
atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa
atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari
suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.
5) Pajak Penerangan J alan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan
ketentuan bahwa di wilayah derah tersebut tersedia penerangan jalan, yang
rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan
pengambilan bahan galian Golongan C sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7) Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir
di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi
kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

Selain yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000,
Pemerintah Daerah dapat menggali potensi sumber keuangan lainnya yang dapat
dikenai pajak dengan kriteria sebagai berikut :
1) bersifat pajak dan bukan retribusi,
2) objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya
melayani masyarakat di wilayah Kabupaten/ Kota yang bersangkutan,
3) objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan
umum,
4) objek pajak bukan merupakan objek pajak Provinsi dan/atau objek pajak
Pusat,
5) potensinya memadai,
6) tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif,
7) memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat,
8) menjaga kelestarian lingkungan.

c. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Daerah
Adapun bagian dari subjek pajak dan wajib pajak adalah:
1) Subjek kendaraan bermotor dan kendaraan di Atas air adalah orang pribadi
atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor dan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


kendaraan di atas air. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air.
2) Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan
bermotor dan kendaraan di atas air. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau
badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air.
3) Subjek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah konsumen bahan
bakar kendaraan bermotor. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan kendaraan bermotor.
4) Subjek Pajak Pengembalian dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan adalah orang pribadi atau badan yang mengambil, atau
memanfaatkan, atau mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau
air permukaan. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang
mengambil dan memanfaatkan air bawah tanah dan/atau air permukaan.
5) Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada hotel. Wajib pajaknya adalah pengusaha hotel.
6) Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada restoran. Wajib pajaknya adalah pengusaha restoran.
7) Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton
dan/atau menikmati hiburan. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan
yang menyelenggarakan hiburan.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


8) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame. Wajib pajaknya
adalah orang pribadi.
9) Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan
yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik.
10) Subjek Pajak Pengembalian Bahan Galian Golongan C adalah orang pribadi
atau badan yang mengambil bahan galian golongan C. Wajib pajaknya adalah
orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan pengambilan bahan galian
golongan C.
11) Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas tempet parkir. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau
badan yang menyelenggarakan tempat parkir.

d. Objek Pajak Daerah
1) Objek Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air adalah
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air.
2) Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
adalah penyerahaan kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air.
3) Objek Pajak Bahan Kendaraan Bermotor adalah bahan bakar kendaraan
bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan
bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di atas air.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


4) Objek Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan adalah :
a) Pengambilah air bawah tanah dan/atau air permukaan
b) Pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan
c) Pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan/atau air permukaan
5) Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan
pembayaran termasuk :
a) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek.
b) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal
jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
c) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
6) Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran dengan
pembayaran.
7) Objek Pajak Hiburan adalah penyelenggaraan hiburan dengan dipungut
bayaran.
8) Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.
9) Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, di wilayah
daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh
pemerintah daerah.
10) Objek Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah kegiatan
pengambilan bahan galian golongan C.
11) Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

e. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Daerah
1) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai perkalian dari 2
(dua) unsur pokok, yaitu :
a) Nilai Jual Kendaraan Bermotor
b) Bobot yang mencerminkan secara relative kadar kerusakan jalan dan
pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan sebesar 1,5% untuk kendaraan
bermotor bukan umum, 1% untuk kendaraan bermotor umum, dan 0,5% untuk
kendaraan bermotor alat-alat berat dan besar.
2) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan di Atas Air dihitung berdasarkan nilai jual
kendaraan di atas air. Tarif ditetapkan sebesar 1,5%.
3) Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di
Atas Air adalah nilai jual kendaraan bermotor. Tarifnya ditetapkan sebagai
berikut :
a) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas penyerahan pertama 10%
untuk kendaraan bermotor bukan umum, 10% untuk kendaraan bermotor
umum, dan 3% untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
besar.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


b) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas penyerahan kedua dan
selanjutnya : 1% untuk kendaraan bermotor bukan umum, 1% untuk
kendaraan bermotor umum, dan 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat
berat dan alat-alat besar.
c) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas penyerahan karena
warisan : 0,1% untuk kendaraan bermotor bukan umum, 1% untuk
kendaraan bermotor umum, dan 0,3% untuk kendaraan bermotor alat-alat
berat dan alat-alat besar.

Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas penyerahan pertama
ditetapkan 5% untuk penyerahan kedua dan selanjutnya sebesar 1%, dan untuk
penyerahan karena warisan ditetapkan sebesar 0,1%.
4) Dasar Pengenaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah nilai jual
bahan bakar kendaraan bermotor. Tarifnya ditetapkan sebesar 5%.
5) Dasar Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada hotel. Tarifnya ditetapkan paling tinggi 10%
6) Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada restoran. Tarifnya ditetapkan paling tinggi 10%.
7) Dasar Pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah pembayaran atau yang
seharusnya dibayar untuk menonton dan/atau menikmati hiburan. Tarifnya
ditetapkan paling tinggi sebesar 35%.
8) Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa reklame. Tarifnya
ditetapkan paling tinggi sebesar 25%.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


9) Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai jual tenaga listrik.
Tarifnya ditetapkan paling tinggi sebesar 20%.
10) Dasar Pengenaan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah nilai
jual hasil pengambilan bahan galian golongan C. Tarifnya ditetapkan paling
tinggi sebesar 20%.
11) Dasar Pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah pembayaran atau yang
seharusnya dibayar untuk pemakaian tempat parkir. Tarifnya ditetapkan paling
tinggi sebesar 20%.

f. Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
1) Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame, sedangkan yang
dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut
bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang,
ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang
yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat
oleh umum kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.
a. Objek Pajak Reklame
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.
b. Subjek dan Wajib Pajak Reklame serta Tarif Pajak
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame. Wajib pajaknya

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


adalah orang pribadi dengan asar Pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa
reklame yang tarifnya ditetapkan paling tinggi sebesar 25%.
2) Pajak Penerangan Jalan
Pajak Penerangan J alan, yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan
ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang
rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
a. Objek Pajak Penerangan J alan
Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, di wilayah
daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh
pemerintah daerah.
b. Subjek dan Wajib Pajak Penerangan J alan serta Tarif Pajak
Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan
yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik dengan dasar
Pengenaan Pajak adalah nilai jual tenaga listrik yang tarifnya ditetapkan
paling tinggi sebesar 20%.

5. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a. Defenisi Pendapatan Asli Daerah
Penerimaan daerah adalah semua penerimaan daerah dalam bentuk
peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode
tahun anggaran bersangkutan. Pendapatan asli daerah merupakan salah satu
sumber penerimaan daerah yang mempunyai peranan penting dalam

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


pembangunan. Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari
sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah.
Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah, oleh
karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi diukur dari besarnya kontribusi
yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD, semakin besar
kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD
berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan
pemerintah daerah.
Pendapatan asli daerah hanya merupakan salah satu komponen sumber
penerimaan keuangan negara disamping penerimaan lainnya berupa dana
perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain penerimaan yang sah juga sisa
anggaran tahun sebelumnya dapat ditambahkan sebagai sumber pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan didaerah. Keseluruhan bagian penerimaan tersebut
setiap tahun tercermin dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah. Meskipun
PAD tidak seluruhnya dapat membiayai APBD, sebagaimana dikatakan oleh
Santoso (1995:20) bahwa proporsi PAD terhadap total penerimaan tetap
merupakan indikasi keuangan suatu pemerintah daerah.
Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber
keuangan secara maksimal, namun tentu saja dalam koridor perundang-ungangan
yang berlaku khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan
pembangunan didaerahnya melalui pendapatan asli daerah. Tuntutan peningkatan
PAD semakin besar seiring dengan semakin banyakanya kewenagan pemerintah
yang dilimpahkan kepada daerah itu sendiri.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Menurut undang-undang No. 33 tahun 2004, pendapatan asli daerah adalah
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber didalam daerahnya sendiri
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pendapatan asli daerah merupakan sumber penerimaan
daerah yang asli digali didaerah yang digunakan untuk modal dasar pemerintah
daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk
memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat.

b. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mardiasmo (2002:132), pendapatan asli daerah adalah penerimaan
daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan
yang sah.
Menurut undang-undang No.33 tahun 2004 pasal 6, sumber-sumber
pendapatan asli daerah terdiri dari :
1) pajak daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah. Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah-daerah
restribusi daerah.
2) retribusi daerah

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
3) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan
penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang
mencakup :
a. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD
b. bagianlaba atas penyertaan modal pada perusahaan milik Negara/BUMN
c. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta/kelompok
4) lain-lain pendapatan yang sah
Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik
pemerintah daerah. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan
penerimaan daerah selain yang disebut diatas. Jenis pendapatan ini meliputi
objek pendapatan sebagai berikut :
a. hasil penjualan asset daerah yang tidak dipisahkan
b. jasa giro
c. pendapatan bunga
d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah
e. penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan, pengadaan barang dan jasa oleh daerah

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


f. penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing.
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
h. Pendapatan denda pajak
i. Pendapatan denda retribusi
j. Pendapatan eksekusi atas jaminan
k. Pendapatan dari pengembalian
l. Fasilitas sosial dan umum
m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
n. Pendapatan dari anggaran/cicilan penjualan.

B. Tinjauann Penelitian Terdahulu
Afriani (2007) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh pajak daerah
dan retribusi daerah terhadap penerimaan daerah kabupaten Langkat. Dari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa pajak daerah dan retribusi daerah secara
simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap penerimaan daerah. Realisasi
pajak daerah dan retsibusi daerah kabupaten Langkat untuk tahun pengamatan
2001-2006 melebihi target dengan rata-rata 103,62% dengan pertumbuhan rata-
rata 12,73%. Kontribusi pajak daerah terhadap penerimaan daerah rata-rata
adalah 58,95% dan retribusi daerah 26,05%.
Mayasari (2004) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh pajak daerah
terhadap PAD, studi kasus Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. Dari hasil
penelitian tersebut diketahui nilai rata-rata kontribusi pajak daerah terhadap PAD

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


yang memiliki nilai tertinggi adalah Kabupaten Tuban sebesar 58,96% dan nilai
terendah adalah kabupaten Sumenep 13,85%. Sedangkan untuk Kota, nilai rata-
rata pajak daerah yang memiliki nilai tertinggi adalah Kota Surabaya sebesar
56,05% dan nilai terendah adalah Kota Blitar yaitu sebesar 21,17%.
Suhendi (2008) melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan analisis log-linier. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran, jumlah wisatawan
mancanegara berpengaruh signifikan, jumlah penduduk berpengaruh negatif dan
signifikan, dan jumlah hotel dan restoran berpegaruh positif dan signifikan
terhadap pajak hotel dan restoran.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel
Metode
penelitian
Hasil
penelitian
Ester
Afriani
(2007)
Pengaruh
Pajak
Daerah dan
Retribusi
Daerah
Terhadap
Penerimaan
Daerah
Kabupaten
langkat
Independen :
1. Pajak
Daerah
2. Retribusi
Daerah


Dependen:
1.Penerimaan
Daerah

Analisis
Regresi
Berganda,
Uji F dan
Uji t
Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Kab. Langkat
berpengaruh terhadap
Penerimaan Daerah Kab.
Langkat baik secara
simultan maupun parsial


Dian
Mayasari
(2004)

Kontribusi
Penerimaan
Pajak
Daerah
Independen :
1.Pajak
Daerah

Analisis
Kontribusi
dan
Analisis
Rata-rata kontribusi pajak
daerah terhadap PAD yang
memiliki nilai tertinggi
adalah kabupaten Tuban

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


terhadap
PAD Studi
Kasus
Kabupaten
dan Kota di
Jawa Timur

Dependen:
1. PAD

Statistik
Deskriptif

sebesar 58,96% dan nilai
terendah adalah kabupaten
Sumenep sebesar Rp.
13,85%

Eno
Suhendi
(2008)
Analisis
Faktor-
Faktor yang
Mempengar
uhi
Penerimaan
Pajak Hotel
dan
Restoran
Kota
Yogyakarta
Tahun
1991-2005
Independen :
1. PDRB
2. Jumlah
wisatawan
3. Jumlah
penduduk
4. Jumlah
hotel dan
restoran

Dependen :
Pajak hotel
dan restoran
Analisis
Log-linier
Variabel PDRB tidak
berpengaruh signifikan,
jumlah wisatawan
mancanegara berpengaruh
signifikan, jumlah penduduk
berpengaruh negatif dan
signifikan, dan jumlah hotel
dan restoran berpegaruh
positif dan signifikan
terhadap pajak hotel dan
restoran.




C. Kerangka Konseptual
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu pajak reklame dan
pajak penerangan jalan, serta satu variabel dependen yaitu PAD. Menurut
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, pajak reklame dan pajak penerangan
jalan dikelompokkan sebagai Pajak Daerah dan dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 disebutkan bahwa PAD terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah,
bagi hasil laba BUMD dan investasi lain, dan lain-lain PAD yang sah.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, tinjauan teoritis, tinjauan
penelitian terdahulu dan keterangan di atas maka dapat digambarkan sebuah
kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.










Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis, 2009
Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa hubungan
pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap PAD adalah berpengaruh
positif baik secara simultan atau parsial.

D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2004 : 10) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban
sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data
yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian bahwa pajak reklame dan pajak penerangan jalan
berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Kokan Hilir.
Pajak Rekalame
(X
1
)
Pajak
Penerangan jalan
(X
2
)
Pendapatan Asli
Daerah
(Y)

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiasif kausal. Menurut Umar (2003 :
30) Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel
riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lain.

B. Populasi Dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2004 : 72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi APBD didaerah
Kabupaten Rokan Hilir dan Laporan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2004-2008,
dimana pada tahun-tahun tersebut Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
sudah dikelompokkan secara terpisah dan menjadi bagian dari pajak daerah.
Menurut Sugiyono (2004 : 73) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
adalah Laporan Realisasi APBD dan Laporan Realisasi Pajak Daerah Kabupaten
Rokan Hilir tahun 2004-2008.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non-
probability sampling dengan cara acidental sampling yaitu peulis menggunakan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


sampel yang dapat diakses dengan baik dan diperoleh dengan lengkap. Penelitian
ini menggunakan data bulanan sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini
adalah 60 (enam puluh).

C. Defenisi Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dan defenisinya akan
dijelaskan melalui tabel.

Tabel 3.1
Defenisi Operasional

Jenis
Variabel
Nama
Variabel
Defenisi
Independen Pajak
Reklame
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan
reklame, sedangkan yang dimaksud dengan
reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media
yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk
tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan
suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk
menarik perhatian umum kepada suatu barang,
jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu
tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh
Pemerintah dengan objek pajak berupa semua
penyelenggaraan reklame, subjek pajaknya adalah
orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
atau melakukan pemesanan reklame. Wajib
pajaknya adalah orang pribadi dan dasar
pengenaan pajaknya adalah nilai sewa reklame
yang tarifnya ditetapkan paling tinggi sebesar
25%.
Independen Pajak
Penerangan
Jalan
Pajak penerangan jalan adalah pajak atas
penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan
bahwa di wilayah derah tersebut tersedia
penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Jenis
Variabel
Nama
Variabel
Defenisi
Pemerintah Daerah. Dengan objek pajak
penggunaan tenaga listrik, di wilayah daerah yang
tersedia penerangan jalan yang rekeningnya
dibayar oleh pemerintah daerah, subjek pajak
orang pribadi atau badan yang menggunakan
tenaga listrik. Wajib pajaknya adalah orang
pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik
dan atau pengguna tenaga listrik dan dasar
Pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai
jual tenaga listrik yang tarifnya ditetapkan paling
tinggi sebesar 20%.
Dependen Pendapatan
Daerah
Pendapatan daerah yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan pendapatan yang benar-benar
diperoleh dan digali dari potensi pendapatan yang
ada di suatu daerah.


D. Prosedur Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data yang telah dikumpulkan sebelumnya dan telah menjadi
dokumentasi pihak Dispenda Kabupaten Rokan Hilir. Prosedur pengumpulan data
yang digunakan adalah teknik dokumentasi yaitu dengan memperoleh data
langsung dari tempat penelitian yaitu data realisasi pajak reklame dan pajak
penerangan jalan serta data realisasi PAD selama tahun 2004-2008.

E. Metode Analisis Data
1. Analisis Kontribusi
Yaitu suatu alat anlisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak reklame dan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


penerangan jalan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Rokan Hilir, maka dibandingkan antara realisasi penerimaan pajak reklame dan
penerangan jalan terhadap PAD. Rumus yang digunakan untuk menghitung
kontribusi sebagai berikut: (Nugroho Budiyuwono, 1995: 160).

x 100%
Keterangan:
Pn = Kontribusi penerimaan pajak reklame dan penerangan jalan terhadap
pendapatan asli daerah (Rupiah)
QY = Jumlah penerimaan pendapatan asli daerah (Rupiah)
QX = Jumlah penerimaan pajak reklame dan penerangan jalan (Rupiah)
n = Tahun (periode) tertentu.

2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas.
a. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan
variabel dependen berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah data yang
kita miliki normal atau tidak, kita menggunakan uji statistic kolmogorov-
smirnov (K-S). Ghozali (2005:30) memberikan pedoman pengambilan
keputusan tentang data-data yang mendekati atau yang merupakan distribusi
normal dapat dilihat dari:

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


1. Nilai sig. atau nilai signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi
data adalah tidak normal.
2. Nilai sig atau nilai signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi data
adalah normal
b. Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel
independen. J ika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas,
dan suatu model terdapat gejala multikolinearitas jika terdapat Tolerence
kurang dari 0.10.
c. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan
periode sebelumnya. Model regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi.
Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson. J ika nilai Durbin-Watson
(DW) terletak antara batas atas (DU) dan 4-DU, maka tidak terjadi
autokorelasi.
d. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Pengujian ini
dilakukan dengan Scatter-Plot menggunakan SPSS.



Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


3. Pengujian Hipotesis
a. Uji simultan (Uji F Statistik)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan F-test . Hipotesis yang akan diuji adalah
Ha
1
:

pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Rokan
Hilir

Kriteria yang digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis adalah

J ika F
hitung
>F
tabel
, atau p value pada kolom sig <level of significant (), maka Ha
1

diterima.
J ika F
hitung
<F
tabel
, atau p value pada kolom sig >level of significant (), maka
Ha
1
ditolak.

Ada beberapa prosedur uji F.
1) Menentukan formulasi hipotesis.
H0 : b
1
=b
2
=0, artinya bahwa x
1
, x
2
secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap Y.
Ha : b
1
b
2
0, artinya bahwa x
1
, x
2
, secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Y.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


2) Menentukan taraf signifikansi () dan F
tabel

Pada taraf signifikansi 5%, nilai dari F
tabel
memiliki degree of fredom for
denominator yaitu N-k dan degree of fredom for numerator yaitu k-1 dimana N
adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel.
3) Membuat kriteria pengujian.
4) Membuat kesimpulkan yang menyatakan H0 diterima atau ditolak.

b. Uji Parsial (Uji t Statistik)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing variabel
independen mempengaruhi variabel dependen menggunakan t-test. Hipotesis yang
akan diuji adalah
Ha
2 :
pajak reklame berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Rokan Hilir.
Ha
3 :
pajak penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Rokan Hilir.

Kriteria yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis adalah

J ika t
hitung
>t
tabel
, atau p value pada kolom sig <level of significant (), maka Ha
diterima.
J ika t
hitung
<t
tabel
, atau p value pada kolom sig >level of significant (), maka Ha
ditolak.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Ada beberapa prosedur uji t.
1) Menentukan formulasi hipotesis
H0 : b
1
=b
2
=0, artinya bahwa x
1
, x
2
, secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap Y.
Ha : b
1
b
2
0, artinya bahwa x
1
, x
2
, secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Y.
2) Menentukan taraf signifikansi () dan t
tabel

Pada taraf signifikansi 5%, nilai dari t
tabel
memiliki degree of fredom for
denominator yaitu N-2 dimana N adalah jumlah sampel.
3) Membuat kriteria pengujian
4) Membuat kesimpulkan yang menyatakan H0 diterima atau ditolak

4. Analisis Regresi Berganda
Dalam melakukan analisis data penulis menggunakan metode deskriptif
kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil
yang diperoleh. Analisis ini menggunakan teknik analisis statistik SPSS dengan
metode analisis regresi berganda dengan model persamaan:
Y =a +b
1
x
1
+b
2
x
2
Dimana :

Y =Realisasi PAD Kabupaten Rokan Hilir

a =Konstanta
b
1
, b
2
=Koefisien regresi
x
1
=Pajak Rekalame
x
2
=Pajak Penerangan J alan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


F. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Rokan Hilir
(DISPENDA) dengan perencanaan jadwal penelitian ini dimulai pada bulan
Februari sampai selesai. Jadwal penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Jadwal Penelitian

Tahapan
Penelitian
Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Agust
Sept Okt Nop Des
Pengajuan
proposal


Bimbingan
dan perbaikan
proposal


Seminar
proposal


Pengumpulan
data


Pengolahan
dan analisis
data


Bimbingan
skripsi


Penyelesaian
skripsi













Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Rokan Hilir
Sebelum resmi menjadi Kabupaten pada 4 oktober 1999, Kabupaten Rokan
Hilir adalah bagian dari Kabupaten Bengkalis. Kabupaten baru ini berada
diwilayah paling utara Propinsi Riau dan berbatasan langsung dengan Propinsi
Sumatera Utara. Dulu secara geografis hubungan masyarakat daerah ini lebih
cendrung ke Sumatera Utara daripada Bagansiapiapi. Seiring dengan terbentuknya
Kabupaten tersendiri maka seiring itu pulalah terbentuknya Dinas Pendapatan
Daerah yang diserah terimakan dari Kabupaten Bengkalis dengan membahas atau
menangani pekerjaan dibidang pendapatan daerah untuk pembangunan daerah
kedepannya, beberapa urusan antara lain:
a. Kepala Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA)
b. Mengatur pendapatan daerah dari pajak Bumi dan Bangunan
c. Izin usaha
d. Minyak dan Gas alam
e. Pajak Retribusi dan lain sebagainya
Kantor Dinas Pendapatan Daerah berada dibawah pimpinan Kepala Dinas
dengan pangakat Elson II yang dipimpin langsung oleh Sekda, alamat kantor
berada dijalan Perniagaan Bagansiapiapi. Dasar utama penyusunan Perangkat
daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


menjadi kewenangan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan
Pemerintah harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Demikian pula pada pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir sebagai suatu
organisasi yang bertugas dan mempunyai fungsi pemberian pelayanan kepada
publik, jelas keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut terlebih dahulu diperlukan
adanya peranan kepemimpinan yang nantinya akan bertanggung jawab atas beban
tugas yang telah dilimpahkan oleh organisasi dimans pimpinan tersebut berkerja.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi pokok tersebut, Dispenda Rokan Hilir
dikepalai oleh seorang Kepala Dinas dan didukung 1 (satu) Kepala Tata Usaha, 5
(lima) Sub Dinas, dan 20 (dua puluh) Seksi dan kelompok Jabatan Fungsional.
Masing-masing unsur yang terdapat dalam Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Rokan Hilir memiliki tugas yang berbeda.
a. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, melakukan koordinasi,
mengendalikan kegiatan dan melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kota
dibidang pengelolaan keuangan daerah serta tugas perbantuan yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah.

b. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan
administratif yang meliputi pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian,
perlengkapan, rumah tangga dinas dan unsur umum lainnya. Bagian Tata
Usaha terdiri dari 4 (empat) sub bagian yang masing-masing dipimpin oleh
Kepala Sub Bagian yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata
Usaha.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


1) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok mengelola keuangan dan
perbendaharaan serta menyusun laporan keuangan meliputi APBD,
RAPBD dan mengusulkan DUK triwulan I IV.
2) Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan
pengelolaan kegiatan administrasi di bidang kepegawaian meliputi urusan
pensiun, kenaikan pangkat, gaji berkala, pengurusan cuti, pendataan
jumlah Pegawai Negeri Sipil, Pembinaan Pegawai Negeri Sipil,
Pembuatan DUK dan DP-3.
3) Sub Bagian Perlengkapan
Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan
dibidang perlengkapan, rumah tangga dan pengadaan serta pemeliharaan
barang juga membuat daftar pembagian barang-barang untuk setiap seksi.
4) Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok mengelola tata usaha dan
surat menyurat serta urusan umum lainnya.

c. Sub Dinas Program mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian tugas
dinas dibidang penyusunan program. Sub Dinas Program terdiri dari 4 (empat)
Seksi yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung
jawab kepada Kepala Sub Dinas Program.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


1) Seksi Penyusunan Program
Seksi Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan
penerimaan pendapatan daerah, sistem dan prosedur kerja serta
penyusunan kebijaksanaan teknis dan program kerja jangka pendek,
menengah dan jangka panjang.
2) Seksi Pemantauan dan Pengendalian
Seksi Pemantauan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok
melaksanakan pembinaan teknis dibidang pendapatan terhadap semua unit
yang melaksanakan pungutan pendapatan daerah dan melaksanakan
kegaiatan pemantauan dan pengendalian terhadap tugas yang dilaksanakan
dibidang pendapatan serta melaksanakan penyuluhan dibidang pendapatan
daerah.
3) Seksi Pemantauan dan Pengendalian
Seksi Pemantauan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok menyusun
rencana serta mengkaji untuk mengembangkan potensi pendapatan daerah
dan mempersiapkan rancangan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala
Daerah tentang pajak daerah dan pendapatan daerah lainnya.
4) Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melakukan evaluasi
dan memonitor pelaksanaan teknis operasional pengelolaan pendapatan
daerah, menyajikan data statistik target dan realisasi pendapatan daerah,
mengidentifikasi permasalahan pendapatan daerah dan menyusun laporan
realisasi pendapatan daerah.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.



d. Sub Dinas Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas dinas dibidang pendataan dan penetapan. Sub Dinas Pendataan dan
Penetapan terdiri dari 4 (empat) seksi yang masing-masing dipimpin oleh
Kepala Seksi yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pendataan
dan Penetapan.
1) Seksi Pendataan dan Pendaftaran
Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
pendataan objek pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah
lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah dan Surat
Pemberitahuan Retribusi Daerah, melaksanakan pendaftaran wajib pajak
daerah dan wajib retribusi daerah melalui formulir pendaftaran,
menyimpan, mendistribusikan, memberikan NPWPD dan wajib retribusi
daerah dan menyusun daftar induk WP daerah dan retribusi daerah serta
menyimpan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan
pendaftaran dan pendataan.
2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan, mengumpulkan dan mengolah data objek pajak daerah dan
retribusi daerah, menuangkan hasil pengolahan dan informasi data
kedalam kartu dataserta mengirimkan kartu data kepada seksi penetapan
dan demikian sebaliknya.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


3) Seksi Penetapan
Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan perhitungan
penetapan pokok pajak daerah dan pokok retribusi daerah berdasarkan
kartu data, termasuk perhitungan denda dan sanksi lainnya, menerbitkan
dan mendistribusikan serta menyimpan arsip surat perpajakan daerah dan
retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan, melaksanakan
perhitungan jumlah angsuran pembayaran dan penyetoran atas
permohonan WP.
4) Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok menyusun rencana dan
melaksanakan pemeriksaan objek pajak dan objek retribusi, menatausaha
hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak dan retribusi serta
mengirimkan laporan hasil pemeriksaan kepada seksi pengolahan data dan
informasi.

e. Sub Dinas Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
dinas dibidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi, penagihan
dan perhitungan restitusi, pemindahbukuan serta mempertimbangkan terhadap
keberatan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Sub
Dinas Penagihan terdiri dari 4 (empat) Seksi yang masing-masing dipimpin
oleh Kepala Seksi yang bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas
Penagihan.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.



1) Seksi Pembukuan dan Verifikasi
Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan
pembukuan dan berifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah
dan pendapatan daeah lainnya, melaksanakan pembukuan dan verifikasi
penerimaan dan penegluaran benda berharga serta pendataan uang dari
hasil pungutan benda berharga ke dalam kartu persedian benda berharga,
menyiapkan laporan tentang realiasasi peneriaman dan tunggakan pajak
daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya, serta menyiapkan
laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaaran dan sisa persedian
benda berharga secara berkala.
2) Seksi Penagihan dan Perhitungan
Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan
penagihan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan
daerah lainnya, menerbitkan dan mendistribusikan serta menyimpan arsip
surat perpajakan daerah dan retribusi daerah yang berkaitan dengan
penagihan.
3) Seksi Restitusi dan Pemindahbukuan
Seksi Restitusi dan Pemindahbukuan mempunyai tugas pokok menerima
permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari WP, meneliti kelebihan
pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat diberikan restitusi dan atau
pemindahbukuan serta mempersiapkan Surat Keputusan Kepala Dinas
tentang pemberian restitusi dan atau pemindahbukuan.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


4) Seksi Pertimbangan dan Keberatan
Seksi Pertimbangan dan Keberatan mempunyai tugas pokok menerima
Surat Keberatan dari WP dan wajib retribusi dan meneliti keberatan WP
dan wajib retribusi serta membuat pertimbangan atas Surat Keberatan dan
mempersiapkan Surat Keputusan Kepala Dinas tentang persetujuan dan
penilaian atas keberatan tersebut.

f. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain terdiri dari 4 (empat) seksi
yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung jawab
kepada Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain.
1) Seksi Penatausahaan, Penerimaan Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain.
2) Seksi Penerimaan Lain-lain
Seksi Penerimaan Lain-lain mempunyai tugas pokok melaksanakan
penatausahaan penerimaan lain-lain, merencanakan dan mengupayakan
penerimaan lain-lain, baik dari pemerintah, wakil pemeritah di daerah
maupun dari lembaga-lembaga keuangan dan atau badan-badan lain
termasuk pinjaman daerah dan dana darurat.
3) Seksi Penerimaan BUMD dan Pendapatan Lain-Lain
Seksi Penerimaan BUMD dan Pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas
pokok melaksanakan penatausahaan penerimaan BUMD dan
melaksanakan penatausahaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
4) Seksi Legalisasi dan Pembukuan Surat-Surat Berharga.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


g. Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari 4 (empat) seksi yang masing-
masing dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung jawab kepada Kepala
Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan.
1) Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak
Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pendapatan Pajak dan Non Pajak
mempunyai tugas pokok melaksanakan penatausahaan surat-surat
ketetapan PBB, penatausahaan pendapatan bagi hasil pajak dan bukan
pajak.
2) Seksi Bagi Hasil Pajak
Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok menerima dan
mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dan Daftar
Himpunan Pokok Pajak/Daftar Himpunan Penetapan Pajak, PBB,
melaksanakan penagihan PBB, melaksanakan perhitungan penerimaan
bagi hasil pajak lainnya, serta membantu menyampaikan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB kepada WP, menerima kembali
SPOP dan mengirimkan kepada KPPBB.
3) Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan
mempunyai tugas pokok mengkaji tentang pelaksanaan Peraturan
Perundang-Undangan dan melaksanakan koordinasi dengan unit terkait
tenatng pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan serta melaksanakan
pengkajian atas penerimaan pendapatan daerah secara periodik.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


4) Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak
Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan
pertimbangan pemeriksaan DAU dan melaksanaan perhitungan DAU.

Dalam melakukan pemungutan pajak dilakukan dengan menggunakan 2 (dua)
sistem. Official assessment system yang merupakan sistem pemungutan pajak
dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak dihitung
dan ditetapkan oleh petugas yang berwenang dari pihak Dispenda. Sistem
perhitungan ini diberlakukan pada WP yang tidak melakukan pembukuan hanya
pencatatan saja, biasanya pada usaha yang masih berskala kecil. Besarnya pajak
ditetapkan berdasarkan laba yang diperolehnya atau berdasarkan omset penjualan.
Untuk menetapkan besarnya pajak, maka petugas yang berwenang dalam
melakukan penagihan akan datang ke lokasi usaha WP dan melihat keadaan
usahanya serta meminta beberapa bukti penjualan seperti bon atau faktur. Untuk
melakukan pembayaran diterbitkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan
jumlah pajak tersebut akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali untuk melakukan
tinjauan kembali terhadap jumlah pajak yang dibayarkan. Dengan adanya evaluasi
kembali ini pajak yang akan dibayarkan untuk 3 bulan berikutnya akan berbeda
dari 3 bulan sebelumnya dan begitu seterusnya. Self assessment system yang
merupakan sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak yang harus menghitung,
membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Sistem ini
diberlakukan kepada WP yang sudah menyelenggarakan pembukuan secara
lengkap. Untuk melakukan penagihan dan pembayaran WP harus membuat SPT

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


(Surat Pemberitahuan) yang didalamnya tercantum jumlah pajak terutang. Setelah
menerima SPT, petugas dari pihak Dispenda akan melakukan pemeriksaan
terhadap pembukuan WP, dan apabila terdapat ketidakcocokan jumlah antara
yang tertera pada SPT dan hasil temuan pemerikasaan maka dikeluarkan juga
SKPDLB (Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar) atau SKPDKB (Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar).

2. Pajak Reklame Kabupaten Rokan Hilir
Rokan Hilir melakukan pemungutan terhadap beberapa jenis pajak daerah
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Satu
diantaranya adalah pajak reklame. Dasar hukum pelaksanaan pemungutan pajak
daerah Rokan Hilir adalah Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir
Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Rokan Hilir. Dalam peraturan
daerah ini dinyatakan yang menjadi objek pajak adalah semua penyelenggaraan
reklame. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
atau melakukan pemesanan reklame dan wajib pajaknya adalah orang pribadi
dengan dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang tarifnya
ditetapkan paling tinggi sebesar 25%.
Berikut ini adalah target dan realisasi pajak reklame kabupaten Rokan Hilir
tahun 2004-2008.




Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Tabel 4.1
Target dan Realisasi Pajak Rekalme Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2004-2008

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)
Pertumbuhan
(%)
2004 30.000.000,00 49.520.000,00 150,66 -
2005 31.000.000,00 83.042.000,00 267,87 67,69
2006 31.000.000,00 98.216.160,00 316,82 18,27
2007 32.735.000,00 66.723.250,00 203,83 -32,06
2008 35.520.000,00 67.057.000,00 188,78 0,50
Rata-rata 198,47
Sumber : Data diolah penulis, 2009

Dari tabel terlihat bahwa untuk penerimaan PAD dari sektor pajak reklame
selama tahun pengamatan selalu dapat mencapai target (over target) di mana
pencapaian tertinggi adalah pada tahun 2006 sebesar 316,83%. Meskipun selalu
mencapai target namun jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya
selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 2006-2007 yaitu 18,27%
(2006) dan -32,06% (2007), dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan namun
sangat kecil 0,50%.

3. Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Rokan Hilir
Seperti halnya dengan pajak reklame, pajak penerangan jalan juga diatur
melalui Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 12 Tahun
2003 tentang pajak daerah Rokan Hilir. Dalam peraturan daerah ini dinyatakan
yang menjadi objek pajak adalah penggunaan tenaga listrik, di wilayah daerah
yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrikdan wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna tenaga listrik dengan dasar
Pengenaan Pajak adalah nilai jual tenaga listrik yang tarifnya ditetapkan paling
tinggi sebesar 20%.
Tabel 4.2
Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2004-2008

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)
Pertumbuhan
(%)
2004 2.799.600.000,00 1.312.107.811,39 46,87 -
2005 2.799.600.000,00 999.959.626,00 35,71 -23,78
2006 2.799.600.000,00 5.872.333.923,00 209,75 487,25
2007 6.100.350.000,00 6.234.823.213,64 102,20 6,17
2008 4.073.004.525,00 5.890.573.098,41 144,62 -5,52
Rata-rata 107,83
Sumber : Data diolah penulis, 2009

Dari tabel terlihat bahwa untuk penerimaan PAD dari sektor pajak penerangan
jalan selama tahun pengamatan mencapai target (over target) kecuali pada tahun
2004 yang hanya mencapai 46,87% dan 2005 yang hanya mencapai 35,57% dari
target yang telah ditetapkan dan pencapaian tertinggi adalah pada tahun 2007
sebesar 102,20%. J ika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama
tahun pengamatan mengalami peningkatan 487,25% (2006) dari -23,78% (2005),
tapi pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan 6,17% dan -5,52%.
Penurunan pertumbuhan untuk pajak reklame dan pajak penerangan jalan
kemungkinan disebabkan karena fokus utama pengutipan pajak reklame dan pajak
penerangan jalan juga secara keseluruhan menyangkut PAD adalah terbatas pada
pencapaian target APBD, tidak memperhatikan aspek pertumbuhan penerimaan
tersebut. Ketika target sudah tercapai, maka dianggap sudah baik dan tidak lagi
melakukan tindakan-tindakan yang intensif untuk melakukan pengutipan.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


4. Pendapatan Asli Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelaskan bahwa
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagi hasil laba
BUMD dan investasi lain, dan lain-lain PAD yang sah. PAD kabupaten Rokan
Hilir juga bersumber dari elemen-elemen yang tersebut di atas. Berikut adalah
target dan realisasi PAD Kabupaten Rokan Hilir selama tahun 2004-2008:
Tabel 4.3
Target dan Realisasi PAD Kota Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2004-2008

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) %
Pertumbuha
n (%)
2004 26.142.614.717,00 27.938.659.724,99 106,87 -
2005 32.447.435.275,00 50.182.189.376,00 154,65 79,61
2006 43.357.435.275,00 80.859.682.027,00 184,49 61,13
2007 83.703.998.089,00 109.473.350.584,64 130,76 35,38
2008 67.040.837.611,00 142.783.562.000,00 212,97 30,42
Rata-rata 158,35
Sumber : Data diolah penulis, 2009

Dari tabel terlihat bahwa dari tahun 2004-2008 Rokan Hilir selama tahun
pengamatan mencapai target (over target) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara berturut-turut mulai tahun 2004 sampai 2008. J ika dilihat dari
pertumbuhan realisasi penerimaan PAD mengalami penurunan dari tahun ke tahun
selama pengamatan 2004-2008.

5. Kontribusi Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap PAD
Rokan Hilir
Berikut ini adalah Tabel yang menggambarkan seberapa jauh kontribusi pajak
Reklame dan pajak Penerangan Jalan terhadap PAD Rokan Hilir:

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Tabel 4.4
Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD Rokan Hilir
Tahun 2004-2008

Tahun PAD Pajak
Hotel
Pajak
Restoran
Pajak
Hiburan
Pajak
Reklame
PPJ Pajak
B.Galian
2004 100% 0,48% 0,25% - 0,17% 4,69% 0,67%
2005 100% 0,33% 0,38% 0,01% 0,16% 1,98% 0,07%
2006 100% 0,27% 0,45% - 0,12% 7,26% 0,25%
2007 100% 0,17% 0,75% - 0,06% 5,69% 0,06%
2008 100% 0,13% 0,33% - 0,04% 4,12% 0,06%
Rata-
Rata

0,28% 0,43% 0,01% 0,11% 4,75% 0,21%
Sumber : Data diolah penulis, 2009
Dari tabel dapat diketahui bahwa kontribusi pajak daerah terhadap PAD rata-
rata untuk tahun pengamatan 2004-2008 adalah sekitar 5,79% berarti sangat
sedikit sekali dari PAD adalah berasal dari sektor pajak daerah.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya
pemungutan pajak reklame dan pajak penerangan jalan untuk meningkatkan PAD,
yaitu:
a) Faktor penyebab langsung yaitu faktor yang dapat mempengaruhi secara
langsung pencapaian target, seperti kinerja keberhasilan pemungutan pajak
reklame dan pajak penerangan jalan hanya diukur berdasarkan keberhasilan
pencapaian terhadap target, tidak memasukkan unsur pertumbuhan
penerimaan dari tahun ke tahunnya sebagai penilaian kinerja.
b) Faktor penyebab tidak langsung yaitu faktor yang mempengaruhi pencapaian
target namun tidak separah langsung, seperti cara penagihan yang kurang
terstruktur, pada sistem official jumlah pajak yang terutang untuk bulan
tertentu adalah berdasarkan taksiran dengan dasar omset penjualan atau laba
historis pada bulan sebelumnya tidak berdasarkan laba atau omset penjualan

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


aktual sehingga hasilnya kurang akurat, dan sistem pengendalian dan
pengawasan lapangan yang kurang efektif.

B. Statistik deskriptif
Tabel 4.5
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pajak Reklame
60 972890.20 14880452.74 6083473.5003 2644730.79433
Pajak Penerangan
J alan
60 52576432.00 1187188265.00 340074961.7442 335917746.16004
PAD
60 597567557.70 20946165892.50 6787300728.5439 4840684704.09352
Valid N (listwise)
60

Sumber : Lampiran, 2009
Rata-rata pajak reklame per bulan adalah sebesar Rp 6.083.473,5003 dengan
standar deviasi Rp 2.644.730,79433. Rata-rata pajak penerangan jalan adalah Rp
340.074.961,7442 dengan standar deviasi Rp 335.917.746,16004. Rata-rata PAD
adalah Rp 6.787.300.728,5439 dengan standar deviasi Rp 4.840.684.704,09352.
Penerimaan pajak reklame, pajak penerangan jalan dan PAD di atas rata-rata
terjadi pada setiap bulan Desember mulai dari tahun 2004-2008. Hal ini
disebabkan karena pada akhir tahun lah biasanya para WP memiliki likuiditas
untuk melunasi pajaknya dan di sisi lain para pengutip pajak juga dituntut untuk
dapat memenuhi target penerimaan pajak untuk tahun yang bersangkutan.




Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


C. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi
sehingga terhadap data penelitian terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi
klasik.

1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007: 103). Untuk mengetahui
apakah data yang kita miliki normal atau tidak, kita menggunakan uji statistik
kolmogorov-smirnov (K-S). Ghozali (2005:30) memberikan pedoman
pengambilan keputusan tentang data-data yang mendekati atau yang merupakan
distribusi normal dapat dilihat dari:
a. Nilai sig. atau nilai signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal.
b. Nilai sig atau nilai signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi data
adalah normal.

Uji kolmogorov-smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis H0 dan Ha.
1. H0 : data residual berdistribusi normal
2. Ha : data residual tidak berdistribusi normal


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat bahwa Unstandarized Residual atau
data residual memiliki data yang terdistribusi secara normal karena nilai
signifikannya >0,05 (5%) yakni 0,405. Dengan demikian secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara
normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Selain dengan uji kolmogorov-smirnov, uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis normal probability plot dan grafik histogram.






One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
60
-.0000015
4191239196
.115
.115
-.091
.891
.405
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters
a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Gambar 4.1
Normal P-Plot of Regression Standard Residual

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: PAD
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : Lampiran, 2009


Dari grafik normal probability plot di atas dapat dilihat bahwa sebaran data
yang digunakan dalam penelitian ini membentuk titik-titik yang letaknya
menyebar disekitar garis normal. Tidak ada titik yang jaraknya sangat jauh dari
garis normal dan pola yang dibentuk oleh sebaran data tersebut ada disekitar garis
normal. Begitu juga dari grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik tidak
menceng ke kanan atau ke kiri maka data dinyatakan berdistribusi normal.



Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Gambar 4.2
Histogram
3 2 1 0 -1 -2
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
F
r
e
q
u
e
n
c
y
Mean =-3.73E-16
Std. Dev. =0.983
N =60
Dependent Variable: PAD
Histogram

Sumber : Lampiran, 2009

2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)

Pajak Reklame
,854 1,170
Pajak Penerangan jalan
,854 1,170

Sumber : Lampiran, 2009


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Dari Tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance tidak ada yang kurang dari
0.10 dan dan nilai Varience Inflation Factors (VIF) tidak ada yang lebih besar
dari 10 maka tidak ada multikolinearitas.

3. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode
sebelumnya. Penulis menggunakan perhitungan statistik untuk uji ini yaitu dengan
melihat nilai Durbin-Watson (DW).

Tabel 4.8
Hasil Uji Durbin Watson

1
1,719
Model Durbin-
Watson


a Predictors: (Constant), Pajak penerangan jalan, Pajak reklame
b Dependent Variable: PAD
Sumber : Lampiran,2009

Sebuah regresi tidak mengalami autokorelasi jika nilai DW berada diantara
DU dan 4-DU. Dari tabel Durbin Watson untuk jumlah pengamatan sebanyak 48
(empat puluh delapan) dan jumlah variabel bebas adalah 2 (dua), maka :
DU =1,652 ; 4-DU =2,348 ; DW =1,710. Dengan demikian DU<DW<4-DU
yaitu 1, 652 <1,710 <2,348, maka tidak terdapat autokorelasi.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


4. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Penulis menggunakan scatter plot untuk melakukan pengujian.
Gambar 4.3
Scatterplot
3 2 1 0 -1
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: PAD
Scatterplot



Sumber : Lampiran,2009

Dari scatter plot di atas terlihat bahwa titik-titik yang ada tersebar dengan pola
yang tidak tergambar dengan jelas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


D. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Koefisien Determinasi
Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model Summary
b
.500
a
.250 .224 4264135778 .250 9.517 2 57 .000 1.719
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), Pajak Penerangan J alan, Pajak Reklame a.
Dependent Variable: PAD b.

Sumber : Lampiran, 2009


Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen
menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah nol sampai
dengan satu. Untuk data timeseries memiliki koefisien determiansi yang cukup
tinggi karena tidak ada variasi di setiap pengamatannya.
Tabel di atas menunjukkan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan
dengan nilai R
2
namun karena dalam penelitian menggunakan variabel independen
lebih dari satu maka penulis menggunakan nilai adjusted R
2
untuk menunjukkan
nilai koefisien determinasi. Dari Tabel di atas nilai adjusted R
2
adalah 0.224 atau
22,4% yang artinya bahwa PAD Rokan Hilir dijelaskan sebesar 22,4% oleh pajak
reklame dan pajak penerangan jalan sedangkan sisanya 77,6% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.




Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


2. Uji Simultan ( F Test )
a. Formulasi Hipotesis
H0 : pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap PAD.
Ha : pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap PAD.
b. Df for denominator adalah N-k =60-3 =57.
Df for numerator adalah k-1 =3-1 =2.
Maka nilai F
Tabel
dengan menggunakan fungsi FINV pada microsoft Excel
adalah 3,16
c. Kriteria pengujian
H0 diterima jika F
hitung
<F
Tabel
, atau p value pada kolom sig >level of
significant ().
Ha diterima jika F
hitung
>F
Tabel
, atau p value pada kolom sig <level of
significant ().
Tabel 4.10
Hasil Uji Simultan
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3460788018910523
00000.000
2
173039400945
526100000.000
9.517 .000(a)
Residual 1036422673971196
000000.000
57
181828539293
19230000.000

Total 1382501475862249
000000.000
59

a Predictors: (Constant), Pajak Penerangan Jalan, Pajak Reklame
b Dependent Variable: PAD

Sumber : Lampiran, 2009.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Dari tabel diketahui nilai F
hitung
=9,517 , maka nilai F
hitung
>F
Tabel
yaitu 9,517
>3,16 dan p value pada kolom sig <level of significant () yaitu 0.000 < 0.05
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya pajak reklame dan pajak penerangan
jalan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PAD.

3. Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial (t test)

Tabel 4.11
Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
4926060501 1392918387 3.537 0.001
Pajak
Reklame 0.494 227.077 0.062 0.5 0.019 0.854 1.17
Pajak
Penerangan
Jalan 7.503 1.788 0.521 4.197 0 0.854 1.17

a Dependent Variable: PAD

Sumber : Lampiran, 2009


a. Hasil Model Estimasi
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi dengan fungsi
Y =4926060501 +0,494X
1
+7,503X
2

Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda itu adalah bahwa jika
variabel independen dari persamaan di atas dalam hal ini adalah pajak reklame
dan pajak penerangan jalan adalah konstan, maka PAD adalah sebesar Rp
4.926.060.501. J ika pajak reklame mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000,- maka
PAD akan mengalami kenaikan sebesar Rp 494,- sedangkan jika pajak

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


penerangan jalan mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000,- maka PAD akan
bertambah sebesar Rp 7.503,-

b. Uji Parsial (t test)
1) Pajak reklame terhadap PAD
a) Formulasi hipotesis
H0 : pajak reklame tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD.
Ha : pajak reklame berpengaruh signifikan terhadap PAD.
b) Degree of free (df) =n-3 =60-3 =57.
Level of significant () = 0,05.
t
Tabel
=t (0,05;57) =2,0024
c) Kriteria pengujian
H0 diterima jika t
hitung
<t
Tabel
,
Ha diterima jika t
hitung
>t
Tabel
,
d) Kesimpulan
Dari tabel 4.11 diketahui t
hitung
pajak reklame adalah 0.5 maka t
hitung
<t
Tabel
yaitu 0,5 <2,0024. Dengan demikian H0 diterima yang artinya pajak reklame
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PAD.
2) Pajak penerangan jalan terhadap PAD
a) Formulasi hipotesis
H0 : pajak penerangan jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD.
Ha : pajak penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap PAD.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


b) Degree of free (df) =n-3=60-3 =57.
Level of significant () = 0,05.
t
tabel
=t (0,05;57) =2,0024.
c) Kriteria pengujian
H0 diterima jika t
hitung
<t
Tabel
,
Ha diterima jika t
hitung
>t
Tabel
,
d) Kesimpulan
Dari tabel 4.11 diketahui t
hitung
pajak penerangan jalan adalah 4,197 maka
t
hitung
>t
Tabel
yaitu 4,197 >2,0024 dengan demikian Ha diterima yang artinya
pajak penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap PAD.















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Melalui hasil analisa dan pembahasan mengenai kontribusi pajak reklame
dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten
Rokan Hilir, penulis dapat membuat beberapa kesimpulan.
1. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa pajak reklame dan pajak
penerangan jalan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PAD.
2. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pajak reklame dan pajak
penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap PAD.
3. Realisasi PAD Kabupaten Rokan Hilir melalui pos pajak reklame untuk tahun
pengamatan 2004-2008 melebihi target dengan rata-rata 198,47% melalui
pajak juga melebihi target dengan rata-rata 107,83%, dan untuk PAD secara
keseluruhan melebihi target dengan rata-rata 158,35%.
4. Pertumbuhan PAD, pajak reklame dan pajak penerangan jalan untuk tahun
pengamatan 2004-2008 mengalami penurunan meskipun ada peningkatan di
beberapa tahun namun sangat kecil.
5. Selama tahun pengamatan 2004-2008, pajak reklame memberikan kontribusi
rata-rata sebesar 0,11% terhadap PAD, pajak penerangan jalan memberikan
kontribusi rata-rata 4,75% terhadap PAD sedangkan untuk keseluruhan pajak
daerah memberikan kontribusi rata-rata 5,79% terhadap PAD.

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


6. Pajak reklame dan pajak penerangan jalan merupakan pajak yang potensial
untuk dikembangkan di Kabupaten Rokan Hilir dan menempati urutan kelima
untuk pajak reklame dan pertama untuk penerangan jalan.

B. Keterbatasan Penelitian
1. Penulis melakukan penelitian dengan jangka waktu 5 (lima) tahun dengan
menggunakan data per bulan dengan keseluruhan jumlah sampel adalah 60
(enam puluh).
2. Penulis hanya menggunakan 2 (dua) jenis pajak daerah sebagai variabel
independen dan meneliti pengaruhnya terhadap PAD dan tidak meneliti 4
(empat) jenis pajak daerah lainnya.

C. Saran
Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat memberikan
saran, dan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dalam meningkatkan
penerimaan PAD melalui pos pajak reklame dan pajak penerangan jalan .
1. Menjadikan tingkat pertumbuhan realisasi pemungutan pajak reklame dan
pajak penerangan jalan sebagai sebuah ukuran untuk menilai kinerja sehingga
tidak hanya target APBD saja yang menjadi perhatian.
2. Meningkatkan efektivitas pendataan terhadap WP yang tidak memiliki
NPWPD dengan cara obsevrasi lapangan secara berkala.
3. Penerapan sanksi secara efektif dan adil, seharusnya bagi mereka yang
melakukan penunggakan tanpa alasan yang jelas atau bahkan berupaya untuk

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


menghindari pembayaran pajak dikenakan sanksi yang hendaknya tidak hanya
berupa denda namun sanksi lain yang dapat menimbulkan efek jera.
4. Memperbaiki cara penagihan khususnya pada sistem official, hendaknya
petugas melakukan perhitungan dan penagihan secara rutin langsung ke
tempat usaha WP.
5. Menetapkan jumlah terutang untuk pajak reklame dan penerangan jalan yang
bersifat official bagi usaha yang tidak melakukan pencatatan maupun
pembukuan dengan dasar omset penjualan atau laba aktual bukan data historis
bulan-bulan sebelumnya sehingga hasilnya lebih akurat dan tidak ada yang
merasa dirugikan.
6. Satuan Pengawas Internal (SPI) bagi Dispenda adalah Bawasko (Badan
Pengawas Kota). Hendaknya Bawasko dapat melakukan audit internal
terhadap Dispenda secara berkala baik triwulan atau semester sehingga
pengendalian dapat lebih efektif dan tindakan perbaikan dapat diambil dengan
segera.
7. Peningkatan pengawasan dan pengendalian baik secara teknis maupun
penatausahaan.
8. Meningkatkan kemampuan SDM dengan cara melakukan pelatihan dan
program-program pendidikan yang berkaitan dengan pengelolaam pajak dan
PAD.
9. Meningkatkan kegiatan peyuluhan pada masyarakat yang dapat membuka
cakrawala berpikir masyarakat tentang betapa pentingnya pajak yang mereka

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


bayar untuk kelangsungan kegiatan di Kabupaten Rokan Hilir sehingga
mereka tergugah untuk taat pajak.
10. Penulis menyarankan agar tidak menggunakan hasil penelitian ini sebagai
satu-satunya alat analitis untuk meningkatkan penerimaan pajak reklame dan
pajak penerangan jalan serta PAD bagi Dispenda Kabupaten Rokan Hilir,
hendaknya dilakukan analisis dengan metode lainnya sebagai bahan
perbandingan demi keakuratan hasil.

Penulis telah berusaha menyajikan skripsi ini sebaik mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis, namun masih terdapat beberapa kelemahan dan
kekurangan. Penulis memberikan saran untuk melakukan penelitian dengan
jangka waktu pengamatan yang lebih lama minimal diatas 5 tahun agar hasil yang
diperoleh lebih akurat, dan menggunakan variabel yang lebih banyak. Variabel
independen dapat menggunakan 3 (tiga) atau lebih jenis pajak daerah dan dapat
memasukkan jenis retribusi daerah karena restribusi daerah juga memiliki
kontribusi besar terhadap PAD.












Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


DAFTAR PUSTAKA


Afriani, Ester. 2007. Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Penerimaan Daerah Kabupaten Langkat. Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bambang Prakoso, Kesit. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah, Cetakan Pertama, UII
Press, Yogyakarta.

Bratakusuma, Dedy Supriady, dan Dadang Solikhin M. 2001. Otonomi
Penyelenggaraan Pemda, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Erlina, Sri mulyani,2007, Metodologi Penelitian Bisnis , USU Press, Medan

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk
Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul , 2004. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Revisi, Salemba Empat,
Jakarta.

Halim, Abdul dan Jamal Abdul Nasir, 2006. Kajian Tentang Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Malang, Jurnal Usahawan

, Nomor 6, hal 42.
Hartono, Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Kurniawan, Panca, Agus Purwanto. 2004. Pajak Derah dan Retribusi Daerah di
Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit Bayumedia, Malang.

Malik, Yanuwar. 2002. Peranan Pajak Daerah dalam Menunjang PAD dan APBD di
Kotamadya Malang. Skripsi, FE UMM.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta.

--------------. 2000. Perpajakan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
--------------. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi,
Yogyakarta.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Mayasari, Dian. 2004. Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Studi Kasus Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. Skripsi, Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi, UMM, Malang.

Republik Indonesia, 2000. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.

-------------------------, 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
-------------------------, 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Saragih, Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal Dan Keuangan Daerah Dalam
Otonomi, PT Ghalia Indonesia, Jakarta.

Siahaan, Marihot P, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Edisi 1, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Suandi, Erly,2002. Hukum Pajak, Edisi 2 Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta,
Bandung.

Suharyadi, Purwanto. 2003. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku I,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suhendi, Eno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak
Hotel dan Restoran Kota Yogyakarta Tahun 1991-2005. Skripsi, Departemen Ilmu
Ekonomi Fakultas Eonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Sunarto. 2003. Perpajakan I, Penerbit AMUS Yogyakarta dan Maherioko Total Design,
Yogyakarta.

Umar, Husein, 2002. Riset Akuntans, Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, PT.
Gramedia Pustaka, Jakarta.

Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004, Tentang Otonomi Daerah, Fokusmedia,
Bandung.

Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, Tentang Perubahan atas Undang-undang RI No. 18
Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
DINAS PENDAPATAN
KABUPATEN ROKAN HILIR



































PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR
NOMOR : 12 Tahun 2007
TANGGAL : 11 Desember 2007




KEPALA DINAS



SEKRETARIAT
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
SUBBAG
KEUANGAN
SUBBAG
PERENCANAAN
PROGRAM
KELOMPOK J ABATAN
FUNGSIONAL
Bidang
pendapatan Asli
Daerah
Seksi Pendataan
Pajak &
Retribusi
Seksi Penetapan
Pajak &
Retribusi
Seksi
Pemeriksaan
Bidang
Penagihan &
Pembukuan
Seksi Penagihan
& Perhitungan
Seksi
Pembukuan &
Penerimaan
SeksiPelaporan
Bidang Bagi
Hasil
Pendapatan
Seksi Bagi Hasil
Pajak
Bidang
Perencanaan
Pendapatan
Seksi
Peningkatan
PAD
Seksi Bagi Hasil
Bukan Pajak

Seksi Pajak
Bumi &
Bangunan
Seksi
Pengembangan
Pendapatan
Seksi
Perundang-
undangan
UPTD

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


DATA PAJAK REKLAME, PAJAK PENERANGAN JALAN,
DAN PAD ROKAN HILIR
TAHUN 2004-2008

Periode
Pajak reklame
(RP)
PPJ (RP) PAD (RP)
Januari 2004 2,510,400.00 99,342,713.63 1,266,862,475.10
Februari 2,872,300.00 100,283,357.41 597,567,557.70
Maret 3,112,432.27 109,578,390.41 1,778,975,787.00
April 3,500,423.70 99,578,390.52 949,797,123.15
Mei 4,126,666.67 109,214,379.67 1,849,796,574.44
Juni 4,250,321.63 89,726,491.00 1,487,625,766.30
Juli 3,879,479.89 109,881,459.28 2,657,244,266.20
Agustus 5,126,732.45 110,342,317.60 664,745,436.44
September 5,210,427.37 129,189,023.51 10,584,645,654.20
Oktober 4,672,421.00 95,927,832.40 947,465,614.73
November 3,901,473.42 119,516,540.65 1,958,254,735.40
Desember 6,356,921.60 129,526,915.31 3,195,678,734.33

49,520,000.00 1,302,107,811.39 27,938,659,724.99
Januari 2005 2,316,476.00 52,576,432.00 5,478,756,455.00
Februari 3,572,366.67 70,932,621.23 5,648,784,643.55
Maret 7,920,166.67 82,141,762.41 4,544,642,179.00
April 7,138,720.00 82,521,458.71 1,597,852,436.00
Mei 8,201,576.18 82,924,302.17 10,956,875,421.00
Juni 8,742,121.27 72,121,321.00 1,354,875,414.00
Juli 8,355,099.89 72,409,800.00 3,578,796,513.00
Agustus 8,511,952.00 102,937,453.25 1,648,798,457.40
September 8,068,576.44 80,112,391.43 964,795,221.50
Oktober 3,102,425.97 80,913,876.52 4,871,579,521.51
November 6,572,421.18 92,734,998.28 5,947,464,664.84
Desember 10,540,097.73 112,333,239.00 3,589,568,449.20

83,042,000.00 984,659,656.00 50,182,789,376.00
Januari 2006 4,241,303.64 70,475,362.49 2,517,875,324.40
Februari 4,501,730.26 100,629,281.92 7,498,232,574.80
Maret 7,296,464.57 101,921,431.11 1,648,732,328.50
April 8,103,591.32 110,011,489.17 8,277,625,799.14
Mei 8,548,270.00 120,531,672.00 10,945,624,145.00
Juni 9,742,709.01 272,319,102.67 3,865,464,641.40
Juli 9,296,285.15 403,936,260.40 5,532,332,566.00
Agustus 9,193,548.25 495,981,670.64 9,264,741,645.76
September 9,332,976.28 912,415,732.39 2,674,573,254.50
Oktober 5,296,267.42 1,010,663,466.21 8,624,468,124.66
November 7,782,561.36 1,122,623,871.00 7,944,546,523.54
Desember 14,880,452.74 1,150,824,585.00 8,065,465,099.30

98,216,160.00 5,872,333,925.00 76,859,682,027.00

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Januari 2007 983,650.10 100,001,472.60 8,796,823,157.46
Februari 2,012,071.45 112,498,721.70 2,857,313,157.23
Maret 3,560,270.83 491,700,219.00 10,472,454,656.50
April 6,208,024.34 314,994,621.12 5,915,704,623.00
Mei 6,103,709.00 567,103,422.62 10,795,223,415.40
Juni 5,921,731.42 660,071,971.00 11,324,850,652.20
Juli 6,112,208.12 539,476,677.80 8,796,223,124.20
Agustus 6,932,712.80 541,236,861.32 9,465,622,339.00
September 5,321,138.91 999,999,821.67 9,745,232,282.60
Oktober 6,208,270.85 539,572,135.60 10,652,123,154.00
November 6,541,742.31 687,677,589.21 11,665,233,487.96
Desember 10,817,719.87 680,489,700.00 8,986,546,535.09

66,723,250.00 6,234,823,213.64 109,473,350,584.64
Januari 2008 972,890.20 102,721,250.72 7,646,765,322.11
Februari 2,502,289.43 109,960,748.81 4,465,223,457.00
Maret 3,678,812.00 211,719,871.52 12,875,526,565.00
April 7,546,632.64 120,972,649.63 9,487,915,486.00
Mei 7,560,570.68 401,877,572.66 10,746,328,990.00
Juni 6,115,338.22 501,866,021.61 16,852,323,200.00
Juli 6,296,731.14 612,672,649.14 20,477,523,236.00
Agustus 6,236,720.84 415,591,897.32 9,787,623,724.40
September 6,945,138.77 410,781,921.84 15,846,248,462.60
Oktober 4,971,676.95 912,231,338.20 4,466,264,998.80
November 6,021,270.00 1,002,988,912.17 20,946,165,892.50
Desember 8,658,929.15 1,187,188,265.00 9,185,652,665.59

67,507,000.02 5,990,573,098.62 142,783,562,000.00




















Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Hasil Analisis Statistik dengan SPSS Versi 15.0

Hasil Uji Normalitas


1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: PAD
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

3 2 1 0 -1 -2
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
F
r
e
q
u
e
n
c
y
Mean =-3.73E-16
Std. Dev. =0.983
N =60
Dependent Variable: PAD
Histogram

Hasil Uji Normalitas dengan Nilai Skweness dan Kurtosis




Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pajak Reklame 60 972890.20 14880452.74 6083473.5003 2644730.79433
Pajak Penerangan Jalan 60 52576432.00 1187188265.00 340074961.7442 335917746.16004
PAD 60 597567557.70 20946165892.50 6787300728.5439 4840684704.09352
Valid N (listwise) 60



Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)

Pajak Reklame
,854 1,170
Pajak Penerangan jalan
,854 1,170




Hasil Uji Autokorelasi dengan Nilai Durbin-Watson

1
1,719
Model
Durbin-
Watson














Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.


Hasil Uji Heterokedastisitas

3 2 1 0 -1
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: PAD
Scatterplot

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model Summary
b
.500
a
.250 .224 4264135778 .250 9.517 2 57 .000 1.719
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), Pajak Penerangan J alan, Pajak Reklame a.
Dependent Variable: PAD b.









Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan J alan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.






Hasil Uji Simultan
ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3460788018910523
00000.000
2
173039400945
526100000.000
9.517 .000(a)
Residual 1036422673971196
000000.000
57
181828539293
19230000.000

Total 1382501475862249
000000.000
59




Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
4926060501 1392918387 3.537 0.001
Pajak
Reklame 0.494 227.077 0.062 0.5 0.019 0.854 1.17
Pajak
Penerangan
Jalan 7.503 1.788 0.521 4.197 0 0.854 1.17

Anda mungkin juga menyukai