Anda di halaman 1dari 4

Halaman 1 dari 4

Forum
Mengatur Sistem Kerja Kamera OLYMPUS
Agung Surya Widjaya | 15 September 2010 09:36:11 |
Bahas Peralatan > Olympus

Untuk mendapatkan foto-foto yang bagus, tidak hanya perlu alat fotografi (terutama kamera) saja,
masih diperlukan sistem kerja (penguasaan teknis) yang baik dan kepekaan artistik yang cukup.
Jadi fotografi merupakan suatu kemampuan yang terpadu. Pada kamera digital semua parameter
fotografi harus ditata (diatur) satu persatu sebelum kita membidik untuk merekam gambar.
Beberapa rekomendasi pengaturan kamera Olympus model baru, E-3, E-520, E-620, E-30, E-P1,
E-P2, E-PL1.

Pengaturan Awal (Basic Setup) :
Pengaturan awal ini sangat berharga jika kita ingin bekerja kreatif, karena kita bisa
memerintahkan kamera bekerja menurut keperluan atau maksud yang diinginkan. Semua
pengaturan atau prekondisi yang diinginkan bisa diatur sebelum kita mengambil gambar, dengan
demikian kita selalu bisa mempertahankan kualitas perekaman gambar optimal. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan

1. Kepekaan / kecepatan (ISO)
Rekomendasi : ISO AUTO
Pada kamera Olympus, ISO sangat disarankan diatur pada AUTO. Karena sistem kerja
kamera Olympus merupakan sistem kerja terpadu (terintegrasi), selain mengukur
kecerahan cahaya, kamera juga memperhitungkan panjang lensa yang digunakan dan
efektifitas kerja penstabil gambar (image stabilizer). Memperhitungkan panjang lensa dan
kerja penstabil gambar, mengakibatkan kamera membutuhkan kecepatan rekam yang
lebih tinggi, dan ini hanya bisa dicapai dengan menaikan ISO kerja. Jika ISO ditentukan
pada satu kepekaan saja (misalnya ISO 400), maka efektifitas kerja sistem kamera justru
menjadi lebih terbatas.

2. Keseimbangan warna.
Rekomendasi : WB AUTO / Daylight
Keseimbangan warna (color balance) umumnya berpedoman pada cahaya matahari, karena
cahaya matahari memiliki spektrum yang lengkap, sehingga mampu menghantarkan
semua warna secara optimal. Sangat disarankan pengaturan WB pada AUTO, karena
sistem pengendalian warna akan mengikuti kondisi kecerahan cahaya, karena
keseimbangan warna cahaya saat cerah dan saat remang-remang menjadi berbeda,
demikian juga kondisi warna cahaya matahari pada berbagai waktu.

3. Pengukuran (metering)
Rekomendasi : ESP / Multi Pattern
Sistem pengukuran cahaya pada Olympus menggunakan sistem cerdas dengan Shadow
Adjustment Technology, maka sangat disarankan menggunakan pola pengukuran multi-
segmen (ESP) (electro separation pattern). Dengan menggunakan 49 segmen pada seri
Olympus E (dslr) dan menggunakan 324 segmen pada seri Olympus PEN, maka seluruh
kecerahan dianalisa, baik kecerahan cahaya setipa elemen gambar, kemudian berapa besar
porsi dan pengaruhnya untuk keseluruhan gambar, sehingga setiap pencahayaan dapat
ditentukan dan dilakukan secara akurat.

4. Mode rekam (record mode)
Rekomendasi : Large Super Fine (LSF)
Pilih ukuran rekam maksimum, karena gambar foto digital yang terekam adalah ukuran
maksimum yang bisa didapat. Gambar digital tidak bisa diperbesar lagi, rekaman yang
didapat dari kamera adalah pembesaran maksimum. Jika anda merekam gambar dengan
ukuran kecil (kartupos), maka foto itu hanya bisa diperbesar maksimum seukuran
tersebut (kartupos / 3R), jika diperbesar lagi maka gambarnya akan pecah (lebih
kasar dan buram). Jika menggunakan mode LSF, maka ukuran file gambar menjadi besar,
konsekwensinya jumlah foto yang dapat direkam dalam kartu memori menjadi lebih
sedikit, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan kartu memori dengan kapasitas
Halaman 2 dari 4

lebih besar lagi. Untuk kamera 10Mpx, disarankan menggunakan kartu memori min 4Gb,
untuk kemera dengan sensor 12Mpx, disarankan menggunakan kartu memori minimal
8Gb.

5. Nilai Pencahayaan (Exposure Value) (EV)
Rekomendasi : 1/2EV
Default kamera, nilai pencahayaan 1/3EV, sebaiknya diatur pada 1/2EV, ini dilakukan
untuk mengurangi jumlah angka diafragma dan kecepatan rana, sehingga pengaturan
pencahayaan bisa lebih cepat dan efisien. Demikian juga jika menggunakan kompensasi
pencahayaan, nilai 1/3EV kurang efektif. Nilai pencahayaan ini diatur melalui MENU
SETTING 1, pada kelompok E, nilai default kamera adalah 1/3EV.

6. Pengaturan Kontras Gambar (Untuk Membidik Subyek Terang Belakang (backlight)
Shadow Adjusment Technology (SAT))
Rekomendasi : Shading Comp = ON.
Mengaktifkan SAT, melalui MENU SETTING 1, pada kelompok E, default kamera
Shading Comp = OFF , kita harus mengaktifkannya dengan merubahnya menjadi
Shading Comp = ON . Fasilitas ini akan mengatur agar bagian gelap dari
pemandangan yang dibidik tidak menjadi hitam, fotografer bisa membidik subyek dengan
cahaya cerah dari belakang (back lighting), dan hasilnya wajah subyek tidak menjadi gelap
/ hitam.

7. Mode fokus (focus mode)
o Mengatur kerja fokus kamera, bisa dipilih pengendalian manual atau otomatis (AF),
atau gabungan kendali otomatis dan pengaturan manual (AF + M).
o Untuk pemotretan normal (subyek alam, manusia, aktifitas harian), menggunakan
single focusing (S-AF), sistem fokus ini aktif dan mengunci pada saat tombol rana
ditekan setengah.
o Untuk pemotretan subyek bergerak (manusia bergerak atau lari, atau berbagai
aktifitas olahraga), menggunakan continuous focusing (C-AF), sistem ini dilengkapi
dengan fokus tracking, sistem ini akan tetap aktif bekerja dan terus-menerus
mengatur fokus terhadap subyek selama tombol rana ditekan setengah. Pada saat
tombol rana ditekan untuk merekam gambar, sistem focus tracking kamera
memprediksi posisi terakhir subyek dan mengatur fokus pada posisi tersebut agar
gambar tetap tampil dengan ketajaman optimal.

8. Face Detection
Rekomendasi : Face Detection ON
Dengan mengaktifkan face detection, maka sistem fokus kamera akan memprioritaskan
deteksi wajah, daripada sistem bingkai fokus otomatis (AF frame). Dengan demikian
kamera masih bisa memfokus wajah subyek, meskipun wajah tersebut ada dipojok bingkai
bidik. Jika kita menggunakan bingkai fokus otomatis (AF frame) kamera yang tersedia,
maka wajah pada pojok bingkai bidik tersebut tidak bisa fokus. Face detection bisa
mendeteksi sampai 8 wajah dalam bingkai mbidik, dan juga akan memperioritaskan
kamera bekerja agar seluruh wajah yang terdeteksi bisa terekam jelas (tajam).


MODE PENCAHAYAAN

Pada kamera tersedia berbagai mode pencahayaan, mulai dengan simple shot (teknik bidik
sederhana) dengan fasilitas iAUTO, Program (P), Aperture Priority Shot (A), Shutter Priority Shot (S)
maupun pengendalian Manual (M), juga tersedia berbagai Program Khusus (SCENE) yang dapat
digunakan untuk membidik berbagai subyek, dan sistem kamera sudah menyiapkan sistem
perekaman gambarnya, dan yang mnarik adalah fasilitas ART FILTER, yang merupakan sarana
baru untuk bekerja lebih kreatif.

1. iAUTO
Disini kamera yang mengatur semua parameter pemotretan, pengguna atau fotografer
tinggal menekan tombol rana untuk merekam gambar yang diinginkan. (banyak parameter
Halaman 3 dari 4

penting kamera yang tidak bisa diatur fotografer, kamera sudah mengatur berbagai hal
penting untuk bekerja).

2. Program (P)
Kamera mengatur baik diafragma (aperture), maupun kecepatan rana (shutter speed)
untuk mendapatkan mutu rekaman optimal, meskipun demikian, ada beberapa parameter
kerja lain harus ditentukan dan diatur oleh fotografer untuk mencapai kualitas maksimal.

3. Shutter Priority (S)
Pengguna kamera atau fotografer menentukan kecepatan rana (shutter speed) yang akan
digunakan membidik subyek (tergantung kecepatan yang diperlukan untuk merekam
gerakan subyek). Kemudian kamera akan mengatur diafragma (aperture) secara otomatis
sesuai dengan kecerahan yang ada, sehingga bisa diperoleh pencahayaan normal. Mode
Bidik dengan Prioritas Rana seperti ini sangat diperlukan saat membidik subyek bergerak,
aktifitas olahraga, atau pada saat menggunakan lensa telefoto. Kita membutuhkan
kecepatan tinggi untuk merekam aksi subyek yang bergerak atau aktifitas dimana subyek
bergerak cukup cepat (misalnya kegiatan olahraga), untuk membekukan gerakan (freezing
moment) dan mendapatkan tampilan detil-detil subyek yang jelas.Pada saat menggunakan
lensa telefoto, sekitar 100mm atau lebih panjang, maka kita membutuhkan kecepatan
cukup tinggi juga untuk mengkompensasi atau untuk mengurangi efek guncangan
(getaran) kamera yang digenggam. Untuk mendapatkan mutu rekaman optimal, ada
beberapa parameter kerja lain yang harus juga ditentukan dan diatur oleh fotografer,
antara lain mode rekam, pola pengukuran, face detection, dll.

4. Aperture Priority (A)
Pengguna kamera atau fotografer menentukan diafragma (aperture) yang akan digunakan
membidik subyek (tergantung jarak pandang yang ingin ditampilkan), maka kamera akan
mengatur kecepatan rana (shutter speed) secara otomatis sesuai dengan kecerahan yang
ada, sehingga bisa diperoleh pencahayaan normal. Bisa digunakan untuk berbagai macam
kondisi pemotretan, mulai dengan kegiatan keluarga, membidik potret orang-orang
tersayang, membidik panorama alam, dan sebagainya. Selain mode bidik, masih ada
beberapa parameter kerja lain juga harus ditentukan dan diatur oleh fotografer untuk
mencapai kualitas maksimal, antara lain mode rekam, pola pengukuran, face detection,
dll).

5. Manual (M)
Mode bidik Manual hanya dianjurkan jika fotografer menginginkan efek eksposure,
misalnya membuat foto siluet, melakukan pencahayaan lebih (over eksposure) untuk
mendapatkan tampilan gambar foto high-key, untuk mendapatkan foto yang cenderung
gelap (low-key), dan sebagainya. Untuk pemotretan normal (alami), sangat dianjurkan
untuk menggunakan mode bidik otomatis (P, S, A), karena bekerja dengan manual sangat
merepotkan dan sulit diperoleh rekaman pencahayaan yang akurat.

6. SCENE
Berbagai Program Pencahayaan Khusus yang tersedia dalam SCENE, dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, atau disesuaikan untuk berbagai situasi pemotretan, misalnya
program bidik Matahari Terbenam, memang sangat sesuai untuk keadaan tersebut, karena
kamera sudah menyesuaikan pengaturan kerjanya untuk mendapatkan foto terbaik dari
subyek bidik tersebut. Dalam SCENE, selain program bidik Matahari Terbenam (SUNSET),
tersedia berbagai program khusus lainnya, seperti Portrait, Landscape, Potret + Landscape,
Night, Night Portrait, dan sebagainya.

7. Kompensasi pencahayaan (exposure compensation)
Rekomendasi : + 1/2EV
Untuk mencegah ketidaktepatan rekaman untuk kecerahan normal, dan mengurangi
dampak noise yang timbul di daerah bayangan atau daerah gelap, sangat disarankan pada
kamera Olympus E-3, E-520, E-30, E-620, E-P1, E-P2, dan E-PL1, untuk mengatur
kompensasi pencahayaan pada + 1/2EV, terutama pada saat menggunakan pencahayaan
otomatis (P, S, A), untuk semua kondisi pemotretan umum, baik di luar ruang dengan
Halaman 4 dari 4

cahaya matahari, maupun di dalam ruang dalam cahaya lampu ruangan. Untuk
pemotretan yang cenderung cahaya belakang (backlighting), maka kompensasi bisa
ditingkatkan sampai + 1EV, tergantung dari kondisi subyek dan cahaya yang ada.


Catatan :
Pada saat kamera bekerja secara otomatis, baik Program (P), Shutter Priority (S), maupun
Aperture Priority (A), maka kompensasi pencahayaan akan langsung mempengaruhi hasil
bidikan (rekaman gambar). Kompensasi penambahan (+) berarti kamera akan mengatur
pencahayaan menjadi lebih terang, sementara kompensasi pengurangan (-) berarti kamera
akan mengatur pencahayaan menjadi lebih gelap. Pada pencahayaan manual (M),
kompensasi hanya mempengaruhi indikator pengukur cahaya (metering) saja, tetapi pada
pengendalian otomatis (A dan S) serta pencahayaan program (P),

Pengunci pencahayaan otomatis (auto exposure lock) Pada mode pencahayaan otomatis
atau program (A, S dan P), jika tombol ini ditekan, maka kombinasi pencahayaan akan
mengunci pembacaan kecerahan yang terakhir, tidak terpengaruh lagi oleh kecerahan
pandangan baru, kemudian kamera akan melaksanakan pencahayaan yang dikunci.

Tombol putar-ulang (playback button) Menampilkan kembali gambar-gambar yang sudah
direkam dan mengatur kerja kamera pada mode tayang (playback mode).

Tombol hapus (erase button) Menghapus gambar-gambar yang sudah direkam.

Tombol pengaman (protect button) Mengamankan gambar agar tidak terhapus saat kita
menggunakan tombol penghapus atau menu hapus. Tetapi gambar atau data akan tetap
terhapus (hilang) jika diformat.

Tombol INFO (INFO button) Menampilkan data-data hasil rekaman gambar, ukuran dan
kualitas, nomor file / urut, tanggal, jam, mode pencahayaan, dan berbagai parameter bidik
lainnya. Mengatur Perekaman Gambar Foto

Mode lampu kilat (flash mode) Mengatur kerja lampu kilat saat pemotretan, kita bisa
mengatur lampu kilat untuk bekerja internal, mengatur lampu kilat tambahan (external),
sebagai cahaya utama atau pengisi, kecepatan sinkro normal atau lambat, dan sinkro layar
pertama maupun sinkro layar kedua (second curtain synchronization).

Anda mungkin juga menyukai