0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan5 halaman
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemiaDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
b. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga
seperti sepatu ‘boot-shaped’ heart.
c. Elektrokardiogram
Pada EKG Nampak 3 hal yang paling menonjol, yaitu :
- Deviasi sumbu QRS kekanan
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Hipertrofi atrium kanan
d. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dkurang lebih 50%,penurunan ukuran arteri pulmonalis
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemiaDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
b. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga
seperti sepatu ‘boot-shaped’ heart.
c. Elektrokardiogram
Pada EKG Nampak 3 hal yang paling menonjol, yaitu :
- Deviasi sumbu QRS kekanan
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Hipertrofi atrium kanan
d. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dkurang lebih 50%,penurunan ukuran arteri pulmonalis
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemiaDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
b. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga
seperti sepatu ‘boot-shaped’ heart.
c. Elektrokardiogram
Pada EKG Nampak 3 hal yang paling menonjol, yaitu :
- Deviasi sumbu QRS kekanan
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Hipertrofi atrium kanan
d. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dkurang lebih 50%,penurunan ukuran arteri pulmonalis
Nama Klien : Ny. S Tanggal Pengkajian : 27-03-2014
Diagnosa Medis : CVA Trombosis
Tgl No. Dx Kep Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien TTD & Nama Terang 28/3/2014
28/03/2014 1
2 13.00
13.00 1. melakukan edukasi untuk keluarga dan pasien agar kepala dielevasikan 20-30 0
2. melakukan edukasi klien dan keluarga untuk membatasi ADL dengan Menuver berlebihan 3. melakukan monitoring status neurologis GCS 4. melakukan pengkajian otot ekstrimitas atas dan bawah 5. memastikan cairan IV bukan cairan hipotonik 6. melakukan pengukuran dan dokumentasi TTV 7. melakukan pengkajian status oksigenasi 8. menghitung MAP dan monitoring MAp
1. melakukan edukasi pada keluarga dan klien untuk mendampingi pemenuhan kebutuhan dasar seperti toileting, eating, dengan tujuan mencegah terjadinya resiko jatuh 2. mengajarkan keluarga untuk mengganti posisi miring kanan atau kiri tiap 2 jam 3. menginstruksikan keluarga untuk memberikan bantalan pada area yang mengalami kelumpuhan dengan tujuan untuk mempertahankan pisisi anatomis klien 1. klien dan keluarga memahami edukasi yang disampaikan 2. klien mampu mengulangi kembali apa yang disampaikan
3. GCS 4 5 6
4. Kekuatan otot eks. atas kanan 5, kiri 0 dan kekuatan otot eks. Bawah kanan 5, kiri 0. 5. Cairan yang diberikan NS
6. TD : 150/100, N:76, RR: 20 S : 36
7. CRT : <2 dt, akral hangat 8.MAP dalam batas normal (70-110)
1. Keluarga memahami dan mampu menyampaikan ulang apa yang sudah diajarkan
2. Keluarga dank lien memahami edukasi yang diberikan 3. Keluarga dank lien menyampaikan telah memahami apa yang sudah disampaikan 4.
Hari/ Tanggal/ Jam No Dx Kep Evaluasi Tanda Tangan 29/03/2014 1 S: - Klien mengeluh masih pusing - Klien masih mengeluh lemas pada kaki kiri dan kanan - Klien mengatakan sudah mampu merasakan sensau tapi belum memiliki keutan otot
A: Masalah sudah teratasi/belum teratasi P: Intervensi dihentikan/ dilanjutkan dan didelegasikan kepada perawat dinas sore:
1. NIC : perencanaan CT scan di RSU, Panatu Status Neurologis, Perhatikan Pemberian cairan jgn gunakan cairan hipotonik 2. NOC: perubahan kearah baik perfusi jaringan
EVALUASI Hari/ Tanggal / Jam No Dx Ke p Evaluasi Tanda Tanga n S: - Klien mengatakan pungung sudah tidak sakit dan panas - Tangan dan kaki kiri dan kanan masih lemas - Klien sudah bisa erubah posisi diatas tempat tidur secara mandiri - Klien sudah bisa berbicara meski sedikit tidak lancar
O:
NO INDIKATOR 1 2 3 4 5 1
2 3
4 Pergerakan otot (wajah, eks. Atas dan bawah) Kemampuan bicara Sensasi sensori dan persepsi pada area kiri Posisi tubuh 0
0
0
0
A: Masalah sudah teratasi/belum teratasi P: Intervensi dihentikan/ dilanjutkan dan didelegasikan kepada perawat dinas Sore: 1. NIC :kolaborasikan fisioterapi, latih terus kemampuan bicara 2. NOC: hambatan mobilitas dapat teratasi
Diagnosa Keperawatan Penurunan kapasitas adaptif intrakranial Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan 2 x24 jam klien menunjukkan status kapasitas adaptif intrakranial klien membaik. Kriteria Hasil :
Intervensi NIC : 1. Posisikan kepala elevasi tidak lebih dari 30 derajat 2. Batasi aktivitas keperawatan yang dapat meningkatkan tekanan intra kranial 3. Monitor CPP (sistolik dan diastolic presure) 4. Menghitung MAP = ((S+2D):3) 5. Monitoring MAP 6. Observasi status kesadaran klien GCS 7. Monitor dan kaji status neurologi klien 8. Monitor yang Perfusi jaringan (Ex: PaCO 2 , saturasi oksigen dan Hb)