Anda di halaman 1dari 14

JOURNAL READING

DIVISI BEDAH ONKOLOGI


Komplikasi Laringeal
Pascatiroidektomi:
Apakah selalu karena ahli bedahnya?

Archive of Surgery 2009;144(2):149-53
Author:
Matthias Echternach
1
, Christoph Maurer
2
, Thomas Mencke
3
, et al.
1. Institute for Musicians Medicine, Freiburg University Medical Center, Germany
2. Departemen of Surgery, Liestal Hospital, Switzerland
3. Departement of Anesthesiology Rostock University, Germany

Latar Belakang
Disfungsi laring merupakan komplikasi yang
biasa terjadi pascatiroidektomi. Namun
masih sedikit data yang tersedia untuk
membedakan apakah komplikasi ini terjadi
akibat cedera nervus rekuren atau cedera pita
suara akibat intubasi
Insidens cedera laring pascaprosedur bedah
akibat intubasi berkisar 6-70%
Latar belakang (2)
Stojadinovic (2002): disfungsi laring pada 2
dari 15 pasien yang simtomatik dan 2 dari 30
pasien yang asimtomatik.
de Pedro (2006): 28 dari 100 pasien yang
asimtomatik
Diperlukan penelitian mengenai insidens dan
karakterisitk cedera plica vocalis terkait
intubasi pascatiroidektomi pada kelompok
pasien yang lebih besar.
METODE
1001 pasien dari 1990 hingga 2002
Seluruh pasien menjalani evaluasi plica vocalis preoperatif
240 pasien yang tidak mengikuti pemeriksaan postoperatif
(menolak, merasa fungsi vocalnya baik, atau pergi ke ahli
THT di tempat lain) dieksklusi
Laringotroboskopi (Timcke Elektromedizinische Gerate,
Hamburg) oleh ahli otolaringologi yang berpengalaman
Dibanding laringoskopi, laringotroboskopi lebih detil dalam
dalam menilai gerak plica vocalis seperti amplitudo,
mukosa, dan penutupan glotis.
Evaluasi postop dilakukan pada hari ke-3 atau 4
Variabel %
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki

69,4
30,6
Usia (median)
< 64
> 65

78,8
21,2
Tiroidektomi
Total bilateral
Total unilateral
Subtotal bilateral
Subtotal unilateral
Total satu sisi, subtotal sisi lainnya
Ekstirpasi nodus bilateral
Ekstirpasi nodus unilateral
Reseksi ismus

6
9,2
54,3
10,1
15,1
4,2
0,8
0,3
Tiroidektomi pertama 91,6
Tiroidektomi revisi 8,4
Tabel 1. data umum 761 pasien

Temuan histopatologi pada tioridektomi %
Lesi malignan
Folikuler
Papiler
Lindsay (follicular differentiated papillary thyroid carcinoma)
Anaplastik
Meduler
Paraganglioma
Metastasis
7,8
35,5
32,2
10,2
1,7
15,3
1,7
3,4
Lesi jinak
Struma nodular dan adenoma
Tiroiditis
Hiperparatiroidisme
onkositoma
92,2
82,1
10
7,7
0,3
Tabel 2. Temuan histopatologi pada tiroidektomi
Metode (2)
Komplikasi laring didefinisikan sebagai temuan
baru pada plica vocalis postop yang tidak ada
saat preop, seperti edema, granulasi,
hematoma, dislokasi kartilago aritenoid,
laringitis fibrinosa, atau penebalan plica vocalis.
Suara serak akibat: penutupan rima glotis yang
tidak sempurna, perubahan amplitudo vibrasi
plica vocal, vibrasi mukosa
Usia, jenis kelamin, histopatologis, dan prosedur
bedah dianalisis statistik dengan tes x
2
dan tes
korelasi Kendall t-b rank dengan CI 95% (p<,o5)
HASIL
Tabel 3. Temuan laringotroboskopik preop dan postop pada 761
pasien

Diagnosis Jumlah (%)
Temuan preoperatif
Laringitis
Edema
Kista
Granuloma
Polip
Leukoplakia
Sulcus vocalis
Hperfungsi
Hipofungsi
Hiperplasia ventricular folds
Palsi nervus rekuren

52 (6,8)
21 (2,8)
1 (0,1)
1 (0,1)
6 (0,8)
2 (0,3)
1 (0,1)
15 (2)
21 (2,8)
5 (0,7)
14 (1,8)
Temuan postoperatif
Hematoma
Granuloma
Penebalan mukosa
Edema
Subluksasio kartilago aritenoid
Palsi nervus rekuren

70 (9,2)
68 (8,9)
104 (13,7)
29 (3,8)
1 (0,1)
84 (11)
Gbr 1. pandangan laringoskopi langsung: (A)
granuloma di plica vocalis kiri di prosesus
vocalis, dan (B) hematoma di plica vocalis kanan
Hasil (2)
14 pasien palsi nervus rekuren preop (7
posttiroidektomi, 1 postop servikal, 2 lesi maligna, 4
tidak diketahui)
Komplikasi laring postop secara keseluruhan adalah
42%
Kelemahan atau paralisis nervus rekuren ditemukan
pada 78 pasien unilateral dan 6 pasien bilateral.
Tidak ada cedera pada n.laringea superior
Pada data kami, tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis diseksi (total, parsial, atau tanpa diseksi)
dengan palsi cedera nervus rekuren, kecuali
pembedahan revisi (6,2% vs 11,6%)
DISKUSI/Komentar
Penelitian berskala besar ini memperlihatkan
bahwa kerusakan nervus rekuren ternyata bukan
sebagai komplikasi laring terbanyak
pascatiroidektomi
Cedera pada plica vocalis 3 kali lebih sering
dibanding palsi nervus rekuren
Cedera plica vocalis akibat intubasi atau
ekstubasi terjadi pada 31% pasien kami (lebih
tinggi dibanding penelitian terdahulu 6-13%).
Laringostroboscopy endoksopik lebih sensitif
dalam mendeteksi perubahan kecil di plica
vocalis

Diskusi (3)
Dibandingkan intubasi dan ekstuasi,
tiroidektomi lebih tidak berisiko menimbulkan
komplikasi laring.
Dari banyak faktro risiko cedera plica vocalis
akibat intubasi yaotu akibat tekanan balon ETT,
trauma fisik, durasi intubasi, refluks
gastroesofagus, dan terganggungya mekanisme
mukosiliar.
Cedera plica vocalis lebih tinggi pada pasien usia
lanjut kemungkinan karena lebih tidak
fleksibelnya dan atrofi jaringan vocal.
KESIMPULAN
Insidens kelainan laring preoperatif ternyata
cukup bermakna sehingga pemeriksaan
laringologik preop harus dilakukan, setidaknya
untuk alasan medikolegal
Data kami menunjukkan cedera plica vocalis
lebih tinggi frekuensinya dibanding gangguan
fungsi nervus rekuren, oleh karenanya informed
consent harus mendetil terutama untuk pasien
yang menggunakan vokalnya dengan
profesional seperti penyanyi, aktor, atau guru

Anda mungkin juga menyukai