MATERI POKOK : Pendahuluan, reproduksi aseksual dan reproduksi seksual tumbuhan, reproduksi aseksual dan seksual hewan, reproduk- si manusia, siklus mesntruasi TUJUAN : Mengetahui dan memahami sistem reproduksi aseksual dan seksual tumbuhan. Mengetahui dan memahami sistem reproduksi aseksual hewan dan seksual mamalia Mengetahui dan memahami sistem reproduksi pada manusia dan hormon yang mempengaruhinya Mengetahui proses siklus menstruasi dan kehamilan serta per- salinan. PENDAHULUAN Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organis- me sebelumnya. Reproduksi merupakan salah satu sifat mendasar pada setiap mahluk hidup untuk tetap melestarikan spesies atau keturunannya. Dengan adanya proses reproduksi menyebabkan jumlah anggota kelompok setiap spe- sies akan bertambah. Pada dasarnya mahluk hidup akan bereproduksi melalui 2 cara, yaitu : 1. Repoduksi aseksual (vegetatif) : adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan sel kelamin. Ciri reproduksi aseksual adalah : Hanya melibatkan satu individu Pembentukan gamet tidak ada Proses tertilisasi tidak ada Individu baru berasal dari sebagian sel induk Tidak terjadi rekombinasi gen Setiap keturunan sama dengan induknya. 2. Reproduksi seksual (generatif) : melibatkan persatuan sel kelamin (gamet) dari 2 jenis kelamin yang berbeda. Ciri reproduksi seksual adalah : Melibatkan 2 individu berlainan jenis kelamin Terjadi pembentukan gamet (sperma & ovum) Gamet menyatu dalam proses fertilisasi Ovum (non motil), sperma (motil) Terjadi kombinasi gen (variabilitas tinggi) Mempercepat proses evolusi REPRODUKSI TUMBUHAN Reproduksi tumbuhan dapat berlangsung baik secara vegetatif maupun secara generatif. Pada umumnya tumbuhan berbiji tertutup berkembangbiak secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan terjadi tanpa melibatkan alat perkembangbiakan. Reproduksi vegetatif disebut juga perkembangbiakan tak kawin (aseksual), karena tidak ada penyatuan antara sel kelamin jantan (sperma) dan sel kelamin betina (ovum). Perkembangbiakan vegetatif dapat 297 terjadi secara alami maupun secara buatan dengan bantuan manusia. Perkem- bangbiakan vegetatif ini pada saat sekarang ini banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan bibit unggul karena cepat menghasilkan dan keturunannya me- miliki sifat yang sama dengan induknya. Perkembangbiakan generatif melibatkan organ reproduksi berupa bu- nga, yang memiliki alat kelamin jantan yang disebut benang sari dan alat kela- min betina yang disebut putik. Perkembangbiakan secara genertif disebut juga perkembangbiakan secara kawin (seksual), karena ditandai adanya penyatuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Penyatuan ke dua jenis sel kelamin/gamet ini disebut pembuahan (fertilisasi), yang terlebih dahulu di- dahului proses penyerbukan yang itu jatuhnya atau menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Hasil dari proses pembuahan adalah biji yang berisi embrio. Bila biji sudah matang dan jatuh ditempat yang sesuai dengan syarat pertum- buhannya, maka biji akan tumbuh menjadi individu baru. A. REPRODUKSI ASEKSUAL ALAMI TUMBUHAN Ciri dari reproduksi aseksual adalah individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan induknya. Individu- individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang sama. Reproduksi vegetatif merupakan istilah yang diberikan untuk reproduksi aseksual yang merupakan tipe reproduksi yang lazim pada tumbuhan, khusus- nya pada tumbuhan berbiji. Pada proses reproduksi vegetatif bila bagian tubuh tanaman terpisah maka bagian tersebut dapat berkembang menjadi satu/lebih tanaman baru. Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bisa jadi memiliki sifat-sifat yang berbeda dari induknya. Pada proses pembentukan buah dan biji, polen dari satu tumbuhan membuahi bunga dari tumbuhan lain, tumbuhan memba- wa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan kombinasi karakter yang beragam pada generasi berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi pada reproduksi aseksual. Bayangkan bila beberapa jarimu terpisah dari tubuhmu, masing-masing jari tersebut tetap bertahan hidup dan akhirnya ber- kembang membentuk manusia yang merupakan kembaran dari dirimu sendiri. Keadaan seperti ini merupakan gambaran dari reproduksi aseksual, dimana keturunan berasal dari organisme tunggal tanpa melalui fertilisasi. Hasil dari perbanyakan seperti ini merupakan suatu klon yaitu suatu populasi yang terdiri dari organisme-organisme yang identik secara genetik. Reproduksi vegetatif meliputi fragmentasi yaitu pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang diikuti de- ngan regenerasi membentuk individu utuh. Reproduksi vegetatif alami dapat terjadi dengan menggunakan organ- organ sebagai berikut a. Stolon (geragih) : merupakan batang yang menjalar baik di atas tanah ma- upun di bawah permukaan tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan ta- naman. Contoh stolon di atas permukaan tanah adalah strowberi, arbei, dan 298 pegagan. Contoh stolon dibawah permukaan tanah pada umumnya jenis rumput-rumputan seperti alang-alang, rumput teki, rumput gajah. b. Rimpang (rizoma): rizoma adalah batang tumbuh di dalam tanah, yang dapat berumbi untuk menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizo- ma adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Pada rizoma tersebut terdapat tunas-tunas yang dapat menjadi individu baru, contoh : kunyit, lengkuas, jahe, temulawak, dan kencur. c. Tunas pangkal batang : tunas baru tumbuh disekitar induknya yang mem- bentuk rumpun. Tunas ini bila terlepas dari induknya ditempat lain dapat menjadi individu baru, contoh : pohon pisang, pinang, tebu dan bambu. d. Tunas adventif : tunas yang terbentuk pada bagian tumbuhan lainnya selain dari batang, buku-buku, atau ketiak daun. Contohnya tunas daun yang me- miliki bagian meristem yang dapat menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh : cocor bebek (Kalanchoe pinnata) kersen, ce- mara, sukun (akar), kesemek dan Begonia sp. e. Umbi lapis : merupakan bagian tumbuhan yang membesar, berdaging, ber- lapis-lapis, mengandung cadangan makanan yang berada di bawah tanah. Pada dasar umbi terdapat batang yang disebut cakram yang dapat mem- bentuk tunas-tunas dan menghasilkan umbi baru. Contoh: bawang, merah, bawang putih, bawang daun dan bakung. f. Umbi batang : adalah batang yang tumbuh di dalam tanah yang menggem- bung membentuk umbi dan digunakan sebagai tempat penyimpanan ca- dangan makanan. Pada umbi batang terdapat mata-mata tunas yang dapat berkembang menjadi tanaman baru. Contoh: kentang, gadung dan talas. g. Umbi akar : merupakan akar yang menggembung yang berisi cadangan ma- kanan. Tunas-tunas tumbuh dibagian yang merupakan batang yang terda- pat pada umbi akar. Contoh wortel, dan lobak, masih dapat ditanam asal- kan umbi tersebut mengandung bagian batang. Sedangkan singkong tidak dapat ditanam lagi karena umbinya tidak mengandung bagian batang. Gambar 1. Perkembangbiakan secara aseksual (Vegetatif) Umbi bawang putih (2a) sesungguhnya merupakan batang di bawah ta- nah yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-bagian yang disebut siung (clove). Setiap siung ba- wang dapat tumbuh menjadi satu individu, seperti terlihat pada gambar calon- calon tunas mulai muncul pada beberapa siung umbi. Adapun selubung ber- warna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun yang menempel pada batang. 299 Gambar 2. Beberapa contoh reproduksi vegetatif alami Pada gambar 2b, dapat dilihat tanaman-tanaman kecil di sekitar pohon- pohon yang berukuran besar. Setiap tanaman kecil tersebut sebenarnya me- rupakan anakan yang muncul dari akar tumbuhan kayu merah pantai (coast redwood), salah satu kerabat dekat dari pohon Sequoia raksasa yang terkenal. Pada akhirnya salah satu dari kelompok anakan yang muncul dari akar ini akan tumbuh menjadi besar menggantikan induknya yang telah mati. Kelompok tumbuhan yang melingkar seperti cincin pada gambar 2c, merupakan klon dari semak creosote yang tumbuh di gurun Mojave California bagian selatan. Anakan dalam kelompok semak ini merupakan hasil reproduksi vegetatif dari akar. Klon ini berasal dari satu pohon yang tumbuh dari biji se- kitar 12.000 tahun lalu. Pohon induk tentunya berada pada pusat cincin semak tersebut, yang telah lama mati. Pada gambar 2d, tampak barisan dari rumput dunegross di Cape Cod, Massachusetts. Rumput jenis ini serta beberapa jenis rumput lainnya mem- perbanyak diri secara aseksual dengan membentuk tunas dan akar yang mun- cul dari geragih yang berada di bawah tanah. Sekelompok kecil rumput ini dapat menyebar dengan cara yang sama hingga memenuhi permukaan lahan. Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan tetua yang telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat memben- tuk klon yang terdiri dari individu-individu yang merupakan kembaran dari diri- nya. Pada masa-masa awal kehidupannya keturunan vegetatif yang merupa- kan fragmen dewasa yang berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko mengha- dapi kondisi lingkungan dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari ke- cambah. Reproduksi aseksual serta seksual memiliki peranan yang penting dalam evolusi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Gambar 2a. Gambar 2b Gambar 2c Gambar 2d 300 B. REPRODUKSI ASEKSUAL BUATAN TUMBUHAN Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif telah lama di- manfaatkan manusia. Cara perbanyakan vegetatif buatan yang paling banyak dilakukan adalah : 1. Cangkok : merupakan cara untuk menumbuhkan akar pada cabang atau ranting tumbuhan, dengan cara kulit kayu tumbuhan dikerat bersih hingga lapisan jaringan kambium dan floem luar terkelupas, sementara bagian kayu yang mengandung jaringan xilem tetap dipertahankan. Dengan demi- kian unsur hara dari akar ke daun tetap berlangsung, sebaliknya hasil-hasil fotosintesis dari daun ke arah bagian tumbuhan lainnya terhenti. Akibatnya bahan makanan akan terakumulasi di bagian atas tempat keratan dimana tempat tumbuhnya bakal akar. 2. Stek : beberapa macam organ tumbuhan yang dapat digunakan untuk per- banyakan dengan cara stek, menurut organ yang digunakan dikenal stek batang, stek akar serta stek daun. Stek batang merupakan cara yang pa- ling lazim digunakan, biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan se- mak. Stek akar sering dilakukan pada perbanyakan tanaman sukun. Stek daun banyak dilakukan pada beberapa tanaman hias berupa herba seperti African violet, Begonia, Piperomia serta beberapa tumbuhan lain yang ber- daun tebal. 3. Merunduk : merupakan perkembangbiakan yang dilakukan dengan cara menyentuhkan cabang atau ranting tumbuhan ke tanah, kemudian menim- bunnya dengan tanah. Diharapkan nantinya pada bagian yang tertimbun tersebut akan keluar akar, dan jika akar sudah cukup kuat maka cabang atau ranting tersebut dapat dipotong untuk ditanam kembali. Contoh ta- naman anyelir, alamanda, dan selada air. 4. Tempelan (Okulasi) : dilakukan dengan cara menambahkan bagian mata tunas atau calon tunas suatu tumbuhan ke tumbuhan lain agar tumbuh menjadi tunas baru. Teknik okulasi diterapkan pada tumbuhan yang ber- enis sama atau berkerabat dekat (satu marga). Tanaman bagian bawah yang dipertahankan akarnya disebut onderstam, yang biasanya memiliki sistem perakaran yang kuat. Tanaman tersebut kemudian ditempeli mata tunas tanaman yang memiliki sifat unggul. Tanaman hasil okulasi dapat menghasilkan lebih dari dua jenis buah pada satu tanaman. 5. Sambung : tujuan dari menyambung ini sama dengan cara tempelan untuk menggabungkan dua sifat atau lebih tanaman dan tidak untuk perbanyak- an tanaman. Contoh pada ketela mukibat (diambil dari nama orang), di- mana tanaman bawah dari ketela biasa yang banyak menghasilkan umbi akar, sedang batang atas diambil dari ketela karet yang memiliki daun ba- nyak sehingga laju fotosintesisnya tinggi. Contoh tanaman lainnya yang dapat disambung adalah pohon tanaman toman dan kentang. 6. Terdapat juga modifikasi batang dan akar : seperti rizome dan umbi yang juga dapat digunakan dalam perbanyakan vegetatif buatan. Potongan rizo- me atau umbi yang mengandung sekurang-kurangnya 1 mata tunas dipo- tong-potong kemudian ditanam sehingga dapat berkembang menjadi tum- buhan baru. Tumbuhan baru juga dapat diperoleh dengan memotong sto- 301 lon pada tanaman seperti pada strowberi, sehingga anakan terpisah dari induknya. 7. Kultur jaringan : belakangan ini kemampuan reproduksi vegetatif pada tumbuhan dimanfaatkan untuk melakukan perbanyakan klonal di dalam la- boratorium. Potongan organ tumbuhan dapat ditanam pada media buatan yang sesuai karena mengandung unsur hara, vitamin serta zat pengatur tumbuh yang diperlukan. Potongan organ yang ditanam dalam media buat- an dapat tumbuh menjadi satu atau beberapa tanaman atau membentuk massa dari sel parenkima yang disebut kalus. Kalus yang diperoleh dapat dipotong-potong kemudian diregenerasikan menjadi tanaman atau embrio. Teknik pemeliharaan tumbuhan dengan menanam potongan tumbuhan di dalam medium buatan ini secara umum dikenal dengan teknik kultur jaringan tanaman. Keuntungan Reproduksi Secara Vegetatif 1. Lebih cepat berbuah daripada tanaman yang berasal dari biji 2. Tanaman dapat dikembangbiakan tanpa menunggu berbuah terlebih dahulu. 3. Dapat menghasilkan tanaman baru yang seragam, memiliki sifat yang sama dengan induknya. 4. Dapat mengembangbiakkan dan melestarikan tanaman walaupun tidak menghasilkan buah / biji. Kerugian Reproduksi Secara Vegetatif 1. Tanaman yang ditanah dari hasil cangkokan tidak sekuat tanaman dari biji (akan tunggang). 2. Dari satu induk hanya diperoleh satu jenis keturunan baru yang terbatas jumlahnya Teknik Kultur Jaringan Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif memberi pelu- ang untuk produksi bibit tumbuhan dalam jumlah besar dengan tenaga dan biaya minimal. Misalnya perbanyakan tanaman buah dan tanaman hias yang sebagian besar dilakukan dengan stek batang serta daun. Beberapa tumbuhan lain diperbanyak dengan anakan yang muncul dari akar, selain itu banyak tum- buhan penghasil umbi di perbanyak dengan potongan umbi. Dalam pelaksana- an teknik ini semua peralatan maupun tabung-tabung serta media yang digu- nakan harus berada dalam keadaan steril. Alat-alat serta media biasa disteril- kan dengan cara pengukusan bertekanan tinggi dengan alat autoklaf. Selain itu pelaksanaan pemotongan atau penanaman juga dilakukan di ruangan steril. Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat menghasilkan ta- naman dalam jumlah banyak secara cepat. Selain itu beberapa teknik yang dikembangkan lebih lanjut dapat mengatasi masalah dalam budidaya tanaman seperti menghasilkan bibit tanaman bebas penyakit, menyediakan biji buatan serta memungkinkan perbaikan tanaman dengan rekayasa genetik. 302 Untuk memperoleh tanaman bebas penyakit dikembangkan suatu tek- nik yang disebut kultur meristem (mericloning). Upaya ini dilakukan dengan mengambil sekelompok sel pada jaringan meristem dari tanaman sakit untuk ditanam dalam media kultur. Biasanya selain meristem turut diambil primordia daun termuda. Proses pemotongan jaringan dilakukan secara aseptik di bawah mikroskop khusus yang disebut dissecting microscope (Stereo mikroskop). Se- lanjutnya potongan meristem dipelihara pada media steril dalam tabung. Jaringan tersebut selanjutnya akan membesar kemudian berdeferensiasi dan beregenerasi membentuk tunas dan akar. Sebelum tunas dan akar terbentuk massa sel tersebut dipotong menjadi beberapa bagian baru kemudian direge- nerasikan menjadi tanaman. Dengan cara demikian dalam waktu singkat diper- oleh banyak tanaman dengan karakter sama dengan induknya namun bebas dari penyakit. Pada gambar 3a dapat dilihat tanaman apel dalam tabung yang di- peroleh dengan kultur meristem. Dengan teknik kultur jaringan, akhir-akhir ini dapat diproduksi biji buatan (artifisial). Mula-mula yang harus dilakukan adalah menghasilkan embrio. Pada umumnya embrio yang digunakan adalah embrio somatik yaitu embrio yang dikembangkan dari struktur somatik seperti batang, daun atau bagian-bagian vegetatif lain, jadi bukan berasal dari perkembangan zigot. Dalam laboratorium embrio seperti ini dapat diperbanyak dengan cepat melalui perbanyakan klonal. Massa embrio yang secara genetik identik ini ke- mudian dikemas dalam suatu selubung polisakarid yang mengandung cadang- an makanan serta zat pengatur tumbuh yang diperlukan. Untuk menjamin ke- langsungan hidup biji ini dapat juga ditambahkan pupuk, pestisida, maupun bakteri penambat nitrogen di dalam kemasan. Pada gambar 3b dapat di lihat biji buatan yang sedang berkecambah. Gambar 3. Hasil perbanyakan vegetatif dengan teknik kultur jaringan a. Tanaman apel hasil kultur meristem b. Biji buatan yang sedang berkecambah 303 Dengan menggunakan biji buatan petani mendapatkan keuntungan ka- rena tanaman yang diperoleh memiliki karakter yang diharapkan serta terjamin keseragamannya sehingga memungkinkan pemanenan pada saat bersamaan. Kendala dari pemanfaatan biji buatan pada saat ini adalah biaya produksi yang tinggi, sehingga harganya lebih mahal dari biji yang diperoleh secara alami. Salah satu teknik kultur jaringan yang sering dimanfaatkan untuk reka- yasa genetik adalah fusi protoplas. Fusi protoplas dilakukan untuk mengga- bungkan sifat-sifat tertentu dari 2 sel yang berasal dari 2 macam tumbuhan yang secara konvensional tidak dapat atau sulit untuk disilangkan. Yang di- maksud dengan protoplas alam hal ini adalah sel yang telah dihilangkan din- dingnya. Untuk memperoleh protoplas, dinding sel dihancurkan dengan me- nambahkan enzim-enzim seperti selulase, pektinase dll. Protoplas yang diper- oleh digabungkan untuk memperoleh hibrid sel. Penggabungan ini dapat dipacu dengan pemberian arus listrik, sinar laser ataupun senyawa kimia, misal larut- an polietilen glikol. Hibrid sel yang diperoleh mengandung inti serta organel- organel dari ke 2 sel. Selanjutnya inti dari sel yang tidak diinginkan dapat di- hancurkan dengan cara radiasi. Sel tersebut kemudian diregenerasikan men- jadi tanaman dengan memberikan media yang mengandung unsur hara serta zat-zat pengatur tumbuh yang sesuai. Tumbuhan yang diperoleh dengan cara seperti ini disebut hibrid somatik. Tanaman hibrid somatik seringkali memiliki karakter yang kurang baik dibandingkan tetuanya, namun diperoleh pula bebe- rapa tanaman yang berpotensi lebih unggul. C. REPRODUKSI SEKSUAL TUMBUHAN Secara evolusi kesuksesan suatu organisme diukur dari kemampuannya menghasilkan keturunan yang fertil. Oleh sebab itu dari sudut pandang evolusi seluruh struktur dan fungsi dari organ tumbuhan diarahkan untuk memberikan dukungan dalam mekanisme reproduksi. Pada reproduksi seksual (generatif) terjadi persatuan dua macam ga- met dari dua individu yang berbeda jenis kelaminnya, sehingga terjadi percam- puran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru dengan sifat baru. Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, ga- met jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet. Penyatuan dua macam gamet tersebut dikenal dengan istilah zingami. Peristiwa zingami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu per- temuan sperma dengan sel telur. Pada organisme sederhana tidak dapat dibe- dakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet. Pada tumbuhan tingkat tinggi struktur yang secara khusus bertugas dalam proses reproduksi adalah bunga. Alat perkembang biakan generatif pada tumbuhan Angiospermae (berbiji tertutup) adalah bunga, yang menghasilkan sel-sel kelamin yang diperlukan dalam perkembangbiakan generatif tersebut. 304 Bunga memiliki ukuran yang sangat bervariasi, dari yang sangat kecil sampai ukuran yang luar biasa besar. Bunga terkecil berukuran kurang dari 0,1 mm dijumpai pada sejenis gulma mungil yang disebut Wolffia columbiana yang ukuran total tumbuhannya hanya berkisar antara 0,5 0,7 mm. Sedangkan bunga terbesar di dunia adalah Rafflesia arnoldi dari Indonesia dengan diame- ter lebih dari 1 m serta berat mencapai 9 kg. Bunga merupakan bagian paling menarik dari tumbuhan karena warna- nya, tekstur maupun aroma yang dihasilkannya. Bunga merupakan modifikasi dari tunas yang mendukung bagian-bagian seperti kelopak, mahkota, benang sari dan putik yang merupakan modifikasi dari daun dalam suatu susunan yang rapat (Gambar 4). Bagian-bagian bunga : 1. Perhiasan bunga a. Kelopak (calyx) terdiri dari daun-daun kelopak (sepal). Kelopak terda- pat pada bagian terluar dari bunga, menyelubungi bagian bunga lain- nya, umumnya berwarna hijau, berfungsi untuk melindungi kuncup. b. Mahkota (corolla) terdiri dari daun mahkota (petal), bagian ini biasanya memiliki tekstur dan warna yang menarik. Warna mahkota sangat ber- variasi dari warna-warna tunggal, kombinasi warna-warna pelangi atau bahkan hitam atau putih. Keragaman tekstur dan warna mahkota ditu- jukan untuk menarik perhatian serangga penyerbuk. 2. Alat kelamin bunga a. Benang sari (stamen = androcium) yang terletak di sebelah dalam mah- kota terdapat yang terdiri atas tangkai sari (filament) yang mendukung kotak sari (antera). Benang sari merupakan alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (polen), yang dibentuk dan disimpan di dalam kotak sari. b. Putik (Pistillum= gynoecium) terletak di bagian paling dalam dari bu- nga. Putik terbentuk sebagai hasil pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau beberapa daun buah. Putik terdiri atas 3 bagian yaitu : - Bagian paling bawah yang biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung satu atau lebih bakal biji (ovul). Di dalam biji terdapat kandung lembaga yang mengandung beberapa sel, sa- lah satu diantaranya adalah sel telur (ovum). - Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (styllus), yang berupa sebuah tabung yang menghubungkan ovarium dengan kepala putik. - Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga yang sama atau bunga- bunga lain yang akan terbawa oleh angin ataupun serangga ditang- kap pada peristiwa penyerbukan. Bentuk stigma sangat bera-gam ada yang kecil runcing, sedikit mengembung atau bercabang-cabang membentuk lengan-lengan. 305 Disamping bagian-bagian bunga diatas, masih ada bagian bunga lain- nya yaitu daun pelindung (Bractea), yang terletak pada bagian luar bunga dan berfungsi untuk melindungi bunga pada waktu masih muda. Ada bunga yang dilindungi dari kumpulan bractea, contoh bunga aster, ada pula hanya dari satu bractea yang besar dan berwarna yang biasa disebut seludang bunga, contoh pada pisang dan palem-paleman. Daun pelindung yang berwarna-warna dan termodifikasi yang disebut daun pemikat dapat dijumpai pada bunga Bugenvil, bunga Bugenvil sesung- guhnya berbentuk tabung kecil (terdiri atas 3 bunga) yang melekat pada ma- sing-masing braktea. Sedangkan bunga nusa indah bagian yang berwarna- warni adalah kelopak bunga, dan bunganya sendiri berbentuk tabung kecil. Pa- da bunga tasbih bagian bunga yang berwarna-warni mencolok adalah benang sari yang mandul yang berubah menjadi lembaran seperti daun mahkota. Gambar 4. Bunga dan bagian-bagiannya. Tabel 1. Bagian-bagian bunga dan fungsinya BAGIAN BUNGA FUNGSI 1. Kelopak (kalik) Melindungi kuncup bunga 2. Mahkota (korola) Menarik perhatian serangga 3. Benang sari (stamen) terdiri dari : a. tangkai sari (filamen) b. kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen) 4. Putik (pistilum) terdiri atas : a. tangkai putik (stilus) b. kepala putik (stigma) c. bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule) Sebagai penghasil gamet betina (ovum) Macam Variasi Bunga Bunga dapat dikelompokkan berdasarkan atas kelengkapan bagian bu- nga dan berdasarkan atas kelengkapan alat kelamin bunga. 306 1. Berdasarkan kelengkapan bagian bunga. Berdasarkan atas kelengkapan perhiasan bunga dan alat kelaminnya, bu- nga dapat dibedakan atas : a. Bunga lengkap : adalah bunga yang memiliki bagian-bagian bunga be- rupa kelopak, mahkota, benangsari dan putik secara lengkap. Contoh melati, mawar, mangga dll. Bunga lengkap pasti memiliki dua jenis alat kelamin karena itu disebut bunga berkelamin ganda (hermaprodit). Akan tetapi bunga yang berkelamin ganda belum tentu merupakan bu- nga lengkap. b. Bunga tak lengkap : adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau beberapa bagian bunga baik perhiasan bungan maupun alat kelamin bunga. Bunga tidak lengkap dibedakan atas dua, yaitu : Perhiasan bunga tidak lengkap, karena tidak memiliki mahkota atau kelopak, bungayang tidak memiliki perhiasan bunga disebut bunga telanjang. Alat kelamin tidak lengkap, jika bunga hanya memiliki salah satu saja alat kelamin disebut bunga berkelamin tunggal, contoh bunga salak. Jika bunga tidak memiliki alat kelamin disebut bunga mandul, contoh bunga pita pada bunga matahari. 2. Berdasarkan alat kelamin bunga Bila ditinjau dari kelengkapan alat kelamin, maka bunga dapat dibedakan atas : a. Bunga sempurna : yaitu bunga yang memiliki kedua alat kelamin yakni benang sari dan putik, bunga demikian disebut juga bunga biseksual. b. Bunga tak sempurna : yaitu bunga hanya memiliki benang sari, atau putik saja disebut bunga uniseksual. Bunga yang hanya mengandung putik tanpa benang sari disebut bunga betina, sedangkan bunga yang memiliki benangsari tanpa putik disebut bunga jantan. Beberapa tumbuhan memiliki bunga jantan dan betina dalam satu in- dividu tumbuhan maka disebut tumbuhan berumah satu (monoesis), contoh jagung. Sedangkan bila bunga jantan dan bunga betina terpisah pada individu tumbuhan yang sejenis seperti pada salak, asparagus dll, disebut tumbuhan berumah dua (Diesis). Pembentukan sel Kelamin Dalam proses fertilisasi akan melibatkan sel kelamin jantan dan sel ke- lamin betina, dimana sel-sel kelamin ini dihasilkan dari alat-alat kelamin yang terbentuk setelah tumbuhan itu dewasa. Proses pembentukan sel kelamin (ga- met) disebut dengan gametogenesis, yang terdiri dari spermatogenesis (pem- bentukan gamet jantan = sperma) dan oogenesis (pembentukan gamet betina = ovum). 1. Pembentukan Sel Kelamin Jantan (Spermatogenesis) Pada tumbuhan berbiji tertutup, pembentukan sel kelamin jantan (gamet jantan) dalam hal ini adalah serbuk sari terjadi di dalam kantung sari pada 307 kepala sari. Antera atau kotak sari pada umumnya terdiri atas 4 kantong polen yang masing-masing berupa ruangan memanjang. Di dalam kantung serbuk sari terdapat banyak sel induk butir serbuk yang diploid (Mikrosporofil) sebagai hasil dari proses pembelahan secara mitosis berulangkali. Setiap satu sel induk serbuk sari (mikrosporofil) ini kemudian akan membelah secara meiosis mem- bentuk 4 sel spora serbuk sari (mikrospora) yang haploid. Selanjutnya setiap mikrospora mengalami pembelahan mitosis sekali sehingga terbentuk 2 sel yang haploid yaitu 1 sel vegetatif (sel tabung) dan 1 sel generatif yang ber- ukuran lebih kecil (Gambar 5). Sel spora yang sudah memiliki 1 sel vegetatif dan 1 sel generatif inilah yang disebut serbuk sari (pollen). Inti generatif yang terbentuk selanjutnya akan mengalami pembelahan mitosis sekali lagi dan menghasilkan 2 inti sperma, hal ini terjadi di pembuluh serbuk sari. Kemudian lebih lanjut ketiga inti sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang tebal dalam suatu struktur butiran membentuk butir serbuk sari (polen). Bila serbuk sari telah masak dinding anter membuka dan menebarkan butir-butir serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan Angiosper- mae butir serbuk sari berfungsi sebagai gametofit jantan yang menghasilkan gamet jantan (sel-sel sperma). Gambar 5. Pembentukan & Perkembangan butir serbuksari (polen) 2. Pembentukan Sel Kelamin Betina (Oogenesis) Proses pembentukan sel kelamin betina (gamet betina) terjadi di dalam suatu struktur yang disebut ovula (bakal biji) yang terdapat pada bakal buah (ovari). Di dalam bakal biji terdapat sel-sel diploid yang aktif membelah secara mitosis. Diantara sel-sel diploid yang terbentuk terdapat satu sel (megaspo- rofit) yang berukuran besar dibandingkan sel lainya, sel tersebut merupakan sel induk kantung lembaga yang diploid. Megasporofit tertanam di dalam ja- ringan yang disebut nuselus. Sel induk (megasporofit) ini kemudian membelah secara meiosis menghasilkan 4 sel anakan yang haploid yang berderet, sel-sel 308 ini bersifat haploid disebut megaspora. Tiga sel yang terdekat dengan mikrofil mengecil (mereduksi) atau melebur, sedangkan 1 sel yang terjauh dari mikrofil membesar dan kemudian akan berkembang menjadi kantung embrio, setelah mengalami 3 tahap pembelahan mitosis (Gambar 6). Perkembangan mega- spora membentuk kantong embrio melalui beberapa tahap yaitu : 1. Megaspora mengalami 3 kali pembelahan mitosis menghasilkan sebuah kantung embrio dengan 8 inti sel. 2. Inti bermigrasi, dari sel yang berjumlah 8 inti ini, 3 inti sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 inti sel lainnya menjadi kandung lembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju ke mikropil), 2 inti sel menjadi inti sinergid dan 1 inti sel yang berada ditengah menjadi sel telur (ovum). 3. Lebih lanjut akan terbentuk dinding sel yang menyelubungi inti, dalam ke- adaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak akan mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari. Pada akhir proses tersebut sebuah sel telur dan dua sel sinergid berada pada kantung embrio yang terdekat dengan mikropil (liang bakal bii). Dua inti bermigrasi berada pada bagian tengah kantung embrio disebut inti kutub (inti kandung lembaga sekunder). Tiga inti berada pada ujung lain kantong embrio berseberangan dengan mikropil yang membentuk 3 sel antipodal bakal biji. Kantung embrio merupakan fase gametofit dalam siklus hidup tumbuhan ber- bunga, karena intinya bersifat haploid. Gambar 6. Pembentukan ovum pada kantung embrio 309 Ovula memiliki 1 atau 2 lapis jaringan pelindung yang disebut integu- men. Pada bagian ujung ovula, integumen tidak menyambung mengakibatkan terbentuk celah kecil yang disebut mikropil. Proses Penyerbukan (Pollinasi) dan Pembuahan (Fertilisasi) Tahap awal yang mendahului proses pembuahan adalah penyerbukan (polinasi = persarian) yaitu peristiwa pengantaran dan menempelnya butir ser- buk sari ke kepala putik. Kepala putik biasanya berbulu halus ataupun berlen- dir, yang berfungsi memudahkan melekatnya serbuk sari di kepala putik. Setelah terjadi penyerbukan, maka dilanjutkan pada tahapan pembuah- an, yaitu peristiwa bersatunya inti sel sperma dengan ovum, yang berlangsung di dalam kandung lembaga dalam bakal biji. Peristiwa pembuahan akan diawali dengan proses menempelnya butir serbuk sari pada stigma yang kemudian berkecambah membentuk tabung serbuk sari. Sel tabung serbuk sari bergerak melalui tabung putik menuju bakal buah (ovari). Sementara itu dalam tabung serbuk sari terdapat 2 inti generatif ( 1 inti sperma pertama dan 1 inti sperma kedua), dan 1 inti vegetatif. Saat tabung polen mencapai ovula, ujung tabung menembus kantung embrio melalui mikropil, kemudian melepaskan ke dua sel sperma. Satu inti sperma (pertama) membuahi sel telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n) yang akan berkembang menjadi embrio, sedangkan 1 inti sperma (kedua) membuahi 2 inti kutub (polar) yang berfusi menjadi 1 inti (diploid) sehingga terbentuk sel triploid (3n), sel inilah yang akan mem- belah secara mitosis membentuk jaringan penyimpan cadangan makanan yang disebut endosperm. Selanjutnya endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot. Karena pembuahannya berlangsung dua kali dimana dua peristiwa fusi yang terjadi antara sel sperma dengan sel telur dan sel sperma dengan inti kutub (polar) peristiwa inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pada Angiospermae. Sel antipoda serta sinergid biasanya mengalami degenerasi (Gambar 7). Proses pembuahan selanjutnya akan diikuti dengan perkembang- an buah dan biji. Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena bebe- rapa sebab. yaitu : 1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis) 2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat di- bedakan atas : a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Mi- salnya : dari sinergid dan antipoda. b. Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi. 3. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga. Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terben- tuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga. 310 Gambar 7. Penyerbukan dan pembuahan ganda pada Angiospermae Jenis Perantara Dalam Proses enyerbukan Sebagian besar tumbuhan Angiospermae mengandalkan bantuan hewan seperti serangga, burung, gastropoda ataupun kelelawar dalam proses penyer- bukannya. Namun beberapa tumbuhan seperti rumput-rumputan melakukan penyerbukan dengan bantuan angin. a. Perantara angin (Anemogami) = terjadi bila butir serbuknya sangat ringan, kecil dan kering. Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan. b. Perantara air (Hidrogami) : contoh pada tanaman air. c. Perantara hewan disebut zoogami. Serangga : Entomogami Burung : Ornitogami Siput : Malakogami Kelelawar : Kriptorogami d. Perantara manusia (Antropogami) : Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia. Penyerbukan Berdasarkan Asal Serbuk Sari, dibedakan atas 3 yaitu : a. Autogami (penyerbukan sendiri) : menempelnya serbuk sari pada kepala putik dari bunga itu sendiri. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar di- sebut kleistogami. Penyerbukan ini tidak menghasilkan keturunan yang bervariasi. 311 b. Geitonogami (penyerbukan tetangga) : menempelnya serbuk sari pada ke- pala putik dari bunga lain yang masih berada pada satu tumbuhan itu sen- diri. Contoh pada bunga jagung. c. Alogami (penyerbukan silang) : menempelnya serbuk sari dari suatu bu- nga kekepala putik bunga yang berasal dari tumbuhan lain yang sejenis. Penyerbukan jenis ini disebut persilanngan, yang mampu meningkatkan variasi keturunan karena terjadinya perpaduan sifat dari dua tumbuhan in- duknya. Contoh persilangan bunga warna merah dengan bunga warna putih yang dapat menghasilkan bungan merah, putih dan merah muda. Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan sehingga tidak mungkin terjadi autogami, hal ini disebabkan karena: a. Dikogami : bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena : Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya (protandri). Contoh : seledri, bawang bombay, jagung Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari (protogini). b. Didesious : bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya ter- pisah. Contoh : salak dan melinjo (Gnetum gnemon) c. Heterostili : bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik ti- dak sama dan berbeda jauh. Contoh : kopi, kina dan kaca piring. d. Herkogami : bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik. Contoh : vanili METAGENESIS Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergiliran generasi hap- loid (n) dan generasi diploid (2n), melalui peristiwa yang disebut juga metage- nesis. Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi yang ber- kembangbiak secara seksual dan yang berkembangbiak secara aseksual, yang biasanya kedua generasi berbeda morfologinya. Bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun dan sebagian besar struk- tur reproduktif dari tumbuhan khususnya anggota Angiospermae dan Gimno- spermae bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan sebutan generasi sporofit yang menghasilkan spora, sedangkan yang bersifat haploid disebut generasi gametofit yang menghasilkan gamet. Pada Angiosper- mae sporofit menghasilkan struktur khusus berupa antera dan ovule yang sel- selnya akan mengalami meiosis. 1. METAGENESIS LUMUT (BRIOPHYTA) Spora pada tumbuhan lumut daun akan tumbuh menjadi suatu struktur yang disebut protonema, dan protonema ini akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut ini akan berkembang menjadi dewasa yang menghasil- kan alat perkembangbiakan jantan (Anteridium =menghasilkan sperma) dan alat perkembangbiakan betina (Arkegonium =menghasilkan ovum). Kedua alat kelamin ini dapat berada dalam satu tumbuhan (berumah satu), dapat pula ber- ada pada tumbuhan yang berbeda (berumah dua). Karena itulah tumbuhan lu- 312 mut disebut sebagai generasi atau fase gametofit (bersifat haploid =n) atau tumbuhan penghasil gamet. Pertemuan antara sperma dan ovum akan meng- hasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit (bersifat diploid =2n) atau tumbuhan penghasil spora. Sporofit lumut daun, tetap menempel pada ujung tumbuhan lumut. Proses pembentukan spora pada sporofit terjadi melalui pem- belahan sel-sel induk secara meiosis dalam sporangium. Perhatikan metagene- sis dari lumut pada gambar 8 berikut ini. Gambar 8. Siklus hidup tumbuhan lumut (Bryophyta) 2. METAGENESIS PAKU-PAKUAN (PTERYDOPHYTA) Spora pada tumbuhan paku akan tumbuh atau berkecambah menjadi suatu struktur yang disebut protalium. Protalium akan tumbuh dan berkembang menghasilkan alat perkembangbiakan jantan (anteridium) dan betina (arkegoni- um), masa ini dikenal dengan generasi atau fase gametofit. Gambar 9. Siklus hidup tumbuhan paku-pakua (Pterydophyta) 313 Anteridium dan arkegonium dapat dihasilkan dari satu ptotalium, dapat pula dihasilkan dari protalium yang berbeda. Bila sperma dan ovum berhasil di- buahi (fertilisasi) maka akan menghasilkan kecambah tumbuhan paku muda. Paku muda akan tumbuh dan berkembang menuju pendewasan sehingga me- miliki daun yang mampu membentuk sporofil yang menghasilkan spora. Oleh karena itulah tumbuhan paku dewasa yang kita lihat sehari-hari berada dalam fase sporofit. 3. METAGENESIS PADA GYMNOSPERMAE Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk sari. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan se- cara meiosis, dari setiap 1 sel induk terbentuk 4 butir serbuk sari yang ber- sayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang mengalami pula pembe- lahan secara meiosis, sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati (me- reduksi, dan satu sel hidup berkembang sebagai sel telur (ovum). Proses penyerbukan dan pembuahan pada tumbuhan berbiji telan- jang (Gymnospermae), prosesnya dapat diringkas sebagai berikut : Strobilus jantan serbuk sari jatuh pada ujung kepala putik (tetes pe- nyerbukan) buluh serbuk sari membelah secara mitosis inti tabung dan 1 inti sperma 1 inti sperma membelah secara mitosis 2 inti sperma membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium zigot lem- baga di dalam biji tumbuhan baru. Pembuahan pada gymnospermae dise- but pembuahan tunggal, karena setiap inti sperma membuahi satu sel telur. Gambar 10. Metagenesis tumbuhan Tusam (Pinus merkusii) / Gymnospermae 314 4. METAGENESIS ANGIOSPERMAE Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yang terlihat oleh kita merupakan generasi atau fase sporofit. Generasi gametofit betina berkem- bang di dalam bakal biji dan masih berhubungan dengan tumbuhan induk- nya, sedangkan perkembangan gametofit jantan dimulai saat terbentuknya mikrospora, yang kemudian dilanjutkan dengan pada saat setelah penyer- bukan. Pada tumbuhan angiospermae generasi gametofitnya kecil, perkem- bangannya lebih terlindung, dan ketergantungan hidupnya terhadap gene- rasi sporofitnya (tumbuhan induk) lebih tinggi. Mikrospora berkembang menjadi serbuk sari setelah keluar dari ko- tak spora. Bila terjadi penyerbukan makan serbuk sari berkembang mem- bentuk buluh serbuk sari, di dalam buluh serbuk sari terbentuk 3 sel sperma (2 inti generatif, 1 inti vegetatif). Pada tumbuahan angiosperma yang dise- but generasi mikrogametofit adalah serbuk sari, sedangkan generasi mega- gametofit adalah kantong lembaga (kantong embrio). Setelah terjadi fertilisasi pada ovum oleh sperma, maka terbentuklah zigot yang akan berkembang menjadi embrio (lembaga) di dalam bakal biji. Bila biji sudah matang dan jatuh pada tempat yang sesuai, maka embrio dalam biji berkecambah dan tumbuh serta berkembang menjadi tumbuhan muda yang selanjutnya menjadi dewasa. Tumbuhan dewasa yang sudah matang akan menghasilkan alat perkembangbiakan berupa bunga dan se- terusnya. Perhatikan gambar 11 berikut ini : Gambar 11. Metagenesis pada tumbuhan Angiospermae 315 SOAL - SOAL LATIHAN 1. Pembuahan tunggal terjadi pada tumbuhan berikut, KECUALI A. Melinjo C. Pinus B. Pakis haji D. Palem 2. Endosperm pada biji kelapa bersifat ... A. Haploid C. Diploid B. Triploid D. Tetraploid 3. Perhatian beberapa jenis tumbuhan berikut : 1. Kelapa 3. Tebu 5. Pisang 2. Jagung 4. Ubi kayu 6. Kentang Tumbuhan manakah yang yang dikembangkan secara vegetatif A. 1 2 3 4 C. 2 3 - 5 6 B. 1 3 4 6 D. 3 4 5 6 4. Rizoma merupakan alat perkembangan biakan dari tanaman . a. Kentang dan ubi jalar c. Jahe dan kunyit b. Bawang dan bakung d. Ubi jalar dan Bawang 5. Alat kelamin betina pada tumbuhan disebut . A. Ovum C. Putik B. Benang sari D. Ovarium 6. Perkembangbiakan generatif disebut pula dengan perkembangbiakan secara A. Seksual C. Partenogenesis B. Aseksual D. Budding / pertunasan 7. Perkembangan vegetatif pada tumbuhan yang bukan dilakukan secara buatan adalah .. A. Merunduk C. setek B. Umbi lapis D. Mencangkok 8. Peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala putik disebut . A. Sterilisasi C. Fertilisasi B. Pembuahan D. Penyerbukan 9. Di antara tumbuhan berikut ini , manakah yang mengikuti pola pembuahan ganda . A. Pakis haji C. Jambu B. Pinus D. Cemara 10. Perhiasan bunga tidak ada atau tidak menarik, serbuk sari ringan dan banyak, kepala putiknya besar, dan kedudukan benang sari bergelantung- an. Hal tersebut merupakan ciri-ciri dari bunga tumbuhan yang penyerbu- kannya di bantu oleh A. Manusia C. Air B. Serangga D. Angin 11. Pembuahan antara inti sperma dengan inti kandung lembaga sekunder (inti polar) akan tumbuh menjadi.. 316 A. Endosperma C. Zigot B. Daging buah D. Lembaga 12. Berikut ini adalah ciri-ciri bunga tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, kecuali .. A. Bunga mekar pada malam hari C. Mempunyai kelenjar madu B. Perhiasan bunga berwarna menarik D. Serbuk sari lengket tetapi sedikit. 13. Tumbuhan yang mengalami pembuahan tunggal dalam perkembang biak- annya adalah . A. Jambu C. Melinjo B. Apel D. Mangga 14. Pada waktu mengcangkok, lapisan kambium yang mengelilingi kayu harus dikeruk. Kalau tidak dikeruk, maka kambium akan membentuk bagian- bagian berikut, kecuali .. A. Akar kayu C. Pembuluh kayu B. Kulit kayu D. Pembuluh tapis 15. Bila kita ingin menggabungkan beberapa jenis tanaman yang amsih satu genus / marga, maka cara yang tepat adalah dengan .. A. Cangkok C. Okulasi B. Setek D. Merunduk 16. Cocor bebek, cemara, kersen, dan sukun merupakan contoh tumbuhan yang dapat berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk A. Tunas C. Rizom B. Tunas adventif D. Umbi akar 17. Perhatikan jenis-jenis tumbuhan berikut ini 1. Jahe 4. Kentang 7. Alang-alang 10. Antanan 2. Bawang 5. Lengkuas 8. Bambu 3. Kunyit 6. Dahlia 9. Sanseviera Kelompok tumbuhan yang berkembang biak dengan rizoma adalah A. 2, 6, 8, 9, 10 C. 1, 3, 5, 7, 9 B. 1, 2, 4, 6, 8 D. 4, 5, 6, 7, 8 18. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas dibawah ini adalah A. Jahe C. Antanan B. Tebu D. Cocor bebek 19. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi akar adalah ... A. Jahe dan kunyit C. Bambu dan pisang B. Lengkuas dan tebu D. Dahlia dan ubi kayu 20. Berikut ini adalah syarat-syarat tumbuhan yang dapat dicangkok, kecuali... A. Berdaun lebat dan subur C. Tanaman induk bersifat unggul B. Batang tidak berkambium D. Percabangan lurus dan tegak 21. yang dilakukan oleh tumbuhan seperti ubi jalar adalah dengan cara . A. Rizoma C. Geragih B. Umbi akar D. Tunas adventif 317 22. Cara berikut yang termasuk perkembang biakan pada tumbuhan biji se- cara vegetatif buatan adalah . A. Menanam dengan rizoma C. Menggunakan geragih B. Menggunakan tunas adventif D. Membuat cangkokan 23. Mengembangbiakkan tanaman dengan cara menanam batang termasuk cara . A. Menyambung C. Menempel B. Merunduk D. Menyetek 24. Salah satu kerugian dari mencangkok adalah .. A. Sifatnya tidak sama dengan induk C. Tubuhnya berdiri kokoh B. Batang tidak kokoh D Tidak berbuah 25. Tujuan manusia melakukan perkembang biakan secara vegetatif buatan pada tumbuhan adalah .. A. Untuk meningkatkan keterampilan C. Untuk memperbanyak pekerjaan B. Untuk meningkatkan produksi D. Untuk memperoleh keturunan yang seragam 26. Perhatikan jenis-jenis tanaman sebagai berikut 1. Anggur 3. Alamanda 5. Anyelir 2. Apel 4. Cengkeh 6. Mangga Dua dari jenis tanaman di atas yang dapat dikembangbiakkan secara me- runduk adalah .. A. 1 dan 2 C. 3 dan 5 B. 3 dan 4 D. 4 dan 5 27. Pada saat ini banyak dilakukan suatu usaha untuk memperbanyak tanaman dengan cara menanam suatu jaringan di dalam suatu medium yang suci hama, cara ini dikenal dengan istilah .. A. Okulasi C. Kultur jaringan B. Kultur jaringan D. Kultur medium 28. Tumbuhan berikut ini yang berkembang biak dengan umbi batang adalah.. A. Singkong, kentang, dahlia, dan gadung B. Kentang, talas, gadung, dan dahlia C. Talas, gembili, gadung, dan kentang D. Ubi jalar, singkong, kentang, dan talas 29. Hasil cangkokan dapat ditunjukkan dengan adanya .. A. Sifat yang berbeda dengan induknya B. Sifat yang sama dengan induknya C. Cepat berbuah D. Cepat berkemabang biak 30. Bagian bunga yang memiliki tekstur dan warna menarik. A. Kaliks C. stamen B. Korola D. pistil 31. Penyerbukan pada bunga jagung dibantu oleh angin, hal ini ditandai oleh A. Perhiasan bunga berwarna cerah dan menarik B. Serbuk sari ringan dan banyak C. Letak putik tersembunyi 318 D. Mempunyai banyak kelenjar madu 32. Tumbuhan bunga sepatu hampir tidak perah mempunyai buah, hal in dise- babkan. A. Pada bunga sepatu tidak perna terjadi penyerbukan B. Matangnya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tidak bersamaan C. Bunga sepatu tidak memiliki bakal biji yang akan tumbuh menjadi biji D. Buga sepatu tidak mempunyai bakal buah yanga akan tumbuh menjadi buah 33. Jika kita menanam jagung di halaman rumah hanya satu pohon, maka bu- ah jagungnya kemungkinan besar tidak berbiji atau berbiji sedikit. Faktor penyebabnya adalah sebagai berikut, kecuali A. Kemungkinan terjadinya penyerbukan dan pembuatan sangat kecil B. Sedikit serbuk sari yang jatuh tepat di kepala putik C. Serbuk sarinya terbawa angin dan jatuh ditempat lain D. Tidak mempunyai bunga jantan atau benang sari 34. Fungsi kelopak bunga antara lain adalah . A. Melekatkan bunga pada ranting atau pohon B. Melindungi bunga pada waktu masih kuncup C. Menarik perhatian serangga yang membantu penyerbukan D. Melindungi putik dan benang sari sebagai alat kelamin 35. Bunga yang lengkap akan memiliki bagian-bagian bunga sebagai berikut A. Kelopak, mahkota, dasar bunga, putik, dan benang sari B. Kelopak, mahkota, putik, dan benang sari C. Mahkota, dasar bunga, putik, dan benang sari D. Kelopak, dasar bunga, putik, dan benang sari 36. Pernyataan yang tidak benar mengenai hubungan antara penyerbukan de- ngan pembuahan adalah A. Penyerbukan akan dilanjutkan dengan pembuahan B. Pembuahan diawali oleh peristiwa penyerbukan C. Jika tidak terjadi penyerbukan maka tidak akan terjadi pembuahan D. Pembuahan dapat terjadi sekalipun tidak terjadi penyerbukan 37. Kelompok tumbuhan yang dapat berkembang biak dengan cara dicangkok adalah .. A. Jeruk, arbei, jahe, Sanseviera, jambu, dan rambutan B. Ubi, kayu, ubi jalar, bambu, tebu, dan pisang C. Jambu, mangga, jeruk, rambutan, dan belimbing D. Salak, alamanda, mawar, kentang, sagu, dan padi 38. Geragih merupakan cara perkembang biakan dengan menggunakan .. A. Batang berada di dalam tanah B. Batang menjalar di permukaan tanah C. Batang yang membesar di permukaan tanah D. Batang yang mengembang di dalam tanah 319 REPRODUKSI HEWAN Salah satu ciri dari mahluk hidup adalah bereproduksi, dari satu individu dapat menjadi banyak individu. Dengan berkembangbiak hewan dan manusia memperbanyak keturunan untuk menjaga kelangsungan hidup jenisnya, jadi perkembangbiakan atau bereproduksi merupakan salah satu mekanisme dalam menjaga kelestarian jenis. Manusia berkembangbiak secara generatif, sedangkan hewan lainnya ada yang berkembangbiak secara generatif, vegetatif ataupun keduanya. Per- kembangbiakan secara vegetatif umumnya dilakukan oleh hewan tingkat ren- dah (avertebrata). A. REPRODUKSI ASEKSUAL / VEGETATIF HEWAN Reproduksi secara vegetatif merupakan terbentuknya individu baru tan- pa melalui penyatuan sel sperma dan ovum, sehingga setiap keturunannya akan memiliki faktor genetik dan sifat yang sama dengan induknya. Umumnya perkembangbiakan secara vegetatif ini dilakukan oleh hewan avertebrata, mi- salnya Coelentrata (hewan kantong), Vermes(cacing), Echinodermata (hewan berkulit duri) dll. Reproduksi aseksual / vegetatif dapat dibagi atas lima jenis, yaitu : 1. Fisi : fisi terjadi pada organisme bersel satu, dimana pada proses fisi in- dividu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Contoh : Pada pembelahan biner sel bakteri. Pada Plasmodium : reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel mem- belah berulang kali dan setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang mengalami skizogoni disebut skizon. Gambar 1. Pembelahan biner Amoeba dan biner bakteri 2. Pembentukan spora : dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi lingkungan baik, maka spora akan berkecam- bah dan tumbuh menjadi individu baru. 3. Pembentukan tunas : organisme tertentu dapat membentuk tunas, be- rupa tonjolan kecil yang akan berkembang dan kemudian mempunyai ben- tuk seperti induknya dalam ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan mele- paskan diri dari tubuh induknya dan dapat hidup sebagai individu baru. Pembentukan tunas merupakan ciri khas sel ragi, anemon laut dan hydra (sejenis Coelenterata). 320 Gambar 2. Perkembangbiakan aseksual Hydra dengan tunas dan anemon laut dengan tunas untuk membentuk koloninya. 4. Fragmentasi : kadang-kadang satu organisme mengalami pemutusan dari bagian tubuhnya menjadi dua bagian atau lebih, kemudian setiap ba- gian akan tumbuh menjadi individu baru yang sama seperti induknya. Pe- ristiwa fragmentasi bergantung pada kemampuan meregenerasi dan mem- perbaiki jaringan atau organ yang telah hilang. Fragmentasi terjadi antara lain pada hewan spons (Porifera), cacing pipih (Planaria), dan bintang laut. Gambar 3. Fragmentasi pada bintang laut 5. Partenogenesis : merupakan peristiwa terbentuknya individu baru dari ovum tanpa melalui proses pembuahan (fertilisasi). Individu baru yang dihasilkan melalui partenogenesis bersifat haploid (n). Pada umumnya he- wan yang melalakukan partenogenesis hanya pada waktu dan situasi ter- tentu saja. Contoh : hewan hasil parthenogenesis adalah kecoak betina yang tidak bersayap, aphid (kutu daun), lebah madu jantan (drone), dan dari reptil yaitu kadal padang pasir Whiptail (Cnemidophorus uniparens) yang hidup di padang rumput dan gurun. Telur berkembang menjadi kadal tanpa harus dibuahi sehingga individu baru yang terbentuk semuanya betina. Setiap 2 atau 3 minggu selama musim kawin masing-masing akan berganti peran jenis kelamin. 321 B. REPRODUKSI SEKSUAL / GENERATIF HEWAN Pada hewan yang melakukan reproduksi seksual, individu baru terben- tuk melalui proses fertilisasi (pembuahan), yaitu penyatuan gamet jantan (sel sperma) dengan gamet betina (ovum). Pembentukan gamet jantan terjadi di dalam gonad jantan yang disebut testis, yang akan menghasilkan sperma yang berukuran kecil tapi motil (aktif) karena berflagella. Sedangkan pembentukan gamet betina terjadi di dalam gonad betina yang disebut ovarium, yang meng- hasilkan ovum yang berukuran besar dan inmobil (tidak bergerak). Organisme yang sudah dewasa dan matang gonad akan melepaskan ovum yang matang dari ovarium dan yang siap dibuahi, peristiwa ini disebut ovulasi. Hewan yang melakukan reproduksi seksual, terutama adalah golongan hewan tingkat tinggi. Sebagian besar hewan dapat ditentukan hewan jantan atau betina, karena satu individu mempunyai satu gonad saja, ovarium atau testis. Tetapi pada beberapa hewan terdapat satu individu yang mempunyai 2 macam gonad yang menghasilkan sel sperma dan ovum. Hewan tersebut di- sebut hermaphrodit. Ada 2 macam hermaproditisme, yaitu : 1. Hermaprodit sinkroni : bila sel sperma dan ovum masak secara bersama- sama. Apabila kawin akan berlaku sebagai jantan, atau betina secara ber- gantian dengan individu lain, tetapi juga bisa mengadakan pembuahan sendiri. Contoh pada Spons anggota Phylum Porifera. 2. Hermaprodit sekuensial : bila suatu individu mengubah jenis kelaminnya pada saat dewasa. - Hermaprodit Protogini : apabila betina lebih dulu baru berganti menjadi jantan, contoh Belut (Monopterus albus), kerapu (Epinephelus tauvina). - Hermaprodit Protandri : apabila jantan lebih dulu baru berganti menjadi betina. Contoh adalah ikan Kakap (Lates calcarifer). Pada beberapa hewan mamalia seperti kelinci, babi, anjing, tikus dll, dapat menghasilkan tiga sampai lima ovum bahkan kadang ada yang lebih setiap kali ovulasi. Sedangkan sapi, gajah dan manusia hanya menghasilkan rata-rata satu ovum sekali ovulasi. 1. Pembentukan Sel Kelamin Proses pembentukan sel kelamin disebut gametogenesis, yang terbadi atas 2, yaitu spermatogenesis untuk pembentukan sel kelamin jantan (gamet jantan = sperma) dan oogenesis untuk pembentukan sel kelamin betina (ga- met betina = ovum). a. Pembentukan sel kelamin jantan (spermatogenesis) Proses spermatogenesis yang terjadi di dalam testis diawali dengan pem- bentukan spermatogonium (sel induk sperma) melalui pembelahan secara mitosis. Spermatogonium yang bersifat diploid (2n) mengalami pembelah- an secara mitosis menghasilkan spermatosit primer (diploid = 2n). Sper- matosit primer akan menjadi tetraploid (4n) yang kemudian mengalami pembelahan meiosis I, yang menghasilkan 2 sel spermatosit sekunder yg haploid (n). Lebih lanjut, setiap spermatosit sekunder (2n) mengalami pembelahan meiosis II, yang akan menghasilkan 4 sel spermatid yang sa- 322 ma besar dan bersifat haploid (n). Dalam pertumbuhannya spermatid me- ngalami pematangan untuk menjadi sel sperma berflagella yang dapat ber- gerak aktif dan disebut spermatozoid (Gambar 4) b. Pembentukan sel kelamin betina (oogenesis) Proses oogenesis berlangsung di dalam suatu organ yang disebut ovarium, yang mengandung oogonium. Proses ini didahului dengan terjadi pembe- lahan mitosis pada oogonium (sel induk ovum) yang bersifat diploid (2n). Hasil pembelahan oogonium adalah oosit primer yang masih diploid. Oosit primer berkembang menjadi tetraploid (4n) kemudian mengalami pembe- lahan meiosis I, sehingga akan menghasilkan 2 sel haploid yang tidak sa- ma besar, yaitu 1 sel berukuran besar disebut oosit sekunder dan 1 sel lagi berukuran kecil yang disebut badan kutub I (polosit = badan polar I). Le- bih lanjut kedua sel ini masuk pada tahapan pembelahan meiosis II, dima- na oosit sekunder membelah menjadi 2 sel yang tidak sama besar lagi. Sel yang berukuran besar disebut ootid, sedangkan 1 sel yang kecil disebut badan kutub II (polosit II). Sedangkan badan kutub I juga akan mengala- mi meiosis II, membentuk 2 sel kecil yaitu badan kutub II. Dengan demikian pada akhir meiosis II terbentuk 4 buah sel, 1 buah ber- ukuran besar disebut ootid dan 3 sel berukuran kecil yang disebut badan kutub (badan polar = polosit). Pada pertumbuhan selanjutnya oosit me- ngalami perubahan menjadi sel telur (ovum) yang masak, sedangkan 3 sel badan kutub akan mereduksi dan diserap kembali (Gambar 4) Gambar 4 . Proses Spermatogenesis dan Oogenesis 2. Strategi Pembuahan (Fertilisasi) Berdasarkan atas tempat terjadinya fertilisasi, maka fertilisasi dapat di- bedakan atas : a. Fertlisasi eksternal (pembuahan diluar tubuh), yaitu bertemu dan menya- tunya sel telur yang dilepaskan keluar tubuh induk betina kemudian di- buahi sel sperma di luar dilingkungan sekitarnya atau diluar tubuh. 323 Hewan yang mengalami pembuahan diluar tubuh, contohnya ikan dan ka- tak. Hewan betina mengeluarkan ribuan ovun ke air, kemudian hewan pe- jantan mengeluarkan jutaan sel sperma ke air. Banyaknya sel telur dan sel sperma yang dilepaskan ke luar berfungsi untuk mencegah gagalnya pem- buahan. Keberhasilan tingkat pembuahan diluar tubuh relatif kecil akibat banyak mengalami gangguan, seperti termakan oleh hewan air lainnya dan terbawah arus. b. Fertilisasi internal, yaitu bertemu dan menyatunya sel sperma yang dile- paskan pejantan untuk membuahi sel telur di saluran reproduksi betina. Perbedaan antara fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal. Hewan yang mengalami fertilisasi internal (dalam tubuh) hewan betina adalah kelompok reptilia, burung, dan mamalia. Hewan jantan mempunyai organ reproduksi khusus (penis) untuk menyalurkan sperma ke organ re- produksi betina. Tingkat keberhasilan dari fertilisasi internal cukup besar karena berlangsungnya di dalam tubuh betina. Umumnya hewan betina ti- dak banyak menghasilkan telur matang, contoh kucing (3-5 telur), kam- bing (2-4 telur), sedangkan sapi, kerbau dan kuda hanya menghasilkan 1 telur dalam satu kali masa ovulasi. Fertilisasi Eksternal Fertilisasi Internal 1. Habitat basah/berair 2. Jumlah telur banyak, Anak banyak 3. Perlindungan dan Pengasuhan anak sedikit 4. Hewan akuatik : ikan, katak 1. Membutuhkan organ untuk menyalur-kan sperma (Kopulasi) 2. Jumlah telur satu atau sedikit, anak sedikit 3. Perlindungan dan Pengasuhan anak dilakukan 4. Hewan daratan : mamalia, burung, reptil 3. Strategi reproduksi Dalam strategi reproduksi dikenal secara umum 3 strategi pada hewan da- lam perkembangan embrionya , yaitu : 1. Ovipar/bertelur : bila embrio berkembang di dalam telur, contoh pada bu- rung dan ikan. Hewan ovipar embrionya berkembang dan menetas di luar tubuh induknya, makanan didapat dari yolk (cadangan berupa kuning te- lur) yang pembentukanya pada saat dalam tubuh induk. 2. Ovovivipar/bertelur dan beranak : bila embrio berkembang di dalam telur yang di inkubasi dalam tubuh,.dengan sumber nutrisi berasal dari yolk te- lur. Hewan ovovivipar mempertahankan telur yang telah dibuahi tetap da- lam oviduct (saluran telur). Embrio akan berkembang menjadi anak yang lahir setelah menetas di dalam uterus. Misalnya : pada beberapa jenis ikan hiu. 3. Vivipar/beranak : bila embrio tumbuh dan berkembang di dalam uterus dan mendapat nutrisi dari induknya melalui plasentanya. Misalnya : pada beberapa jenis mamalia tergantung pada induknya karena makanan di- dapat melalui darah induk lewat plasenta. 324 REPRODUKSI HEWAN VERTEBRATA Pada umumnya hewan vertebrata memiliki jenis kelamin terpisah se- hingga ada hewan jantan dengan organ reproduksi berupa testis (penghasil sperma) dan ada hewan betina dengan sepasang organ reproduksi berupa ova- rium (penghasil ovum). Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), contoh : ikan dan katak. Hewan yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal). Pada ma- malia jantan, alat kelaminnya disebut penis, dan pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedang pada bangsa burung misalnya bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka. Berikut ini kita akan mempelajari organ reproduksi beberapa hewan vertebrata. 1. Reproduksi Ikan Ikan jantan memiliki sepasang testis, sedang ikan betina memiliki sepasang ovarium. Ikan betina menghasilkan dan mengeluarkan telur (4-6 juta) me- lalui oviduk yang bermuara di saluran kemaluan bersama dengan saluran urine (Urogenetalia). Ikan betina mengeluarkan ovum dan jantan mengelu- arkan sperma ke dalam air, sehingga terjadi fertilisasi eksternal. Zigot yang terbentuk berkembang menjadi individu baru di dalam air. Perhatikan gam- bar 5 berikut ini, yang merupakan strategi reproduksi pada ikan hiu. Gambar 5. Strategi siklus reproduksi ikan hiu 2. Reproduksi Amfibi Reproduksi ampfibi seperti pada katak yang melangsungkan fertilisasi se- cara eksternal. Katak betina akan mengeluarkan beribu-ribu telur dan katak jantan mengeluarkan jutaan sperma pada saat perkawinan ke dalam air. Bila telur berhasil dibuahi akan terbentuk zigot, yang selanjutnya berkem- 325 bang menjadi berudu dan akhirnya menjadi katak dewasa. Perhatikan gam- bar 6 berikut ini. Gambar 6. Siklus hidup Katak (Amfibia) 3. Reproduksi Reptilia Reptilia melangsungkan fertilisasi secara internal, sehingga membutuhkan terjadinya kopulasi dimana hewan jantan akan memasukkan sperma melalui alat kelamin yang disebut hemipenis (2 buah) ke dalam organ reproduksi betina. Bila terjadi pembuahan maka terbentuk zigot yang dilengkapi de- ngan putih telur serta cangkang dari zat kapur. Ketika telur menetas akan menjadi individu baru yang akan berkembang menjadi reptil dewasa. 4. Reproduksi Aves Alat reproduksi pada burung jantan berupa testis seperti biji kacang yang berwarna keputihan, yang akan menghasilkan sperma dan dialirkan melalui saluran sperma. Pada saat perkawinan sperma dikeluarkan melalui kloaka, dan disalurkan ke dalam organ reproduksi betina. Burung betina memiliki ovarium dan saluran oviduk, tetapi yang berkembang hanya yang sebelah kiri, sedangkan bagian sebelah kanan mengalami penyusutan. Bentuk ovum seperti kelereng berwarna kuning karena banyak mengandung kuning telur. Ovum yang telah matang akan masuk ke dalam oviduk, kemudian disepan- jang saluran telur ovum akan terfertilisasi dan mendapat tambahan putih telur dari kelenjar khusus. Setelah itu telur dibungkus membran kulit dan kulit kapur sebagai cangkang luar, dan telur yang matang telah mengan- dung embrio akan dikeluarkan melalui kloaka. Sperma yang ada di dalam saluran telur betina dapat bertahan sampai beberapa hari. 5. Reproduksi Mamalia Alat Reproduksi Mamalia 1. Alat Reproduksi Mamalia Jantan 326 Yang berkaitan dengan produksi sperma terdiri dari sepasang kelenjar kelamin yang disebut testis (sepasang) yang tersimpan dalam kantung disebut skrotum/kantung pelir. Skrotum memiliki kulit tebal yang dapat mengembang dan mengkerut, serta berfungsi agar suhu testis stabil. Di dalam testis terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Untuk keluar tubuh spermatozoa melewati saluran epididimis, yang melebar menjadi vas de- ferens, kemudian ke kantong sperma (tempat penyimpanan sperma) dan selanjutnya ke uretra (saluran kemih) serta bermuara dan keluar di pe- nis. Pada pertemuan uretra dengan vas deferens terdapat kelenjar pros- tat dan di sebelah belakangnya terdapat kelenjar cowper. Kedua kelenjar tersebut berfungsi menghasilkan sekret untuk memberi nutrisi dan mem- permudah gerakan spermatozoa. 2. Alat Reproduksi Mamalia Betina Alat reproduksi betina terdiri dari ovarium, saluran telur (oviduk), uterus, vagina dan vulva. Pada mamalia terdapat sepasang kelenjar kelamin yai- tu ovarium (sepasang kiri dan kanan) yang berfungsi menghasilkan sel telur (diameter 0,1 mm). Dalam ovarium terdapat folikel Grad yang akan berkembang menjadi sel telur (ovum). Ovarium dihubungkan dengan uterus (rahim) oleh suatu saluran yang disebut tabung fallopii (Tuba fal- lopii = oviduk). Tempat terjadinya fertilisasi umumnya di dalam di salur- an telur (tuba fallofii). Uterus merupakan saluran berongga yang lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk saluran sempit dise- but vagina. Jika fertilisasi berhasil maka akan terbentuk zigot embrio individu (bayi) individu dewasa. Zigot yang terbentuk bergerak menuju rahim (uterus) dan berkem- bang menjadi embrio yang menempel pada endometrium (dinding rahim) serta menyerap makanan dari induknya melalaui ari-ari (plasenta). Embrio akan bertumbuh menjadi janin (fetus), dan setelah pertumbuhan janin ma- tang akan dikeluarkan menjadi individu baru (bayi), dst. Pada umumnya mamalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusui anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian, misal- nya : pada hewan paruh bebek (Platypus), yang bertelur dan menetaskan anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung (Marsupialia), contoh : kang- guru, anaknya lahir muda (amat prematur) kemudian merayap masuk kan- tung induknya, mencari puting susu, kemudian menyusui dalam kantung sampai mampu mandiri. Ovulasi dan Masa Hamil Peristiwa terlepasnya sel telur (ovum) yang telah matang dari korpus luteum di ovarium disebut ovulasi. Mulai terlepasnya ovum yang telah ma- tang di ovarium kemudian terlepasnya ovum berikutnya kembali disebut siklus ovulasi. Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus ovulasi pada setiap jenis hewan berbeda-beda. Misalnya siklus ovulasi pada kelinci 4 hari, se- dangkan manusia 28 hari. Jika telah terjadi fertilisasi dan tumbuh menjadi 327 embrio, biasanya ovulasi terhenti untuk sementara, hal ini diatur oleh suatu hormon yang disebut estrogen. Lama embrio berada di dalam tubuh induk- nya berbeda pada setiap jenis hewan, lihat tabel berikut ini. Tabel 1. Lama masa embrio dalam kandungan pada beberapa jenis hewan No. Jenis hewan Masa embrio Dalam Kandungan 1 Tikus 3 minggu 2 Marmut 4 minggu 3 Kucing 8 minggu 4 Anjing 10 minggu 5 Babi 18 minggu 6 Domba 21 minggu 7 Manusia 36-37 minggu 8 Kuda 48 minggu 9 Gajah 84 minggu REPRODUKSI MANUSIA Alat Reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan alat reproduksi pada mamalia lain. Pembentukan Sel Kelamin (Gamet) Pada Manusia 1. Pembentukan Gamet Jantan (Spermatogenesis) Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatoge- nesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa ( spermatogonium). Sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa, dan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi mengha- silkan testosteron. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Sti- mulating Hormone = FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang Sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang Sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Pro- tein) yang memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Sper- miogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel sper- matosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit se- kunder membelah lagi menghasilkan spermatid, kemudian spermatid berdife- rensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibisi (penghambat) untuk mem- beri umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Pada pria terdapat sepasang testis yang terbungkus oleh kulit skrotum, testis menghasilkan gamet jantan (spermatozoa) yang berukuran sangat kecil 328 dengan bentuk menyerupai berudu, kemudian dialirkan ke vas deferens, selan- jutnya ke kantong sperma. Sperma dikeluarkan melalui uretra yang bermuara dipenis. Spermatozoa yang keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa. Gambar. Organ Reproduksi Pria 2. Pembentukan Gamet Betina (Oogenesis) Di dalam ovarium janin sudah mengankandung sel pemula bakal ovum yang disebut oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada wanita terdapat sepasang ovarium (kiri & kanan), saluran telur (Tuba fallopii), rahim, vagina dan vulva. Ovarium menghasilkan ovum, dan sik- lus ovulasi umumnya terjadi rata-rata setiap 28 hari, yang menghasilkan 1 ovum. Pada masa pubertas maka dimulailah proses oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, memben- tuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pem- belahan meiosis kedua yang menghasilkan 1 ovum dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua, untuk lebih jelasnya lihat kembali pada gambar 4 diatas. 329 Gambar . Organ reproduksi wanita Jika terjadi ovulasi maka dinding rahim (uterus) akan menebal dan pe- nuh dengan pembuluh darah, yang bertujuan bila terjadi kehamilan maka em- brio dapat menyerap zat makanan yang telah disiapkan. Sebaliknya bila tidak terjadi kehamilan, maka penebalan dinding dalam rahim akan lisis atau me- ngelupas sehingga pembuluh darahnya terlepas dan terbuang keluar, peris- tiwa yang dikenal dengan menstruasi (haid). Biasanya menstruasi berlangsung selama 7-8 hari (seminggu), kemudian dinding rahim akan utuh kembali. Pengaruh hormon dalam oogenesis dimulai pada saat kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon) yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, yang menghasilkan hormon est- rogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH (Leutenizing Hormon), yang merangsang terjadinya ovulasi. Selan- jutnya folikel yang sudah kosong (ovumnya sudah dilepaskan) kemudian di- rangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi meng- hambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, se- hingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai ter- bentuk kembali, sehingga proses oogenesis mulai kembali. 330 Gambar 15. Mekanisme umpan balik proses ovulasi Kehamilan Dan Persalinan Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, membentuk zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi 2, 4, 8, 16, dst. Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas meru- pakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan meru- pakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan massa di dalamnya di- sebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit berge- rak menuju uterus dan mengadakan implantasi (perlekatan di dinding uterus). Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya te- bal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio. Hari ke-6 setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hor- mon ini melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi produksi hormon es- trogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel sete- Catatan : spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa da- pat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 - 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer. Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pem- buahan maka akan terjadi perdarahan (menstruasi). Menstruasi terjadi secara pe- riode satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali ( menopause) 331 lah hari ke-12 dari fertilisasi. Proses perkembangan embrio selanjutnya melalui tahapan berikut ini : 1. Pembuatan Lapisan Lembaga : setelah hari ke-12, tampak dua lapisan ja- ringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm yang akan tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. De-ngan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini sa- ngat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi per- sediaan makanan bagi embrio. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pen- cernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem peredar- an darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi. 2. Membran (Lapisan Embrio) : terdapat 4 macam membran embrio, yaitu : a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac) : kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna. b. Amnion : merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio meng- apung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan. c. Alantois : pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembu- angan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois meru- pakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yai- tu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat. d. Korion : adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan tro- foblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus. 3. Plasenta (Ari-Ari) : plasenta (ari-ari) berbentuk seperti cakram dengan garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin. 332 Gambar 3. Kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin Siklus Menstruasi Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada ma- malia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak ter- jadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endome- trium akan direabsorbsi oleh tubuh. Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari). Pada hari 1 - 14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon es- trogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar ber- fungsi merangsang perbaikan dinding uterus (endometrium) yang habis terke- Catatan : makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin banyak, progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat estrogen yang merang- sang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis juga berperan dalam me- rangsang kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga me- rangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air susu. 333 lupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan sebaliknya merangsang hipofisis menghasilkan LH untuk memicu folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi, hal ini terjadi pada hari ke 14. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Tahap selanjutnya LH merangsang folikel yang telah kosong untuk ber- ubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi merangsang penebalan lapisan endomet- rium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya em- brio (fase luteal). Selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pemben- tukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, sehing- ga pembentukan progesteron berhenti, dan pemberian nutrisi pada endometri- um juga terhenti. Endometrium kemudian mengering dan akan terkelupas, sehingga terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke 28 (fase perdarahan atau fase menstruasi). Jika tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali. Gambar 16: Siklus Menstruasi Metode Kontrasepsi Salah satu cara mengatur kelahiran penduduk melalui program keluarga berencana adalah dengan kontrasepsi. Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan/fertilisasi. Kontrasepsi berasal dari kata kontra Yang artinya mencegah atau melawan, dan konsepsi artinya pem- buahan. Dengan demikian kontrasepsi berarti mencegah pembuahan sel telur oleh sel sperma sehinga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi ada yang bersifat permanen, yaitu apabila kemampuan ha- mil tidak dapat/sulit dikembalikan (strerilisasi), misalnya tubektomi dan vasek- tomi. Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas deferens dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii di- kenal dengan istilah tubektomi. 334 Sedangkan kontrasepsi tidak permanen bertujuan untuk mencegah ke- hamilan selama alat kontrasepsi dipakai atau program kontrasepsi dijalankan. Ada dua cara kontrasepsi tidak permanen, yaitu : a. Metode tanpa alat bantu : dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 - 16 siklus haid), cara ini dikenal dengan nama sis- tem kalender atau abstinensi, serta memperpanjang masa menyusui b. Menggunakan alat bantu : mencegah pertemuan ovum dengan spermato- zoa, dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu, misalnya : - Pil KB : mengandung hormon estrogen dan progesteron, tapi akibat sampingannya adalah kegemukan pada sebagian pemakainya. - Susuk (Implank) : ditanam dibawah kulit lengan, yang mengeluarkan hormon pencegah terjadinya ovulasi, tapi efek sampingnya adalah pe- makai dapat mengalami gangguan siklus mentruasi. - Suntikan : dilakukan dengan pemberian hormon setiap 3 bulan sekali untuk mencegah terjadinya ovulasi, efek sampinya adalah kegemukan. - IUD (Intra Uterine Divice) : yang dikenal dengan nama spiral, yang di- pasang di dalam uterus (rahim) wanita, untuk mencegah menempelnya telur di dinding rahim. Efek sampingnya adalah kadang terjadi perda- rahan diluar siklus menstruasi. - Kondom : dengan menggunakan kondom sperma akan tertahan di da- lam tabung karet tipis sehingga sperma tidak membuahi ovum - Jelly, tablek busa, dan spons : merupakan suatu bahan yang mengan- dung spermisida (pembulnuh sperma), efek sampingnya kadang terjadi alergi terhadap bahan. - Diafragma (cervical cap) : berfungsi menutup uterus, dll. Penyakit Menular Seksual a. Gonorrhoe (GO) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, masa inkubasi 2 10 hari stelah masuk ke dalam tubuh, gejala penyakinya adalah me- rah, bengkak nyeri, dan bernanah pada alat kelamin. Pada pria muncul ra- sa sakit pada saat kencing, keluar nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan bengkak. Pada wanita timbul rasa sakit saat kencing, keputihan kental berwarna kekuningan. Penyakit ini dapat me- nyebabkan kemandulan pada pria dan wanita. b. Sifilis (Raja Singa) Mikroorganisme penyebabnya adalah Treponema pallidum, dengan masa inkubasi 13 minggu, setelah itu timbul benjolan disekitar alat kelamin. Selama 2 -3 tahun penyakit in i tidak menunjukkan gejala (masa laten), dan selama 5-10 akan menyerang sistem saraf otak, pembuluh daraf dan jantung. Bagi perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini ke bayi yang dikandungnya, sehingga dapat lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa, danketertbelakangan mental. c. Herpes Genital 335 Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa inkubasi 4-7 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Gejalanya adalah timbul bin- til air (berkelompok) yang nyeri disekitar alat kelamin, jika bintil merah ini pecah dan meninggalkan luka kering mengerak, lalu hilang sendiri. d. Klamidia Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, masa inkubasi ber- langsung 7 12 hari, dengan gejala timbul peradangan pada alat repro- duksi wanita dan pria. Gejala pada wanita : keluar cairan dari alat kelamin atau keputihan encer berwarna putih kekuningan, dan terasa nyeri dirong- ga panggul. Sedangkan gejala pada pria : rasa nyeri saat kencing, keluar cairan bening dari saluran kencing, cairan ini akan bercampur dengan da- rah jika infeksi semakin berlanjut. e. Trikomoniasi Penyakit ini disebabkan oleh sprotozoa parasit yaitu Trichomonas vaginalis, dengan gejala keluar cairan encer dari vagina, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan dan gatal, dan nyeri saat kencing. f. Kandidiasis Vagina Disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam vagina. Jamur ini menimbulkan keputih- an pada keadaan tertentu, dengan gejala cairan keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal disertai rasa gatal, panas, dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya. g. Kutil kelamin Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebut Human Papiloma Virus (HPV), dengan gejala terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kema- luan. Khusus pada wanita, virus akan menyerang kulit disekitar kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam vagina sampai leher rahim. Vi- rus ini dapat menyebabkan kanker leher rahim atau kanker di sekitar alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. h. HIV / AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) atau sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini timbul sebagai akibat menurunnya sistem kekebalan atau pertahanan tubuh yang terjadi akibat serangan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Orang yang terkena virus penyakit AIDS tidak dapat mengatasi berbagai serangan antigen / kuman penyakit sehingga akan mengalami infeksi akibat sistem kekebalan se- makin menurun secara drastis. Salah satu cara HIV dan PMS adalah mela- lui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi virus tersebut (HIV dan PMS). Dapat juga menular melalui sperma, cairan tubuh, darah, dan cairan vagina. Cara penularan HIV adalah sebagai berikut : a. Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhhubungan seksual dengan orang yang positif terinfeksi virus HIV b. Pemakaian jarum suntik bersama dengan orang yang terinfeksi HIV c. Memrima transfusi darah yang tealh tercemar HIV d. Ibu hamil yang terinfeksi HIV yang menularkan pada bayinya. 336 SOAL - SOAL LATIHAN 1. Hewan berikut melakukan pembuahan diluar tubuh: A. Ayam dan ular C. Kupu-kupu dan belalang C. Buaya dan kadal D. Ikan dan katak 2. Organisme berikut dapat berkembang biak secara kawin maupun takkawin. A. Amoeba C. Cacing tanah B. Hydra D. Euglena 3. Zigot pada telur itik terdapat di ........ A. Permukaan kuning telur C. Permukaan putih telur B. Terendam dalam kuning telur D. Terendam dalam putih telur 4. Seorang wanita menstruasi menandakan hal-hal berikut, kecuali
A. Tidak hamil C. Terjadi peluluhan dinding rahim
B. Ovum tidak dibuahi D. Terjadi sepanjang hidup 5. Pada hewan, testis berfungsi berfungsi untuk . A. Menghasilkan ovum C. Menghasilkan sperma B. Mengeluarkan urine D. Membentuk urine 6. Jenis hewan yang berproduksi secara bertunas di bawah ini adalah A. Amoeba C. Euglena B. Parmesium D. Hydra 7. Organ penghasil ovum pada hewan disebut .. A. Uterus C. Ovarium B. Rahim D. Oogonium 8. Proses pembuahan sel telur pada katak dan ikan berlangsung di A. Dalam tubuhnya C. Luar tubuhnya B. Kloka D. Rongga mulut 9. Hewan yang memiliki dua jenis alat kelamin dalam satu individu seperti cacing dan bekicot dinamakan . A. Ovipar C. Isogami B. Hermaprodit D. Partenogenesis 10. Pada jenis hewan tertentu dapat juga berkembang biak secara vegetatif dengan cara . A. Menetaskan telur dan Beranak C. Beranak dan bertunas B. Membelah diri dan beranak D. Bertunas dan membelah diri 337 11. Testis merupakan alat reproduksi hewan mamalia, yang berfungsi menghasilkan .. A. Urine dan sperma C. Sperma dan hormon B. Sperma dan enzim D. Hormon dan enzim 12. Perubahan bentuk menuju kepada kedewasaan disebut A. Regenerasi C. Perkembangan B. Pertumbuhan D. Metamorfosis 13. Pada tahapan metamorfosis larva katak bernapas dengan A. Insang C. Paru-paru B. Kulit D. Insang dalam 14. Hewan dibawah ini yang tidak mengalami metamorfosis adalah A. Ikan C. Belalang B. Katak D. Kupu-kupu 15. Sel kelamin jantan (sperma) pada hewan vertebrata dihasilkan oleh A. Epididimis C. Testis B. Vas diferens D. Penis 16. Bagian telur yang berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio yang sedang tumbuh adalah A. Rongga udara dan kuning telur C. Kuning telur dan kalaza B. Kuning telur dan albumen D. Albumen dan kalaza 17. Yang tidak termasuk organ perkembangbiakan pada pria adalah ... A. Testis C. Vas diferens B. Penis D. Ureter 18. Alat perkembangbiakan pada wanita yang berfungsi menghasilkan telur adalah A. Ovum C. Ovarium B. Oviduk D. Ovulasi 19. Saluran untuk menyalurkan sperma yang terletak di antara testis dan uretra adalah A. Ureter C. Tabung fallopi B. Vas diferens D. Saluran seminiferus 20. Kulit yang membungkus tetstis pada alat kelamin pria yang berupa tonjolan disebut .. A. Rektum C. Tabung fallopi B. Skrotum D. Labia minor 21. Tempat terjadinya peleburan antara sel sperma dan sel telur adalah A. Uterus C. Ovarium B. Oviduk D. Vagina 22. Masa ovulasi pada wanita biasanya terjadi setiap A. 18 hari C. 28 hari B. 24 hari D. 36 hari 338 23. Jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma, maka sel telur tersebut akan luruh bersama selaput lendir dinding rahim yang telah mengalami penebalan sebelumnya. Peristiwa ini dikenal .. A. Aborsi C. Menstruasi B. Keguguran D. Implantasi 24. Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan membentuk zigot, dimana zigot akan berkembang menjadi embrio. Hal ini terjadi di dalam A. Vagina C. Ovarium B. Uterus D. Oviduk 25. Hewan yang mengalami fertilisasi eksternal antara lain ... A. Ikan dan katak C. Burung dan kadal B. Ikan dan kadal D. Kadal dan marmut 26. Perkembangbiakan vegetatif pada Hydra dilakukan secara A. Pembelahan sel C. Pembentukan kuncup / tunas B. Pembentukan spora D. fragmentasi 27. Alat perkembang biakan kadal jantan yang berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh kadal betina disebut . A. Penis C. Testis B. Klasper D. Hemipenis 28. Pada kadal, telurnya tetap dipertahankan sampai menetas didalam tubuh induknya, kemudian kadal muda keluar. Akibatnya induk kadal tanpak seperti beranak. Cara perkembangbiakan tersebut bersifat A. Ovipar C. Kadang ovipar dan kadang vivipar B. Vivipar D. Ovovivipar 29. Sigot pada telur itik terdapat di...... A. permukaan kuning telur C. terendam dalam kuning telur B. permukaan putih telur D. terendam dalam putih telur 30. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, sel-sel kelamin (gamet) pada hewan vertebrata tergolong heterogami, sebab : A. Gamet jantan memiliki ukuran lebih besar dibandingkan gamet betina B. Gamet jantan dan gamet betina terdapat dalam satu individu C. Gamet jantan ukurannya lebih kecil daripada gamet betina D. Gamet jantan dan gamet betina dihasilkan oleh organ yang berbeda 31. Cacing tanah memiliki testis dan ovarium, namun cacing tanah melakukan kawin silang dengan cacing lainnya. Hal ini disebabkan A. Matangnya sperma dan ovum terjadi bersamaan B. Matangnya sperma dan ovum terjadi pada waktu yang berbeda C. Jumlah sperma yang dihasilkan lebih banyak dibanding ovum D. Jumlah ovum yang dihasilkan lebih banyak dari pada sel sperma 32. Ciri khas dari telur hewan yang melakukan pembuahan di luar tubuh ada- lah A. Telur dilindungi oleh cangkang yang keras B. Memiliki rongga udara yang besar C. Kandungan kuning telur yang sedikit 339 D. Kandungan kuning telur yang banyak 33. Salah satu alat kontrasepsi adalah susuk yang diletakkan dibawah kulit le- ngan. Susuk dapat mencegah kehamilan karena .. A. Menghasilkan hormon penghamat ovulasi B. Mencegah penempelan embrio pada dinding rahim C. Mengandung bahan pembubuh sperma D. Mencegah sperma memasuki uterus