Anda di halaman 1dari 19

Nama : Otchi Putri Wijaya, S.

Ked
NIM : 70 2009 047
Dosen Pembimbing : dr. Rasrinam Rasyad, Sp.S(K)

kondisi neurologis yang
ditandai
disfungsi
kortikospinalis
dan kolumna
dorsalis
1. kehilangan fungsi motorik
2. proprioseptif
3. rasa getar ipsi lateral
anestesi dan suhu
kontralateral
disfungsi
traktus
spinothalami
kus
(


Brown-Squard
Syndrome
Tumor,
trauma
tumpul,
trauma
tajam,
infeksi
dan
inflamasi
Anatomi medulla spinalis

Brown-Squard Syndrome didefinisikan
sebagai sebuah lesi inkomplit pada korda
spinalis yang ditandai dengan paralysis upper
motor neuron ipsilateral dan kehilangan
sensasi proprioseptif dengan kehilangan
sensasi rasa sakit dan suhu kontralateral.
di Amerika Serikat insiden cedera spinal
11.000 kasus per tahun
2-4 % dari kasus tersebut disertai Brown-
Squard Syndrome.
Angka kematian 5,7% jika tidak ada tindakan
operasi dan 2,7% jika disertai intervensi
operasi.

Beberapa penyebab Brown-Squard Syndrome lainnya:
2

1. Tumor korda spinalis, metastasis atau intrinsic
2. Trauma, tajam maupun tumpul
3. Penyakit degeneratif seperti herniasi discus dan spondilosis servikal
4. Iskemia
5. Infeksi atau inflamasi yang disebabkan oleh :
Meningitis
Empyema
Herpes zoster
Herper simplex
Myelitis
Tuberkulosis
Syphilis
Multiple sclerosis
6. Perdarahan, termasuk spinal subdural / epidural dan hematomyelia
kerusakan traktus kordaspinalis asenden dan
desenden pada satu sisi korda spinalis.


Ditandai dengan paresis yang asimetris disertai
hypalgesia yang lebih jelas pada sisi yang mengalami
paresis.
1. Gangguan traktus kortikospinal lateralis
a. Paralisis spastic ipsilateral dibawah letak lesi
b. Tanda Babinski positif ipsilateral dari letak lesi
c. Refleks patologis dan tanda Babinski positif
(mungkin tidak didapatkan pada cedera akut)
2. Gangguan kolumna alba posterior: berkurangnya
sensasi taktil untuk diskriminasi, rasa getar dan posisi
ipsilateral dibawah letak lesi.
3. Gangguan traktus spinotalamikus lateralis :
berkurangnya sensasi nyeri dan sensasi suhu
kontralateral. Hal ini biasanya terjadi pada 2-3 segmen
dibawah letak lesi.
2


fraktur cervical,
multiple sclerosis
infeksi korda spinalis
cedera korda spinalis
stroke akibat iskemik, poliomielitis akut,
Guillain-Barre Syndrome, post-traumatic
syringomielia.
3


1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologis
3. Pemeriksaan BTA
1. Imobilisasi
2. farmakoterapi
3. bedah
instabilitas dan deformitas tulang vertebra,
syringomyelia pasca trauma,
nyeri dan gangguan fungsi seksual
Brown-Squard Syndrome kurang baik dan
tergantung dari penyebabnya.
Pasien dengan cedera medua spinalis komplet hanya
mempunyai harapan untuk sembuh kurang dari 5%.
Jika kelumpuhan total telah terjadi selama 72 jam,
maka peluang untuk sembuh menjadi tidak ada.
Jika sebagian fungsi sensorik masih ada, maka
pasien mempunyai kesempatan untuk dapat berjalan
kembali sebesar 50%.
Secara umum, 90% penderita cedera medulla
spinalis dapat sembuh dan mandiri.
Penatalaksanaan yang dini dengan steroid dosis
tinggi telah menunjukkan keuntungan.

Sindroma Brown-Sequard atau yang dikenal dengan
sebutan hemiseksi medula spinalis adalah lesi
inkomplit pada korda spinalis yang di tandai dengan
paralisis upper motor neuron ipsilateral dan
kehilangan sensasi rasa sakit dan suhu kontralateral.
Angka kejadiannya sekitar 11.000 di amerika
serikat, usia yang paling sering terjadi Sindroma
Brown-Sequard yaitu usia 30 tahun keatas. Angka
kematiannya sekitar 5,7 % tanpa disertai operasi
dan 2,7% dengan intervensi operasi.
Penyebab Sindroma Brown-Sequard adalah trauma
benda tajam atau tumpul pada korda spinalis,
penyakit degeneratif, iskemia, infeksi korda spinalis
atau tumor.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
untuk menengakkan diagnosis Sindroma
Brown-Sequard adalah pemeriksaan
laboratorium, radiologi, dan BTA.
Penatalaksanaan pada pasien Sindroma
Brown-Sequard memiliki 3 prinsip yaitu
imobilisasi, Farmakoterapi dan Bedah.
Secara umum, 90% penderita cedera medulla
spinalis dapat sembuh dan mandiri.


Adam & victor.2000. Disease of spinal cord. Principles of
neurology. New York ; Mc GrewHill.
Basjirudin A. Darwin Amir. 2008. Gangguan Medula Spinalis. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Padang ; FK UNAND.
Groot D, Jack.1997. Sum-sum Tulang Belakang. Anatomi
Korelatif. Jakarta ;EGC.
Waxman G. Sthepen. 2010. The Spinal Cord. Clinical neuro-
anatomy 26th ed. New York. Mc. GrewHill.
Baehr. 2005. Spinal Cord Syndrome. Duss Topical Diagnosis in
Neurology. New York: Thieme Stuggard
Kothbauer F. Learl et al. 2005. Management of Spinal Tumor.
Neuro-Surgery Principles and practice. Seatle : springer.
Ice FN. Brown-Sequard Syndrome or Hemisection of the Spinal
Cord (Tracts involved). Diunduh tanggal : 2 April 2014, dari:
http://www.smso.net. Last Update : January 2008
Neuroanatomy Lab Resource appendices. Hemisection of the
Spinal Cord (Brown-Sequard Syndrome). Disitasi tanggal 1 April
2014, dari : http://isc.temple.edu
/neuroanatomy/lab/lesions/2.htm Last Update. Juli 2007.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai