Anda di halaman 1dari 28

LABIRINTIS

A. DEFINISI
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan oleh bakteri maupun
virus. Labirinitis bacterial, meskipun cukup arang seak dikenaln!a antibiotika, paling
sering teradi sebagai komplikasi meningitis bakterial. Infeksi berkembang ke telinga
dalam melalui kanalis auditorius internus atau a"uaduc koklear.
#. E$I%L%&I
Infeksi bakteri !ang disebabkan otitis media, atau kolesteatoma, dapat memasuki telinga
tengah dengan menembus membrane endela bulat atau oval. Labirintitis viral merupakan
diagnosis medis !ang sering, namun han!a sedikit !ang diketahui mengenai kelainan ini,
!ang mempengaruhi baik keseimbangan maupun pendengaran. 'irus pen!ebab !ang
paling sering teridentifikasi adalah gondongan, rubella, rubeola, dan influen(a.
Secara etiologi labirintis teradi karena pen!ebaran infeksi ke ruang perlimfa. $erdapat )
bentuk labirinitis. *aitu labiribnitis serosa dean labirinitis supuratif. Labirinitis serosa
dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis supuratif kronik difus. +ada
labirinitis serosa taksin men!ebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang, sedangkan
pada labirin supuratif dengan invasi sel radang ke labirin. Sehingga teradi kerusakan
!ang lereversibel. Seperti fibrosa dan osifikasi. +ada kedua enis labirinitis tersebut
operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi dari telinga tengah. ,adang
- kadang diperlukan uga draifase nanah dari labirin untuk mencegah teradin!a
meningitis. +emberian antibiotika !ang adekuat terutama dituukan pada pengobatan
otitis media kronik. Labirinitis serosa difus sering kali teradi sekunder dari labirinitis
sirkumskrifta oleh pada teradi primer pada otitis media akut. .asukn!a toksin oleh
bakteri melalui tingkap bulat, tingkap lontong untuk melalui erosi tulang labirin. Infeksi
tersebut mencapai endosteum melalui seluruh darah.
Diperkirakan pen!ebab labirinitis !ang paling sering absorbsi produk bakteri di telinga
dan mastoid ke dalam labirin, dibentuk ringan labirinitis serosa selalu teradi pada operasi
telinga dalam misaln!a pada operasi fenestrasi, teradi singkat dan biasan!a tidak
men!ebabkan gangguan pendengaran, kelainan patologikn!a seperti inflamasi non
purulen labirin.
/. ,LASIFI,ASI
0. Labirinitis !ang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum 1 general 2,
dengan geala fertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis !ang terbatas
1 labirinitis sirkumskripta 2 men!ebabkan teradin!a vertigo saa 3 tuli saraf saa.
). Labirinitis teradin!a oleh karena pen!ebaran infeksi ke ruang perlimfa. $erdapat dua
bentuk labirinitis !aitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat
berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis supuratif
dibagi dalam bentuk labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus.
4. Labirinitis serosa toksin men!ebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel radang,
sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin, sehingga teradi
kerusakan !ang ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi.
+ada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan
infeksi dari telinga tengah. ,adang - kadang diperlukan uga drenase nanah dari labirin
untuk mencegah teradin!a meningitis. +emberian antibiotika !ang adekuat terutama
dituukan kepada pengobatan otitis media kronik dengan atau tanpa kolesteatoma.
&eala dan tanda 5
$eradi tuli total disisi !ang sakit, vertigo ringan nistagmus spontan biasan!a kea rah
telinga !ang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan atau sampai sisa labirin !ang
berfungsi dapat menkompensasin!a. $es kalori tidak menimbulkan respons disisi !ang
sakit dan tes fistulapur negatif 6alaupun dapat fistula.
D. .ANIFES$ASI ,LINIS
Labirintitis ditandai oleh a6itan mendadak vertigo !ang melumpuhkan, bisan!a disertai
mual dan muntah, kehilangan pendengaran deraat tertentu, dan mungkin tinnitus.
Episode pertama biasan!a serangan mendadak paling berat, !ang biasan!a teradi selama
periode beberapa minggu sampai bulan, !ang lebih ringan. +engobatan untuk labirintitis
balterial meliputi terapi antibiotika intravena, penggantian cairan, dan pemberian
supresan vestibuler maupun obat anti muntah. +engobatan labirintitis viral adalah
sintomatik dengan menggunakan obatantimuntah dan antivertigo.
E. +A$%FISI%L%&I
,ira - kira akhir minggu setelah serangan akut telinga dalam hampir seluruhn!a terisi
untuk aringan gramulasi, beberapa area infeksi tetap ada. 7aringan gramulasi secara
bertahap berubah menadi aringan ikat dengan permulaan. +embentukan tulang baru
dapat mengisi penuh ruangan labirin dalam 8 bulan sampai beberapa tahun pada 9: ;
kasus.
F. +E.E<I,SAAN +EN=N7AN&
0. Fistula dilabirin dapat diketahui dengan testula, !aitu dengan memberikan tekanan
udara positif ataupun nrgatif ke liang telinga melalui otoskop siesel dengan corong
telinga !ang kedap atau balon karet dengan bentuk elips pada uungn!a !ang di masukan
ke dalam liang telinga. #alon karet di pencet dan udara di dalamn!a akana men!ebabkan
perubahan tekanan udara di liang telinga. #ila fistula !ang teradi masih paten maka akan
teradi kompresi dan ekspansi labirin membrane. $es fistula positif akan menimbulkan
ristamus atau vertigo. $es fistula bisa negatif, bila fistulan!a bisa tertutup oleh aringan
granulasi atau bila labirin sudah mati atau paresis kanal.
+emeriksaan radiologik tomografi atau /$ Scan !ang baik kadang - kadang dapat
memperlihatkan fistula labirin, !ang biasan!a ditemukan dikanalis semisirkularis
hori(ontal.
+ada fistula labirin 3 labirintis, operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan
infeksi dan menutup fistula, sehingga fungsi telinga dalam dapat pulih kembali. $indakan
bedah harus adekuat untuk mengontrol pen!akit primer. .atriks kolesteatom dan
aringan granulasi harus diangkat dari fistula sampai bersih dan didaerah tersebut harus
segera ditutup dengan aringan ikat 3 sekeping tulang 3 tulang ra6an.
&. +ENA$ALA,SANAAN
$erapi local harus dituukan kesetiap infeksi !ang mungkin ada, diagnosa bedah untuk
eksenterasi labirin tidak diindikasikan, kecuali suatu focus dilabirin untuk daerah
perilabirin telah menalar untuk dicurigai men!ebar ke struktur intrakronial dan tidak
memberi respons terhadap terapi antibiotika bila dicurigai ada focus infeksi di labirin atau
di ospretosus dapat dilakukan drerase labirin dengan salah satu operasi labirin setiap
skuestrum !ang lepas harus dibuang, harus dihindari teradin!a trauma N=A. #ila saraf
fosial lumpuh, maka harus dilakukan dengan kompresi saraf tersebut. #ila dilakukan
operasi tulang temporal maka harus diberikan antibiotika sebelum dan sesudah operasi.
>. ,%.+LI,ASI
$uli total atau meningitis.
I. F%,=S +EN&,A7IAN
*ang harus dikai pada pasien menierre adalah 5
0. Aktifitas.
). <i6a!at kesehatan dahulu.
4. +endengaran.
?. >ubungan social.
9. Asupan nutrisi.
7. F%,=S IN$E<'ENSI
0. ,etidak berda!aan !ang berbeda persoalan pen!akit dan menadi tidak berda!a dalam
situasi tertentu akibat gangguan keseimbangan.
a. $uuan mengalami peningkatan perasaan control terhadap kehidupan dan aktivitas
meskipun tertentu akibat gangguan keseimbangan.
b. Intervensi 5
02 ,ai kebutuhan, nilai, perilaku dan kesiapan pasien untuk memulai aktivitas.
)2 #eri kesempatan bagi pasien mengidentifikasi perilaku koping !ang berhasil
sebelumn!a.
42 #antu pasien mengindentifikasi perilaku koping !ang berhasil sebelumn!a.
c. ,riteria >asil
02 $idak membatasi aktivitas secara membabi buta.
)2 .engucapkan perasaan positif mengenai kemampuan mencapai perasaan mampu dan
kotrol.
42 +erilaku koping sebelumn!a !ang berhasil telah teridentifikasi.
). <esiko terhadap trauma !ang kesulitan keseimbangan
a. $uuan 5 mengurangi resiko trauma dengan mengadaptasi lingkungan rumah dan
menggunakan alat rehabilitasi bila perlu.
b. Intervensi 5
02 Lakukan pengkaian untuk gangguan keseimbangan dengan menarik ri6a!at dan
pemeriksaan adan!a nistagmus <omberg positif dan ketidakmampuan melakukan
<omberg tandem.
)2 #antu ambulasi bila ada indikasi.
42 Dorong peningkatan tingkat aktifitas dengan atau tanpa menggunakan alat #antu.
c. ,riteria >asil 5
02 .engadaptasi lingkungan rumah atau menggunakan alat rehabilitasi untuk atuh.
)2 .ampu menggunakan ambulasi dengan bantuan seperlun!a.
42 $ingkat aktifitas telah meningkat.
4. ,urang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berbeda dengan
keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mendengar ketidak ada
ikutann!a mengikuti instruksi.
a. $uuan 5 pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi efek procedur dan
pengobatan.
b. Intervensi 5
02 ,ai tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang pen!akitn!a.
)2 #erikan penelasan pada klien tentang pen!akitn!a dan kondisin!a sekarang.
42 Diskusikan pen!ebab individual.
c. ,riteria >asil 5
02 .elakukan prosedur !ang diperlukan dan menelaskan alas an dari suatu tindakan.
)2 .emulai perubahan ga!a hidup !ang diperlukan dan ikut serta dalam regimen
pera6atan.
http533endh!asuhankepera6atan.blogspot.com3):003:43labirintis.html
ASKEP PENYAKIT MENIERE
A.+engertian
+en!akit meniere adalah suatu kelainan labirin !ang etiologin!a belum diketahui dan
mempun!ai trias geala !ang khas,!aitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan
vertigo 1,apita Selekta Edisi 42.
#.Etiologi
Etilogi dari pen!akit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan5
0.+engaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah !ang menuu ke
labirin.
).&angguan elektrolit dalam cairan labirin.
4.<eaksi alergi.
?.&angguan autoimun.
/. +atofisiologi.
>idrops 1pembengkakan2 endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis
terhambat.
D. .anifestasi ,linik
.eniere ditandai oleh ? 1empat2 geala 5
,ehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
+lukteatif
$initus atau suara berdenging.
'eritgo
E. +emeriksaan +enunang
0.$es gliserin 5pasien diberikan minuman gliserin 0,) ml3kg ## setelah diperiksa tes
kalori dan audiogram.setelah dua am diperiksa kembali dan dibandingkan.
).Audiogram 5tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanutn!a dapat ditemukan
rekrutinen.
F. +enatalaksanaan
+asien harus dira6at di rumah sakit, berbaring dalam posisi !ang meringankan keluhan
diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat@obatan sistomatik anti
vertigo seperti dimenhidrinat 4A9: mg atau prometa(in 4A)9 mg,obat vasodilator perofer
seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia
dan neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
AS=>AN ,E+E<ABA$AN.
0. +engkaian
Fokus dari pengkaian kepera6atan untuk pasien dengan pen!akit meniere adalah
diarahkan kepada pengamatan terhadap makan makanan !ang tinggi kandungan
vasoaktifn!a,ri6a!at trauma, ri6a!at hipertensi, ri6a!at alergi, faktor stres, emosional
sakit kepala !ang hebat.
).Diagnosa ,epera6atan
0.<esiko tinggi cedera b3d perubahan mobilitas karena gangguan cara alan dan vertigo.
).Ansietas b3d ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek ketidakmampuan
vertigo.
4.<esiko terhadap trauma b3d kesulitan keseimbangan.
?.,urang pera6atan diri,makan,mandi3higiene,berpakaian3berdandan,toileting,b3d
disfungsi labirin dan vertigo.
4.Intervensi ,epera6atan
0.Diagnosa 5 <esiko tinggi cedera b3d perubahn mobilitas karena gangguan cara alan dan
vertigo.
$uuan 5$etap bebas dari cedera !ang berkaitan dengan ketidakseimbangan dan3atuh
Intervensi 5
,ai vertigo !ang meliputi ri6a!at, amitan, gambaran serangan, durasi, frekuensi, dan
adan!a geala telinga !ang terkait kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh di telinga.
<asional 5 <i6a!at memberikan dasar untuk intervensi selanutn!a.
,ai luasn!a ketidakmampuan dalam hubungann!a dengan aktivitas hidup sehari@hari.
<asional 5 Luasn!a ketidakmampuan menurunkan resiko atuh.
Aarkan atau tekankan terapi vestibular3keseimbangan sesuai ketentuan
<asional 5 Latihan mempercepat kompensasi labirin !ang dapat mengurangi vertigo dan
gangguan cara alan.
#erikan atau aari cara pemberian obat anti vertigo aaaaaadan atau obat peneang
vestibular serta beri petunuk pada pasien mengenai efek sampingn!a.
<asional 5.enghilangkan geala akut vertigo.
Dorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing,dengan pagar tempat tidur dinaikkan.
<asional 5.engurangi kemungkinan atuh dan cedera.
Letakkan bantal pada kedua sisi kepal untuk membatasi gerakkan
<asional 5&erakkan akan memperberat vertigo.
).DiagnosaC Ansietas b3d ancaman,atau perubahan status kesehatan dan efek
ketidakmampuan vertigo.
$uuan 5 .engurangi atau tidak mengalami ansietas.
Intervensi 5
o,ai tingkat ansietas. #antu pasien mengidentifikasi keterampilan koping !ang telah
dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
<asional 5 .emandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam pera6atan diri,
keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.
o#eri informasi mengenai vertigo dan penanganann!a.
<asional 5 .eningkatkan pengetahuan membantu mengurangi ansietas
oDorong pasien mendiskusikan ansietas dan gali keprihatinan mengenai serangan vertigo.
<asional 5.eningkatkan kesadaran dan pemahaman hubungan antara tingkat antietas dan
perilaku.
oAarkan pasien teknik penatalaksanaan stress atau lakukan ruukan bila perluh.
<asional 5 .emperbaiki manaemen stress, mengurangi frek6ensi dan beratn!a serangan
fertigo.
o#eri upa!a ken!amanan dan hindari aktivitas !ang men!ebebkan stress
<asional 5 situasi penuh stress dapat memperberat geala kondisi ini..
oInstruksikan pasien dalam aspek program pengobatan
<asional 5 pengetahuan pasien membantu mengurangi ansietas.
4.Diagnosa 5 <esiko terhadap trauma b3d kesulitan keseimbangan.
$uuan 5 .engurangi resiko trauma dengan mengadaptasi lingkungan rimah dan dengan
menggunakan alat rehabilitatif bila perlu.
Intervensi 5
DLakukan pengkaian untuk gangguan keseimbangan dan 3atau fertigo dengan menarik
ri6a!at dan dengan pemeriksaan adan!a nistagmus, romberg positif, dan ketidak
mampuan melakukan romberg tandem.
<asional 5 ,elainan vestibuler perifer men!ebabkan geala dan tanda ini.
D#antu ambulasi bila ada indikasi
<asional 5 /ara alan !ang abnormal !ang dapat membuat pasien tidak bisa tegak dan
atuh
DLakukan pengkaian ketaaman penglihatan dan defisit proprioseptif
<asional 5 keseimbangan tergantung pada sistem visual, vestibuler dan propriosep
DDorong peningkatan tingkat aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu
<asional 5 peningkatan aktivitas dapat membantu mencapai kembali sistem
keseimbangan.
D#antu mengidentifikasi baha!a dilingkungan rumah
<asional 5 Adaptasi terhadap lingkungan rumah dapat menurunkan resiko atuh selama
proses rehabilitasi.
?.Diagnosa 5 ,urang pera6atan diri, makan, mandi atau higienic, berpakaian atau
berdandan, toileting b3d disfungsi labirin dan fertigo.
$uuan 5 bergabung dalam aktivitas pengalih
Intervensi 5
D,ai tingkat dan enis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas !ang sesuai.
<asional 5 ,ebosanan dapat terlihat, begitu uga depresi, membantu menentukan toleransi
maupun kesukaan.
DDiskusikan pola aktivitas pengalih !ang biasa dengan pasien. #erikan kesempatan untuk
melanutkan aktivitas pengalih !ang sangat berarti.
<asional 5 =ntuk men!ediakan informasi mengenai stresor !ang n!ata maupun !ang
dirasakan !ang mempengaruhi tingkat aktivitas, mendukung rasa harga diri dan
produktifitas pasien.
?. $indakan3Implementasi
a2 <esiko tinggi cedera
o .engkai vertigo !ang meliputi ri6a!at, a6itan, gambaran seragam, durasi, frek6ensi
adan!a geala telinga !ang terkait 1 kehilangan pendengaran, tinitus, rasa penuh
ditelinga 2.
o.engkai luasn!a ketidak mampuandalam hubungann!a dengan aktivitas hidup sehari@
hari
o.engaarkan atau menekankan terapi vestibuler3keseimbangan !ang sesuai dengan
ketentuan.
o.emberikan atau mengaari cara pemberian obat anti vertigo dan atau obat
penenangvestibuler serta memberi petunuk pada pasien mengenai efek sampingn!a.
o.endorong pasien untuk berbaring bila merasa pusing, dengan pagar tempat tidur
dinaikan.
o.eletakan bantal pada kedua sisi kepala untuk membatasi gerakan.
b2Ansietas
o.engkai tingkat ansietas. .embantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping
!ang telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.
o.emberikan informasi mengenai vertigo dan penanganann!a
o.endorong pasien mendiskusikan ansietas dan menggali keprihatinan mengenai
serangan vertigo
o.engaarkan pasien teknik penatalaksanaanstress atau melakukan ruukan bila perlu.
o.emberikan upa!a ken!amanan dan mungkin dari aktivitas !ang men!ebabkan stres.
oInstruksikan pasien dalam aspek program pengobatan.
c2<esiko terhadap trauma
o.elakukan pengkaian untuk gangguan keseimbangan dan atau vertigo dengan menarik
ri6a!at dan dengan pemeriksaan adan!a nistagmus, romberg positif, dan
ketidakmampuan melakukan romberg tandem.
o.embantu ambulasi bila ada indikasi
o.elakukan pengkaian ketaaman penglihatan devisit proprioseptif
o.endorong peningkatan aktivitas dengan atau tanpa menggunakan alat bantu.
o.embantu mengidentifikasi baha!a dilingkungan rumah
d2,urang pera6atan diri, makan, mandi3higiene, berpakaian3berdandan, toileting
o.engkai tingkat dan enis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas !ang
sesuai .
o.endiskusikan pola aktivitas pengalih !ang biasa dengan pasien. .emberikan
kesempatan untuk melanutkan aktivitas pengalih !ang sangat berarti
9. Evaluasi
>asil !ang diharapkan 5
0..emperlihatkan adan!a pengurangan resiko cedera 5
D,lien mengerti dan mampu mengikuti terapi vestibular
D,lien tahu dan mengerti cara meminum obat !ang benar dan efek samping obat
DDan mempertahankan tirah baring bila merasa pusing.
)..emperlihatkan penurunan ansietas atau tidak mengalami ansietas 5
D.elaporkan atau mendiskusikan ansietas
D.engikuti teknik penatalaksanan stress
D.emperlihatkan ken!amanan
D.enghindari aktivitas !ang men!ebabkan stress
4..emperlihatkan adan!a pengurangan resiko terhadap trauma 5
D.emperlihatkan peningkatan aktivitas tanpa menggunakan alat bantu
D.ampu mengidentifikasi baha!a dilingkungan rumah
?.memperlihatkan perubahan atau peningkatan personal h!giene C
D.elakukan aktivitas !ang sesuai dengan enis aktivitas pengalih
D.elaporkan pola aktivitas pengalih
D.ampu melanutkan aktivitas pengalih.
http533dastodebelto.blogspot.com3):0:3:)3pen!akit@meniere.html
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, .aril!nn E. ):::. <encana Asuhan ,epera6atan. 7akarta 5 E&/
/or6in, Eli(abeth 7. )::0. +atofisiologi. 7akarta 5 E&/
Latief, abdul dkk. )::E. Ilmu kesehatan anak. 7akarta 5 bagian ilmu kesahatan anak
fakultas kedokteran universitas Indonesia
+ut( < dan +abst <. 0FFE. sobota. 7akarta 5 E&/
Ars!ad, Efiat!, dkk. )::E. Buku Ajar Ilmu Kesehatan TELINGA, HIDUNG,
TENGGOROKAN, KEPALA dan LEHER edisi keenam. #alai penerbit F,=I5 7akarta.
MENIERE
Pengertian
+en!akit .eniere adalah suatu sindrom !ang terdiri dari serangan vertigo, tinnitus, dan
berkurangn!a pendengaran secara progresif.
+engertian vertigo berasal dari bahasa *unani vertere !ang artin!a memutar. +engertian
vertigo adalah 5 sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarn!a,
dapat disertai geala lain, terutama dari aringan otonomik akibat gangguan alat
keseimbangan tubuh 'ertigo mungkin bukan han!a terdiri dari satu geala pusing saa,
melainkan kumpulan geala atau sindrom !ang terdiri dari geala somatik 1nistagmus,
unstable2, otonomik 1pucat, peluh dingin, mual, muntah2 dan pusing.
$innitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bun!i,
namun tanpa ada rangsangan bun!i dari luar. Sumber bun!i tersebut berasal dari tubuh
penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus han!a merupakan geala, bukan pen!akit,
sehingga harus di ketahui pen!ebabn!a.
Penyebab
+en!ebab pen!akit .eniere tidak diketahui namun terdapat berbagai teori, termasuk
pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah !ang menuu ke labirin,
gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi, dan gangguan autoimun.
+en!akit .eniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana teradi ketidakseimbangan
cairan telinga tengah !ang abnormal !ang disebabkan oleh malapsorbsi dalam sakus
endolimfatikus. Namun, ada bukti menunukkan bah6a ban!ak orang !ang menderita
pen!akit .eniere mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus. Apapun
pen!ebabn!a, selalu teradi hidrops endolimfatikus, !ang merupakan pelebaran ruang
endolimfatikus. #aik peningkatan tekanan dalam sistem ataupun ruptur membran telinga
dalam dapat teradi dan menimbulkan geala .eniere.
Patoflow
+atofisiologi ,epera6atan .iniere Disease
Manifestasi Klinis
G &ealan!a berupa seangan vertigo tak tertahankan episodic !ang sering disertai mual
dan3atau muntah, !ang berlangsung selama 4@)? am dan kemudian menghilang secara
perlahan.
G Secara periodik, penderita merasakan telingan!a penuh atau merasakan adan!a tekanan
di dalam telinga.
G ,ehilangan pendengaan sensorineural progresif dan fluktuatif.$innitus bisa menetap
atau hilang@timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama serangan
vertigo.
G +ada keban!akan penderita, pen!akit ini han!a men!erang 0 telinga dan pada 0:@09;
penderita, pen!akit ini men!erang kedua telinga.
Tie
a. +en!akit .eniere vestibular
+en!akit .eniere vestibular ditandai dengan adan!a vertigo episodic sehubungan dengan
tekanan dalam telinga tanpa geala koklear.
$anda dan geala5
'ertigo han!a bersifat episodic
+enurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga !ang sakit
$ak ada geala koklear
$ak ada kehilangan pendengaran obektif
,elak dapat mengalami geala dan tanda koklear
b. +en!akit .eniere klasik
$anda dan geala5
.engeluh vertigo
,ehilangan pendengaran sensorineural berfluktuasi
tinitus
+en!akit .eniere koklea
c. +en!akit .eniere koklea
+en!akit .eniere koklea dikenali dengan adan!a kehilangan pendengaran sensorineural
progresif sehubungan dengan tnitus dan tekanan dalam telinga tanpa temuan atau geala
vestibuler.
$anda dan geala5
,ehilangan pendengaran berfluktuasi
$ekanan atau rasa penuh aural
$innitus
,ehilangan pendengaran terlihat pada hasil ui
$ak ada vertigo
=i labirin vestibuler normal
,elak akan menderita geala dan tanda vestibuler
E!al"asi Diagnosti#
+emeriksaan fisik biasan!a normal kecuali pada evaluasi nervus cranial ke 'III.
&arputala 1ui 6eber2 akan menunukkan lateralisasi ke sisi berla6anan dengan
sisi !ang mengalami kehilangan pendengaran 1sisi !ang terkena pen!akit
.eniere2.
Audiogram biasan!a menunukkan kehilangan pendengaran sensorineural pada
telinga !ang sakit. ,adang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta
meminum (at pen!ebab dehidrasi, seperti gliserol atau urea, !ang secara teoritis
dapat menurunkan umlah hidrops endolimfe.
Elektrokokleografi menunukkan abnormalitas pada 8:; pasien !ang menderita
pen!akit meniere.
Elektronistagmogram bisa normal atau menunukkan penurunan respons
vestibuler.
/$ scan atau .<I kepala
Elektroensefalografi
Stimulasi kalorik
Penatala#sanaan
Diet
#an!ak pasien dapat mengontrol geala dengan mematuhi diet rendah garam 1):::
mg3hari2. 7umlah natrium merupaka salah satu faktor !ang mengatur keseimbangan
cairan dalam tubuh. <etensi natrium dan ciran dapat memutuskan keseimbangan halus
antara endolimfe dan perilimfe di dalam telinga dalam.
&aram Natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan
kemudian pada 6aktu memasak atau mengolah. .akanan berasal dari he6an biasan!a
lebih ban!ak mengandung garam Natrium daripada makanan berasal dari tumbuh@
tumbuhan.
&aram Natrium !ang ditambahkan ke dalam makanan biasan!a berupa ikatan 5 natrium
/hlorida atau garam dapur, .ono Sadium &lumat atau vetsin, Natrium #ikarbonat atau
soda kue, Natrium #en(oat atau sen!a6a !ang digunakan untuk menga6etkan daging
seperti cornet beef.
.akanan !ang diperbolehkan adalah5
0. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, !ang berasal dari
tumbuh@tumbuh, seperti 5
D #eras, kentang, ubi, mie ta6ar, mae(ena, hunk6ee, terigu, gula pasir.
D ,acang@kacangan dan hasil oleh kacang@kacangan seperti kacang hiau, kacang merah,
kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu ta6ar, oncom.
D .in!ak goreng, margarin tanpa garam
D Sa!uran dan buah@buahan
D #umbu@bumbu seperti ba6ang merah, ba6ang putih, ahe, kemiri, kun!it, kencur, laos,
lombok, salam, sereh, cuka.
). #ahan makanan berasal dari he6an dalam umlah terbatas
4. .inuman seperti the, sirup, sari buah.
.akanan !ang perlu dibatasi5
0. Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam Natrium, !ang berasal dari
tumbuh@tumbuhan, seperti 5
D <oti biskuit, kraker, cake dan kue lain !ang dimasak dengan garam dapur dan atau soda.
D Dendeng, abon, corned beef, daging asap, bacon, ham, ikan asin, ikan pindang, sarden,
ebi, udang kering, telur asing, telur pindang.
D ,eu, ,eu kacang tanah 1pindakas2.
D .argarin, mentega.
D Acar, asinan sa!uran dalam kaleng.
D Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
D &aram dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, terasi, petis, taoco, tomato ketcup.
). %tak, ginal, paru@paru, antung dan udang mengandung lebih ban!ak natrium.
Sebaikn!a bahan makanan ini dihindarkan.
,afein dan nikotin merupakan stimulan vasoaktif, dan menghindari kedua (at tersebut
dapat mengurangi geala. Ada keperca!aan bah6a serangan vertigo dipicu oleh reaksi
alergi terhadap ragi dalam alkohol dan bukan karena alkoholn!a.
Farmakologis
$indakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti mekli(in 1antivert2,
!ang menekan sistem vestibuler. $ran"uili(er seperti dia(epam 1valium2 dapat digunakan
pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat adiktifn!a tidak
digunakan sebagai pengobatan angka panang. Antiemetik seperti supositoria prometa(in
1phenergan2 tidak han!a mengurangi mual dan muntah tapi uga vertigo karena efek
antihistaminn!a. Diuretik seperti D!a(ide atau hidroklortia(id kadang dapat membantu
mengurangi geala pen!akit .eniere dengan menurunkan tekanan dalam sistem
endolimfe. +asien harus diingatkan untuk makan@makanan !ang mengandung kalium,
seperti pisang, tomat, dan eruk ketika menggunakan diuretik !ang men!ebabkan
kehilangan kalium.
+enatalaksanaan #edah
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan men!eimbangkan
tekanan dalam ruangan endolimfe. +irau atau drain dipasang di dalam sakus
endolimfatikus melalui insisi postaurikuler.
%bat ortotoksik, seperti streptomisisn atau gentamisisn, dapat diberikan kepada pasien
dengan ineksi sistemik atau infus ke telinga tengah dan dalam.
+rosedur labirinektomi dengan pendekatan transkanal dan transmastoid uga berhasil
sekitar H9; dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam uga
hancur.
+emotongan nervus nervus vestibularis memberikan aminan tertinggi sekitar FH; dalam
menghilngkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin 1melali mekanisme
pendengaran2 atau dengan cara !ang dapat mempertahankan pendengaran 1suboksipital
atau fosa kranialis medial2, bergantung pada deraat hilangn!a pendengaran. +emotongan
saraf sebenarn!a mencegah otak menerima masukan dari kanalis semisirkularis.
AS=>AN ,E+E<ABA$AN
A. +engkaian
Data Sub!ektif5
mengeluh telinga kanan sering berdenging
perasaan penuh di bagian dalam telinga.
#eberapa bulan ini sering terbangun dari tidur karena merasa berputar 1vertigo2
selama kira@kira 4: menit dan hilang sendiri
saat vertigo sampai mual dan muntah.
Data %b!ektif5
>asil pemeriksaan Beber suara han!a terdengar pada telinga kiri
auditorium menunukkan adan!a sensorineural hearing loss.
Analisa Data
No Data Etiologi Masala$
% Data subektik5

#eberapa bulan ini sering
terbangun dari tidur karena
merasa berputar 1vertigo2
selama kira@kira 4: menit dan
&angguan
pendengaran
&angguan pola tidur
hilang sendiri
mengeluh telinga kanan sering
berdenging
perasaan penuh di bagian dalam
telinga
Data %b!ektif5
>asil pemeriksaan Beber suara
han!a terdengar pada telinga
kiri
auditorium menunukkan
adan!a sensorineural hearing
loss.
& Data subektik5

#eberapa bulan ini sering
terbangun dari tidur karena
merasa berputar 1vertigo2
selama kira@kira 4: menit dan
hilang sendiri
Saat vertigo sampai mual dan
muntah
Data %b!ektif5
@
.ual dan muntah <esiko kekurangan
volume cairan
#. Diagnosa ,epera6atan
0. &angguan pola tidur b.d gangguan pendengaran
). <esiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
/. <encana $indakan ,epera6atan
0. &angguan pola tidur b.d gangguan pendengaran
$uuan5
&angguan pola tidur dapat teratasi
,riteria >asil
@ klien tidak terbangun di malam hari
@ ,lien mengatakan dapat tidur dengan n!en!ak
Intervensi
,ai tingkat kesulitan tidur
<asional5 .embantu menentukan pengobatan atau intervensi selanutn!a
Anurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
<asional5perlu di elaskan bah6a gangguat tersebut sulit di tanangi, sehingga pasien di
anurkan untuk beradaptasi dengan keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang
uga tidak terlalu baik dan han!a dapat di gunakan dalam 6aktu singkat.
Arahkan dengan melakukan rela,ksasi, contoh5 mendengarkan musik
<asional5 $ehnik relaksasi dapat membantu mengalihkan perhatian terhadap tinnitus
,olaborasi dalam pemberian obat untuk vertigo
Antihistamin, seperti mekli(in
$ran"uili(er, seperti dia(epam
<asional
.enekan sistem vestibular
Digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo
,olaborasi dalam pemberian obat penenang3 obat tidur
<asional5 membantu memenuhi kebutuhan istirahan
0. <esiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
$uuan5
,ebutuhan cairan tubuh dapat teraga
,riteria hasil5
@ Elektrolit tubuh dalam batas normal
@ .ual dan muntah tidak teradi
@ .embran mukosa lembab
@ $urgor kulit elastis
@ $idak tampak lemas
Intervensi
,ai atau minta pasien mengkai masukan dan haluaran 1termasuk emesis, tina
cair, urin dan diaforesis2. +antau hasil lab
<asional5
+encatatan !ang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan.
,ai indikator dehidrasi, termasuk tekanan darah 1ortostatik2, den!ut nadi, turgor
kulit, membran mukosa, dan tingkat kesadaran.
<asional5 pengenalan segera adan!a dehidrasi memungkinkan intervensi segera
Dorong konsumsi cairan oral sesuai toleransi, hindari minuman !ang mengandung
kafein1stimulasi vestibular2
<asional5 penggantian cairan oral harus di mulai sesegera mungkin untuk mengganti
kehilangan. ,afein dapat meningkatkan diare.
,olaborasi pemberian obat
@ Antiemetik, seperti supositoria prometa(in 1phenergan2
@ Antidiare
<asional
@ .engurangi mual dan muntah, mengurangi kehlangan cairan dan memperbiki
masukan per oral
@ .enurunkan motilitas usus dan kehilangan cairan.
F' Pat$way
0. .alabsorpsi cairan dalam sakus endolimfatikus
). +embengkakan rongga endolimfatikus
4. +eningkatan sensitifitas tulang pendengaran
?. S!stem vestibular terganggu
9. +enekanan saraf) pendengaran
Resti cidera
0. &angguan hantaran suara
). &angguan pendengaran
4. vertigo
?. tinitus
9. &angguan persepsi sensori
Resti trauma
Ma#ala$ ASKEP Ne"ro(a A#"sti#
BAB I
PENDA)ULUAN
A' Latar Bela#ang
Neuroma Akustik, uga dikenal sebagai sch6annomas vestibular, !ang merupakan
tumor ganas non@saraf kranial. =mumn!a mereka muncul dari sel@sel !ang meliputi
1Sch6ann sel2 dari saraf vestibular inferior 1,omatsu(aki dan $sunoda, )::0Crais,)::E2.
Neuroma Akustik terdiri dari sekitar 8 persen dari seluruh tumor intrakranial, sekitar
4:; dari tumor otak, dan sekitar H9; dari tumor di daerah sudut cerebellopontine @ lain
0:; adalah meningioma.
>an!a sekitar 0: tumor !ang baru didiagnosa setiap tahun per uta orang 1Evans et
al, )::92, sesuai dengan antara tahun )::: dan 4::: kasus baru setiap tahun di Amerika
Serikat. /ara lain untuk melihat hal ini adalah bah6a orang rata@rata memiliki risiko
sekitar 0 3 0::: dari mengembangkan neuroma akustik dalam hidup mereka
1.a(uddin,)::H2.
Di Denmark, keadian tahunan diperkirakan E,H pasien !ang dioperasikan 3 tahun
1$os et al, 0FF)2. S
Sebagai teknologi telah membaik, tumor lebih kecil telah didiagnosa, menghasilkan
perkiraan !ang sama sekitar 0: tumor 3 tahun uta 3.
+ada pasien dengan asimetri pendengaran, di!akini bah6a han!a sekitar 0 dari 0:::
memiliki neuroma akustik 1sumber5 NI>2, meskipun beberapa laporan prevalensi setinggi
),9; 1#aker et al, )::4.2.
B' T"*"an
0. $uuan umum
=ntuk memenuhi tugas Sistem +ersepsi Sensori !ang berupa makalah tentang
Neuroma Akustik.
). $uuan ,husus
a. =ntuk mengetahui pengertian dari Neuroma Akustik
b. =ntuk mengetahui pen!ebab teradin!a Neuroma Akustik.
c. =ntuk mengetahui patofisiologi dari Neuroma Akustik.
d. =ntuk mengetahui komplikasi dari Neuroma Akustik
e. Agar amahasis6a bisa membuat asuhan kepera6atan tentang Neuroma Akustik.
BAB II
TIN+AUAN TE,RITIS NEUR,MA AKUSTIK
A' K,NSEP DASAR
%' Pengertian Ne"ro(a A#"sti#
Neuroma Akustik, uga dikenal sebagai sch6annomas vestibular, adalah tumor
ganas non@saraf kranial dari H. =mumn!a mereka muncul dari sel@sel !ang meliputi
1Sch6ann sel2 dari saraf vestibular inferior. 1,omatsu(aki dan $sunoda, )::0C ,rais,
)::E2.
Neuroma akustik adalah tumor inak tumbuh lambat pada saraf cranial 'III,
biasan!a tumbuh dari sel sch6an pada bagian ventribuler saraf ini. 1#runner I Suddart
dkk, )::)2.
Neuroma akustik adalah tumor inak !ang tumbuh dari selubung saraf akustikus.
Dapat tumbuh pada saraf keluar dari pons, sepanang peralanan saraf di fosa kranialis
posterior atau di dalam liang telinga dalam. 1problemo.blogspot.com2.
Secara umum Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker 1inak2 dan biasan!a
lambat tumbuh !ang berkembang pada saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar
dari pons,sepanang peralanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga
dalam menuu dari telinga batin Anda ke otak Anda. ,arena cabang@cabang saraf ini
langsung mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari neuroma akustik
dapat men!ebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga Anda dan kego!angan.
&' Etiologi
a. Idiopatik
Neuroma Akustik dapat teradi secara idiopatik 1artin!a masih belum di ketahui
secara pasti pen!ebabn!a2.
b. Neurofibromatosis 1NF)2
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adan!a kedua gen
supresor tumor di NF) sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF) di setiap sel
tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF) gen di6ariskan dari sel telur ibu dan
NF) satu gen di6ariskan dari sel sperma dari a!ah. NF) gen bertanggung a6ab untuk
membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. ,hususn!a gen NF) membantu
mencegah neuromas akustik.
>an!a satu gen berubah dan berfungsi NF) adalah diperlukan untuk mencegah
pembentukan neuroma akustik. 7ika kedua gen NF) menadi berubah atau hilang di salah
satu sarung mielin sel saraf vestibular kemudian sebuah Neuroma akustik biasan!a akan
berkembang. ,eban!akan sepihak neuromas akustik hasil ketika NF) gen menadi
spontan berubah atau hilang. Seseorang neuroma akustik dengan sepihak bah6a telah
mengembangkan secara spontan tidak pada peningkatan risiko untuk memiliki anak
dengan neuroma akustik. #eberapa akustik neuromas sepihak >asil dari kondisi NF)
keturunan. >al ini uga kemungkinan bah6a beberapa neuromas akustik mungkin
sepihak disebabkan oleh perubahan dalam gen lainn!a !ang bertanggung a6ab untuk
mencegah pembentukan tumor.
-' Patofisiologi
Sebagian besar neuroma akustik berkembang dari sel sch6an !ang berada pada
nervus vestibularis han!a 9; !ang timbul dari sel sch6an !ang berasal dari nervus
cochlearis.
Setelah tumor tumbuh cukup besar untuk mengisi kanalis auditorius interna, maka
tumor akan tumbuh terus biasan!a menuu kearah medial !akni rongga cerebellopatine
angine dan bentuk tumor saat ini mencapai rongga ini adalah speris.
Saat tumor mencapai diameter )cm dan sudah berada di cerebellopantine angle,
tumor akan menekan permukaan lateral batang otak !ang ika tumor tumbuh lebih besar
akan mendorong batang otak ke arah !ang berla6anan.
Saat tumor mencapai diameter ? cm tumor berkembang kea rah depan dan menekan
saraf trigenimus !ang menimbulkan geala n!eri 6aah satu sisi. Dan apabila tumor
berkembang kea rah ba6ah akan menekan saraf IJ, J, JII dan men!ebabkan kesulitan
menelan.
Dan ika tumor terus tumbuh melebihi diameter ? cm, maka tumor akan menekan
otak kecil dan secara tidak langsung akan men!ebabkan teradin!a hidrocepalus
obstruktif. $eradin!a hidrocepalus akan men!ebabkan teradin!a peningkatan tekanan
intraktanial dengan geala n!eri kepala, mata kabur, serta mual dan muntah.
.' Manifestasi #linis
&eala !ang paling sering timbul pada pasien dengan neuroma akustik adalah
1 #runner I Suddart.)::) 2 5
0. $itinus unilateral.
). ,ehilangan pendengaran dengan atau tanpa vertigo.
4. &angguan keseimbangan.
?. $uli.
.
/' Pe(eri#saan en"n*ang
0. #iasan!a dilakukan .agnetic <esonance Imaging 1.<I2. .<I adalah evaluasi !ang
sangat akurat !ang mampu mendeteksi hampir 0::; dari neuroma akustik.
). /omputeri(ed $omografhi Scanning 1/$ scan2, tidak dapat mengidentifikasi tumor !ang
lebih kecil, tetapi ia dapat digunakan ketika neuroma akustik dicurigai dan evaluasi .<I
tidak dapat dilakukan.
0' Penatala#sanaan
+enghapusan neuromas akustik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
pendekatan. Setiap pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
02 %perasi
.ikro untuk neuroma akustik adalah teknik@satun!a !ang menghilangkan tumor.
operasi pengangkatan tumor atau tumor adalah paling umum pengobatan untuk Neuroma
akustik. perlakuan <adiasi 1dibahas pada bagian lain2 tidak menghilangkan tumor, namun
memiliki potensi untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhann!a. +embedahan
adalah pengobatan han!a !ang pasti akan mengobati geala keseimbangan !ang
berhubungan dengan pertumbuhan tumor, sebagai saraf vestibular dipindahkan pada
operasi.
)2 Stereotactic $erapi radiasi
$erapi radiasi dilakukan dalam berbagai cara, tetapi terutama oleh empat metode
gamma, radioterapi, Selama terapi radiasi stereotactic, uga disebut <adiosurger! atau
radioterapi. radiasi diberikan dalam dosis tunggal !ang besar, $idak elas berapa
persentase tumor dikendalikan oleh metode ini untuk 6aktu !ang lama Di masa lalu
ketika dosis radiasi !ang lebih tinggi digunakan, tingkat kegagalan sekitar 0); 1!ang
kemudian diperlukan operasi2. ,eban!akan ahli bedah merasa bah6a tumor ini auh lebih
sulit untuk dihilangkan setelah pera6atan radiasi <adiasi tidak menghapus tumor, dan
ketika tumor iradiasi pembedahan, sering ditemukan bah6a mereka telah tumbuh sel@sel
tumor di dalamn!a.
$uuan dari operasi ini adalah untuk men!ebabkan pen!usutan tumor atau di
setidakn!a membatasi pertumbuhan tumor. ,eberhasilan angka panang dan risiko ini
pendekatan pengobatan tidak diketahui. .<I periodik pemantauan seluruh kehidupan
pasien dianurkan.
$erapi radiasi dapat men!ebabkan gangguan pendengaran !ang dapat kadang@kadang
teradi bahkan bertahun@tahun kemudian. $erapi radiasi dapat uga men!ebabkan
kerusakan pada saraf kranial tetangga, !ang dapat mengakibatkan geala seperti mati rasa,
n!eri atau kelumpuhan otot@otot 6aah. Dalam ban!ak kasus geala@geala ini sementara.
pengobatan <adiasi uga dapat menginduksi pembentukan dari sch6annomas inak atau
ganas lainn!a. $ipe ini pengobatan karenan!a mungkin kontraindikasi pada pera6atan
neuromas akustik dari pada mereka !ang NF) !ang cenderung untuk sch6annomas
mengembangkan dan tumor lainn!a.
1' Ko(li#asi
Sebuah neuroma akustik dapat men!ebabkan berbagai komplikasi, termasuk5
02 $etap gangguan pendengaran
)2 Baah mati rasa dan kelemahan
42 ,esulitan dengan kiprah keseimbangan dan kaku
$umor besar bisa menekan pada otak Anda, mencegah aliran normal cairan antara
otak dan sumsum tulang belakang 1cairan serebrospinal Dalam hal ini, cairan dapat
membangun di kepala 1h!drocephalus2, meningkatkan tekanan di dalam tengkorak Anda.
B' As"$an Keerawatan
%' Peng#a*ian
a. Identitas
02 Nama
)2 enis kelamin
42 umur
?2 bangsa
b. ,eluhan utama
Fugsi pendengaran klien menurun, mual dan muntah, pusing !ang berlebih.
c. <i6a!at pe!akit dahulu
+ernahkan pasien menderita pen!akit $>$ sebelumn!a.
d. <i6a!at keluarga
Apakah keluarga adan!a !ang menderita pen!akit !ang di alami pasien. >alini sangat di
butuhkan karena pada Neuroma Akustik !ang beretiologi padaherediter atau keturunan.
e. +engkaian fisik dan +ola@pola fungsi kesehatan
02 Inspeksi 5 pada telinga terlihat adan!a benolan3pertumbuhan abnormal.
)2 +alpasi 5 terasa n!eri ketika di palpasi area telinga bagian tengah .
42 +ola tata laksana hidup sehat
#iasan!a ada ri6a!at mengenai ga!a hidup klien !ang tidak sehat.
?2 +ola nutrisi dan metabolisme
Adan!a keluhan kesulitan untuk makan, nafsu makan menurun, mual muntah pada fase
akut.
92 +ola eliminasi
,lien dengan Neuroma Akustik pola defekasin!a lancar, peristaltic usus normal, tidak
teradi inkontinensia urine.
82 +ola aktivitas dan latihan
Adan!a kesukaran untuk beraktivitas karena vertigo !ang di alami klien. kelemahan.
E2 +ola tidur dan istirahat
#iasan!a klien tidak mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat klien.
H2 +ola hubungan dan peran
F2 Adan!a perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesukaran untuk
berkomunikasi akibat gangguan pendengaran.
0:2 +ola persepsi dan konsep diri
+ola pendengaran klien berkurang serta da!a pemahaman terhadap sesuatu tidak efektif.
,lien merasa tidak berda!a, tidak ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.
002 +ola sensori dan kognitif
+ada pola sensori klien tidak mengalami gangguan penglihatan3 kekaburan pandangan,
perabaan3sentuhan pada muka dan ekstremitas normal.
0)2 +ola reproduksi seksual
#iasan!a teradi penurunan gairah seksual
042 +ola penanggulangan stress
,lien biasan!a mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses
berpikir dan kesulitan berkomunikasi.
0?2 +ola tata nilai dan keperca!aan
,lien biasan!a arang melakukan ibadah karena tingkah laku !ang
tidak stabil, kelemahan, vertigo. 1.aril!nn E. Doenges, ):::2.
&' Diagnosa #eerawatan
02 N!eri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial.
)2 &angguan persepsi sensori 1auditori2 berhubungan dengan fungsi pendengaran menurun.
42 &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake cairan inedekuat
?2 <esiko cidera berhubungan dengan vertigo
92 Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.
-' Inter!ensi
a. N!eri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial.
T"*"an2 n!eri berkurang atau n!eri teratasi.
Kriteria )asil 2
02 .elaporkan n!eri berkurang 3 terkontrol.
)2 .enunukkan 3 menggunakan perilaku untuk mengurangi kekambuhan.
Inter!ensi2
02 $eliti keluhan n!eri, catat intensitasn!a 1 dengan skala :@0: 2, karakteristikn!a 1 misal 5
berat, berden!ut, konstan 2, lokasin!a, laman!a, faktor !ang memperburuk atau
meredakan.
)2 Instruksikan pasien untuk melaporkan n!eri dengan segera ika n!eri itu muncul.
42 Aarkan untuk beristirahat dalam ruangan !ang tenang.
?2 #erikan kompres dingin pada kepala.
92 #erikan obat sesuai dengan indikasi 1 analgesic seperti asetaminofen, ponstan, dan
sebagain!a 2.
b. &angguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan fungsi pendengaran menurun.
T"*"an2 meningkatkan kepekaan fungsi pendengaran klien.
Kriteria $asil2
02 menunukkan fungsi pendengaran !ang lebih baik
)2 komunikasi dapat teralin
Inter!ensi2
02 >ilangakn suara bising3stimulus !ang berlebihan sesuai kebutuhan
<asional5 menurunkan respon emosi !ang berlebihan3bingung !ang sesuai dengan
sensorik.
)2 /atat adan!a perubahan !ang spesifik,gunakan instruksi verbal !ang sederhana dengan
a6aban K!aL atau KtidakL.
<asional5 membantu melokalisasi daerah otak !ang mengalami gangguan dan
mengidentifikasi peningkatan fungsi neurologis.
42 #erikan petunuk 1is!arat2 pada orientasi realita.
<asional5 meningkatkan koping terhadap frustasi karena salah persepsi.
?2 #eriakan lingkungan !ang tenang dan tidak kacau ika di perlukan gunakan musik.
<asional5 membantu menghindari masukan sensori pendengaran.
92 ,olaborasikan pada ahli fisioterapi,terapi pendengaran.
<asional5 berfokus dalam peningkatan evaluasi fungsi pendengaran.
c. &angguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake cairan inede kuat.
T"*"an 2 kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria $asil 2
02 menunuukkan peningkatan3mempertahankan berat badan.
)2 tidak mengalami mual dan muntah.
42 .enununukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan !ang sesuai.
Inter!ensi2
02 ,ai ri6a!at nutrisi, termasuk makan !ang disukai.
<asional 5 mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
)2 %bservasi dan catat masukkan makanan pasien.
<asional 5 menga6asi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
42 $imbang berat badan setiap hari.
<asional 5 menga6asi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
?2 #erikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara 6aktu makan.
<asional 5 menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan.
92 %bservasi dan catat keadian mual3muntah, flatus dan dan geala lain !ang berhubungan.
<asional 5 geala &I dapat menunukkan 1hipoksia2 pada organ.
82 #erikan dan #antu h!giene mulut !ang baik C sebelum dan sesudah makan, gunakan
sikat gigi halus untuk pen!ikatan !ang lembut.#erikan pencuci mulut !ang di encerkan
bila mukosa oral luka.
<asional 5 meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. .enurunkan pertumbuhan
bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. $eknik pera6atan mulut khusus mungkin
diperlukan bila aringan rapuh3luka3perdarahan dan n!eri berat.
E2 ,olaborasi pada ahli gi(i untuk rencana diet.
<asional 5 membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
H2 ,olaborasi C berikan obat sesuai indikasi.
<asional 5 kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adan!an
masukkan oral !ang buruk dan defisiensi !ang diidentifikasi.
d. <esiko tinggi cedera berhubungan dengan vertigo
T"*"an 2 ,lien tidak mengalami cedera
Kriteria $asil 2
02 #ebas dari cedera
)2 ,lien dan keluarga men!etuui aktivitas atau modifikasi aktivitas !ang tepat.
Inter!ensi2
02 $ekankan pentingn!a mematuhi program terapeutik
<asional5 program terapeutik dapat menalin kera sama antara pera6at dan klien
)2 Dampingi klien selama aktivitas !ang diiinkan
<asional5 pendampingan terhadap klien dapat mencegah atuh, dan cedera
42 7aga agar penghalang tempat tidur tetap terpasang
<asional5 mengurangi resiko atuh
?2 #antu ambulasi dan aktivitas hidup sehari@hari dengan tepat.
<asional5 memudahkan klien untuk beraktifitas.
e. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.
T"*"an 2 Setelah dilakukan proses kepera6atan selama 4 A )? am maka ansietas akan berkurang.
Kriteria )asil 2
02 $ampak rileks.
)2 .elaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.
Inter!asi 2
02 ,ai status mental dan tingkat ansietas dari pasien
)2 #erikan penelasan tentang hubungan antara pen!akit dan gealan!a.
42 7a6ab setiap pertan!aan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognose
pen!akit.
?2 7elaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur pembedahan sebelum dilakukan.
92 #erikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutn!a.
BAB III
PENUTUP
A' Kesi("lan
0. Secara umum Neuroma akustik adalah tumor bersifat kanker 1inak2 dan biasan!a lambat
tumbuh !ang berkembang pada saraf akustikus. Dapat tumbuh pada saraf keluar dari
pons,sepanang peralanan saraf di fosa kranialis posterior atau di dalam liang telinga
dalam menuu dari telinga batin Anda ke otak Anda. ,arena cabang@cabang saraf ini
langsung mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran, tekanan dari neuroma akustik
dapat men!ebabkan gangguan pendengaran, dering di telinga Anda dan kego!angan.
). +en!ebab
a. Idiopatik
b. Neurofibromatosis 1NF)2
4. +atofisiologi
a. Sebagian besar neuroma akustik berkembang dari sel sch6an !ang berada pada nervus
vestibularis han!a 9; !ang timbul dari sel sch6an !ang berasal dari nervus cochlearis.
b. Dan ika tumor terus tumbuh melebihi diameter ? cm, maka tumor akan menekan otak
kecil dan secara tidak langsung akan men!ebabkan teradin!a hidrocepalus obstruktif.
?. ,omplikasi
a. &angguan pendengaran.
b. Baah mati rasa dan kelemahan.
c. ,esulitan dengan kiprah dan kaku.
B' Saran
Dengan adan!a makalah ini diharapkan kepada pembaca khususn!a mahasis6a
dapat memahami tentang Neuroma akustik serta Asuhan ,epera6atann!a dan dapat
mencarai referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai Neuroma
Akustik.
DAFTAR PUSTAKA
#runner I suddrath. )::). Buku Ajar Ke!era"atan #edikal Bedah $%l &. 7akarta5 E&/
Doenges, .arill!n E. 0FFF. Ren'ana Asuhan Ke!era"atan5 7akarta 5 E&/

Anda mungkin juga menyukai