Bangga Terhadap Bangsa Sendiri adalah Modal Bagi Kejayaan Asia Raya
Oleh: Panji Futuh Rahman
Ilmu Pendidikan Agama Islam Tidak bangga terhadap bangsanya sendiri, mungkin ini yang dialami sebagian besar masyarakat Asia raya hari ini, yang membuat masyarakat Asia tidak memiliki kemauan yang keras dan keinginan yang kuat untuk bersama-sama membangun Benua Asia ini, baik membangun perekonomian maupun pendidikan juga sektor- sektor kehidupan lainnnya Rasa bangga terhadap bangsanya sendiri mampu membuat !erman menjadi "egara yang kuat tatkala berlangsungnya perang dunia # dan $ Para petinggi !erman melalui na%i meneggaungkan bah&a !erman adalah bangsa dengan keturunan terbaik yakni bangsa arya, dengan berbagai ma'am propaganda yang menampilkan keluhuran mereka sebagai bangsa dan kerendahan bangsa lain melalui hal-hal yang terlihat ke'il semisal poster, kartun dan iklan-iklan di media massa, hal-hal tersebut mampu membuat segenap rakyat !erman saat itu memiliki semangat yang tinggi untuk membela negaranya sendiri (eskipun di akhir peperangan !erman menanggung kekalahan karena ketidakper'ayaan lagi rakyat terhadap pemerintahannya dan rasa bosan serta muak terhadap peperangan, )isaat yang bersamaan, !epang yang bersama dengan !erman dalam perang dunia pun menggunakan 'ara yang tidak berbeda untuk membuat rakyatnya memiliki semangat berjuang, yakni dengan menyiarkan bah&a mereka adalah keturunan de&a matahari *aisar, media masaa, pejabat, dan komponen-omponen masyarakat lainnya turut mendukung gagasan tersebut dan semua rakyat memper'ayainya untuk kemudian mereka jadikan semangat untuk membela bangsanya "amun karena jumlah rakyatnya yang sedikit dan kurangnya regenerasi, juga insiden kejahatan perang paling besar yakni bom atom +iroshima-nagasaki, akhirnya menuntut !epang untuk mengkui kekalahan Inggris pun pernah melakukan hal yang sama, pada tahun #,-- mereka menjadi tuan rumah terselenggarakannya a'ara . tahunan pesta sepakbola dunia Pemerintah, media massa dan semua pihak terkait bersama-sama menyebarkan kepada masyarakat bah&a Inggrislah tempat lahirnya sepakbola dan mengajak masyarakat untuk mengembalikan kejayaan sepakbola ke kampung halamannya yakni Inggris /emua pemain Inggris dengan semangat yang tinggi menjalankan pertandingan dan dengan segenap rakyat yang membela tim sepakbolanya dengan bangga, Inggris pun menjuarai piala dunia saat itu (elihat keberhasilan 'ara tersebut, Amerika mengadopsinya untuk hal lain ketika Amerika ditimpa kekalahan yang memalukan dalam perang mela&an 0ietnam pada akhir tahun 12-an, mereka harus segera mengembalikan rasa bangga rakyatnya terhadap bangsanya sendiri (aka di buatlah 3ilm yang sangat terkenal 4akni 3ilm yang men'eritakan kehebatan seorang tentara Amerika menga'ak-a'ak dan menghan'urkan satu camp tentara 0ietnam Film dengan judul 5Rambo6 itu mereka pruduksi sejak a&al tahun 72-an hingga beberapa seri dan memang berhasil membuat, bukan hanya rakyatnya, bahkan dunia lupa akan kekalahan perang yang ditanggung Amerika mela&an 0ietnam itu (etode Amerika ini yang kemudian dilakukan pula oleh !epang ketika mereka menjadi tuan rumah piala dunia tahun $22$ bersama dengan korea (ereka membuat komik bertemakan sepakbola dengan 'erita yang sangat menarik dan sangat membangun semangat bersepakbola yakni 5'aptain Tsubasa6 yang ber'erita tentang seorang anak !epang yang begitu berhasrat bermain bola dan bermimpi akan memba&a !epang piala dunia dan tebukti, !epang menjadi "egara Asia pertama yang berhasil menembus semi3inal piala dunia Rasa bangga terhadap bangsanya sendiri memang terlihat hanya sebuah hal ke'il dan sepele, namun beberapa bangsa telah membuktikannya bah&a rasa bangga terhadap bangsa memberikan arti yang besar bagi rakyatnya baik dalam ber3ikir maupun dalam bertindak Terlepas dari rasa bangga itu lahir dari sekedar 'erita 3ikti3 atau nyata Bangsa 8ropa tahu betul akan pentingnya rasa bangga terhadap bangsanya sendiri, menokohkan seseroang atau sekelompok orang yang lalu mereka jadikan idola untuk mereka kagumi ternyata memberikan dampak yang luarbiasa terhadap semangat membangun bangsa sendiri *ejayaan masa lalu atau pen'iptaan tokoh 3ikti3 adalah bentuk yang sangat e3ekti3 untuk memi'u rasa bangga terhadap bangsanya Berapa kali 3ilm yang men'eritakan kejayaan yunani di produksi9 Belum lagi tentagn kejayaan bangsa roma&i Atau tokoh-tokoh 3ikti3 yang mereka buat seperti 'aptain Ameri'a, 'erita-'erita seperti +er'ules, "arnia, superman, dan masih banyak lagi, itu semua adalah tokoh 3ikti3 namun memberikan pengaruh kepada semangat rakyatnya *arena dengan per'aya bah&a masa lalu mereka berjaya pastilah mereka ingin kembali berjaya seperti masa lalunya atau setidaknya ingin menjadi seperti tokoh 3ikti3 yang mereka idolakan tersebut Bangsa !epang mungkin bangsa pertama di Asia yang melakukan hal tersebut, mereka menggarap semua kartun-kartun yang men'eritakan kejayaan masa lalu bangsa tersebut baik dijaman ninja atau pun samurai, mereka juga men'iptakan tokoh-tokoh 3ikti3 yang begitu layak di idolakan, dengan demikian mereka menjadi bangsa yang bangga terhadap diri sendiri *ebanggaan inilah yang memi'u mereka untuk berkarya dengan baik dan dengan semangat hendak mengembalikan kejayaan tersebut *ebanggan ini pulalah yang membuat mereka dengan bangga melestarikan budaya mereka, tidak sebaliknya seperti yang tertadi di "egara-negara yang kekurangan rasa bangga terhadap bangsanya sendiri seperti di indonesia yang justru men'emooh budaya bangsa dan lebih tertarik untuk menggunakan produk budaya asing terutama barat ketimbang budaya bangsanya sendiri Padahal jika kita hendak telaah, budaya barat sangat tidak sesuai dengan budi luhur masyarakat Asia, masyarakat Asia setidaknya memiliki perhatian yang lebih terhadap agama, budaya dan keluarga, berbeda dengan apa yang dianut oleh orang- orang barat, yang sudah menjadi korban dari 3ilsa3at materialism *egon'angan moral yang terjadi di 8ropa membuat mereka menjadi tidak berpegangan pada prinsip yang kokoh Bermula dari kegun'angan hegemoni gereja yang kita bisa ambil satu 'ontoh dengan kematian ilmuan galileo karena pendapatnya bertentangan dengan gereja Berlanjut dengan terbentuknya masyarakat yang mulai tidak memper'ayai gereja karena dipandang hanya sebuah entitas politik yang tidak lain hanya untuk memeras uang rakyat le&at pajak )i perparah dengan mun'ulnya paham )ar&inism yang setidaknya meletakkan manusia sejajar dengan he&an le&at teori e:olusinya, dan pada akhirnya diperjelaslah kehan'uran moralnya le&at keper'ayaan masyarakat akan teori 3reud, bapak psikologi yang lahir tahun #7;- atau kurang lebih setengah abad setelah kelahiran <harles )ar&in ini menyebutkan bah&a manusia melakukan apapun adalah karena dorongan seksual Bahkan sebagaimana dikatakan oleh =uthub >#,7.:??@ Freud berkata, 5 seks dengan arti he&aniah semata-mata, dengan perngertian sensai erotiknya dan dengan arti getaran serta perasaan tubuh, itulah sebenarnya penggerak pertama dan pendorong asal dari eksistensi manusia6 *asus ke6su'i6an gereja yang dogmatis dan tidak bisa diganggu gugat bahkan oleh ilmu pengetahuan yang objekti3 sekalipun mereka keliru dan meletakkan keduanya >agama dan ilmu pengetahuan @ menjadi dua pihak yang bermusuhan sudah membentuk pola sekularisasi agama di 8ropa, belum lagi dekadensi moral yang sedikit banyaknya akibat keper'ayaan mereka atas teori e:olusi )ar&in yang meletakkan manusia sejajar dengan he&an dan diluluhlantahkanlah moral bangsa 8ropa dengan teori dorongan seksual Freud +al-hal tersebut sudah meletakkan moral masyarakat 8ropa ketitik terendah bahkan sejajar dengan he&an )isinilah Asia patut &aspada, disamping keuletan bangsa 8ropa dalam membangun bangsa, patutlah kita, masyarakat Asia yang berbudi ini, untuk tetap menjaga keluhuran budi yang kita &arisi dari nenek moyang kita )isinilah posisis kita untuk membuat masyarakat Asia yang bangga terhadap bangsanya sendiri sehingga rasa bangga tersebut menjadi salah satu daya saring massyarakata Asia dalam menerima pengaruh globalisasi )alam ush al-fiqh yakni teori hokum dalam islam, ada istilah untuk mempertahankan budaya lama yang masih rela:an dan menyerap apa yang baru yang berman3aat *ita bisa mengamalkan hal tersebut, yakni dengan meniru kebiasaan baik yang dilakukan masyarakat 8ropa seperti meletakkan peran sains dalam kehidupan, yang berarti menonjolkan budaya kritis dan berpikir, mementingkan pendidikan dan tepat &aktu, namun disamping itu masyarakat Asia punya budaya-budaya lama yang bukan hanya masih rele:an pada saat sekarang bahkan sangat baik jika tetap dilakukan disaat ini seperti hormat terhadap orang tua, menjunjung tinggi moral, ketaatan beribadah, keyakinan beragama dan nilai-nilai luhur lainnnya yang dimiliki masyarakat Asia yang tentunya hal ini bukan hanya menjadi daya saring bagi arus globalisasi namun juga dapat menjadikan nilai lebih yang dimiliki masyarakat Asia untuk bersaing di dunia global !epang bisa kita jadikan model dalam hal ini, mereka sudah mampu menyaingi 8ropa dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, juga dalam hal kemasyarakatan, !epang sudah mampu menunjukan masyarakat yang begitu serasi, dijalanan jarang kendaraan pribadi yang ada hanyalah budaya berjalan kaki, bersepeda atau berkendaraan umum, melestarikan lingkungan dan budaya-budaya positi3 dalam peri kehidupan lainnya yang menunjukan kesadaran yang tinggi dalam kehidupan "amun sayang, !epang pun tidak terlepas dari pengaruh negati:e dari 8ropa yang terba&a, seperti kita tahu sekarang !epang menjadi salah satu produsen juga konsumen pornogra3i dan pornoaksiAbaik itu 3ilm, 3oto, kartun atau media lain Aterbesar di dunia !ika !epang saja yang begitu konser:ati3 terhadap budaya nya masih terpengaruh oleh budaya negati:e yang ditularkan dunia 8ropa, apalagi bangsa yang masih malu untuk melestarikan budayanya sendiri *arena bagi masyarakat yang tidak per'aya diri terhadap budaya bangsanya biasanya akan menganggap apa yang datang kemudian baik itu budaya baik dari barat maupun budaya negati3nya adalah sebuah ke-modern-an dan apa yang mereka anut selama ini >budaya &arisan@ sebagai hal yang tidak menarik dan terkesan tua Padahal jika kita sadar dan melihat betapa merusaknya budaya negati:e yang datang dari barat tersebut bahkan untuk bangsa 8ropa sendiri, pastilah kita akan menolak untuk meniru mereka )isamping itu masyarakat Asia sering salah kaprah dalam mengonser:asi budaya, kebanyakan dari kita lebih memilih mempertahankan dan menjadikan daya saing budaya-budaya dalam bentuk symbol, seperti kimono di !epang, kampret dan iket di sunda, blangkon di ja&a, sumpit di <ina dan sebagainya, ketimbang mempertahankan nilai-niali luhur ajaran &arisan nenek moyang kita yang sebetulnya lebih memiliki daya saing dan nilai positi3 dalam kehidupan (aka dari itu pen'erdasan budaya bagi generasi kemudian menjadi hal penting setelah penerapan rasa bangga terhadap bangsa sendiri bagi masyarakat Asia )iharapkan dengan demikian, bukan hanya bangga terhadap budaya yang dimiliki oleh bangsanya namun juga mampu dengan e3isien meman3aatkan budaya tersebut menjadi modal dasar dalam membangun kehidupan yang lebih baik dan meletakkan budaya-budaya yang dimiliki dengan tepat pada 3ungsinya yang e3ekti3 (aka dari itu, rasa bangga terhadap bangsa sendiri bagi masyarakat Asia haruslah menjadi 3okus utama yang diperhatikan bagi mereka yang hendak membangun masyarakat Asia yang lebih baik, karena rasa bangga akan menimbulkan semangat pantang menyerah dan keyakinan yang kuat untuk membangun bangsanya, juga untuk menjadi daya saring terhadap budaya asing yang merusak moral bangsa, serta untuk menjadi a'uan bagi masyarakat untuk bertindak dengan landasan moral yang kokoh dan tidak rusak "ilai-nilai luhur di Asia ini lah yang bisa menjadi daya saing dan daya saring bagi kita untuk menjadikan Asia yang lebih baik Referensi Quthub, M. (1984). Islam ditengah pertarungan tradisi. (K. M. Agustjik, Trans.) Bandung: Mizan.