Anda di halaman 1dari 4

Ih genitnya awakku

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun datang dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
muncul bintik-bintik kemerahan berisi cairan di punggung serta dada pasien yang terasa gatal
sejak 1 hari yang lalu. Berdasarkan informasi dari ibu pasien, pasien 2 hari yang lalu
mengalami demam dan mengeluh sakit tenggorokan. 2 minggu yang lalu teman pasien
menderita penyakit serupa. Dari pemeriksaan fisik di bagian dada dan punggung ditemukan
banyak vesikel dan pustule dengan dasar eritema, beberapa disertai erosi dan krusta. Setelah
mencermati temuan tersebut, dokter berencana melakukan pemeriksaan penunjang serta
memberikan terapi dan
edukasi kepada pasien.
Learning Objective :
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai macam penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi penyebab dari penyakit kulit infeksi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan patogenesis penyakit kulit infeksi
4. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosis penyakit
kulit infeksi
5. Mahasiswa mampu menegakkan diagosis penyakit kulit infeksi berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
6. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis banding pada penyakit kulit infeksi
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pengobatan penyakit infeksi baik secara sistemik
ataupun topikal
8. Mahasiswa mengetahui cara pencegahan penyakit kulit infeksi
Pertanyaan Minimal :
1. Apa sajakah diagnosis banding penyakit kulit dengan manifestasi bintil?
2. Bagaimana patogenesis terjadinya bintil pada kulit?
3. Apakah etiologi penyakit bintil pada kulit?
4. Bagaimana penatalaksanaan penyakit bintil pada kulit?
5. Bagaimana cara mencegah penyebaran penyakit bintil pada kulit?
Varisela
Definisi : Infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa,
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral
tubuh.
Sinonim : Cacar air, chicken pox.
Epidemiologi: Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak, tetapi dapat juga
menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularanya kurang
lebih 7 ahri dihitung dari timbulnya gejala kulit.
Etiologi : Virus varisela zoster. Penamaan virus ini memberipengertian bahwa infeksi primer
virus ini menyebabkan varisela dan reaktivasinya menyebabkan herpes zoster.
Gejala klinis : Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14 sampai 21 hari. Gejala klinis
dimulai yakni demam tidak tinggi, malaise dan nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya
erupsi kulit berupa papul ertematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi
vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun tear drop. Vesikel akan berubah
menjadi pustule dan kemudia krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel
baru sehingga munculgambaran polimorf.
Peneyebaran terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka
dan ekstrimitas serta dapat menyerang selaput lender mata, mulut dan saluran nafas bagian
atas. Jika terdapat infeksi sekunder terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.
Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
Komplikasi pada anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada oaring dewasa, berupa
ensepalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis
dan kelainan darah.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan
congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat
menyebabkan varisela congenital pada neonates.
Pembantu diagnosis
Percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa.
Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.
Diagnosis banding
Harus debedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, member gambaran monomorf dan
peneyebarannya dimulai dari akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.
Pengobatan
Simtomatik dengan antipiretik dan analgetik, untuk menghilangkan rasa gatal dapat diberikan
sedative. Local dapat diberikan bedak yang ditambahkan dengan zat anti gatal (mentol atau
kamfora) untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika
timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotic berupa salap dan oral. Dapat pula diberikan
antivirus berupa asiklovir 5 x 800 mg sehari selama 7 hari atau valasiklovir 3 x 1000 mg
sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih timbul obat dapat
diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari lesi baru tidak timbul lagi.

Pioderma
Definisi : Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh staphylococcus dan
streptococcus atau oleh keduanya.
Etiologi : Penyebab yang utama adalah staphylococcus aureus dan streptococcus B
hemolyticus, sedangkan staphylococcus epidermidis merupakan penghuni normal di kulit dan
jarang menyebabkan infeksi.
Faktor Predisposisi
1. Hygiene yang buruk
2. Menurunya daya tahan tubuh (misalnya kurang gizi, anemia, penyakit kronik,
neoplasma ganas, diabetes militus)
3. Telah ada penyakit lain di kulit (karena terjadi kerusakan di epidermidis, maka fungsi
kulit sebagai pelindung akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi)
Klasifikasi
1. Pioderma primer (infeksi terjadi pada kulit yang normal. Gambaran klinis tertentu,
penyebab biasanya satu macam mikroorganisme)
2. Pioderma sekunder (pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya
tak khas dan mengikuti penyakit yang telah ada. Jika penyakit kulit disertau pioderma
sekunder disebut impetigenisata, contohnya dermatitis impetigenisata, scabies
impetigenisata. Tanda impetigenisata adalah jika terdapat pus, pustule, bula purulen,
krusta berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening regional,
leukositosis dapat pula disertai demam)
Pengobatan umum
1. Sistemik
a. penisilin G prokain dan semisintetiknya
b. penisilin G prokain (dosisnya 1,2 juta per hari i.m. )
c. ampisilin dosisnya 4 x 500 mg diberikan sejam sebelum makan
d. amoksisilin dosisnya sama dengan ampisilin, kelebihanya lebih praktis karena dapat
diberikan setelah makan. Juga cepat diabsorpsi dibandingkan dengan ampisilin
sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
e. golongan obat penisilin resisten-penisilinnase; yang termasuk golongan ini adalah
oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis kloksasilin 3x 250 mg per
hari sebelum makan.
f. dosis linkomisin 3 x 500 mg sehari. Klindamisin diabsorpsi lebih baik karena itu
dosisnya lebih kecil yakni 4 x 150 mg sehari. Pada infeksi berat dosisnya 4 x 300-450
mg sehari.
g. eritromisin dosisnya 4 x 500 mg sehari, efektifitasnya kurang dibandingkan dengan
linkomisin dan klindamisin.
h. Sefalosporin pada pioderma yang berat atau yang tidak memberikan respon dengan
obat-obatan tersebut diatas dapat dipakai sefalosporin. Ada empat generasi pada
golongan ini, salah satunya adalah sefadroksil dari generasi I dengan dosis 2 x 500 mg
sehari.
2. Topikal
Obat topical berupa antimikrobial yang digunakan hendaknya yang tidak dipakai
secara sistemik agar kelak tidak terjadi resistensi dan hipersensitifitas, contonhya
basitrasin, neomisin dan mupirosin. Sebagai obat topical juga kompres terbuka
contohnya ; larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol dan yodium povidon
7,5 % yang dilarutkan 10 kali.

Pemeriksaan pembantu
Pada pemeriksaan laboratorik terdapat leukositosis. Pada kasus-kasus yang kronis dan sukar
sembuh dilakukan kultur dan tes resistensi.

Bentuk pioderma
Impetigo
Definisi : impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis)
Klasifikasi
Teradapat 2 bentuk antara lain ; impetigo krustosa dan impetigo bulosa.
a. Impetigo krustosa
Sinonim ; impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris
Etiologi ; biasanya Streptococcus B hemolitikus
Gejala klinis ; tidak selalu disertai gejala umum, hanya terdapat pada anak. Tempat
predileksi di muka yakni disekitar lubang hidung dan mulut. Kelainan kulit berupa
eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat yang
terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning seperti madu, jika dilepaskan tampak
erosi dibawahnya. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian
tengah.komplikasi ; glomerulonefritis 2-5% kasus.
Pengobatan ; jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salap antibiotic. Kalau banyak
diberi antibiotic sistemik.
b. Impetigo bulosa
sinonim ; impetigo vesiko bulosa, cacar monyet.
Etilogi ; biasanya Staphylococcus aureus
Gejala klinis ; keadaan umum biasanya tidak dipengaruhi. Tempat predileksi
diketiak, dada, punggung. Sering bersama-sama dengan miliaria. Terdapat pada anak
dan dewasa. Kelainan kulit berupa eritema, bula dan bula hipopion. Terkdang saat
berobat, vesikel dan bula telah memecah sehingga yang tampak hanya koleret dan
dasarnya eritematosa.
Pengobatan
Jika terdapat hanya beberapa vesikel/bula dipecahkan lalu diberi salap antbiotik atau cairan
antiseptic. Bias dipertimbangkan denganm antibiotic sistemik jika vesikel dan bula terdapat
banyak.
Referensi
Handoko, R.P. 2005. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta. Hal 115-116.
Djuanda, A. 2005. Pioderma. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta. Hal 57-59.

Anda mungkin juga menyukai