Anda di halaman 1dari 4

Uji karsinogenik dengan model tikus rasH2 transgenik

Tes karsinogenik berdasarkan objeknya terbagi menjadi dua, yaitu uji hewan dan uji non-hewan.
Sedangkan untuk metode pelaksanaannya terbagi menjadi metode uji secara in vivo dan in vitro. Salah
satu tes baru dengan uji hewan adalah tes carcinogenicity menggunakan model tikus rasH2
transgenik. FDA sering merekomendasikan tes ini, namun banyak produsen masih terbiasa dengan
model tikus atau mencit. Dalam makalah ini akan dijelaskan uji karsinogenik dengan metode non-hewan
uji dan metode hewan uji terutama dengan model tikus rasH2 dan menjelaskan bagaimana opsi baru
dalam pengujian karsinogenik dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi bahan karsinogenik
perangkat medis

Model Hewan Transgenik
Tikus rasH2 merupakan salah satu contoh dari model hewan trangenik. Umtuk itu, sebelum kita
membahas model tikus rasH2 untuk uji karsinogenik pada material implant atau perangkat medis, perlu
dijelaskan terlebih dahulu maksud tentang hewan transgenik itu sendiri. Berikut penjelasan singkat
tengtang hewan transgenic.
Proto-onkogen memainkan peran dalam pertumbuhan sel normal dan pembelahan. Mutasi atau
perubahan dari proto-onkogen dapat berubah menjadi suatu fenotipe kanker. Salah satu onkogen
protein yang mengontrol pertumbuhan sel normal adalah p21 Ha-ras. Sebuah mutasi pada gen p21
diyakini menyebabkan sel tumbuh dan membelah tak terkendali. pertumbuhan tersebut telah terbukti
memberikan kontribusi kanker kepada berbagai organ termasuk payudara, kandung kemih, paru-paru,
ginjal, dan usus besar pada manusia dan rodents.
Populasi yang rentan terkena kanker/tumorigenesis yaitu populasi yang memiliki gen kanker.
Genetik Individu umumnya memiliki perubahan pada proto-onkogen atau gen yang lain yang dapat
memicu tumorigenesis.Untuk mengidentifikasi potensi material yang bersifat karsinogen pada manusia,
model binatang diubah secara genetik menjadi lebih rentan terhadap berbagai karsinogen dari biasanya,
sedangkan untuk binatang yang tidak dirubah genetiknya digunakan untuk pendekatan pengujian. Dalam
beberapa model binatang, gen asing diperkenalkan dan dikenal sebagai transgen.Organisme yang
mengandung DNA asing yang dikenal sebagai transgenik.
Model Tikus rasH2
Menyusul penerbitan pedoman ICH pada tahun 1998, pedoman peraturan internasional
memungkinkan suatu bioassay alternatif jangka pendek pada tikus transgenik sebagai pengganti untuk
tikus 2 tahun bioassay. FDA mengusulkan kepada perusahaan perangkat untuk menggunakan model
transgenic dalam menguji apakah suatu material dapat menyebabkan kanker. Salah satu model
transgenik tersebut adalah rasH2 (CB6F1TgN) tikus hemizygous untuk proto H-ras-oncogene. Tikus
rasH2 transgenik, didirikan oleh Saitoh dan rekan kerja di Central Institute for Experimental
Animals (Kawasaki, Jepang), telah digunakan di penelitian carcinogenicity sebelumnya di Integrated
Laboratory Systems Inc. (ILS;Research Triangle Park, NC) dan tempat lain.
Model tikus transgenik rasH2 mendeteksi berbagai jenis karsinogen genotoksik dan nongenotoxic
dalam 26 minggu. Selain itu, tikus transgenik tidak menunjukkan induksi tumor secara signifikan ketika
terkena non-carcinogens. Dengan demikian, model rasH2 telah digunakan sebagai hewan model untuk
pengembangan sistem uji karsinogenik yang cepat. Model rasH2 secara genetik bersifat stabil dan
menghasilkan reaksi yang stabil terhadap berbagai bahan kimia. Pritchard et al. mengevaluasi
sensitivitas dan spesifisitas model rasH2 untuk identifikasi karsinogen manusia dan non-karcinogens dari
data tradisional 2 tahun bioassay tikus. Dari 27 bahan kimia yang dianalisis dalam 26 minggu penelitian,
tikus model transgenik rasH2 akurat dalam meramalkan respon karsinogenik dalam 81% dari bahan-
bahan kimia yang dievaluasi sebanyak 23.
Sampai saat ini, data menunjukkan bahwa model rasH2 transgenik memiliki potensi untuk
memainkan peran penting dalam identifikasi karsinogen manusia yang potensial dan dapat berfungsi
sebagai alternatif dari bioassay selama 2-tahun.
Metode dengan Tikus rasH2
Dalam studi rasH2 carcinogenicity, bahan tes dan bahan kontrol pembedahan ditanamkan ke tikus
dengan dibius melalui sayatan di punggung mereka. Implantasi ke dalam jaringan subkutan tikus
menstimulasikan implantasi perangkat medis ke ruang jaringan manusia.
Meskipun perbedaan gender yang berhubungan dengan jenis tumor atau kejadian yang jarang
terjadi, kedua jenis kelamin secara rutin dievaluasi untuk tumorigenicity selama 26 minggu dalam model
rasH2. Kelompok pengobatan meliputi tikus implan dengan dosis rendah dan tinggi dari perangkat tes
medis, bahan kimia yang mudah diserap oleh tubuh, atau partikel. Dosis yang tepat harus didasarkan
pada ukuran relatif implan untuk penggunaan manusia, jumlah sampah yang dihasilkan selama masa
penggunaan perangkat, atau jumlah bahan kimia yang terserap atau toxicants potensial dari perangkat.
Perlakuan positif kontrol sangat penting untuk interpretasi data yang benar dan menunjukkan
respon tumor model rasH2. ILS menggunakan kontrol positif yang secara konsisten menghasilkan
peningkatan reaksi tikus dan keseragaman pada adenoma paru-paru dan karsinoma dan
hemangiosarcomas dalam limpa, beberapa metastasis ke kelenjar getah bening, jaringan subkutan, dan
sistem organ lainnya bisa ditemukan. Mengingat bahwa epitel alveolar adenoma paru-paru dan
hemangiosarcomas lienalis berkembang secara spontan dalam rasH2 tikus pada usia 33-35 minggu,
tampak bahwa bahan kimia positif-kontrol meningkatkan tumorgenesis spontan yang tampak pada
model. Beberapa tumor spontan dan berbagai lesi non-neoplastic ditemukan pada tikus kontrol pada
pemutusan selama 26-minggu penelitian (usia 34-36 minggu).
Hewan uji harus dievaluasi untuk mendeteksi adanya lesi yang terlihat, dan semua lesi harus
dikumpulkan untuk evaluasi phistopathologica. Riwayat histopatologi dan riwayat dari hasil temuan
neoplastik dan nonneoplastic dalam uji dengan rasH2 tikus sangat penting dalam menafsirkan lesi pada
hewan uji. Lokasi dan lapisan lesi yang terbentuk pada implantasi harus dicatat, dan jika uji
material dipindahkan, upaya yang harus dilakukan adalah menentukan perangkat yang akan digunakan
selama pengambilan sampel, merekam lokasi, dan mengambil sampel bahan uji dari lokasi baru . Berat
organ dapat dicatat untuk jaringan yang telah dipilih untuk membantu menilai kondisi kesehatan
keseluruhan dari tikus yang sedang diuji secara lebih baik. Terbentuknya lesi beracun preneoplastic,
neoplastik, dan lainnya harus dicatat dan dibandingkan dengan tikus kontrol negatif.
Dalam ISO 10993-3 daftar peralatan atau material yang harus melakukan uji carcinogenicity
adalah:

1. Bahan dan perangkat reabsorbable dan perangkat, kecuali jika
ada data yang signifikan tentang penggunaan untuk manusia.
2. Bahan dan perangkat positif terkena di toksisitas genetik pada
sel mamalia, sehingga perlu uji lebih lanjut.
3. Bahan dan perangkat yang diimplankan di dalam tubuh atau
rongga dengan kontak permanen atau kumulatif dari 30 hari atau lebih.

Referensi:
A New Mouse Model for Carcinogenesis Testing of Medical Implants. Diakse dari www.mddionline.com p
J 5 i 5:49:40 PM
A ioh l. Mos Tos in Tnsgnic Mic wih Hn c-Ha-ras Gene Contained Somatically
Aciv Tnsgns Oncogn 5 (99): 951200.
Carcinogenecity iss i www.llox.og p J 5 i 6:17:49 PM.
GA Boon l. Ron Ccinogniciy Biossy: Ps Psn n Toxicologic Phology
22, no. 2 (1994): 105111.
H Siz l. Tnsgn Siliy n s of sH Mic s n Anil Mol fo Sho-Term
Ccinogniciy Tsing Molcl Ccinognsis 34 no. (): 9.
International Conference on Harmonization (ICH) of Technical Requirements for Registration of
Pharmaceuticals for Human Use, Step 4, 1998.
M Ksi l. Chiclly Inc Tos in Tnsgnic Mic Cying Pooyp Hn c-Ha-ras
gns Pincss Ts Syposi (99): 49257.
RR Monpo l. Mtations in the ras Proto-Oncogene: Clues to Etiology and Molecular Pathogenesis
of Mos Liv Tos Toxicology (995): 5156.
RW Tnnn l. Evlion of Tnsgnic Mos Biossys fo Inifying Ccinogns n
Nonccinogns Mion Research 365 (1996): 119127.
S Yoo l. Vliion of Tnsgnic Mic Cying h Hn Pooyp c-Ha-ras Gene as a
Biossy Mol fo Rpi Ccinogniciy Tsing Envionnl Hlh Pspcivs 6 no. (998):
5769.

Anda mungkin juga menyukai