Anda di halaman 1dari 17

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Defenisi Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012).
2.1.2 Dari bentuk respons terhadap stimulus, perilaku dapat dibedakan
menjadi dua:
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka ( overt behavior)
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.


Universitas Sumatera Utara
7



2.1.3 Klasifikasi Perilaku
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)
Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang
untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini
terdiri dari tiga aspek, yaitu:
1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat
memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya
makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan
seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan,
atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
social budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
Dengan kata lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak
mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakat. Misalnya
Universitas Sumatera Utara
8



bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah,
dan pembuangan limbah.
2.1.4 Domain Perilaku
a. Pengetahuan (Knowledge)
Menurut Bloom 1908 dalam Notoadmodjo 2012, pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yakni tahu (know) yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Memahami (comprehension) yaitu suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. Aplikasi
(application) yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain. Analisis (analysis) yaitu suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
Universitas Sumatera Utara
9



masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. Sintesis
(synthesis) yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dan dapat menyesuaikan. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2012). Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (questioner) yang
menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengatahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo , 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:
1. Pendidikan, berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang
lain agar mereka dapat memahaminya. Semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada
akhirnya makin banyak pengetahuan yang mereka miliki.
2. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
10



3. Umur, bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan
psikologis, aspek psikologis ini taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
4. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan
pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman, suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari
dalam dirinya ataupun dari lingkungannya.
6. Informasi, kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek. Ciri-ciri sikap adalah
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari. Sikap
dapat berubah - ubah karena itu sikap dapat berubah pada orang-orang bila
Universitas Sumatera Utara
11



terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah
sikap pada orang itu.
b. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu objek.
c. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga
merapakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
d. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni menerima (receiving) yaitu
bahwa orang mau memperhatikan stimulus yang diberikan. Merespon
(responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Menghargai
(valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Bertanggung jawab (responsible)
yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan seegala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2012). Sikap itu terdiri
dari tiga komponen pokok yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana
keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian (terkandung di dalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk
bertindak atau berperilaku terbuka.
Universitas Sumatera Utara
12



c. Praktik atau Tindakan (practice)
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di
samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain.
Tindakan mempunyai beberapa tingkatan yakni respons terpimpin (guided
response) yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh merupakan indicator praktik tingkat pertama. Mekanisme
(mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat kedua. Adopsi (adoption) yaitu suatu praktik atau
tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah
dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut
(Notoadmodjo, 2012). Faktor perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang mempermudah
atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan,
sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.
2. Faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau
yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status social, jenis
kelamin, ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.
3. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), faktor yang mendorong
atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para
tokoh masyarakat yang menjadi panutan dan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
13



2.2 Kebersihan Diri
2.2.1 Pengertian Kebersihan Diri
Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik
maupun psikisnya (Isroin & Andarmoyo, 2012).
2.2.2 Jenis-jenis Kebersihan Diri
Jenis-jenis kebersihan diri dapat meliputi beberapa hal, yaitu:
a. Kulit
Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi. Dalam memilih dan
memakai sabun, make-up, deodorant, dan sampo hendaknya pilih produk yang
yang tidak menimbulkan rasa perih/iritasi. Kulit anak-anak cenderung lebih tahan
terhadap trauma dan infeksi. Meski demikian kita harus rutin membersihkannya
karena anak sering sekali buang air besar dan senang bermain dengan kotoran
(Mubarak & Chayatin, 2007).
Masalah yang sering terjadi pada kulit: kulit kering, jerawat, hirsutisme
(pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebih terutama pada wanita), ruam
kulit dan abrasi (lapisan epidermis yang hancur atau terpotong sehingga terjadi
perdarahan local dan mengeluarkan cairan serosa (Saryono & Widianti, 2011).
Cara perawatan kulit adalah:
1. Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau setelah beraktivitas.
2. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritasi.
3. Sabuni seluruh tubuh, terutama pada area lipatan kulit seperti sela-sela jari,
ketiak, belakang telinga.
4. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.
Universitas Sumatera Utara
14



5. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
(Mubarak & Chayatin, 2007)
b. Kaki, tangan, dan kuku
Perawatan kaki, tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan
termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun,
dan mengeringkannya dengan handuk. Hindari penggunaan sepatu yang sempit,
karena merupakan gangguan kaki dan bisa mengakibatkan katimul (kulit ari
menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh).
Hindari juga penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah usang dan kotor, karena
bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki (Isroin &
Andarmoyo, 2012).
Indonesia adalah Negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan
tangan untuk makan, mempersiapkan makanan dan untuk kebutuhan toileting.
Oleh karena itu butuh perhatian ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku.
1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi
dengan menggunakan sabun. Menyabuni dan mencuci tangan harus meliputi
area antara jari tangan, kuku dan punggung tangan.
2. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan
diganti setiap hari.
3. Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga, hidung,
saat menyiapkan makanan.
(Webhealthcenter, 2006 dalam Shari 2006).
Universitas Sumatera Utara
15



Kuku terdiri atas jarinagan epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak
sebelah luar, sedangkan akarnya terletak didalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh
dan mendapat makanan. Kuku yang sehat berwarna merah muda. Cara-cara
merawat kuku:
1. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya dalam
bentuk oval atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki dipotong
dalam bentuk lurus.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan
kulit disekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran dengan benda tajam, sebab akan merusak
jaringan di bawah kuku.
4. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau
direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
6. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
(Mubarak & Chayatin, 2007).
c. Rambut
Rambut yang sehat terlihat mengilap, tidak berminyak, tidak kering, atau
tidak mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh.
Normalnya, rambut tumbuh karena mendapat suplai darah dari pembuluh-
pembuluh darah disekitar rambut. Beberapa hal yang dapat menggangu
pertumbuhan rambut antara lain panas dan kondisi malnutrisi (Mubarak &
Chayatin, 2007).
Universitas Sumatera Utara
16



Masalah yang sering terjadi apabila tidak merawat rambut: ketombe,
kehilangan rambut, kutu pada rambut, kutu pada badan seperti di ketiak, kutu pada
daerah kemaluan (Saryono & Widianti, 2011).
Cara-cara merawat rambut:
1. Cuci rambut satu-dua kali seminggu atau seseuai kebutuhan dengan
memakai sampo yang cocok.
2. Pangkas rambut agar terlihat rapi.
3. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi
rambut dengan minyak.
4. Jangan gunakan sisir bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.
5. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
6. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga kepangkal dengan pelan dan hati-hati.
(Mubarak & Chayatin, 2007).
d. Gigi dan Mulut
Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam
proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk
membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih
dan penuh dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan. Kerusakan gigi
dapat disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan manis, menggit benda
keras dan kebersihan mulut yang kurang (Mubarak & Chayatin, 2007).
Universitas Sumatera Utara
17



Masalah yang sering terjadi pada mulut: karies gigi, plak, penyakit
periodontal merupakan penyakit jaringan sekitar gigi dan bau nafas (Saryono &
Widianti, 2011).
Cara merawat gigi dan mulut:
1. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.
2. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras
(mis. membuka tutup botol).
3. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah.
4. Menyikat gigi setelah makan dan khususnya sebelum tidur.
5. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehinnga dapat
menjangkau bagian yang dalam gigi.
6. Memeriksakan gigi secara teratur setiap enam bulan.
(Mubarak & Chayatin, 2007).
e. Mata
Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan kesehatan
mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari
kotoran. Kotoran mata dapat menempel pada bulu mata dan sudut mata. Cara
merawat mata:
1. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut bagian luar.
2. Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut.
3. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.
4. Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai.

Universitas Sumatera Utara
18



5. Bila mata sakit cepat periksakan ke dokter.
(Mubarak & Chayatin, 2007).
f. Hidung
Cara merawat hidung:
1. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil.
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya dapat
terhisap dan menyumbat jalan napas serta menyebabkan luka pada membran
mukosa.
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari
karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
(Mubarak & Chayatin, 2007).
g. Telinga
Kebersihan telinga mempunyai implikasi terhadap ketajaman pendengaran,
bila benda asing berkumpul pada liang telinga luar maka akan rentan terhadap
masalah telinga. Masalah yang sering terjadi pada telinga adalah infeksi telinga
(Isroin & Andarmoyo, 2012).
Saat membersihkan telingan bagian luar, hendaklah kita memerhatikan
telingan bagian dalam. Cara-cara merawat telinga:
1. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan dengan
menggunakan penyedot telinga.
Universitas Sumatera Utara
19



2. Bila menggunakan air yang sisemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar
tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang
berlebihan.
3. Aliran air yang masuk hendaklah di arahkan ke saluran telinga dan bukan
langsung ke gendang telinga.
4. Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihakan kotoran
telinga karena dapat menusuk gendang telinga.
(Mubarak & Chayatin, 2007).
2.2.3 Tujuan Perawatan Kebersiahan Diri atau personal hygiene
Tujuan perawatan kebersihan diri yaitu memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain
(Mubarak & Chayatin, 2008).
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi kebersihan diri

a. Praktek sosial
Kebersihan diri seseorang sangat mempengaruhi praktek sosial sesorang.
Selama masa anak-anak, kebiasaan keluarga mempengaruhi praktik hygiene,
misalnya frekuensi mandi, waktu mandi, dan jenis hygiene mulut.
b. Citra tubuh
Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya, citra
tubuh sangat mempengaruhi dalam praktik kebersihan seseorang. Ketika seorang
perawat dihadapkan pada klien yang tampak berantakan, tidak rapi, atau tidak
peduli dengan hygiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya
Universitas Sumatera Utara
20



hygiene untuk kesehatan, selain itu dibutuhkan juga kepekaan perawat untuk
melihat kenapa hal ini bisa terjadi, apakah memang kurang/ ketidaktauan klien
akan kebersihan perorangan atau ketidakmampuan klien dalam menjalankan
praktik kebersihan dirinya, hal ini bisa dilihat dari partisipasi klien dalam hygiene
harian.
c. Status sosial ekonomi
Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktek
kebersihan perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan kebersihan
perorangan yang rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan
apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktek
hygiene seperti, sabun, sampo, sikat gigi dan pasta gigi.
d. Pengetahuan dan motivasi
Pengetahuan tentang hygiene akan mempengaruhi praktek hygiene seseorang.
Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting dalam
pelaksanaan hygiene tersebut. Permasalahan yang sering terjadi adalah ketiadaan
motivasi karena kurangnya pengetahuan. Sebagai seorang perawat yang bisa
dilakukan dalam hal ini adalah mendiskusikan dengan klien, memeriksa
kebutuhan praktek hygiene klien dan memberikan informasi yang tepat dan
adekuat kepada klien, tetapi bagaimanapun juga kembalinya adalah klien, bahwa
klienlah yang berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya.
e. Variabel budaya

Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi perawatan
hygiene seseorang. Di Asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan
Universitas Sumatera Utara
21



sehingga mandi bisa dilakukan 2-3 kali dalam sehari, sedangkan di Eropa
memungkinkan hanya mandi sekali dalam seminggu. Beberapa budaya juga
memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan tidaklah
penting. Dalam hal ini sebagai seorang perawat jangan menyatakan
ketidaksetujuan jika klien memiliki praktek hygiene yang berbeda dari nilai-nilai
perawat, tetapi diskusikan nilai-nilai standar kebersihan yang bias dijalankan oleh
klien.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih produk yang
berbeda (misalnya, sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan dan
kebutuhan pribadi.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya (Potter & Perry, 2005).
2.2.5 Dampak yang sering Timbul pada masalah kebersihan diri atau
personal hygiene

a. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada
mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.


Universitas Sumatera Utara
22



b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, aktualisasi diri
menurun, dan gangguan dalam interaksi sosial (Isroin & Andarmoyo, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai