Anda di halaman 1dari 2

BENCANA ALAM SEBAGAI RISIKO FISKAL

Kharisma Baptiswan
9B DIV Akuntansi Khusus, STAN, Tangerang Selatan
kharisma.baptiswan@gmail.com
1. Pengertian Bencana
Bencana pada umumnya merupakan peristiwa yang tidak diharapkan terjadi oleh kebanyakan
orang. Bencana memiliki beberapa definisi, antara lain:
Sumber Pengertian
www.oxforddictionaries.com A sudden event, such as an accident or a natural
catastrophe, that causes great damage or loss of life
www.merriam-webster.com a sudden calamitous event bringing great damage, loss,
or destruction; broadly : a sudden or great misfortune
or failure
Center for Research on the
Epidemiology of Disasters (CRED)
A situation or event [which] overwhelms local
capacity, necessitating a request to a national or
international level for external assistance; an
unforeseen and often sudden event that causes great
damage, destruction and human suffering.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun factor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditelusuri mengapa bencana merupakan peristiwa yang
tidak atau sulit diduga keterjadiannya dan jika terjada maka bencana dapat menimbulkan dampak
yang merugikan secara luas.
2. Klasifikasi Bencana
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. bencana dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, Antara lain:
a. Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana Non Alam
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
3. Bencana Alam
Dari beberapa klasifikasi bencana tersebut, bencana alam memiliki prioritas yang signifikan
oleh banyak pemerintah. Menurut Polackova (1998) bencana alam termasuk dalam kewajiban
kontinjensi yang bersifat implisit. Kewajiban implisit tersebut diartikan sebagai kewajiban moral
atau beban yang diharapkan pemerintah tidak secara legal namun berdasarkan ekspektasi publik
dan tekanan politik.
CRED membagi bencana alam menjadi lima macam yaitu geofisika, meteorologi, hidrologi,
klimatologi, dan biologi.

Bencana alam akhir-akhir ini menjadi sorotan publik dikarenakan adanya isu-isu degradasi
alam sebagai akibat perubahan iklim dunia. Bencana alam tersebut menimbulkan kerugian yang
luas dan sulit untuk diperbaiki. Kerugian dapat berupa nyawa manusia, material/fisik, dan juga
ekonomi. Dalam kerugian ekonomi, korban bencana kehilangan kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya secara layak. Sehingga merupakan suatu kewajiban bagi pemerintah atau
Negara untuk segera memberikan bantuan semaksimal mungkin bagi para korban bencana.
Perbaikan kerusakan fisik akibat bencana alam mungkin membutuhkan biaya yang besar akan tetapi
biaya yang besar tersebut belum mampu mempebaiki kondisi psikologi korban bencana.
Melihat efek bencana, terutama bencana alam, tersebut, maka pemerintah-pemerintah di dunia
mulai menerapkan manajemen risiko bencana. Bencana perlu dikelola agar risiko yang ditimbulkan
dari keterjadiannya tidak menimbulkan dampak yang terlalu merusak atau bahkan jika
dimungkinkan bencana tersebut dapat ditanggulangi sebelum terjadi.
4. Bencana sebagai Risiko Fiskal
Pemerintah Republik Indonesia telah menempatkan bencana alam sebagai salah satu risiko
fiskal dalam Nota Keuangan APBN 2014. Mengingat Indonesia adalah Negara kepulauan yang
diapit oleh 3 lempeng bumi yang dinamis dan cincin gunung berapi aktif yang jumlahnya tidak
sedikit. Indonesia telah menerapkan alokasi anggaran terkait bencana kedalam tiga kegiatan utama
yaitu kegiatan-kegiatan tahap prabencana (pengurangan risiko bencana), saat tanggap darurat
bencana, dan pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).
Anggaran ini semakin merasakan tekanan dengan bertambahnya risiko akibat bencana lama.
Perubahan iklim, penggundulan hutan, pemanfaatan lahan hijau yang tidak sesuai menambah
peluang terjadinya bencana alam. Tekanan terhadap alokasi anggaran ini sebaiknya tidak dianggap
enteng karena secara ekonomi kerugian bencana alam disuatu daerah dapat mencapai 40% dari
Produk Domestik Regional Bruto seperti yang terjadi pada Aceh dan Yogyakarta (Sutopo Purwo
Nugroho, n.d.). Efek dari risiko ini kelihatannya sebanding dengan alokasi anggaran terkait bencana
alam.
5. Referensi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2007/24TAHUN2007UU.htm. Diakses 21 Mei 2014.
Technical References Disaster Types And Impacts.
http://www.gfdrr.org/sites/gfdrr.org/files/Disaster_Types_and-Impacts.pdf. Diakses 21 Mei 2014.
www.oxforddictionaries.com/definition/american_english/disaster. Diakses 21 Mei 2014.
http://www.merriam-webster.com/dictionary/disaster. Diakses 21 Mei 2014.
http://en.wikipedia.org/wiki/Disaster. Diakses 21 Mei 2014.
www.majalahglobalreview.com/opini/8-opini/25-dampak-bencana-terhadap-ekonomi-
indonesia.html. Diakses 21 Mei 2014.

Anda mungkin juga menyukai