Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HIV - AIDS
I. PENGERTIAN
HIV diartikan sebagai Human T-Cell Lymphotropic virus tipe III dan virus yang
berkaitan dengan Limfadenopati (LAV = Lymphadenopathy associated virus). HIV tergolong
ke dalam kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunukkan bah!a virus
tersebut memba!a materi genetiknya dalam asam ribonukleat ("#A) dan bukan dalam asam
deoksirbonukleat ($#A). %erdapat dua enis HIV& yaitu HIV ' dan HIV (.
Individu yang seropositif terhadap HIV& dengan atau tanpa geala)geala&
dipertimbangkan mengidap HIV)positif. *rang ini mungkin hidup untuk beberapa tahun
sebelum memenuhi criteria dari Centers for Disease Kontrol (+$+) untuk mendiagnosis
AI$,.
+$+ merekomendasikan bah!a diagnosis AI$, dituukan pada orang yang
mengalami infeksi oportunistik& dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun
yang mendasar (sel % berumlah (-- atau kurang) dan memiliki antibody positif terhadap
HIV. AI$, adalah kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi
oleh HIV. .asus AI$, mencerminkan infeksi HIV yang sudah berlangsung lama.
II. ETIOLOGI
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dahulu disebut Human %cells
Lymphotropic Virus type III (H%LV)III) atau Lymphadenopathy Associated Virus (LAV)&
baik itu HIV tipe ' atau HIV tipe (.
III. PREVALENSI
HIV)( lebih prevalen di Afrika /arat& tetapi HIV)' merupakan virus predominan di
Afrika bagian %engah dan %imur& dan bagian dunia lainnya. 0enurut The Joint United
Nations ro!ram on HIV"#ID$ ((---)& diperkirakan 12.' uta orang terinfeksi HIV3AI$,
pada akhir tahun (---.
$ari 12.' uta kasus& '2.4 uta adalah perempuan& dan 2--.--- adalah anak)anak
berusia kurang dari '5 tahun.
$i Amerika ,erikat& sebagian besar penderita AI$, melibatkan diri dalam perilaku
yang beresiko tinggi& seperti hubungan homoseksual antara pria& penggunaan obat bius IV&
dan hubungan heteroseksual dengan pasangan yang terinfeksi HIV atau beresiko untuk
terinfeksi virus tersebut. 6ang uga beresiko untuk terangkit infeksi ini adalah orang)orang
yang mendapat darah atau produk darah yang terkontaminasi dengan HIV dan anak)anak
yang dilahirkan dari ibu yang menderita infeksi HIV.
$aerah)daerah perkotaan terus melaporkan banyak kasus)kasus AI$, bila
dibandingkan daerah pedesaan karena insidens pemakai obat bius IV dan praktik seksual
beresiko tinggi lebih tinggi di daerah perkotaan. HIV terutama infeksi yang menangkiti kaum
muda antara '7)(5 tahun.
'
IV. PROSEDUR DIAGNOSTIK
%& T'$ #NTI()DI HIV
a. ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)& untk
mengidentifikasi antibody yang secara spesifik dituukan kepada virus HIV.
%es 8LI,A tidak menegakkan diagnosis penyakit AI$, tetapi lebih
menunukkan bah!a seseorang pernah terkena atau terinfeksi oleh virus HIV.
b. Western Blot Assay& merupakan tes yang dapat mengenali antibody
HIV dan digunakan untuk memastikan seroposivitas seperti yang
teridentifikasi le!at prosedur 8LI,A.
c. Indirect Immunofluorescence Assay (IFA)& digunakan sebagai
pengganti pemeriksaan 9estern /lot untuk memastikan seropotivitas.
d. adio Immuno!reci!itation Assay (I"A).
*& 'L#C#K#N HIV
a. Antigen p(4& sangat spesifik untuk HIV)'. :emeriksaan p*+ anti!en capture
assay telah digunakan bersama tes lainnya untuk mengevaluasi efek terapi dari
preparat antivirus.
b. "eaksi rantai :olimerase (:+"; polymerase chain reaction)& dipakai untuk
mendeteksi "#A virus HIV atau $#A provirus
c. .ultur sel 0ononuklear darah perifer untuk HIV)'
d. .ultur sel kuantitatif
e. .ultur plasma kuantitatif
f. 0ikroglobulin /(
g. #eopterin serum
,& '-'.IK$##N $T#TU$ I-UN
a. ,el)sel +$4& hasilnya pada penderita HIV = menurun
b. :ersentase sel)sel +$4& hasilnya pada penderita HIV = menurun
c. "asio +$4<+$=& hasilnya pada penderita HIV = rasionya menurun
d. Hitung sel darah putih& hasilnya pada penderita HIV = normal hingga menurun
e. .adar immunoglobulin& hasilnya pada penderita HIV = meningkat
f. %es fungsi sel +$4& hasilnya pada penderita HIV = sel)sel %4 mengalami
penurunan kemampuan untuk bereaksi terhadap antigen
g. "eaksi sensitivitas pada tes kulit& hasilnya pada penderita HIV = menurun
hingga tidak terdapat sama sekali
(
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
#. i$ayat %ese&atan
a. "i!ayat .esehatan $ahulu <
:asien memiliki ri!ayat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang
positif mengidap HIV3AI$,& pasangan seksual multiple& aktivitas seksual yang tidak
terlindung& seks anal& homoseksual& penggunaan kondom yang tidak konsisten&
menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada
!anita yang terpaan karena peningkatan kekeringan3friabilitas vagina)& pemakai obat)
obatan IV dengan arum suntik yang bergantian& ri!ayat menalani transfusi darah
berulang& dan mengidap penyakit defesiensi imun.
b. "i!ayat .esehatan ,ekarang <
:asien mengatakan mudah lelah& berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya& sulit tidur& merasa tidak berdaya& putus asa& tidak berguna& rasa bersalah&
kehilangan kontrol diri& depresi& nyeri panggul& rasa terbakar saat miksi& diare
intermitten& terus)menerus yang disertai3tanpa kram abdominal& tidak nafsu makan&
mual3muntah& rasa sakit3tidak nyaman pada bagian oral& nyeri retrosternal saat menelan&
pusing& sakit kepala& tidak mampu mengingat sesuatu& konsentrasi menurun& tidak
merasakan perubahan posisi3getaran& kekuatan otot menurun& ketaaman penglihatan
menurun& kesemutan pada ekstremitas& nyeri& sakit& dan rasa terbakar pada kaki& nyeri
dada pleuritis& nafas pendek& sering batuk berulang& sering demam berulang& berkeringat
malam& takut mengungkapkan pada orang lain dan takut ditolak lingkungan& merasa
kesepian3isolasi& menurunnya libido dan terlalu sakit untuk melakukan hubungan
seksual.
c. "i!ayat .esehatan .eluarga <
"i!ayat HIV3AI$, pada keluarga& kehamilan keluarga dengan HIV3AI$,&
keluarga pengguna obat)obatan terlarang.
'. "en(ka)ian Fisik
a. Aktivitas dan istirahat <
0assa otot menurun& teradi respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan pada
tekanan darah& frekuensi denyut antung& dan pernafasan.
b. ,irkulasi <
%akikardi& perubahan tekanan darah postural& penurunan volume nadi perifer&
pucat3sianosis& kapillary refill time meningkat.
c. Integritas ego <
:erilaku menarik diri& mengingkari& depresi& ekspresi takut& perilaku marah& postur
tubuh mengelak& menangis& kontak mata kurang& gagal menepati ani atau banyak ani.
1
d. 8liminasi <
$iare intermitten& terus menerus dengan3tanpa nyeri tekan abdomen& lesi3abses
rektal3perianal& feses encer dan3tanpa disertai mukus atau darah& diare pekat& perubahan
umlah& !arna& dan karakteristik urine.
e. 0akanan3cairan <
Adanya bising usus hiperaktif; penurunan berat badan< para!akan kurus& menurunnya
lemak subkutan3massa otot; turgor kulit buruk; lesi pada rongga mulut& adanya selaput
putih dan perubahan !arna; kurangnya kebersihan gigi& adanya gigi yang tanggal;
edema.
f. Higiene <
:enampilan tidak rapi& kekurangan dalam aktivitas pera!atan diri.
g. #eurosensori <
:erubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai dimensia& lupa&
konsentrasi buruk& kesadaran menurun& apatis& retardasi psikomotor3respon melambat.
Ide paranoid& ansietas berkembang bebas& harapan yang tidak realistis.
%imbul refleks tidak normal& menurunnya kekuatan otot& gaya beralan ataksia.
%remor pada motorik kasar3halus& menurunnya motorik fokalis& hemiparase& keang
Hemoragi retina dan eksudat (renitis +0V).
h. #yeri3kenyamanan <
:embengkakan sendi& nyeri tekan& penurunan rentang gerak& perubahan gaya
beralan3pincang& gerak otot melindungi yang sakit.
i. :ernapasan <
%akipnea& distress pernafasan& perubahan bunyi nafas3bunyi nafas adventisius& batuk
(mulai sedang sampai parah) produktif3nonproduktif& sputum kuning (pada pneumonia
yang menghasilkan sputum).
. .eamanan <
:erubahan integritas kulit < terpotong& ruam& mis. 8k>ema& eksantem& psoriasis&
perubahan !arna& ukuran3!arna mola& mudah teradi memar yang tidak dapat
dielaskan sebabnya.
"ektum luka& luka)luka perianal atau abses.
%imbulnya nodul)nodul& pelebaran kelenar limfe pada dua3lebih area tubuh (leher&
ketiak& paha)
:enurunan kekuatan umum& tekanan otot& perubahan pada gaya beralan.
k. ,eksualitas <
Herpes& kutil atau rabas pada kulit genitalia
l. Interaksi sosial <
:erubahan pada interaksi keluarga3orang terdekat& aktivitas yang tak terorganisasi&
perobahan penyusunan tuuan.
4
*. "emeriksaan +ia(nostik
a. JDL < Anemia dan trombosipenia idiopatik
b. DSP < leukopenia mungkin ada
c. Panel anergi < energi kutaneus (kurang reaktivitas pada antigen dimana pasien
telah mengetahuinya) adalah indikator umum pada depresi sel imunitas humoral.
d. TB (PPD) < 0enentukan pemaanan dan3atau penyakit aktif (harus diberikan
dengan panel anergi untuk menetukan hasil negatif palsu pad respon defisiensi imun)
:ada pasien AI$,& '--? %/ positif pada kehidupan mereka ika teradi kontak.
e. Serlgi! "
%es antibodi serum < skrining HIV dengan 8LI,A. Hasil tespositif mungkin
mengindikasikan HIV tetapi bukan merupakan diagnosa
%es blot !estern < mengkonfirmasikan diagnosa HIV
,el)% limfosit < penurunan umlah total
,el)%4 helper (indikator sistem imun dan menandai sel / untuk menghasikan
antibodi terhadap bakteri asing) < umlah yang kurang dari (-- menandakan respon
defisiensi imun hebat.
%= (sel supresor sitopatik) < rasio terbalik ((<' atau lebih besar) dari sel supresor
pada sel hepar (%= ke %4) mengindikasikan supresi imun.
:(4 (protein pembungkus HIV) < peningkatan nilai kuantitatif protein dapat
mengindikasikan progresi infeksi (mungkin tidak dapat dideteksi pada stadium
a!al).
.adar Ig < umumnya meningkat& terutama Ig@ dan IgA dengan Ig0 yang normal
atau mendekati normal (indikator kemampuan tubuh untuk menunukkan proses
penularan telah lengkap).
"eaksi rantai polimerase< mendeteksi adanya $#A virus dalam umlahnya yang
sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler.
f. Te! PHS < pembungkus hepatitis / dan antibodi& sifilis& +0V&mungkin positif.
g. B#$a%a < histologis& pemeriksaan sitologis urine& feses& darah& cairan spinal& luka&
sputum& dan sekresi dilakukan untuk mengidentifikasi infeksi& seperti <
Infeksi parasit dan proto>oa < :+: kriptosporidiasis& toksoplasmosis
Infeksi amur < +andida albicans (kandidiasis)& +riptococcus neoformans
(kriptokokosis)& Histoplasma capsulatum (histoplasmosis).
Infeksi bakteri < 0icrobacterium avium)intercelluleare& %/ mikrobakterisl milier&
,higella (sigelosis)& ,almonella (salmonelosis).
Infeksi viral < +V0& herpes simplek& herpes >oster.
h. Pe&eri'!aan ne#rlgi! seperti 88@& 0"I& +%)scan otak < 80@3pemeriksaan
konduksi saraf
i. Sinar ( $a$a < pada a!alnya mungkin normal atau menyatakan perkembangan
infiltrasi intersisial dari :+: tahap lanut atau komplikasi pulmonal lainnya.
. Te! )#ng!i *#l&nal < untuk deteksi a!al pneumonia intersisial
k. S'an galli#& < ambilan difusi pulmonal teradi pada :+: dan bentuk)bentuk
pneumonia lainnya.
l. Bi*!i! < untuk diagnosa bagi ., atau lesi neuplastik lainnya.
m. Bran'!'*i+*en,#,ian -ra'e.rn'ial < untuk biopsi pada !aktu :+: atau
diduga adanya kerusakan pada paru)paru.
n. /enelan .ari#&0 en$!'*i0 'ln!'*i < untuk mengidentifikasi
kemungkinan infeksi (mis. +andida& +0V) atau menentukan tahap ., pada sistem @I.
5
II. Diagn!a Ke*era1a-an %ang &#ng'in &#n,#l
a. :erubahan membran mukosa oral b.d defisit imunologis dan timbulnya lesi penyebab
pathogen& kesehatan oral takefektif& efek samping dari obat)obatan& kemoterapi.
b. :erubahan #utrisi< kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan pada kemampuan
untuk mencerna& mengunyah dan3atau nutrisi metabolisme< mual3muntah& peningkatan
lau metabolisme3kebutuhan nutrisi (demam3infeksi)
c. Isolasi sosial b.d perubahan status kesehatan& perubahan penampilan fisik& perubahan
status mental& persepsi tentang tidak dapat diterima dalam masyarakat atau
perilaku3nilai)nilai seksual& sistem pendukung tidak adekuat& isolasi
III. In-er2en!i Ke*era1a-an
a. "eruba&an membran mukosa oral b.d defisit imunolo(is dan timbulnya lesi
!enyebab !at&o(en, kese&atan oral takefektif, efek sam!in( dari obat-obatan,
kemotera!i.
Kriteria evaluasi
.lien akan <
'. 0enunukkan membrane mukosa utuh& ber!arna merah ambu& basah dan bebas dari
inflamasi3ulserasi
(. 0enunukkan teknik memperbaiki3mempertahankan keutuhan mukosa oral
%indakan "asional
/an$iri
.ai membran mukosa3catat seluruh
lesi oral. :erhatikan keluhan nyeri&
bengkak& sulit mengunyah3menelan
8dema& lesi& membran mukosa oral dan
tenggorok kering dapat menyebabkan
rasa sakit dan sulit mengunyah3menelan
/erikan pera!atan oral setiap hari dan
setelah makan& gunakan sikat gigi
halus& pasta gigi non)abrasif& obat
pencuci mulut non alkohol dan
pelembab bibir.
0engurangi rasa tidak nyaman&
meningkatkan rasa sehat dan mencagah
pembentukan asam yang dikaitkan
dengan partikel makanan yang tertinggal
+uci lesi mukosa oral dengan
menggunakan hidrogen
peroksida3salin atau larutan soda kue.
0engurangi penyebaran lesi dan krustasi
dari kandidiasis dan meningkatkan
kenyamanan
Anurkan permen karet3permen tidak
mengandung gula.
0erangsang saliva untuk menetralkan
asam dan melindungi membran mukosa
"encanakan diet untuk menghindari
garam& pedas& gesekan dan
makanan3minuman asam. :eriksa
0akanan yang pedas akan membuka lesi
yang telah disembuhkan. Lesi yang
terbuka akan nyeri dan diperburuk
2
toleransi makanan. %a!arkan
makanan yang dingin3segar.
dengan garam& pedas&
maknanan3minuman asam. "asa dingin
atau panas yang berlebihan menyebabkan
nyeri pada membran mukosa yang
sensitif.
$orong pemasukan oral sedikitnya
(5-- ml3hari.
0emperbaiki hidrasi& mencegah
pengeringan rongga mulut.
$orong pasien untuk tidak merokok. "okok akan mengeringkan dan
mengiritasi membran mukosa.
Kla.ra!i
$apatkan spesimen kultur lesi 0enunukkan agen penyebab dan
mengidentifikasi terapi yang sesuai
/erikan obat A obatan sesuai petunuk&
mis.& nistatin (0ycotatin)& ketokona>ol
(#i>oral)
/erikan obat A obatan sesuai petunuk&
mis.& nistatin (0ycotatin)& ketokona>ol
(#i>oral)
*bat khusus pilihan tergantung pada
organisme infeksi& mis.& +andida
"uuk untuk konsultasi gigi ika
diperlukan
0ungkin membutuhkan terapi tambahan
untuk mencegah kehilangan gigi.
/erikan obat relaksan otot&
antispasmodik sesuai indikasi.
0ungkin diperlukan untuk
menghilangkan spastisitas pada
ekstremitas yang mengalami gangguan.
b. "eruba&an -utrisi. kuran( dari kebutu&an tubu& b.d !eruba&an !ada kemam!uan
untuk mencerna, men(unya& dan/atau nutrisi metabolisme. mual/munta&,
!enin(katan la)u metabolisme/kebutu&an nutrisi (demam/infeksi)
Kriteria hasil
.lien akan <
'. 0empertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan yang
mengacu pada tuuan yang diinginkan
(. 0endemonstrasikan keseimbangan nitrogen positif& bebas dari tanda)tanda malnutrisi
dan menunukkan perbaikan tingkat energi
%indakan "asional
/an$iri
7
.ai kemampuan untuk mengunyah&
merasakan& dan menelan
Lesi mulut& tenggorok& dan esophagus
dapat menyebabkan disfagia& penurunan
kemampuan pasien untuk mengolah
makanan dan mengurangi keinginan
untuk makan
Auskultasi bising usus Hipermotilitas saluran intestinal umum
teradi dan dihubungkan dengan muntah
dan diare& yang dapat mempengaruhi
pilihan diet3cara makan
%imbang berat badan sesuai
kebutuhan. 8valuasi berat badan
dalam hal adanya berat badan yang
tidak sesuai. @unakan serangkaian
pengukuran berat badan dan
antropometrik.
Indicator kebutuhan nutrisi3pemasukan
yang adekuat.
Hilangkan rangsang lingkungan yang
berbahaya atau kondisi yang
memperburuk refleks gag.
0engurangi stimulus pusat muntah di
medulla
/erikan pera!atan mulut yang terus
menerus& a!asi tindakan pencegahan
sekresi. Hindari obat kumur yang
mengandung alcohol.
0engurangi ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan mual3muntah& lesi
oral& pengeringan mukosa& dan halitosis.
0ulut yang bersih akan meningkatkan
nafsu makan.
"encanakan diet dengan pasien3orang
terdekat; ika memungkinkan&
sarankan Bmakanan dari rumahC.
,ediakan makanan yang sedikit tapi
sering. 0endorong konsumsi makanan
berkalori tinggi& yang dapat
merangsang nafsu makan. +atat !aktu
kapan nafsu makan menadi baik dan
pada !aktu itu usahakan untuk
menyaikan porsi makan yang lebih
besar.
0elibatkan pasien dalam rencana
memberikan perasaan kontrol lingkungan
dan mungkin meningkatkan pemasukan.
0emenuhi kebutuhan akan makanan non)
institusional mungkin uga meningkatkan
pemasukan
.ai obat)obatan terhadap efek
samping nutrisi
:rofilaktik dan obat)obatan terapeutik
mungkin memiliki efek samping nutrisi.
/atasi makanan yang menyebabkan
mual3muntah mungkin kurang
ditoleransi oleh pasien karena luka
pada mulut3disfagia. Hindari
menghidangkan cairan3makanan yang
sangat panas. ,aikan makanan yang
mudah untk ditelan.
"asa sakit pada mulut atau ketakutan
akan mengiritasi lesi mulut& mungkin
akan menyebabkan pasien enggan untuk
makan. %indakan ini mungkin akan
berguna dalam meningkatkan pemasukan
makanan.
Dad!alkan obat)obatan diantara makan
dan batasi pemasukan cairan dengan
makanan& kecuali ika cairan memiliki
Lambung yang penuh akan mengurangi
nafsu makan dan pemasukan makanan
=
nilai gi>i
$orong aktivitas fisik sebanyak
mungkin
$apat meningkatkan nafsu makan dan
perasaan sehat
/erikan fase istirahat sebelum makan.
Hindari prosedur yang melelahkan
saat mendekati !aktu makan
0engurangi rasa lelah; meningkatkan
ketersediaan energi untuk aktivitas makan
$orong pasien untuk duduk pada
!aktu makan
0empermudah proses menelan dan
mengurangi resiko aspirasi
+atat pemasukan kalori 0engidentifikasi kebutuhan terhadap
suplemen atau alternative metode
pemberian makanan
Kla.ra!i
%inau ulang pemeriksaan
laboratorium
0engidentifikasi status nutrisi dan fungsi
organ& dan mengidentifikasi kebutuhan
pengganti
:ertahankan status puasa ika
diindikasikan
0ungkin diperlukan untuk menurunkan
muntah
:asang3pertahankan selang #@ sesuai
petunuk
0ungkin diperlukan untuk mengurangi
mual3muntah atau untuk pemberian
makan per selang
.onsultasikan dengan tim pendukung
ahli diet3gi>i
0enyediakan diet berdasarkan kebutuhan
individu dengan rute yang tepat
/erikan #:%
(hiperalimentasi3intralipid) sesuai
petunuk
.adang)kadang nutrisi parenteral
diperlukan apabila pemberian makanan
melalui oral3enteral tidak mungkin
dilakukan
/erikan obat)obatan sesuai petunuk
c. Isolasi sosial b.d !eruba&an status kese&atan, !eruba&an !enam!ilan fisik,
!eruba&an status mental, !erse!si tentan( tidak da!at diterima dalam masyarakat
atau !erilaku/nilai-nilai seksual, sistem !endukun( tidak adekuat, isolasi
Kriteria hasil
.lien akan <
'. 0enunukkan peningkatan perasaan harga diri
(. /erpartisipasi dalam aktivitas3program pada tingkat kemampuan3hasrat
%indakan "asional
/an$iri
%entukan persepsi pasien tentang
situasi
Isolasi sebagian dapat mempengaruhi diri
saat pasien takut penolakan3reaksi orang
lain
/erikan !aktu untuk berbicara dengan
pasien selama dan diantara aktivitas
pera!atan. %etap memberi dukungan&
mengusahakan verbalisasi. :erlakukan
dengan penuh penghargaan dan
:asien mungkin akan mengalami isolasi
fisik
E
menghormati perasaan pasien
/atasi3hindari penggunaan masker&
bau dan sarung tangan ika
memungkinkan
0engurangi perasaan pasien akan isolasi
fisik dan menciptakan hubungan sosial
yang positif& yang dapat meningkatkan
rasa percaya diri
Identifikasi sistem pendukung yang
tersedia bagi pasien& termasuk
adanya3hubungan dengan keluarga
kecil dan besar.
Dika pasien mendapat bantuan dari orang
terdekat& perasaan kesepian dan ditolak
akan berkurang
Delaskan prosedur3petunuk isolasi
pada pasien3orang terdekat
,arung tangan& pakaian pengaman&
masker tidak secara rutin diperlukan pada
diagnosa AI$, kecuali pada !aktu
dicurigai adanya kontak dengan
sekresi3eksresi. :enyalahgunaan dari
rintangan ini akan meningkatkan
perasaan emosional dan uga isolasi fisik.
/ila diperlukan tindakan pencegahan&
penelasan akan membantu pasien untuk
memahami alasan)alasan prosedur dan
mempersiapkan perasaan termasuk
mengenai apa yang teradi.
$orong kunungan terbuka&
hubungan telepon dan aktivitas sosial
dalam tingkat yang memungkinkan
:artisipasi oranglain dapt meningkatkan
rasa kebersamaan
$orong adanya hubungan yang aktif
dengan orang terdekat
0embantu memantapkan partisipasi pada
hubungan sosial. $apat mengurangi
kemungkinan upaya bunuh diri.
.embangkan perencanaan tindakan
dengan pasien& lihat sumber)sumber
yang tersedia& dukung pengambilan
perilaku yang sehat. /antu pemecahan
masalah pasien pada isolasi angka
pendek
0emiliki rencana yang dapat
meningkatkan kontrol terhadap
kehidupan sendiri dan beri pasien sesuatu
untuk memandang ke depan3melakukan
penyelesaian
9aspadai geala)geala verbal3non
verbal. %anyakan pada pasien apakah
pernah berpikir untuk bunuh diri
Indikasi bah!a putus asa dan ide untuk
bunuh diri sering muncul& ketika tanda)
tanda ini diketahui oleh pemberi
pera!atan& pasien umumnya ingin
berbicara mengenai perasaan ingin bunuh
diri& terisolasi dan putus asa
Kla.ra!i
"uuk pada sumber)sumber Adanya sistem pendukung dapat
mengurangi perasaan terisolasi
/erikan tempat pada komunitas
perlindungan ika diperlukan
0ungkin memerlukan pera!atan yang
lebih khusus ika tidak mampu
mempertahankannya di rumah atau ketika
orang terdekat tidak mampu menangani
'-
pera!atannya.
''
DA3TAR PUSTAKA
+apernito& Lynda Duall. (u/u $a/u Dia!nosa Kepera0atan. %er 0onica 8ster. Dakarta <
8@+& (---.
$oenges& 0arilynn 8. .encana #suhan Kepera0atan1 edoman untu/ erencanaan dan
endo/umentasian era0atan asien. %er I 0ade .ariasa (et al.). Dakarta <
8@+& 'EEE.
:rice& ,ylvia A. atofisiolo!i 1 Konsep Klinis roses-roses enya/it 'd 2. %er /rahm
F. :endit (et al.). Dakarta < 8@+& (--5.
,melt>er& ,u>anne +. (u/u #3ar Kepera0atan -edi/al (edah (runner 4 $uddarth 'd
5& %er Agung 9aluyo (et al.). Dakarta < 8@+& (--'.
'(

Anda mungkin juga menyukai