dilakukan pada su+u 26". Titrasi dipengaru+i ole+ temperatur asam basa, pH
dan peruba+an 7arna indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur. "c
akan bertamba+ besar dengan kenaikan temperatur sampai su+u batas tertentu.
"emudian akan turun kembali pada kenaikan lebi+ lanjut /"+opkar, 20008 911.
Pada proses titrasi, pereaksi ditamba+kan secara bertetes4tetes ke dalam analit,
biasan-a menggunakan buret. Pereaksi adala+ larutan standar -ang konsentrasin-a tela+
diketa+ui dengan pasti dengan cara distandarisasi. Penamba+an pereaksi dilakukan
terus menerus +ingga tercapai eki*alen antara pereaksi dan analit, keadaan ini disebut
titik eki*alen. (gar dapat mengeta+ui kapan terjadin-a titik eki*alen antara pereaksi
dan analit para kimia7an menamba+kan .at -ang dinamakan indikator /3oebi-anto,
2:
200#1.
%ndikator asam basa adala+ .at -ang dapat beruba+ 7arnan-a atau membentuk
,lauressen atau kekeru+an pada suatu range /tra-ek1 pH tertentu. %ndikator asam basa
terletak pada titik eki*alen ukuran pH, .at indikator dapat berupa asam atau basa, larut,
stabil dan menunjukkan peruba+an -ang kuat serta biasan-a adala+ .at organik.
Peruba+an 7arna disebabkan ole+ reonansi isomer elektron. ;erbagai indikator
mempun-ai tetapan ionisaasi -ang berbeda4beda dan akibatn-a mereka akan
menunjukkan peruba+an 7arna pada range pH -ang berbeda /2i*ai, 200:8 1011.
%ndikator ,enol,talein adala+ indikator dari golongan ,talein -ang ban-ak
digunakan dalam praktikum pemeriksaan kur*a. &enol,talein merupakan asam diprotik
dan tidak ber7arna, berbentuk sen-a7a +ablur puti+ -ang mempun-ai kerangka lakton.
%ndikator ini sukar larut dalam air tetapi dapat larut atau berinteraksi se+ingga cincin
laktonn-a terbuka da+ulu menjadi bentuk tidak ber7ana dan kemudian dengan
+ilangn-a proton kedua, menjadi ion konjugat meng+asilkan 7arna mera+. 'etil
orange, indikator lainn-a -ang ban-ak digunakan merupakan basa dan ber7arna kuning
dalam bentuk molekuln-a. 'etil orange tidak larut dalam air dan peruba+an 7arnan-a
terjadi terjadi pada larutan asam kuat /)nder7ood, 20018 1911.
3en-a7a 4 O 4 ,enila.o 4 2 4 na,tol dan metil jingga dapat digunakan sebagai
indikator pada titrasi asam kuat /HCl1 0,1 N dan basa lema+ 0,1 N karena p"H in dari
04,enila.o424na,tol dan metil jingga mendekati pH titik eki*alen dari titrasi tersebut
-aitu pada pH < #. Pada titrasi ini HCl digunakan sebagai titran -ang sebelumn-a suda+
dilakukan dengan larutan NaOH /3uita, 20101.
Natrium +idroksida /NaOH1 lebi+ dikenal sebagai kaustik soda dan alkali adala+
kaustik logam dasar. Natrium +idroksida murni adala+ padatan puti+ tersedia dalam
bentuk pellet, serpi+, butir dan sebagian besar larutan jenu+, .at ini adala+ +igroskopis
dan muda+ men-erap air dari udara, se+ingga +arus disimpan dalam keadaan kedap
udara, .at ini sangat muda+ larut dalam air, etanol dan metanol /Nurra+man, 20111.
3eperti -ang tela+ diketa+ui, ba+7a larutan sangat penting dalam ke+idupan
se+ari4+ari. "ebutu+an akan larutan itu sendiri bermacam4macam konsentrasin-a,
terlebi+ dalam pengujian -ang menggunakan reaksi kimia, maka keralidar konsentrasi
sangat penting. Dalam percobaan kali ini perlu melakukan standarisasi untuk
mengeta+ui konsentrasi sebenarn-a dari larutan -ang di+asilkan. $arutan standar
selanjutn-a digunakan untuk proses analisis kimia dengan titrasi asam basa /'2, 20001.
26
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. (lat4alat Praktikum
a. ;uret #0 m$
b. 3tati,
c. Corong kaca kecil :0 mm
d. =elas "imia 100 m$
e. >rlenme-er 100 m$
,. $abu takar #0 m$
g. $abu takar 100 m$
+. 3patula
i. =elas arloji
j. =elas ukur 100 m$
k. 3endok
l. Neraca analitik
m. Pipet tetes
n. Pipet *olum 1 m$
o. 2ubber bulb
2. ;a+an4ba+an Praktikum
a. $arutan HCl pekat /(sam "lorida1
b. $arutan sampel /NaOH dan Na
2
CO
CO
dalam sampel
2# m$ larutan sampel
Dimasukkan dalam >rlenme-er
< tetes indikator PP
Hasil
Dititrasi dengan HCl /standar1 sampai
7arnan-a agak pudar
Hasil /@ HCl -ang berkurang A a. mL1
< tetes indikator 'o
Hasil
Dititrasi kembali sampai 7arnan-a
lebi+ pekat
Hasil /@ HCl -ang berkurang A b. mL1
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel pengamatan peruba+an 7arna
Prosedr Has!" Pe#$a%a&a#
a. 3tandarisasi larutan HCl 0,1 N
dengan Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O dilarutkan
+ingga #0 m$
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O < indikator
'o tetes
Titrasi dengan HCl 0,1 N
b. Penentuan "adar NaOH dan
Padatan puti+ larut menjadi bening
$arutan menjadi orange bening
$arutan menjadi orange lebi+ pekat
2B
Na
2
CO
dalam sampel
$arutan sampel < tetes
indikator PP
Titrasi pertama dengan HCl
< larutan sampel < tetes
indikator 'o
Titirasi kedua dengan sampel
!arna a7al larutan pink pekat
3etela+ dititrasi 7arna pink menjadi
pudar bening
$arutan menjadi orange
$arutan menjadi orange pekat
2. Tabel *olume titrasi
Prosedr Has!" Pe#$a%a&a#
a. 3tandarisasi larutan HCl 0,1N dengan
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
b. Penentuan "adar NaOH dan Na
2
CO
@ A 20,6 m$
Va A 2:,: m$
Vb = 1#,: m$
'. ANALISIS DATA
1. Persamaan 2eaksi
a. HCl pekat
/aq1
< H
2
O
/l1
HCl encer
/aq1
<H
2
O
/l1
b. Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/s1
< H
2
O
/l1
Na
2
;
9
O
6
. 11H
2
O
/aq1
c. Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/aq1
< 2HCl
/aq1
2NaCl
/aq1
< H
2
;
9
O
6
. 10H
2
O
/aq1
d. NaOH
/aq1
< HCl
/aq1
NaCl
/aq1
< H
2
O
/l1
e. Na
2
CO
/aq1
< HCl
/aq1
NaCl
/aq1
<NaHCO
/aq1
,. NaHCO
/aq1
< HCl NaCl
/aq1
< H
2
O
/l1
<CO
2/g1
2. Per+itungan
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N 100 m$
Diketa+ui8
'r HCl A :,# grCmol
@ HCl A 100 m$
$ A 6 D
A 0,6
" A 1,1B grCmol
0
Ditan-akan 8
@ HCl pekatE. F
5a7ab8
N A
Mr
k l
L
mol
mL
mol
0:0 , 12
0120: , 0
# , :
11B 6 , 0
=
=
=
mL 020B , 0
12,0:0
0,1 100
pekat HCl @
1 , 0 100 12,0:0 HCl @
HCl N HCl @ Pekat HCl N pekat HCl @
=
=
=
=
b. Normalitas HCl standar
Diketa+ui
mg
gram O B
900
9 , 0 Na 'g
6 9 2
=
=
@ Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O A #0 m$
@alensi @ Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O A 2
Ditan-a8
N HCl ......F
5a7ab8
mol
gr
1B1
2
02
@alensi
'r
O 10H . ; Na @
2 9 2
=
=
=
N
O H O B Na V O H O B Na BE
O H O B Na mg
O H O B Na N
091B , 0
#0 1B1
900
10 . 10 .
10 .
10 .
2 6 9 2 2 6 9 2
2 6 9 2
2 6 9 2
=
=
1
( ) ( )
N
HCl V
O H O B Na V O H O B Na N
HCl N
HCl V N O H O B Na V N
HCl mek O H O B Na mek
062B , 0
6 , 20
#0 091B , 0
10 . 10 .
. 10 . .
10 .
2 6 9 2 2 6 9 2
2 6 9 2
2 6 9 2
=
=
=
=
c. 'enentukan kadar NaOH dan Na
CO
Diketa+ui8
'r NaOH A 90 grCmol
'r Na
2
CO
A 10: grCmol
( /@ HCl1 A 2:,: m$
; /@ HCl1 A 1#,: m$
Ditan-a8
a. "adar NaOH dalam sampelF
b. "adar Na
2
CO
dalam sampelF
5a7ab 8
'ek NaOH A 'ek HCl
'g NaOH A N HCl G @ HCl
;e NaOH
( )
mg
NaOH valensi
NaOH Mr
b a HCl V HCl N NaOH Mg
06: , 2
90 11 062B , 0
1
90
: , 1# : , 2: 062B , 0
1 /
=
=
=
=
'ek Na
2
CO
A 'ek HCl
'g Na
2
CO
A
N HCl . @ HCl
;e Na
2
CO
( )
mg
CO Na valensi
CO Na Mr
b HCl V HCl N CO Na mg
#969 , 120
# 2 , 1 062B , 0
2
10:
: , 1# 2 062B , 0
1 2 /
2
2
2
=
=
=
=
2
a. "adar NaOH
( )
D 01:9 , 21
D 100
:29 , 1#2
06: , 2
D 100
#969 , 120 06: , 2
06: , 2
D 100
2
=
=
+
=
+
=
mg
mg
mg
mg
CO Na mg NaOH mg
NaOH mg
NaOH kadar
b. "adar Na
2
CO
( )
D B0# , 60
D 100
:29 , 1#2
#969 , 120
D 100
#969 , 120 06: , 2
#969 , 120
D 100
2
2
2
=
=
+
=
+
=
mg
mg
mg
mg
CO Na mg NaOH mg
CO Na mg
CO Na kadar
G. PEMBAHASAN
Titrasi merupakan suatu prOses atau prosedru dalam analisis *olumentri dimana
suatu titran atau larutan standar /-ang tela+ diketa+ui konsentrasin-a1 diteteskan
melalui buret ke larutan lain -ang dapat bereaksi dengann-a /belum diketa+ui
konsentrasin-a1. Pada praktikum kali ini, berkaitan dengan sala+ satu jenis titrasi -ang
didasarkan pada reaksi penetralan, dimana ketika asam bereaksi dengan basa akan
menjadi setimbang atau netral /pH A 61 apabila jumla+ asam setara dengan jumla+ basa.
Tujuan dari praktikum ini -aitu dapat membuat larutan HCl 0,1 N, dapat melakukan
standarisasi larutan HCl dengan natrium tetraborat dan dapat menentukan kadar NaOH
dan Na
2
CO
standar primer dan larutan standar sekunder. $arutan standar primer adala+ larutan -ang
mengandung .at padat murni -ang konsentrasi larutann-a diketa+ui secara tepat melalui
metode gra*imetri /per+itungan massa1, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi
larutan lain -ang belum diketa+ui. Nilai konsentrasi di+itung melalui perumusan
seder+ana setela+ dilakukan penimbangan teliti dari .at pereaksi tersebut dan dilarutkan
dalam *olume tertentu. 3-arat4s-arat larutan standar primer -aitu .at +arus muda+
diperole+, dimurnikan, dikeringkan /jika mungkin1, dan disimpan dalam keadaan murni
/s-arat ini biasan-a tak dapat dipenu+i ole+ .at4.at ter+idrasi karena sukar untuk
meng+ilangkan air permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan penguraian parsial1,
.at +arus tidak beruba+ berat dalam penimbangan di udara, kondisi ini menunjukkan
ba+7a .at tak bole+ +igroskopik, tidak pula dioksidasi ole+ udara atau dipengaru+i
karbondioksida, .at tersebut dapat diuji kadar pengotorn-a dengan uji kualitati,, .at
tersebut mempun-ai massa relati, dan massa eki*alen -ang besar, .at tersebut +arus
muda+ larut dalam pelarut -ang dipili+, dan reaksi -agn berlangsung dengan pereaksi
+arus bersi,at stoikiometri dan langsung. Pada percobaan ini digunakan Natrium
tetraborat /Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O1 sebagai larutan standar primer. 3edangkan larutan standar
sekunder merupakan larutan suatu .at -ang konsentrasin-a tidak dapat diketa+ui
dengan tepat karena berasal dari .at -ang tidak murni. "onsentrasin-a larutan ini
ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan standar primer, biasan-a melalui
metode titrimetri, s-arat4s-arat larutan sekunder -aitu derajat kemurnian lebi+ renda+
dari pada lautan standar primer, mempun-ai berat eki*alen -ang tinggi untuk
memperkecil kesala+an penimbangan dan larutann-a relati, stabil dalam pen-impanan.
Dalam percobaan ini digunakan HCl sebagai larutan standar sekunder, alasan digunakan
HCl karena tela+ memenu+i kriteria sebagai standar re,rensi permanen untuk basa.
"arena kriteria tersebut antara lain karena HCl merupakan asam kuat, HCl
terdisasosiasi sempurna, merupakan asam -ang tidak muda+ menguap bersi,at stabil
serta garam4garamn-a muda+ larut. 3elain itu, asam klorida /HCl1 -ang digunakan
bukan merupakan pengoksidator kuat -ang akan meng+ancurkan sen-a7a organik
/indikator1. Pada pembuatan larutan HCl 0,1 N ini, berdasarkan per+itungan diperole+
nilai dari *olume HCl pekat -ang dibutu+kan sebesar 0,0 m$.
Pada percobaan -ang kedua -aitu standarisasi larutan HCl 0,1 N dengan
Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O. 3tandarisasi ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan HCl
pasti. "arena HCl merupakan larutan standar sekunder, konsentrasin-a ditentukan
9
berdasarkan standarisasi degnan cara titrasi ter+adap larutan standar primer atau dalam
+al ini digunakan Na
2
;
9
O
6
. 10 H
2
O. Natrium tertraborat /Na
2
;
9
O
6
. 10H
2
O1 atua
dengan nama dagang boraks merupakan garam -ang terbentuk dari proses disasosiasi
-ang sempurna antara basa kuat atau NaOH dengan Na
2
;
9
O
6
atau asam lema+. Natrium
tetraborat merupakan kristal lunak -ang mengandung unsur boron, ber7arna dan muda+
larut dalam air. ;oraks berbentuk serbuk kristal puti+, tidak berbau, tidak larut dalam
alko+ol pH sekitar B,#, se+ingga untuk memperole+ larutan -ang sedikit asam +arus
menggunakan indikator. %ndikator asam4basa adala+ petunjuk tentang peruba+an pH
dari suatu larutan asam atau basa. %ndikator bekerja berdasarkan peruba+an 7arna
indikator pada rentang pH tertentu. %ndikator asam basa umumn-a berupa molekul
organik -ang bersi,at asam lema+ dengan rumus H%n. %ndikator memberikan 7arna
tertentu ketika ion H
<
dan larutan asam terikat pada molekul H%n dan berbeda 7arna
ketika ion H
<
dilepaskan dari molekul H%n menjadi %n
4
. %ndikator -ang digunakan pada
percobaan ini -aitu metil orange /'o1, metil orange adala+ sen-a7a organik dengan
rumus C
19
H
19
N
NaO
dalam
sampel. Pada percobaan ini digunakan dua indikator -ang berbeda -akni 'etil orange
dengan tra-ek pH 2,1 4 9,9 dan ,enol,talein /PP1 dengan tra-ek pH 0, 4 10. Pada
percobaan ini dilakukan dua kali titrasi. Pertama digunakan indikator PP karena
indikator ini akan memberikan peruba+an 7arna -ang mencolok pada larutan -ang
bersi,at basa /NaOH dan Na
2
CO
4
1 -ang meruba+
7arna larutan menjadi orange pekat. "etika larutan kembali dititrasi dengan HCl 7arna
larutan menjadi lebi+ pekat karena terbentukn-a NaCl akibat reaksi netralisasi antara
NaHCO
pada saat
titrasi dengan HCl merupakan asam /mengandung asam1 se+ingga dibutu+kan HCl
-ang lebi+ sedikit untuk mencapai titik eki*alenn-a. ;erebda +aln-a dengna titras
pertama -aitu NaOH /mengandung basa1 se+ingga dibutu+kan *olume HCl -ang lebi+
ban-ak untuk mencapai titik eki*alenn-a. ;erdasarkan +asil analisis data diperole+
kadar NaOH dalam sampel sebesar 2,06: mg atau 2:,#B10D serta kadar Na
2
CO
sebesar 120,#969 mg dengan persentase 60,B0#D.
H. KESIMPULAN
;erdasarkan praktikum -ang tela+ dilakukan dapat disimpulkan ba+7a8
:
a. Pembuatan larutan HCl 0,1 N dengan pengenceran HCl pekat dengan a?uades
sampai *olumen-a 100 m$. @olume HCl pekat -ang digunakan untuk pembuatan
larutan -aitu 0,0 m$
b. 3tandarisasi larutan HCl dengan natrium tetraborat dibutu+kan *olume titrasi
sebesar 20,6 m$. HCl merupakan larutan standar sekunder konsentrasin-a
ditentukan berdasarkan standarisasi cara titrasi ter+adap larutan standar primer
-aitu natrium tetraborat.
c. "adar NaOH -ang diperole+ dalam sampel sebesar 2,06: mg dengan persentase
2:,#B10D serta kadar Na
2
CO