JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2008 PT.(PERSERO) PERIKANAN NUSANTARA Jl. Hasyim Ashari No. 17 A Jakarta 10130 Phone : (021) 6332162, Fax : (021) 6332163 Cabang : Jalan Raya Pelabuhan Benoa, Telp.(0361) 720215,723471 Fax.(0361) 720674, Denpasar, Bali, Indonesia
Lokasi perusahaan Pt persero perikanan samodra besar cabang benoa-bali terletak di jalan pelabuhan benoa, denpasar-bali dengan luas areal 5.668 m2. Dalam pemilihan lokasi ini, perusahaan memperhatikan efisiensi dari segi waktu, tenaga, investasi, dan kemungkinan terjadinya penurunan mutu pada bahan baku utama. Perusahaan ini membunyai batas-batas areal, yaitu: Sebelah utara : dermaga kapal Sebelah timur : laut benoa dan dermaga kapal Sebelah selatan : dermaga umum Sebelah barat : perusahaan jasa perkapalan Bangunan perusahaan dirancang khusus untuk keperluan industry penanganan ikan tuna. Lokasi pt persero perikanan samodra besar cabang benoa-bali. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan paper ini dengan mengambil data personalia sebuah perusahaan PT. (PERSERO) PERIKANAN NUSANTAR. Terima kasih kepada kedua orang tua saya atas dorongannya saya bisa mengerjakan paper ini, terima kasih kepada dosen yang telah menyampaikan materi Manajemen Personalia dalam menyelesaikan paper ini. Saya harap dengan adanya paper ini masyarakat dan para pembaca dapat mengetahui lebih jauh tentang data personalia pada sebuah perusahaan. Tujuan pembuatan paper ini daalam rangka prasyarat kelulusan mata kuliah Manajemen Personalia.
Penulis,
Deddy setiadi Kadir Madjid
DAFTAR ISI Halaman Judul i Sejarah Perusahaan ii Kata Pengantar iii Daftar Isi iiii Bab I Pendahuluan 1 1.1 Latar belakang 1 1.2 Rumusan masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 3 1.4 Metode Penulisan 3 Bab II Pembahasan 4 2.1 Perencanaan Tenaga Kerja 4 2.2 Penarikan dan sumber-sumber tenaga kerja 5 2.3 Latihan dan pendidikan 5 2.4 Seleksi dan orientasi 5 2.5 Seleksi psikologis 6 2.6 Penilaian pegawai 6 2.7 Motivasi 7 2.8 Mutasi dan Pemindahan 8 2.9 Pemberhentian 12 2.10 Pensiunan 18 Bab III Penutup 20 1. Kesimpulan 20 2. Saran 20 Daftar Pustaka 21 BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Menurut anonymous 2002, perikanan tuna long line telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1945. Kemudian pada tahun 1962 kegiatan perikanan tuna long line ini dilakukan secara komersial oleh badan pimpinan umum perikanan dengan mengoperasikan sebanyak 2 buah kapal long line tetapi kegiatan ini berhenti pada tahun 1965. Pada tahun 1968 pemerintah Indonesia menerbitkan lesensi untuk penagkapan ikan tuna kepada 310 buah kapal long line jepang di perairang laut banda dan perjanjian ini dikenal dengan nama banda sea agreement. Pada pertengahan tahun 1969 pemerintah jepang menyetujui dan mengirim sebuah team untuk mengadakan survey pada beberapa daerah, seperti sabang,kendari,benoa,dan kupang. Kegiatan survey ini bertujuan untuk mencari tempat-tempat yang sesuaii untuk dijadikan basis dari pangkalan kapal-kapal tuna long line. Hasil dari survey ini kemudian diumumkan pada akhir tahun 1971 dan menyatakan bahwa benoa (bali) dan sabang adalah tempat-tempat yang layak dan sesuai sebagai basis operasi kapal-kapal tuna long line. Pada bulan maret 1927 departemen pertanian republic Indonesia menyetujui nochiro gyo gyo kaisha yang merupakan sebuah perusahaan jepang untuk menjadi konsultan overseas economic cooperation fund (oecf) dan bertindak sebagai penyandang dana untuk mendirikan ssebuah perusahaan tuna yaitu pt. persero perikanan samodra besar pada tanggal 12 mei 1972 dengan akte notaries djojo muljadi, sh nomor 37 yang berkedudukan di Jakarta PT Persero perikanan samodra besar mulai melakukan penangkapan pada tahun1973 dengan menghasilkan produk akhir yaitu tuna beku. Kemudian pada tahun 1986 pt persero perikanan samodra besar melakukan difersifikasi untuk memproduksi ikan tuna segar. Pada bulan oktober 1993 tp persero perikanan samodra besar kembali melakukan difersifikasi untuk mengekspor tuna loin segaar. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 4 tahun 1981 tanggal 9 februari 1981, pn perinai jawa timur dan pn. Perikani Sulawesi tenggara atau selatan digabung dengan pt perikanan samodraa besar sehingga perusahaan memiliki 4 kantor cabang, yaitu benoa (bali), sabang(aceh) Surabaya dan Makassar. Sesuai akte pendirian, pt. persero perikanan samodra besar memunyai misi yaitu turut akrif melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional paada umumnya serta pembangunan perikanan pada khususnya. Untuk mencapai misi tersebut, bidang usaha yang dijalankanoleh pt persero perikanan samodra besar adalah sebagai berikut Penangkapan, budidaya,pengolahan,dan perdagangan ikan Pengelolaan galangan,jasa dock dan perbengkelan Pengusahaan cold strorage dan pabrik es Industry dan perdagangan bahan-bahan atau alat-alat perikanan. Keseluruhan kegiatan produksi dilaksanakan oleh kantor cabang perusahaan masing-masing, seperti di pt persero perikanan samodra besar cabang benoa-bali melakukan usaha penangkapan, pengolahan, dan pemasaran ikan tuna sebagai kegiatan utama sedangkan keegiatan tambahannya dapat berupa perdagangan ikan hasil pembelian, penjualan jasa cold storage dan pengolahan ikan
1.2 RUMUSAN MASALAH rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana cara perencanaan tenaga kerja? 2. Bagaimana proses penarikan dan sumber tenaga kerja? 3. Bagaimana proses pelatihan pegawai? 4. Bagaimana proses mutasi pegawai? 5. Bagaimana cara memotivasi pegawai?
1.3 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan paper ini: 1. Agar para pembaca dapat memahami struktur dan sistem dari suatu perusahaan. 2. Agar para pembaca dapat memahami seperti apa data personalia perusahaan. 3. Memeberikan pengetahuan dan menambah wawasan yang mencakup tentang Manajemen Personalia bagi para pembaca. 4. Agar para pembaca dapat memahami konsep, tugas dan peranan bagian personalia perusahaan.
1.4 METODE PENULISAN Metode yang digunakan dalam penulisan ini ialah: 1. Melakukan join visite untuk mengambil data personalia dengan menggunakan metode wawancara. 2. Pengumpulan data dari sumber-sember literature dan juga media elektronik.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERENCANAAN TENAGA KERJA Dalam melakukan berbagai kegiatan, apaapun juga, maka pelaksanaan kegiatan itu akan lebih baik, bila terlebih dahulu dibuat perencanaannya. Dengan melakukan perencanaan yang menghasilkan suatu Rencana, selanjutnya apa yang menjadi tujuan dari kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, jelas pula apa saja aktivitas yang akan dilakukan. Dalam melakukan fungsi personalia, seyogianya ada perencanaan tenaga gerja, sering pula disebut perencanaan sember daya manusia atau manpower planning. Semua perencanaan tenaga kerja diawasi dan diketahui oleh kepala Cabang, baik itu sebuah transaksi dengan konsumen atau ada kerjasama dengan pihak lain itu semea diketahui oleh Kepala cabang. Karena kepala cabang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di perusahaan tersebut. Dan juga mengawasi semua kegiatan kerja yang berlangsung agar tetap pada tujuan atau plan yang direncanakan.
2.2 PENARIKAN DAN SUMBER-SUMBER TENAGA KERJA Pada perusahaan ini, penarikan pegawai terbagi menjadi beberapa jenis pendidikan, yaitu pegawai laut dan pegawai darat. pegawai laut yaitu : Umum Sekolah Tinggi Perikanan Sekolah/jurusan lain pegawai darat yaitu : D1/S1/S2/S3 Umum Adapun sumber-sumber tenaga kerja karyawan laut itu berasal dari para nelayan sekitar cabang, dan para karyawannya juga harus professional atau minimal mempunyai pengalaman berlayar di laut lepas. Sehingga tidak perlu melakukan pelatihan dan pendidikan kepada mereka, Karena membutuhkan biaya yang besar. Pada proses pelamaran pekerjaan dari pendidikan umum yaitu orang yang melamar ke perusahaan tersebut, data calon perlamar tersebut dikirim kepusat. Dan jika pusat menerima calon pegawai tersebut, maka bagian personalia melakukan tahap seleksi dan jika lulus maka peruhaan akan langsung mengikat kontrak (khusus pada pegawai laut).
2.3 LATIHAN DAN PENDIDIKAN System yang dilakukan pada perusahaan ini dikontrol oleh pemerintah. Pelatihan yang diberikan kepada para karyawan itu dilakukan setiap tahun dan ini adalah program pemerintah guna meningkatkan kredebilitas dan knowledge sehingga dapat meningkatkan SDM karyawaan terutama pada BUMN. Di perusahaan ini dilakukan system pelatihan berjangka. Dan semua karyawan darat dan laut ikut berperan dalam latihan dan pendidikan yang digalangkan oleh pemerintah.
2.4 SELEKSI DAN ORIENTASI Seleksi yang dilakukan perusahaan ini sama seperti perusahaan umum lainnya. Karena perusahaan ini mengadakan seleksi berupa : Test wawancara Test tertulis Test keahlian
Jadi setiap calon pegawai itu menjalani tahap tahap tersebut sesuai dengan peraturan yang ada pada perusahaan tersebut
2.5 SELEKSI PSIKOLOGIS Pada perusahaan jika para calon pegawai lulus dalam seleksi awal maka calon pegawai tersebut akan mengikuti seleksi psikologis. Seleksi psikologis adalah seleksi tingkat emosional pegawai atau test mental pegawai. Agar perusahaan mengetahui semua kriteria para karyawannya. Seleksi psikologi yang dilakukan pada perusahaan ini iyalah: Test mata Test emosional Test mata orientasi
2.6 PENILAIAN PEGAWAI Penilaian yang dilakukan di perusahaan ini sangat tertib dan terorganisir. Karena yang menilai ini semua adalah BP3 yaitu bagian personalai. Patokan yang dinilai oleh BP3 iyalah: 1. Absen 2. Kerajinan 3. Ketaatan 4. Disiplin 5. Produktifitas 6. Kinerja 7. Kemampuan Seperti yang kita lihat di atas ada 7 point penilaian pegawa yang dilakukan perusahaan ini. Dan jika pegawai mendapat predikat jelek maka akan diberikan SP sebanyak 3 kali dan jika terulang maka akan di demosi. Contohnya seperti absen selama 3 hari maka karyawan tersebut harus menghadap ke bagian BP3 (dipanggil). Dan jika ada karyawan yang mendapat predikat yang baik dan memuaskan maka perusahaan akan memindahkan golongannya ke yang lebih tinggi. 2.7 MOTIVASI Manajer atau pemimpin adalah orang-orang yang mencapai hasil melalui orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan. Berhubung dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin ager para bawahannya berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu: kemampuan dan daya dorong. Kemampuan seseorang ditentukan oleh kualifikasi yang dimiliknya ; antara lain oleh pendidikan, pengalaman dan sifat-sifat pribadi, sedang daya dorong dipengaruhi oleh sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal lain di luar dirinya. Daya dorong yang ada dalam diri seseorang, sering disebut motif. Daya dorong di luar diri seseorang, harus ditimbulkan pemimpin dan agar hal-hal ddi luar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih berbagai sarana atau alat yang sesuai dengan orang itu. Sejak adanya hubungan atasan-bawahan, manusia telah berusaha meneliti daya dorong yang menyebabkan bawahan bertindak. Sejarah menunjukkan bahwa daya dorong yang menyebabkan bawahan bertindak. Sejarah menunjukkan bahwa daya dorong itu berbeda dai masa ke masa. Dengan kata lain teori motivasi yang berlaku umum tidak akan pernah ada. Mula-mula orang mengaggap bahwa daya dorong itu adalah ketakutan, pada akhirnya ternyata bukan demikian. Diadakan percobaan dengan penerapan perbaikan cara kerja sebagai hasil penelitian time and motion studies, ternyata bahwa hal ini pun bukan sepenuhnya benar. Pengertian yang mendalam kepada manusia ternyata menjadi kunsci ditemukannya daya pendorong manusia untuk bertindak. Motivasi perusahaan yang dilakukan kepada pegawainya ialah dengan memanggil motivator yang handal yang mengetahui peranan sumber daya manusia untuk memotivasi para pegawainya. Dan juga biasanya motivasi yang dilakukan dengan cara personal yaitu motivasi dari atasan ke bawahannya. Teknik motivasi yang dilakukan kebanyakan berupa motivasi materil. Yaitu dimana para pegawai laut diberikan uang kompensasi pada saat berlayar dan diberikan bonus setiap kali berlayar. Dan untuk pegawai darat juga diberikan kompensasi. Setiap karyawan yang bekerja di perusahaan ini diberilkan jaminan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan. Namun motivasi leadership atau motivasi kepribadian itu jarang dilakukan karena untuk memanggil motivator itu memerlukan biaya yang mahal. Sehingga karyawan yang berprestasi di setiap cabang dipanggil ke pusat untuk mengikuti motivasi.
2.8 MUTASI DAN PEMINDAHAN Penyesuaian antara kebutuhan individu dan organisasi dalam pengembangan karir dapat ditempuh dengan cara mutasi personal. Mutasi personal (personal transfer) diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan/tempat kerja seseorang tenaga kerja baik secara vertikal maupun horizontal. Sementara Noe et al. menyebutkan transfer adalah perpindahan seorang pegawai ke pekerjaan lain yang ditugaskan ditempat yang lain diperusahaan . Dalam mutasi personal dimungkinkan dilakukan penyesuaian melalui pemindahan dari satu jabatan ke jabatan yang lain sesuai jalur pengembangan karir yang diinginkan atau tersedia. Mutasi ini dilakukan setiap tahun (rolling) untuk menciptakan kestabilan SDM di setiap cabang. Adapun tujuan mutasi personal adalah: 1. Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan jabatan yang ada dalam organisasi, sehingga dapat menjamin terjadinya kondisi ketenagakerjaan yang stabil. 2. Membuka kesempatan untuk pengembangan karir. Tujuan ini dimaksudkan untuk mendorong atau merangsang tenaga kerja agar berupaya menjangkau karir yang lebih tinggi. 3. Memperluas dan menambah pengetahuan. 4. Memperluas wawasan pengetahuan merupakan kebutuhan yang perlu mendapat perhatian dalam suatu organisasi. 5. Menghilangkan kejenuhan terhadap suatu jabatan. 6. Kebosanan dan kejenuhan akan menimbulkan tenaga kerja yang bersangkutan terjebak pada rutinitas kerja dan menurunkan gairah serta semangat kerjanya. 7. Memberikan imbalan terhadap prestasi kerja. 8. Suatu mutasi personal dapat dipergunakan untuk memberikan imbalan sebagai penghargaan kepada tenaga kerja yang berprestasi. 9. Membuka kesempatan terjadinya persaingan dalam meningkatkan prestasi kerja. 10. Sebagai pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran.
BENTUK-BENTUK MUTASI PERSONAL Berbagai bentuk mutasi personal dapat dipergunakan dalam suatu organisasi yang secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) golongan, yaitu Mutasi Vertikal dan Mutasi Horizontal. Suatu mutasi vertikal diartikan sebagai semua bentuk perubahan posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi atau lebih rendah tingkatannya yang biasanya diikuti dengan perubahan dalam pendapatannya. Sedangkan mutasi horizontal diartikan sebagai setiap perubahan posisi/jabatan/pekerjaan yang lain tetapi masih dalam tingkat/level manajemen yang sama.
MUTASI VERTIKAL: PROMOSI Suatu promosi diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan diikutiakan diikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status sosial seseorang.
DEMOSI Demosi merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan pangkat/posisi/jabatan/pekerjaan ke tingkat yang lebih rendah. PENANGGUHAN KENAIKAN PANGKAT Penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibta dari ketidakmampuan seorang tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau terkena hukuman pidana. PEMBEBASTUGASAN Pembebastugasan atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi vertical yang dilakukan dengan membebastugaskan seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaannya, tetapi masih mempearoleh pendapatan secara penuh. PEMBERHENTIAN Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaan yang sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan pemnberhentian pembayaran pendapatannya (upah/gaji).
MUTASI HORIZONTAL Berdasarkan tujuannya: JOB ROTATION Suatu job rotation atau perputaran jabatan mearupakan suatu bentuk mutasi personal dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan seorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Bentuknya adalah tour of area, tour of duty dan rehabilitasi. PRODUCTION TRANSFER Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditujukan untuk mengisi kekosongan pekerja pada suatu posisi/jabatan/pekerjaan tertentu yang harus segera diisi agar kontinuitas produksi dan peningkatannya dapat terjamin. REPLACEMENT TRANSFER Suatu penggantian tenaga kerja dalam organisasi yang ditujukan untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti pekerja-pekerja yang baru. VERSATILITY TRANSFER Versatility transfer merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan tertentu pada jabatan-jabatan yang memang membutuhkan kecakapan tersebut. SHIFT TRANSFER Suatu bentuk mutasi horizontal berupa pemindahan sekelompok tenaga kerja yang melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan yang sama . REMIDIAL TRANSFER Merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan seorang tenaga kerja pada jabatan/posisi/pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kerja yang bersangkutan. Berdasarkan sumber gagasan dilakukannya mutasi: PERSONAL TRANSFER Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas kehendak/keinginan tenaga kerja yang bersangkutan.
PRODUCTION TRANSFER Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas prakarsa organisasi sendiri, misalnya karena alasan untuk meningkatkan produktivitas, reorganisasi dan alasan lainnya. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan mutasi: TEMPORARY TRANSFER Suatu bentuk mutasi horizontal yang dilakukan dengan memindahkan untuk sementara waktu seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu sampai pejabat yang definitif menempati posnya. PERMANENT TRANSFER Sebagai kebalikan dari temporary transfer, dalam permanent transfer pemindahan seorang tenaga kerja dilakukan untuk jangka waktu lama dan bersifat difinitif.
2.9 PEMBERHENTIAN Secara juridis, hubungan kerja antara buruh (pegawai) dengan majikan (pemimpin perusahan) terjadi setelah aada perjanjian kerja antara kedua pihak yang bersangkutan. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang diadakan oleh buruh (pegawai) dengan majikan, di mana pihak pertama menyatakan kesanggupannya utnuk bekerja pada pihak kedua denagn menerima upah/gaji dan diman pihak kedua menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pihak pertama dengan membayar upah Selama perjanjian kerja mengikat kedua belah pihak, selama itu pula gubungan kerja tetap ada, namun pemutusan hubungan kerja dapat terjadi, walaupun perjanjian kerja masih mengikat kedua belah pihak. Pemutusan hubungan kerja dengan singkat sering disebut pemberhentian, sering tak dapat dielakkan dan ini disebabkan oleh keinginan majikan/pemimpin perusahaan, dapat pula karena kkeinginan buruh. Pada umumnya dalam praktek, perusahaanlah yang mengakhiri hubungan kerja sungguhpun kadan-kadangm pemberhentian terjadi karena keinginan pegawai. Pemutusan hubungan kerja, baik karena keinginan pegawai, maupun karena keinginan perusahaan tidak boleh dilakukan sewenang-wenang, harus dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenushi meliputi: tenggang waktu pemberhentian, saat dan izin pemberhentian, alasan pemberhentian dan pemberian uang pesangon serta uang jasa. ALASAN PEMBERHENTIAN Pada pokoknya, pemberhentian atau pemututusan hubungan kerja antara suatu perusahaan dengan seorang atau beberapa orang buruh atau pegawai, dapat digolongkan atas tiga sebab utama yaitu: a. Karena keinginan perusahaan b. Karena keingingan pegawai c. Karena sebab lain yang memutuskan hubungan kerja.
a. Karena keinginan perusaan Ada beberapa sebab, mengapa buruh diberhentikan karena keinginan perusahaan. Hal itu dapat digolongkan ke dalam delapang sebab yaitu; Tidak cakap dalam masa percobaan Alasan-alasan mendesak pegawai sering mangkir pegawai ditahan oleh alat negara pegawai dihukum oleh hakim pegawai sakit pegawai berusia lanjut Penutupan badan usaha atau pengurangan tenaga kerja.
b. Karena keinginan pegawai Sebagaimana majikan tau pemimpin perusahaan, maka buruh atau pegawai memunyai hak yang sama untuk mengakhiri hubungan kerja tersebut. Dalam hal tenggang waktu dan saat pemberhentian harus selalu diindahkan, kecuali dalam keadaan mendesak. Alasan pegawai minta berhenti dapat digolongkan kedalam embmpat sebab yaitu; Dalam masa percobaan Alasan-alasan mendesak Menolak bekerja pada majikan baru Karena sebab-sebab lain
c. Karena sebab-sebab lain Selain dari ketiga sebab utama di atas, pemberhentian buruh terjadi pula karena dua sebab lain. Kedua sebab itu adalah: karena buruh meninggal dunia, berakhir masa hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja. Pemutusan hubungan kerja karena kedua sebab terakhir ini, oleh seorang penulis disebut: hubunggan kerja putus demi hukum Pasal 1603 j KUHP, menyatakan sebagai berikut: perhubungan kerja berakhir dengan meninggalnya si buruh. Selanjutnya pasal 1603 e KUHP. Apabila pegawai meninggal dunia semasa masih dalam ikatan hubungan kerja, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan gantu rugi atau sekeadaar memberi uang kubur dan uang duka kepada keluarga yang ditinggalkan.
Adapun aturan undang-undang ketenaga kerjaan yatiu sebagai berikut: PEMBERHENTIAN Bagian Pertama Pemberhentian atas Permintaan Sendiri
Pasal 2 (1) Pegawai Negeri Sipil yang meminta berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil . (2) Permintaan berhenti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila ada kepentingan dinas yang mendesak. (3) Permintaan berhenti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat ditolak apabila Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan masih terikat dalam keharusan bekerja pada Pemerintah berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedua Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
Pasal 3 (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil (2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah 56 (lima puluh enam) tahun.
Pasal 4 (1) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dapat diperpanjang bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan tertentu. (2) Perpanjangan batas usisa pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah samapai dengan : 1. 65 (enam puluh lima) tahun bagu Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan: 1. Ahli Peneliti dan Peneliti yang ditugaskan secara penuh dibidang penelitian; 2. Guru Besar, Lektor Kepala, Lektor yang ditugaskan secara penuh pada perguruan tinggi; 3. Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden; 2. 60 (enem puluh) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan: 1. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Aanggota Mahkamah Agung; 2. Jaksa Agung ; 3. Pimpinan Kesekretaiatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara ; 4. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen ; 5. Sekretaris Jenderal, Isnpektorat Jenderal, Direktur Jenderal, dan Kepala Badan di Departemen ; 6. Eselon I dalam jabatan struktural yang tidak termasuk dalam angka 2, 3, dan 4; 7. Eselon II dalam jabatan struktural ; 8. Dokter yang ditugaskan secara penuh pada Lembaga Kedokteran Negeri sesuai dengan profesinya; 9. Pengawas Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Pengawas Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; 10. Guru yang ditugaskan secara penuh pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama; 11. Penilik Taman Kanak-kanak, Penilik Sekolah Dasar, dan Penilik Pendidikan Agama; 12. Guru yang ditugaskan secara penuh pada Sekolah Dasar; 13. Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden ; 3. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan: 1. Hakim pada Mahkamah Pelayaran; 2. Hakim pada Pengadilan Tinggi; 3. Hakim pada Pengadilan Negeri; 4. Hakim Agama pada Pangadilan Agama Tingkat Banding; 5. Hakim Agama pada Pengadilan Agama; 6. Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden .
Pasal 5
Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena mencapai batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, diberitahukan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan 1 (satu) tahun sebelum ia mencapai batas usia pensiun tersebut.
Bagian Ketiga
Pemberhentian Karena Adanya Penyederhanaan Organisasi
Pasal 6
Apabila ada penyederhanaan suatu organisasi Negara yang mengakibatkan adanya kelebihan Pegawai Negeri Sipil, maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu disalurkan kepada satuan organisasi lainnya.
Pasal 7
Apabila penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak mungkin dilaksanakan, maka Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau dari jabatan Negeri dengan mendapat hak-hak Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keempat Pemberhentian Karena Malakukan Pelanggaran/tindak Pidana/Penyelewengan
Pasal 8
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil karena: 1. melanggar Sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil , Sumpah/janji jabatan Negeri atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil ; atau 2. dihukum penjara, berdasarkan keputusanPengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena dengan sengaja melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun, atau diancam dengan pidana yang lebih berat. Pasal 9
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila dipidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, karena: 1. melakukan suatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan; atau 2. melakukan suatu tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 samapi dengan Pasal 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Pasal 10
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila ternyata malakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila adan atau Undang- Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah . Bagian Kelima Pemberhentian Karena Tidak Cakap Jasmani Atau Rohani
Pasal 11
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak Kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila berdasarkan surat keterangan Team Penguji Kesehatan dinyatakan: 1. tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan Negeri karena kesehatannya; atau 2. menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau lingkungan kerjanya; atau 3. setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali. 2.10 PENSIUNAN Pensiunan adalah suatu pemutusan kerja yang harus dilakukan oleh pegawai dan tergantung dari kemampuan pegawai. Sehingga pada perusahaan ini ada 3 jenis pensiun yaitu : 1. pensiun pada umur 55 tahun dan jika masih sanggup bisa menunda pensiun selama setahun atau perusahaan masih mencari pengganti pegawainya yang ingin pensiun. 2. Pensiun dini 45 tahun, pensiun ini memang terlalu cepat. Namun ini adalah kebijaksanaan dari perusaan bagi pegawainya yang sakit. 3. Pensiun dini 50 tahun, yaitu pensiun murni. Pemensiunan pegawai tidak seluruhnya sama dengan pemberhentian pegawai. Memang ada persamaan di antara keduanya, yakni pemutusan hubungan kerja karena sesuatu sebab tertentu. Pada pemensiunan sebagaimana pada pemberhentian, terdapat juga soal ganti rugi, meskipun sifatnya lain daripada ganti rugi pada pemberhentian. Ganti rugi pada pemberhentian bersifat sekali saja, sedang ganti rugi pada pemensiunan, lebih tepat disebut jaminan hari tua bersifat pembayaran berulang-ulang Masalah pemensiunan pada perusahaan swasta di negara kita, masih merupakan masalah yang belum mendapatkan perhatian sepenuhnya. Malah masih merupakan suatu kenyataan pemberian jaminan hari tua kepada pegawai, dikala perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan pegawai karena pegawai sudah berusia lanjut, belum lagi umum dianut oelh perusaan swasta, terlebih oleh perusahaan kecil di negara kita. Hal ini terutama disebabkan oleh karena perusahaan bersangkutan belum mempunyai keuangan yang kuat, sehingga pegawai yang memberikan jasanya selama berpuluh-puluh taun tidak dapat dihidupi oleh perusahaan, selama pegawai yang bersangkutan tidak mampu lagi mencari nafkan. Meskipun demikian, pendirian tersebut sedikit demi sediti mengalami perubahan, terutama dalam peruhsahaan besar swasta. Demikian juga pegawai negeri, meskipun balas jasa yang diterimanya lebih besar jika ia bekerja pada perusaan swasta. Ini membuktika bahwa jaminan hari tua bagi egawai berperan dan tidak kecil artinya. Beberapa perusahaan besar swasta di dindonesia menyadari hal itu dan berusaha memberi jaminan hari tua bagi pegawainya Ada baiknya pensiun diberikan dengan didahului masa peralihan beberapa bulan dengan menerima upah penuh, sebelum diberi uang pensiun. Pada waktu pensiun, diberi juga uang jasa berpa modal usaha yang dapat dikerjakannya di hari tua. Dalam bab ini akan dibicarakan pengambil inisiatip dalam pemensiunan, cara pembiayaan pensiun, sebuah contoh peratuaran pensiunan dan pemensiunan pegawai negeri di indonesia. CARA PEMBIAYAAN PENSIUNAN Telah dikemukakan tadi bahwa banyak perusaan di indonesia terutama perusahaan kecil belum mampu memberikan pensiun kepadaa pegawainya kareana keuangannya yang lemah. Namun disadari oleh perusahaan-perusahaan tersebut bahwa pemberian pensiun, merupakan suatu daya perangsang pula. Dengaan demikian jelas, sallah satu masalah penting dalam pemeniunan adalah masalah baaimana pembiayaan pensiun. Dalam perusahaan yang sudah menganut sistem pemmberian pensiun umumnya pembiayaan pensiun dilakukan dengan memilih salah satu dari tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah sebagai berikut: 1. dibiayai oleh pegawai 2. dibiayai oleh perusahaan 3. dibiayai secara bersama oleh kedua belah pihak
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dari pembuatan paper ini, saya dapat menarik kesimpulan bahwa setiap perusahaan memiliki data personalia yang berbeda-beda. Untuk data personalia mengenai pemberhentian, setiap perusahaan mengambil patokan pada hukum ketenaga kerjaan, tapi pada setiap perusahaan biasanya membuat kontrak kerja sendiri yang disetujui oleh kedua belah pihak antara karyawan dan perusahaan untuk memulai pekerjaannya. Dalam sistem pelatihan dan pendidikan pegawai lebih ditekankan kepada karyawan darat sedangkan untuk karyawan laut perusahaan ini memilih untuk menerima karyawan yang sudah berpengalaman sehingga untuk karyawan laut, perusahaan tidak perlu lagi melakukan program pelatihan dan pendidikan kepada karyawan laut. Karena untuk melakukan pelatihan dan pendidikan dibutuhkan biaya yang banyak, sehingga perusahaan dapat memanaje pengeluarannya. Untuk pemberian motivasi kepada para karyawannya, tidak ada tindakan yang intensif berupa memanggil motivator dari pusat untuk membekali dan memberikan motivasi bagi karyawannya. Tetapi untuk karyawan yang memiliki kredebilitas yang baik akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan, pelatihan, dan motivasi. Namun karyawan darat dan laut lebih ditekankan dengan pemberian motivasi berupa materil (bonus, uang berlayar, uang bongkar muat, dll) SARAN Semoga dengan adanya paper ini para pembaca dapat mengetahui bagaimana suatu badan personalia di setiap perusahaan itu bekerja dan para pembaca juga mendapat wawasan baru mengenai data personalia terutama pada kapasitas materi Manajement Personalia.
DAFTAR PUSTAKA
Simorangkir David, bagian personalia PT.(Persero) Perikanan Nusantara, Benoa, Bali, 2008 Manullang Marihot, Manajemen Personalia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2006 Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Karyawan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT_Sumatera Prima Fibreboard Inderalaya INDOSKRIPSI.htm Perpustakaan Perguruan Tinggi Kesatuan Bogor - WELCOME Dibangun dengan GDL4_2.htm