JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2008
PEMBERHENTIAN JAYAPURA Undang-Undang (UU) menjamin pemberhentian sementara terhadap seorang pegawai negeri sipil (PNS) apabila yang bersangkutan ditahan karena melakukan tindak pidana umum/korupsi. Selain memberhentikan sementara, UU juga menyatakan pemberian gaji kepada yang bersangkutan hanya sebesar 50 persen dari pendapatan yang diterima sebelumnya. Hal demikian sebagaimana dikatakan Kepala Bidang Pengolahan Sekertariat Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK), Supardianto saat memberikan materi dalam Rapat Koordinasi Teknis Kepegawaian Provinsi Papua, di Sasana Krida, Selasa (23/9). Menurut Supardianto, dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian Sementara bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), pemberhentian sementara ini perlu didasari oleh adanya surat penahanan dari kepolisian atau dari kejaksaan terhadap pegawai yang bersangkutan. Sebab dengan dasar surat penahanan itu, akan dijadikan sebagai dasar untuk memberikan gaji hanya sebesar 50%. Dikatakan, jika dalam persidangan kemudian pegawai yang bersangkutan dinyatakan bebas atau tidak bersalah, maka yang bersangkutan bisa ditarik lagi sebagai PNS dan gajinya diberikan 100%, termasuk gaji sisa 50% yang tidak diberikan selama menjalani masa tahanan juga akan diberikan kepada pegawai tersebut. Namun, jika dalam persidangan itu pegawai yang bersangkutan dinyatakan bersalah maka dapat diberhentikan dan gajinya sama sekali tidak diberikan. Kendati begitu, proses pemberhentian terhadap pegawai ini, tentu harus didasarkan kepada adanya putusan pengadilan yang bersifat inkrah (tidak ada upaya banding lagi setelah adanya putusan itu). Akan tetapi, jika pegawai itu masih melakukan upaya banding, maka proses pemberhentiannya belum bisa dilakukan.
PENSIUNAN Telah dikemukakan tadi bahwa banyak perusaan di indonesia terutama perusahaan kecil belum mampu memberikan pensiun kepadaa pegawainya kareana keuangannya yang lemah. Namun disadari oleh perusahaan-perusahaan tersebut bahwa pemberian pensiun, merupakan suatu daya perangsang pula. Dengaan demikian jelas, sallah satu masalah penting dalam pemeniunan adalah masalah baaimana pembiayaan pensiun. Dalam perusahaan yang sudah menganut sistem pemmberian pensiun umumnya pembiayaan pensiun dilakukan dengan memilih salah satu dari tiga cara. Ketiga cara tersebut adalah sebagai berikut: 1. dibiayai oleh pegawai 2. dibiayai oleh perusahaan 3. dibiayai secara bersama oleh kedua belah pihak