Anda di halaman 1dari 11

Usaha Budidaya dan Pengolahan Jamur Tiram

Saya Ria Fitriani Rachman, cita-cita saya adalah menjadi pengusaha sukses yang bermanfaat bagi banyak orang dan memiliki kebebasan
finansial di usia 25 tahun. Saya baru ingin merintis usaha budidaya jamur tiram. Jamur tiram atau Pleurotus ostreatus sedang naik daun di dunia
kuliner karena kandungannya yang memiliki banyak protein, anti oksidan, mencegah tumor dan menurunkan kolesterol. Jamur merupakan
tumbuhan yang dapat tumbuhditempat lembab seperti kayu basah. Namun, dalam hal membudidayakan dibutuhkan media tanam yang sering
disebut baglog. baglog ini terdiri dari kayu (dalam hal ini kita menggunakan serbuk kayu sisa gergajian , halus seperti pasir) kemudian di campur
dedak/ bekatul sebagai nutrisi, kemudian ditambah kapur untuk menetralisir tingkat keasaman/ basa kayu. kemudian media ini di masukkan ke
dalam plastik (seperti polibag), di sterilisasi (karena semua jamur dapat tumbuh di kayu), di inokulasi bibit jamur (spora jamur tiram) dan
seterusnya sampai ia berbuah.












Banyak hal yang mendasari saya ingin menjalankan bisnis budidaya jamur ini. Selain permintaan pasar yang meningkat di dalam negeri
maupun luar negeri, jamur tiram juga dapat diolah sendiri menjadi olahan makanan yang lezat dan bergizi. Kita dapat mengembangkan usaha
dimulai dari membudidayakan hingga mengolah makanan berbahan dasar jamur.
Paman saya memiliki usaha mebeul. Dan sesekali saya berkunjung di tempat usaha paman saya, saya melihat begittu banyak serbuk
kayu yang hanya dibuang dan tak dimanfaatkan. Bahkan beterbangan sehingga mengganggu warga di sekitar usaha paman saya. Saya berpikir
bagaimana agar serbuk kayu tersebut dapat berguna bahkan menghasilkan uang. Oleh karena itu serbuk kayu yang dapat mencapai 30 kg per
bulan dimanfaatkan menjadi baglog jamur yang akan saya budidayakan.
Ibu saya menderita penyakit jantung dan harus menurunkan kolesterol dalam tubuhnya, tetapi beliau menyukai makanan yang lezat.
Karena itu, ibu saya harus lebih sering mengkonsumsi jamur sebagai makanan pengganti. Selain tetap lezat, kandungannya juga baik untuk
kesehatan. Terlebih lagi harga jamur tiram di pasaran terbilang mahal. Sehingga, usaha catering dan juga usaha rumah makan lebih sering
memasok jamur segar dari petani jamur.
Oleh karena hal tersebut saya semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha ini. Dengan bantuan serbuk kayu gratis oleh paman
saya, saya dapat membuat baglog (media tanam) jamur sendiri tanpa kendala dan hanya membutuhkan ruangan gudang di rumah saya yang
berukuran 6 x 2,6 m
.
Yang diperlukan hanyalah cara merawat dan memelihara ruangan. Untuk merawat jamur dibutuhkan baglog dan juga
kumbung tempat penyimpanan dalam ruangan. Keuntungan dari serbuk kayu paman saya, saya dapat membuat baglog sendiri sehingga biaya
produksi menjadi lebih rendah, dan penjualan jamur lebih tinggi. Baglog yang saya uat juga dapat dijual ke petani jamur lain, selain itu saya
juga dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar untuk pemeliharaan dan pembuatan baglog.
Saya memiliki Modal yang diberikan oleh orang tua sebanyak Rp.10.000.000,-. Selain itu saya juga memiliki tabungan yang akan saya
jadikan modal tambahan sejumlah Rp.3.000.000,-.Modal awal yang saya miliki adalah Rp. 13.000.000,-
Tahapan budidaya jamur, antara lain: membuat media dari serbuk gergaji dicampur kapur dan dedak, lalu diaduk dan diayak dengan sedikit
air/dibasahi; sterilisasi selama 5 jam dengan 100 derajat, dalam karung atau plastic; setelah dingin diinokulasi/masukin bibit; lalu masukan
kapas, ikat dengan karung; disimpan di ruang inkubasi selama 2 bulan, baru kemudian dipanen.

Dalam satu hari, saya dapat menghasilkan 300 kilo jamur. Untuk menghasilkan jamur yang bagus, harus memiliki kelembaban suhu 18-25
derajat. Adapun biaya operasionalnya membutuhkan 80 karung serbuk gergaji.


Contoh gambar baglog
Dimulai dari kapasitas yang minimum (misalkan : 4.000 baglog / media tanam.
Hitungan modal kerja :
Kapasitas kumbung untuk 4.000 baglog (media tanam).
Luas bangunan 6 m x 2,60 m (rak terdiri dari 5 tingkat sebanyak 3 baris) = 15,60 m
2
.
Alat kerja bantu : selang, drum plastik, sprai dll.
Cara hitung :
Modal untuk investasi:
Biaya untuk pembuatan kumbung 15,60 m
2
@ Rp 200.000,- = Rp 312.000,-
Pembelian alat bantu kerja (ls) = Rp 400.000,-
Jumlah modal investasi = Rp 3.720.000,-
Modal operasional:
Pengadaan Media tanam = 4000 @Rp 1000 = Rp 4.000.000,-
Gaji pegawai = 2 @2.000.000 = Rp 4.000.000,-
Pemeliharaan = Rp 500.000,-
Jumlah modal operasional= Rp 8.500.000,-

TOTAL MODAL AWAL Modal (Investasi + operasional) = Rp 12.220.000,-

HITUNGAN HASIL PRODUKSI :
Rumus dasar :
Jangka waktu produksi 3 bulan.
1 Media tanam akan menghasilkan diantara (0,4 - 0,6 ) kg per 1 kali jangka produksi.
Harga jual dipasar sekitar ( 15.000,-) per kg.
Hitungan : 0,60 x 4000 x Rp 15.000,- = Rp 36.000.000,-

HITUNGAN PROFIT / KEUNTUNGAN :
Rp 36.000.000 - Rp 12.220.000,-= Rp 23.780.000,- per 3 bulan.
Keuntungan per bulan adalah Rp 7.926.666,-
Dengan keuntungan Rp 7.926.666,-
Apabila telah mendapat keuntungan sejumlah Rp 7.926.000,- dapat dipastikan usaha akan dengan mudah dikembangkan. Terlebih lagi peluang
untuk melakukan ekspansi ke dunia ekspor jamur terbuka lebar sebab adanya permintaan ekspor bagi petani jamur tiram, namun belum dapat
dipenuhi karena terbatasnya hasil produksi petani lain.
Dapat diketahui keuntungan per-tahun mencapai Rp 95.112.000,

Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Jamur Tiram
NO Cash Flow
Pemasukan
(benefit) (Rp)
Pengeluaran
(cost) (Rp)
Net in Flow
(Rp)
Kas awal
(Rp)
Kas akhir
(Rp)
1 Januari Rp 36.000.000,- 12.220.000,- 23.780.000 780.000 24.560.000
2 Februari Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 24.560.000 52.060.600
3 Maret Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 52.060.600 79.560.000
4 April Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 79.560.000 107.060.000
5 Mei Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 107.060.000 134.560.000
6 Juni Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 134.560.000 162.060.000
7 Juli Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 162.060.000 189.560.000
8 Agustus Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 189.560.000 217.060.000
9 September Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 217.060.000 244.560.000
10 Oktober Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 244.560.000 272.060.000
11 November Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 272.060.000 299.560.000
12 Desember Rp 36.000.000,- Rp 8.500.000,- 27.500.000 272.060.000 327.060.000



ANALISA KELAYAKAN INVESTASI
1. NPV (Nett Present Value)
Rp 12.220.000,-
NPV = (Benefit total1 x Pf) ( Cost Total x Pf)
Untuk n=0
Diketahui : i=10%



NPV
0
= (Benefit total
0
x Pf) ( Cost Total
0
x Pf)
= 0 x 1 Rp. Rp 12.220.000,- x 1
= Rp 12.220.000,-


Untuk n=1, i=10%

= 0,91

NPV1 = (Benefit total 1 x Pf) ( Cost Total

1x Pf)
= Rp. 432.000.000 x 0,91 Rp. 105.720.000 x 0,91
= Rp. 393.120.000 Rp. 96.205.200
= Rp.296.914.800,-




I n Ct Bt Pf Ct x Pf Bt x Pf NPV
10%
0 Rp 12.220.000,- 0 1 Rp 12.220.000,- 0 - Rp 12.220.000,-
1 Rp. 105.720.000 Rp. 432.000.000 0,91 Rp. 96.205.200 Rp. 393.120.000 Rp 296.914.800
TOTAL Rp. 117.940.000 Rp. 432.000.000 Rp. 108.425.200 Rp. 393.120.000 Rp. 284.694.800






2. IRR (Internal Rate of Return)
MENGHITUNG IRR
Untuk i= 10 %
NPVt1 = NPV0 +


= - Rp 12.220.000 +


= -Rp 12.220.000+ Rp.269.922.545 = Rp. 257.702.545
Untuk it= 30 %
NPVt2= NPV0 +


=- Rp 12.220.000 +


= - Rp 12.220.000 + Rp. 228.396.000 = Rp. 240.616.000
Jadi, IRR = i +

x (iti)
= 0,1 +


x (0,3 0,1)
= 0,1 + 15,08 x 0,2
= 3,116 = 311,6 %





3. BCR (benefit Cost Ratio)
BCR =



=

= 3,66
= 366 %

4. PP (Payback Period)
PP =



=


= 0,0397= 0,5 bulan= 15 hari setelah masa produksi
Masa inkubasi 3 bulan+ 15 hari

Anda mungkin juga menyukai