89
IES 2004 – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
Ed
N (s )
R Ld eo
−
I ref (s ) + 1 α (s) + 1 I o (s )
K p 1 + Ed
sTI sLd
−
enam kali frekuensi sumber. Riak arus keluaran Gambar. 3. Diagram blok sumber arus terkendali.
selanjutnya ditapis dengan menggunakan induktor
perata arus. Akan tetapi jika sumbernya tidak
setimbang, arus keluaran bisa mengandung riak yang 3 2
frekuensinya rendah sehingga susah untuk ditapis. yang mana E d = Vll untuk konverter thyristor
π
Riak frekuensi rendah ini akan tetap muncul enam-pulsa dengan Vll menyatakan nilai rms
walaupun kita menggunakan konverter thyristor yang
jumlah pulsanya lebih banyak lagi. tegangan sumber AC , dan E d = nilai rata-rata
Jika sumber yang tersedia adalah sumber tegangan tegangan DC untuk konverter DC-DC. Berdasarkan
DC, sumber arus searah yang terkendali didapat persamaan (1), jelas bahwa perubahan gain
dengan menggunakan konverter DC-DC empat pengendali PI bisa mengurangi sensitivitas arus
kuadran seperti terlihat di Gb. 2. Sumber tegangan keluaran pada sinyal gangguan. Akan tetapi,
DC bisa didapat dari batere atau hasil penyearahan perubahan PI juga akan merubah respon arus
dengan menggunakan penyearah dioda. Saklar-saklar keluaran terhadap sinyal acuan. Akibatnya, respon
konverter daya dikendalikan dengan teknik modulasi optimum terhadap sinyal acuan belum tentu optimum
lebar pulsa (PWM) sehingga didapat penguatan yang dilihat dari segi sinyal gangguan, atau sebaliknya.
linier. Gb. 4 dan 5 memperlihatkan respon arus keluaran
Pengendali arus standard yang umum digunakan konverter thyristor dan konverter DC-DC pada
adalah pengendali jenis proportional-integral (PI). kondisi sumber tegangan yang ideal dan nonideal.
Jika pengendali ini digunakan maka galat keadaan Pada konverter thyristor, tegangan tak setimbang
tunak arus keluaran secara teoritis sama dengan nol. disimulasikan dengan menyisipkan induktansi
Dengan menggunakan pengendali ini, diagram blok sebesar 2,5 mH ke salah satu fasa sumber. Adanya
yang merepresentasikan kinerja dinamik konverter tegangan tak setimbang menyebabkan munculnya
bisa kita gambarkan seperti terlihat di Gb. 3. Pada riak frekuensi rendah yang cukup besar. Jika harus
gambar ini, konverter daya digambarkan sebagai ditapis hanya dengan induktor riil, kita memerlukan
suatu penguat tetap. Untuk menyederhanakan induktor yang sangat besar, berat, mahal, dan
pembahasan, adanya waktu tunda di dalam konverter menimbulkan banyak susut daya. Pada konverter
diabaikan (Waktu tunda ini harus diperhitungkan DC-DC, sumber DC didapat dari hasil penyearahan
dalam analisis yang lebih detil). Beban sumber AC 100 V 50 Hz dengan menggunakan
direpresentasikan hanya sebagai suatu induktor. penyearah dioda. Filter kapasitor digunakan untuk
Pengarus resistansi beban dan tegangan dalam meratakan tegangan keluaran. Pada filter kapasitor
direpresentasikan sebagai suatu sinyal gangguan. yang kecil, tegangan DC masukan konverter akan
Pada sinyal gangguan, dimasukkan pula pengaruh mengandung riak frekuensi rendah. Adanya riak
tegangan tak setimbang (jika sumbernya AC) dan frekuensi rendah di sumber tegangan menyebabkan
fluktuasi tegangan sumber DC (jika sumbernya DC). munculnya riak frekuensi rendah di arus keluaran
Berdasarkan diagram blok di Gb. 3, maka respon konverter. Riak ini akan tetap munculnya walaupun
arus keluaran konverter daya adalah: digunakan frekuensi penyaklaran yang tinggi.
3. Induktor Virtual
Persamaan (1) menunjukkan bahwa pengaruh sinyal
gangguan bisa ditekan bila induktansi beban
dinaikkan. Akan tetapi selain menekan pengaruh
90
IES 2004 – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
yang masuk ke induktor sebenarnya sebesar hasil ini akan merubah respon arus keluaran secara
diferensiasi arus beban. Konstanta diferensiator sama keseluruhan. Respon arus keluaran terhadap acuan
dengan besarnya induktansi yang kita inginkan. akan melambat jika induktnasinya diperbesar.
Dengan kata lain, kita bisa menggantikan peran Induktor virtual bisa diimplementasikan dengan
induktor tambahan dengan cara mengukur arus menggunakan komponen elektronika diskrit maupun
beban, melakukan diferensiasi, dan hasilnya dengan software (dengan mikroprosesor).
digunakan untuk mengurangi tegangan beban. Induktor virtual yang diimplementasikan dengan
Karena efeknya sama dengan peran induktor maka software bisa dibuat mempunyai karakteristik unik
teknik ini didefinisikan sebagai induktor virtual. yang tidak mungkin dipunyai oleh induktor riil.
Perlu dicatat bahwa fungsi alih diagram blok di Gb. Induktor bisa dirancang sedemikian rupa sehingga
6(a) dan 6(b) adalah sama, yaitu: hanya memberikan respon terhadap sinyal-sinyal
tertentu. Induktor virtual bisa dirancang sehingga
hanya memberikan respon pada komponen error
91
IES 2004 – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
− K p E d (1 + sT I )
I o ( s) = I ref ( s )
K p E d (1 + sT I ) + s 2 L d T I
I ref (s ) + 1 α (s ) + + 1 I o (s)
K p 1 + Ed
sTI sLd
−
+
sT I
− N (s)
K p E d (1 + sT I ) + s 2 (L d + Lv )T I
sLv
Ed
(6)
Persamaan (6) menunjukkan bahwa induktor virtual
hanya memberikan respon terhadap sinyal gangguan.
(c) Induktor virtual yang hanya merespon galat. Perubahan nilai induktor virtual tidak akan merubah
respon sistem terhadap sinyal acuan.
N (s )
Diagram blok di Gb. 6(d) memperlihatkan bahwa
− penggunaan induktor virtual yang hanya respon
I ref (s ) + 1 α (s ) + + 1 Io (s) terhadap sinyal gangguan mempunyai bentuk mirip
K p 1 + Ed
sTI sLd
dengan pengendali yang dilengkapi “disturbance
− −
observer.” Induktor virtual di Gb. 6(d) memang akan
Lv + − sLv berbentuk sama dengan disturbance observer jika
Ld Ed
besarnya induktansi virtual sama dengan induktansi
beban. Jadi, disturbance obeserver hanyalah kasus
khusus dari konsep induktor virtual.
Persamaan (6) menunjukkan bahwa semakin besar
(d) Induktor virtual hanya respon terhadap sinyal
induktor virtual maka pengaruh sinyal gangguan akan
gangguan.
semakin teredam. Akan tetapi dalam praktek,
penggunaan diferensiator dengan penguatan yang
Gambar. 6. Induktor virtual.
besar akan menyebabkan sistem sangat sensitif
terhadap noise. Adanya noise menyebabkan kita
pengendali jenis diferensiator. Dengan menggunakan
tidak bisa menggunakan diferensiator yang terlalu
induktor virtual semacam ini, fungsi alih arus beban
besar. Pengaruh noise bisa dikurangi dengan
menjadi berikut ini:
memasang low pass filter di sisi keluaran induktor
virtual. Frekuensi cut-off dari filter tidak boleh terlalu
92
IES 2004 – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
rendah dan juga tidak boleh terlalu tinggi. Dari hasil Gb. 8(a) dan 8(b) memperlihatkan respon
analisis Bode plot, frekuensi cut-off sebesar setengah peralihan arus keluaran pada sistem yang tidak dan
frekuensi switching sudah mencukupi. dengan induktor virtual (lima kali induktansi beban)
Dalam praktek, kita bisa menggunakan beberapa pada saat arus acuannya diubah secara mendadak.
jenis induktor virtual sekaligus. Misal induktor Arus acuan diubah secara periodik dari minus ke plus
virtual yang hanya respon terhadap gangguan dipakai dan sebaliknya. Terlihat dengan jelas bahwa
bersamaan dengan induktor virtual yang hanya penggunaan induktor virtual hampir tidak
respon terhadap galat. berpengaruh sama sekali pada respon peralihan.
Dengan kata lain, proses perancangan pengendali
4. Hasil Percobaan untuk memperbaiki respon arus keluaran terhadap
Untuk menguji validitas konsep yang diusulkan, acuan dan respon terhadap gangguan bisa dilakukan
suatu konverter dc-dc empat kuadran telah dibuat. secara terpisah. Teknik perancangan secara terpisah
Konverter dc-dc dibuat dengan menggunakan modul ini melahirkan dua derajat kebebasan atau biasa
transistor bipolar sebagai saklar daya. Sumber dikenal sebagai “two degree of freedoms.”
tegangan dc didapat dari sumber tegangan AC satu-
fasa dengan menggunakan penyearah dioda.
Besarnya sumber AC diatur sedemikian rupa
sehingga nilai rata-rata tegangan dc mendekati 100
V. Tegangan keluaran penyearah diratakan dengan
menggunakan kapasitor. Karena kapasitornya tidak
terlalu besar (500 µF) maka tegangan dc yang
didapat masih mengandung riak frekuensi rendah
(terutama frekuensi 100 Hz). Saklar-saklar transistor
dibuka-tutup dengan frekuensi penyaklaran 2000 Hz.
Teknik modulasi lebar pulsa (PWM) digunakan
untuk mengatur pembukaan dan penutupan saklar.
Teknik PWM yang digunakan adalah teknik PWM
unipolar [5]. Sebagai beban digunakan induktor 10
mH dan resistor 5 Ohm yang terhubung seri. Sebagai
pengendali arus digunakan pengendali jenis PI
dengan konstanta Kp = 1,8 dan TI = 0,004 s. Untuk (a) Tanpa induktor virtual.
mengurangi derau, digunakan low-pass filter
Chebyshev order satu dengan frekuensi cut-off 1000
Hz. Pengendali, tapis low-pass, dan induktor virtual
semuanya diimplementasikan dengan komponen
elektronika diskrit analog.
Gb. 7(a) memperlihatkan arus keluaran konverter
tanpa menggunakan induktor virtual. Terlihat dengan
jelas adanya riak frekuensi rendah pada arus
keluaran. Amplitudo riak arus beban mencapai
sekitar 300 mA. Gb. 7(b), 7(c), dan 7(d)
memperlihatkan arus keluaran konverter pada
bermacam nilai induktor virtual. Semakin besar
induktor virtual maka semakin besar redaman riak
arus frekuensi rendahnya. Pada induktor virtual (b) Induktor virtual Lv = 0,5 Ld.
sebesar lima kali induktansi beban, amplitudo riak
arus beban tinggal sekitar 50 mA. Riak yang tersisa
adalah riak frekuensi tinggi yang muncul akibat
proses penyaklaran konverter. Riak frekuensi tinggi
ini tidak bisa dihilangkan dengan induktor virtual.
Pada percobaan ini, nilai induktor virtual maksimum
yang bisa digunakan adalah lima kali induktansi
sumber. Jika induktansi virtualnya terlalu besar maka
adanya derau akan diperkuat oleh induktor virtual
dan mengganggu kinerja rangkaian generator pulsa
PWM. Jika induktor virtual yang lebih besar ingin
digunakan maka kita harus mengganti sistemnya
dengan sistem digital yang lebih tahan terhadap
(c) Induktor virtual Lv = Ld.
derau.
93
IES 2004 – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS
Rujukan
[1] H. Jin, G. Joos, M. Pande, and P. Ziogas,
Feedforward Techniques Using Voltage Integral
Duty-Cycle Control, IEEE Power Electr. Spec.
(d) Induktor virtual Lv = 5 Ld. Conf., 1992, pp. 370-377.
Ver : 200 mA/div Hor : 10 ms/div. [2] H. Jin, S. B. Dewan, and J. D. Lavers, A New
Gambar. 7. Hasil percobaan arus keluaran kondisi Feedforward Control Technique for AC-DC
tunak. Switchmode Power Supplies, IEEE Applied
Power Electr. Conf., 1992, pp. 376-382.
[3] Y. F. Liu and P. C. Sen, A Novel Method to
Achieve Zero-Voltage Regulation in Buck
Converter, IEEE Trans. Power Electr., Vol. 10,
No. 3, May 1995, pp. 292-301.
[4] B. Arbetter and D. Maksimovic, Feedforward
Pulse Width Modulators for Switching Power
Converters, IEEE Trans. Power Electr., Vol. 12,
No. 2, March 1997, pp. 361-368.
[5] Mohan, Undeland, and Robin, Power Electronics,
Wiley, 3rd ed., 2003.
5. Kesimpulan
Konsep induktor virtual dan penggunaannya
untuk memperbaiki kinerja pengendali arus keluaran
konverter daya diusulkan dalam makalah ini.
Terbukti bahwa induktor virtual bisa meredam
gangguan tanpa berpengaruh pada respon sistem
94