Barangsiapa yang qiyaamul lail pada bulan Ramadlan dengan iman dan ikhlas, maka
diampunilah dosanya yang telah lalu (Muttafaqun alaih).
Istilah tarawih adalah istilah dari para Ulama untuk mengisyaratkan sholat malam yang
biasa dilakukan berjamaah pada bulan Ramadlan. Disebut sebagai tarawih karena
biasanya dilakukan dalam waktu yang cukup lama, sehingga membutuhkan waktu
beristirahat sejenak (
Rasulullah keluar untuk sholat malam di bulan Ramadhan sebanyak tiga
tahap: malam ketiga, kelima dan kedua puluh tujuh untuk sholat bersama umat di masjid.
Rasulullah sholat bersama mereka sebanyak delapan rakaat, dan kemudian
mereka menyempurnakan baki sholatnya di rumah masing-masing.
Bantahan:
Dalam nukilan hadits yang ditulis dalam blog penentang dakwah Ahlussunnah tersebut
terdapat kalimat:
Nabi shollallaahu alaihi wasallam sholat bersama mereka 8 rokaat, kemudian mereka
menyempurnakan sisanya di rumah mereka.
Pada catatan kaki (nomor 8), dikatakan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Bukhari
dan Muslim.Padahal, jika kita simak dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, tidak ada lafadz
semacam itu. Ini adalah kesalahan yang menunjukkan kelemahan mereka dalam ilmu hadits.
Semestinya, dalam riwayat alBukhari dan Muslim disebutkan:
Dari Aisyah : Sesungguhnya Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam sholat di masjid pada
suatu malam, kemudian sholatlah bersama beliau sekelompok manusia. Kemudian sholat
pada malam selanjutnya, sehingga banyaklah manusia. Kemudian pada malam ke-3 dan ke-
4 manusia berkumpul, tetapi Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam tidak keluar menuju
mereka. Ketika pagi hari beliau bersabda: Aku telah melihat apa yang kalian lakukan.
Tidaklah ada yang mencegahku untuk keluar menuju kalian kecuali aku khawatir (sholat
malam) diwajibkan bagi kalian. (Perawi berkata): Yang demikian itu terjadi pada bulan
Ramadlan (riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hal perbuatan, riwayat yang menunjukkan jumlah rokaat sholat malam Nabi adalah
11 rokaat, dan ada juga riwayat yang menyatakan 13 rokaat.
Riwayat yang menunjukkan 11 rokaat adalah keadaan yang paling sering beliau lakukan.
Dari Abu Salamah bin Abdirrahman yang mengkhabarkan bahwa ia bertanya kepada Aisyah
radliyallaahu anha tentang bagaimana sholat Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam pada
bulan Ramadlan. Aisyah berkata:Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam tidaklah
menambah pada bulan Ramadlan maupun pada bulan lainnya lebih dari 11 rokaat
(Muttafaqun alaih).
Riwayat yang menunjukkan 13 rokaat:
Dari Aisyah radliyallaahu anha beliau berkata: Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam
sholat malam 13 rokaat, kemudian sholat dua rokaat ringan setelah mendengar adzan
Subuh (riwayat al-Bukhari).
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaany menyatakan bahwa kedua riwayat itu tidak bertentangan
karena bisa jadi (pada yang 13 rokaat) adalah termasuk sholat Sunnah bada isya, atau bisa
juga yang dimaksud adalah tambahan 2 rokaat yang ringan dilakukan (Lihat Fathul Baari juz
4 halaman 123).
Sedangkan dalam hal ucapan, beliau hanya menyatakan bahwa sholat malam itu 2 rokaat-2
rokaat tanpa membatasi jumlah rokaat tertentu sebagaimana hadits Mutafaqun alaih.
Syubhat ke-3: Ada riwayat khusus dari Ibnu Abbas yang
menunjukkan bahwa Nabi sendiri pernah sholat pada bulan
Ramadlan 20 rokaat tambah witir
Dalil yang digunakan adalah hadits:
Rasulullah shollallaahu alaihi wasallam sholat pada bulan Ramadlan dengan tidak
berjamaah 20 rokaat dan witir
Bantahan:
Hadits itu lemah karena adanya perawi yang bernama Abu Syaibah Ibrohim bin
Utsman, demikian dinyatakan oleh al-Baihaqy (Lihat Talkhiisul Habiir karya Ibnu Hajar al-
Asqolaany juz 2 halaman 21 dan Nailul Authar karya AsySyaukaany juz 3 halaman 64).