ENSEFALITIS HERPES SIMPLEKS (EHS) Ensefalitis herpes simpleks (EHS) disebabkan oleh virus herpes simpleks dan Merupakan ensefalitis yg paling sering menimbulkan kematian. Bila tidak diobati Angka kematian 70%. Keberhasilan pengobatan ensefalitis herpes simpleks tergantung pd diagnosis dini dan waktu memulai pengobatan
ENSEFALITIS HERPES SIMPLEKS (EHS) Virus herpes simpleks tipe I umumnya ditemukan pd anak, Sedangkan tipe II banyak ditemukan pada neonatus. Asiklovir harus diberikan sesegera mungkin walaupun hanya secara empirik, Bila: Ada dugaan ensefalitis herpes simpleks berdasarkan: penampilan klinis dan gambaran laboratorium. Asiklovir memiliki toksisitas minimal.
MANISFESTASI KLINIS Ensefalitis herpes simpleks dpt bersifat akut atau subakut. Fase prodromal menyerupai influenza, kemudian diikuti dengan gambaran khas ensefalitis. 40% kasus datang dalam keadaan koma atau semi-koma. Manifestasi klinis juga dapat menyerupai meningitis aseptik. MANISFESTASI KLINIS Manifestasi klinis tidak spesifik, karena itu diperlukan ketrampilan klinis yang tinggi. Umumnya dipertimbangkan EHS, bila dijumpai : demam, kejang fokal, dan tanda neurologis seperti : hemiparesis dgn penurunan kesadaran yg progresif Pemeriksaan laboratorium Gambaran darah tepi tidak spesifik. Pemeriksaan cairan likuor memperlihatkan: jumlah sel meningkat (90%) yg berkisar antara 10- 1000 sel/mm3. Awalnya sel polimorfonuklear dominan, tetapi kemudian berubah menjadi limfositosis. Protein dapat meningkat sampai 50-2000 mg/dI dan glukosa dapat normal atau menurun. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan EEG : cukup sensitive tapi tidak spesifik memperlihatkan gambaran yang khas, yaitu : periodic lateralizing epileptiform discharge atau perlambatan fokal di area temporal atau frontotemporal. Sering juga EEG memperlihatkan gambaran perlambatan umum yang tidak spesifik, mirip gambaran disfungsi umum otak.
Pemeriksaan biopsi otak: merupakan pemeriksaan definitif untuk menegakkan diagnosis Pemeriksaan laboratorium CT kepala tetap normal dalam tiga hari pertama setelah timbuInya gejala neurologis, kemudian lesi hipodens muncul di regio frontotemporal. T2-weight MRI dapat memperlihatkan lesi hiperdens di regio temporal paling cepat dua hari setelah munculnya gejala. PCR likuor dapat mendeteksi titer antibodi virus herpes simpleks (VHS) dengan cepat. PCR menjadi positif segera setelah timbuInya gejala dan pd sebagian besar kasus tetap positif selama dua minggu atau lebih. PENGOBATAN Medikamentosa Asiklovir 10 mg/kg setiap 8 jam selama 10-14 hari, diberikan dalam infus 100 ml salin minimum dalam 1 jam Pada kasus alergi terhadap asiklovir atau VHS resisten dapat diberikan vidarabin 15 mg/kg/hari selama 14 hari Obat antikejang.