Anda di halaman 1dari 7

OUT LINE PENELITIAN

Pengaruh Komposisi Pati Termodifikasi dan Gum Arab sebagai Bahan Enkapsulasi
Terhadap Karakteristik Nanokapsulasi !karoten dari Spirulina platensis sp.
"isusun oleh#
AP$ILIA $AT$I KU%ALA&A$I
''()'*'+,(PN('-.+*
"osen Pembimbing#
"r/&ITI A$I BU"0I1ANTI2 &/TP/2 %/P/
P$OG$A% &TU"I #
TEKNOLOGI 0A&IL PE$IKANAN
3U$U&AN PE$IKANAN
4AKULTA& PE$TANIAN
UNI5E$&ITA& GA"3A0 %A"A
1OG1AKA$TA
-6'.
A/ LATA$ BELAKANG
Sumber -karoten umumnya berasal dari buah-buahan dan sayuran, namun Spirulina
platensis juga dapat dijadikan sebagai sumber -karoten, bahkan kandungan -karotennya
sangat tinggi. Menurut Henrikson (2000), kandungan -karoten pada S. platensis sebanyak
2000 !" dalam #0 gram, kentang sebesar $%00 !" dalam & 'up, (ortel sebesar )2%0 !"
dalam & 'up, bayam sebesar *000 !" dalam & 'up, dan brokoli sebesar 22+ !" dalam &
'up. Menurut ,ardjito (200*), kandungan -karoten pada labu sebesar ##+,-* ./ per gram,
ekstrak labu sebesar #0-,)* ./ per gram, dan tepung labu sebesar %0,#% ./ per gram.
Senya(a -karoten murni yang terdapat pada S. platensis dapat diperoleh dengan 'ara
ekstraksi. Menurut 0ahyu dan 1anuar (20#0), ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan
dari bahan padat maupun 'air dengan bantuan pelarut. 2elarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak subtansi yang dinginkan tanpa melarutkan mineral lain. 3alam penelitiannya,
0ahyu dan 1anuar (20#0) melakukan ekstraksi karotenoid dari Spirulina platensis
menggunakan pelarut n-he4an dengan sampel berbentuk flakes dan bubuk. 5adar optimum
ekstraksi karoten untuk sampel flakes diperoleh pada kondisi temperatur -),#67 selama ,%
jam, sedangkan untuk sampel bubuk diperoleh pada kondisi temperatur %#,+67 selama ,-
jam.
8eberapa metode lain juga dapat digunakan untuk melakukan ekstraksi beta karoten
dari berbagai bahan. 8rundidge (200$) melakukan ekstraksi beta karoten dari ubi jalar dengan
menggunakan aseton. Sementara itu, Montero et al. (200%) melakukan ekstraksi beta karoten
dengan pelarut 79
2
superkritis (S7-79
2
) dan dimetil:ormamida (3M;). Hasil ekstraksi
dengan pelarut S7-79
2
lebih rendah dari pada dengan pelarut 3M;. 8eta karoten murni yang
diperoleh harus dilindungi agar terhindar dari oksidasi, salah satunya dengan proses
mikroenkapsulasi.
Senya(a -karoten karoten juga dapat mengalami isomerisasi dan kerusakan karena
panas. !somerisasi menyebabkan adanya perubahan struktur -karoten dari trans--karoten
menjadi 'is--karoten. Suhu tinggi akan mengakibatkan turunnya intensitas (arna karoten
(/skin, #+)+ cit /ra(ati, 200*). 5erusakan yang dapat terjadi pada -karoten akan
berpengaruh pada stabilitas -karoten pada produk sehingga diperlukan suatu usaha untuk
melindungi -karoten dari kerusakan akibat panas, oksidasi, maupun isomerisasi. "saha yang
dapat dilakukan salah satunya dengan membentuk nanokapsulasi -karoten dengan 'ara
nanoenkapsulasi.
Menurut .is'h (#++%), enkapsulasi adalah proses dimana satu atau lebih material
dilapisi oleh material lain, baik materi yang dilapisi maupun yang melapisi kebanyakan
merupakan 'airan, tapi bisa juga merupakan beberapa partikel gas. 2endapat tersebut
diperkuat oleh 5im dan Morr (#++*), enkapsulasi merupakan suatu proses penyalutan
partikel inti dapat berbentuk 'air, padat atau gas dengan suatu bahan pengisi khusus sehingga
partikel-partikel inti tersebut mempunyai si:at :isik dan kimia sesuai yang dikehendaki.<eknik
enkapsulasi sudah banyak yang diaplikasikan dalam industri pangan, :armasi, bioteknologi
dan industri kimia (8handary dan 3=ar'hy, #++*).
8erdasarkan ukuran bahan akti: proses enkapsulasi terbagi atas makroenkapsulasi (%00
mm), mikroenkapsulasi (ukuran 0.2-%000 mm) dan nanoenkapsulasi (ukuran bahan lebih ke'il
dari 0.2 mm) (.is'h, #++%). >ersi'h (2000) menyatakan bah(a dalam proses enkapsulasi
bahan dilapisi dengan menggunakan teknik tetentu antara lain spray 'oating, spray 'ooking,
spray 'hilling, dan spray drying.8ahan yang dilapisi disebut dengan bahan akti: atau bahan
inti sedang bahan yang melapisi disebut dengan kulit, bahan pemba(a atau enkapsulat
(3?ie?ak,#++$). 8ahan akti: biasanya berupa :la@or, minyak, mikroorganisme, @itamin,
en?im, ?at (arna dan lain-lain (8handary dan 3=ar'hy, #++*).
/nkapsulasi bertujuan untuk melindungi bahan akti: yang sensiti: terhadap kerusakan,
karena oksidasi, kehilangan nutrisi, melindungi :la@or, aroma pigmen serta meningkatkan
kelarutan (>ersi'h, 2000). "ntuk bahan yang larut dalam air metode enkapsulasi berpotensi
besar untuk mengubah 'airan yang kurang stabil menjadi bubuk yang lebih mudah
penanganannya dan mudah ter'ampur dalam sistem pangan kering. 3iantara 'ara atau metode
enkapsulasi, spray drying atau pengeringan semprot merupakan teknik terbaik dan murah
(0agner dan 0athesen,#++%).Aanopartikel merupakan partikel berukuran koloid dengan
diameter berkisar antara #0 B #000 nm dan dinyatakan sebagai nanokapsul dan nanosphere.
Aanokapsul adalah sistem @asikular dimana komponen bioakti: diperangkap pada sebuah
rongga yang dikelilingi oleh membran polimer yang unik. Aanosphere adalah sistem matrik
dimana komponen bioakti: tersebar se'ara merata.
Aanoenkapsulasi dide:inisikan sebagai teknologi untuk mengenkapsulasi ?atCbahan
dalam atau menga'u untuk pengemasan bioakti: pada skala nano (Dope? et al., 200*)
Aanoenkapsulasi merupakan ino@asi pengembangan teknik enkapsulasi yang dilakukan untuk
mendapatkan ukuran enkapsulan yang tergolong sangat ke'il, berukuran nanometer. Eplikasi
nanoteknologi dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan kelarutan, menstabilkan dari
kondisi thermal, serta mempermudah ke'ernaan senya(a yang dikandung di dalam bahan
yang dienkapsulasi. "kuran diameter mikroenkapsulasi antara -$00 Fm, sedangkan pada
nanoenkapsulasi bahan yang dienkapsulasi hanya memiliki ukuran #0-#000 nm. 2embuatan
nanoenkapsulan dapat menggunakan senya(a yang lipo:ilik dan hidro:ilik. Senya(a
hidro:ilik bersi:at larut dalam air namun tidak dalam lemak dan pelarut organik, sedangkan
senya(a lipo:ilik tidak larut dalam air namun justru larut dalam pelarut lemak serta organik.
Senya(a hidro:ilik memiliki kelebihan dibandingkan lipo:ilik karena lebih 'epat dalam
merelease senya(a yang dikandung, serta dapat dikombinasikan antara dilusi dan mekanisme
erosi. <erdapat beberapa teknik pembuatan nanoenkapsulasi yang pernah dilakukan,
diantaranya metode emulsi:ikasi, koaser@asi, kompleks inklusi, t(o step desol@ation,
nanopresipitasi, serta metode super'riti'al :luida (/?hilarasi, et al., 20#2).
Elternati: yang dapat digunakan sebagai bahan penyalut atau enkapsulan adalah pati
termodi:ikasi dan gum arab. Hidayah (20#2), melakukan mikroenkapsulasi pada Spirulina
platensis dengan menggunakan pati tapioka termodi:ikasi menghasilkan mikrokapsul dengan
retensi lebih tinggi dibandingkan maltodekstrin pada perlakuan enkapsulanGspirulina dengan
perbandingan -G+, %G+, dan *G+. Doksu(an (200)) yang melakukan mikroenkapsulasi -
karoten menggunakan pati tapioka termodi:ikasi dengan konsentrasi 2+H dengan perlakuan
tekanan uap mampu menghasilnya mikrokapsul yang memiliki e:isiensi enkapsulasi yang
tinggi.,ardjito dkk. (200*) melakukan mikroenkapsulasi -karoten yang berasal dari labu
kuning menggunakan 'ampuran (hey dengan karbohidrat berupa gum arab dan
maltodekstrin. 2enggunaan (hey dalam sistem ini ber:ungsi sebagai emulsi:ier dan
pembentukan :ilm sedangkan karbohidrat ber:ungsi sebagai :iller dan pembentuk matriks.
3alam penelitiannya, dikatakan bah(a gum arab memiliki kemampuan dalam membentuk
emulsi yang lebih baik dan lebih @iskus dibandingkan maltodekstrin sehingga dapat
menghasilkan dinding mikrokapsul yang lebih tebal dan rapat. .Hal ini di harapkan dapat
berlaku sama dalam menghasilkan nanokapsul dalam proses nanoenkapsulasi. Aamun, gum
arab memiliki berat molekul lebih dari %00.000 dengan struktur yang kompleks sehingga
ikatan dengan molekul airnya lebih kuat. 3engan demikian, pada saat proses pengeringan,
molekul air agak sulit diuapkan sehingga membutuhkan energi penguapan yang besar.
8erdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian dengan men'ampurkan pati
modi:ikasi dengan gum arab sebagai enkapsulan dalam pembuatan nanokapsul ekstrak -
karoten. 5arena penelitian sebelumnya yaitu mikrokapsul -karoten memberikan hasil yang
belum optimal yaitu masih 'ukup banyak ekstrak -karoten yang belum terslimuti oleh
enkapsulan. Sehingga pen'ampuran tersebut diharapkan dapat menghasilkan nanokapsul yang
memiliki e:isiensi tinggi dengan retensi -karoten yang tinggi serta dinding mikrokapsul yang
tebal dan rapat.
B/ Tu7uan
#. Mengetahui karakteristik nanokapsul -karoten Spirulina platensis yang dienkapsulasi
denga maltodekstrin dan konsentrat protein (hey.
2. Mendapatkan produk enkapsulan -karoten Spirulina platensis yang memiliki retensi
-karoten yang tinggi
8/ %etodologi
#. 9ptimasi suhu spray drying (.osanita, 20#-)
9ptimasi suhu spray dryer dimulai dengan menimbang 0 gram bahan enkapsulan
maltodekstrin dan konsentrat protein (hey dengan perbandingan #G#. 8ahan enkapsulan
dilarutkan dengan #%0 ml akuabides dalam elenmeyer 2%0 ml., kemudian dihomogenkan
menggunakan hot plate stirer dengan ke'epatan *00 rpm dan suhu *0 7 selama 0 menit.
Darutan enkapsulan dipanaskan bertekanan dengan menggunakan autokla: suhu #2# 7 dan
tekanan # atm selama % menit, kemudian didinginkan dan dilanjutkan dengan spray drying
dengan @ariasi suhu inlet dan outlet yaitu $0-*0 7 (,ardjito et al, 200*), +0-%0 7 (Hidayah,
20#2) dan #)%-+% 7 (loksu(an, 200)), kemudian dilanjutkan dengan uji rendemen.
2. /kstraksi karotenoid Spirulina platensis (0ahyu dan 1anuar, 20#0 dan 2ahle@i
et al., 200$)
/kstrak karotenoid diperoleh dari Spirulina platenis yang dibudidayakan di perairan
laut. 2roses ekstraksi dimulai dengan menimbang + gram Spirulina platenis lalu dimasukkan
dalam labu leher tiga yang sudah dilapisi dengan alumunium :oil dan ditambahkan 2) mD
etanol dan 2)0 mD pelarut heksana. Dabu leher tiga lalu dipasang pada pendingin balik dan
hot plate stirrer, diatur ke'epatan konstan dan suhu %+,#67, kemudian diekstraksi selama ,-
jam. Darutan ekstrak karotenoid dipisahkan dari pelet dan tampung dalam jerigen yang bagian
luarnya sudah dilapisi alumunium :oil (0ahyu dan 1anuar, 20#0). Darutan ekstrak karoteoid
kemudian die@aporasi menggunakan rotatory vacuum evaporator pada suhu -%67 selama 20
menit, selanjutnya hasil e@aporasi disemprot gas nitrogen sampai pelarut yang tersisa
teruapkan semua dan diperoleh ekstrak karotenoid kental (2ahle@i et al., 200$). /kstrak
karotenoid ditampung dalam 'a(an petri yang dilapisi dengan alumunium :oil lalu disimpan
di freezer.
. 2embuatan Aanokapsul -karoeten Spirulina platensis (Doksu(an, 200)
dengan modi:ikasi)
a. 2embuatan Darutan /nkapsulan
2embuatan larutan enkapsulan dengan menimbang 0 gram bahan enkapsulan pati
termodi:ikasi dan gum arab dengan perbandingan sesuai perlakuan kemudian dilarutkan
dalam #%0 mD akubides dalam erlenmeyer 2%0 mD. 2erbandingan bahan enkapsulan pati
termodi:ikasi G ,um arab (bCb) yaitu (#G0), (2G#), (#G#), (#G2), dan (0,#). 8ahan enkapsulan
dihomogenkan menggunakan hot plate stirer dengan ke'epatan *00 rpm dan suhu *067
selama 0 menit. Darutan enkapsulan dipanaskan menggunakan autokla: #2#67 dan tekanan #
atm selama % menit (Doksu(an, 200)), kemudian didinginkan pada suhu ruang sampai suhu
-0 7 (,adjito et al., 200*).
b. /kstraksi 5arotenoid Spirulina platensis untuk Aanoenkapsulasi (.osanita,
20#-)
/kstrak karotenoid ditimbang 0,##*-% gram untuk satu perlakuan, lalu dimasukkan
dalam (adah berlapis alumunium :oil dan ditambahkan % mD >79 (Virgin Coconut Oil)
untuk melarutkan ekstraksi karotenoid ekstrak karotenoid, kemudian diaduk sampai ekstrak
karotenoid terlarut semuanya dalam >79 (Virgin Coconut Oil) (2ahle@i et al., 200$).
'. Aanoenkapsulasi
Metode yang digunakan untuk tahan ini menga'u pada metode yang telah dilakukan
sebelumnya oleh .. Diang et al (20#) dengan modi:ikasi. <ahap ini dimulai dengan
persiapan larutan ekstrak karotenoid 0,##*-% gram yang telah dilarutkan dalam % mD >79
(Virgin Coconut Oil) dan disiapkan pula larutan hidrat dengan komposisi enkapsulan 0 gram
dan #%0 mD akuabides (.osalina, 20#-). 2ersiapan larutan hidrat dilakukan dengan
pengadukan larutan hidrat dengan stirrer pada suhu ruang selama satu malam untuk
meningkatkan proses hidrasi. Hasil emulsi primer yang terbentuk dihomogenkan dengan
homogenizer dengan ke'epatan tinggi, yaitu -000 rpm selama 2,% menit (Saloko et al, 20#).
Setelah terbentuk nanoemulsi yang baik dilanjutkan tahap pengeringan dengan metode spray
drying pada suhu inlet +067 dan outlet %067. Aanokapsul yang dihasilkan selanjutnya
dikemas dalam plastik dan ditimbang beratnya lalu dilapisi dengan alumunium :oil dan
dikemas lagi dalam plastik klip berisi silika gel.

Anda mungkin juga menyukai