Anda di halaman 1dari 18

S

Sejarah
Kelimpahan
di Alam
Sifat-sifat
Pembuatan
Kegunaan

S
Sejarah
Kelimpahan
di Alam
Sifat-sifat
Pembuatan
Kegunaan

S
Sejarah
Kelimpahan
di Alam
Sifat-sifat
Pembuatan
Kegunaan

Pada abad ke-19, sebelum
ditemukannya proses elektrolisis, aluminium
hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan
proses kimia Whler. Dibandingkan dengan
elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis,
dan harga aluminium dulunya jauh melebihi
harga emas.
Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari
Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T.
Hroult dari Perancis (1863-1914)
menemukan proses elektrolisis yang sampai
sekarang membuat produksi aluminium
ekonomis.
Aluminium (atau aluminum, alumunium, almunium,
alminium) ialah unsur kimia yang berpenampilan
keperakan. Lambang aluminium ialah Al dan nomor
atomnya 13. Aluminium bukan merupakan jenis logam
berat, namun merupakan elemen yang berjumlah
sekitar 8% dari permukaan bumi. Aluminium termasuk
logam golongan utama (IIIA) yang bersifat amfoter dan
ringan bersama magnesium dan platina.
Aluminium merupakan unsur dengan kelimpahan pada urutan ketiga dalam
kerak bumi (setelah oksigen dan silikon). Aluminium terutama terdapat
dalam mineral aluminosilikat yang ditemukan berasal dari batuan kulit bumi.
Akibat perubahan alam, batuan ini membentuk lempung yang mengandung
aluminium. Setelah melalui proses alam yang panjang dan lama, lempung
tersebut menghasilkan deposit bauksit, suatu bijih aluminium yang
mengandung AlO(OH) dan Al(OH)
3
dalam berbagai komposisi. orundum
adalah mineral keras yang mengandung aluminium oksida, Al
2
O
3
. Oksida
aluminium murni tidak berwarna, tetapi akibat adanya pengotor dapat
menghasilkan berbagai warna. Contohnya seperti pada Gambar 3.26, safir
berwarna biru dan ruby berwarna merah tua.
a. Ruby berwarna biru
b. Safir berwarana merah tua


NO Sifat Nilai
1 Jari-jari atom
143 pm

2 Volume atom 10 cm/gr.atm
3 Density (660
o
C) 2,368 gr/cm
3

4 Density ( 20
o
C) 2,6989 gr/cm
3

5
Potensial elektroda
(25
o
C)
-1,67 volt
6
Kapasitas panas
(25
o
C)
5,38 cal/mol
o
C
7 Panas pembakaran 399 cal/gr mol
8 Tensile strength 700 MPa
9 Kekerasan brinnel 12-16 skala mehs
10
Hantaran panas
(25
o
C)
0,49 cal/det
o
C
11 Valensi 3
12 Kekentalan (700
o
C) 0,0127 poise
13 Panas peleburan 94,6 cal/gr
14 Panas uap 200 cal/gr
15 Massa atom 26,98
16 Titik lebur 660
o
C
17 Titik didih 2452
o
C
18
Tegangan
permukaan
900 dyne/cm
19 Tegangan tarik 4,76 kg/mm
SIFAT FISIKA
Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif dan mudah teroksidasi
Aluminium adalah logam lunak dan ringan dan memiliki warna keperakan
kusam karena lapisan tipis oksidasi yang terbentuk saat unsur ini terkena
udara.
Aluminium bersifat logam yang tidak beracun dan non magnetik.
Oksidasi aluminium membentuk senyawa yang sangat stabil, tidak seperti
karat pada besi yang rapuh.
Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita dapat
memperoleh kembali logam Aluminium dari scrap.


Aluminium apabila beraksi dalam suasana asam menghasilkan
H
2

2Al(s)+ 6H
+
(aq) 2Al
3+
(aq) + 3H
2
(g)

Aluminium juga dapat bereaksi dalam suasana basa.
2Al(s)+ 2OH
-
(aq) + 6H
2
O 2[Al(OH)
4
]
-
(aq) + 3H
2
(g)

Serbuk aluminium mudah teroksidasi oleh udara atau oksidan
lainnya menghasilkan panas yang tinggi. Dengan sifat ini
aluminium sering digunakan pada bahan bakar roket dan
proses peledakan.
2Al(s)+ 3/2 O
2
(g) Al
2
O
3
(s) H = -1.676 kJ
Aluminium terutama diproduksi untuk
pembuatan alloy yang ringan. Di USA
saja aluminium diproduksi lebih dari 1
juta ton per tahunnya. Pengolahan
logam aluminium dibagi menjadi 2
tahap, yaitu tahap pemurnian dan
tahap elektrolisis. Pengolahan ini
dinamakan proses Hall, sesuai dengan
nama penemunya yaitu Charles Martin
Hall (1863-1914).
PROSES PEMURNIAN
PELEBURAN ALUMINA
PROSES PEMURNIAN
BAUKSIT
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan
pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit
biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
CARANYA :
1. Dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan
2. Aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
3 Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan
sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
PELEBURAN ALUMINA
Tahap peleburan alumina ini dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis
menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit
yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan
pada suhu 950 oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Elektrolisis menghasilkan aluminium di katode,
sedangkan di anode terbentuk gas oksigen dan
karbon dioksida. Sebenarnya reaksi elektrolisis
ini berlangsung rumit dan belum sepenuhnya
dipahami, tetapi dengan mengacu pada hasil
akhirnya dapat dituliskan sebagai berikut:
Al
2
O
3
() 2A1
3+
() + 3O
2-
()
1.Thermit (campuran A1 dan Fe
2
O
3
) digunanakan
untuk mengelas logam.
2.Aluminium sulfat (A1
2
(SO
4
)
3
. 17H
2
O) digunakan
pada pewarnaan tekstil.
3.K
2
SO
4
A1
2
(SO
4
)
3
. 24H
2
O atau KAI(SO
4
)
2
. 12H
2
O yang
dikenal dengan tawas digunakan untuk
menjernihkan air.
4.Sebagai bahan pembersih bersama dengan
padatan N
3
OH. Jika keduanya ditambahkan air, akan
dihasilkan panas yang dapat membantu melelehkan
lemak dan minyak pernyumbat dan kemudian dapat
terlarut dalam NaOH(aq).
5.Bubuk aluminium digunakan untuk menjalankan
roket.
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia
Sn. Kata Tin diambila dari nama Dewa bangsa Etruscan Tinia. Nama
latin dari timah adalah Stannum dimana kata ini berhubungan dengan
kata stagnum yang dalam bahasa inggris bersinonim dengan kata
dripping yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini
dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair
Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana
jangkauan isotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut
yang paling banyak jumlahnya adalah isotop
120
Sn dimana komposisinya
mencapai 1/3 dari jumlah isotop Sn yang ada,
116
Sn, dan
118
Sn. Isotop yang
paling sedikit jumlahnya adalah
115
Sn. Unsur timah yang memiliki jumlah
isotop yang banyak ini sering dikaitkan dengan nomor atom Sn yaitu 50
yang merupakan magic number dalam pita kestabilan fisika nuklir.
Beberapa isotop bersifat radioaktif dan beberapa yang lain bersifat
metastabil (dengan lambang m).
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi
akan tetapi diperoleh dari senyawaannya. Timah
pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau
tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari
timah SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%.
Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang
mendapat perhatian daripada cassiterite adalah
kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4)
merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-
timah-belerang dan cylindrite (PbSn4FeSb2S14)
merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-
antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya
ditemukan bergandengan dengan mineral logam
yang lain seperti perak.


Timah merupakan unsur ke-49 yang paling banyak terdapat di
kerak bumi dimana timah memiliki kandungan 2 ppm jika
dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm, dan 14
ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit
alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak
berkonsolidasi membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat
mengendap di dasar laut, sungai, atau danau. Alluvium terdiri
dari berbagai macam mineral seperti pasir, tanah liat, dan batu-
batuan kecil. Hampir 80% produksi timah diperoleh dari
alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder. Diperkirakan
untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8 ton
biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi
cassiterite sangat rendah.
Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam
satu daerah geografi dimana sumber penting terdapat di Asia
tenggara termasuk china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan
Indonesia. Hasil yang tidak sebegitu banyak diperoleh dari Peru,
Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.

Anda mungkin juga menyukai