Anda di halaman 1dari 32

Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Responsi Kasus
Kejang Demam






Disusun oleh :
Lili juniarti (406127030)
Pembimbing : dr. Kevin Gunawan

Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN TARUMANAGARA
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT SUMBER WARAS
NAMA MAHASISWA Lili Juniarti
NIM 406127030
PEMBIMBING Dr Kevin Gunawan

PRESENTASI KASUS
ILMU KESEHATAN ANAK

TANGGAL PRESENTASI : 21 agustus 2013
ANAMNESA DIPEROLEH DARI : Ibu kandung pasien (alloanamnesa)
TANGGAL PEMERIKSAAAN : 31 Juli 2013
TANGGAL MASUK RUMAH SAKIT : 31 Juli 2013

IDENTITAS PASIEN
NAMA : Khairunninda
UMUR : 1 tahun 4 bulan
JENIS KELAMIN : perempuan
ALAMAT : GG DD Kp. Baru/25 RT010/05 Sukabumi

IDENTITAS ORANGTUA : Ayah Ibu
Nama : Kamaludin
Umur :
Pekerjaan : Karyawan ibu rumah tangga
Agama : Islam Islam
Alamat : GG DD Kp. Baru/25 RT010/05 kel. Sukabumi
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Anamnesa
Keluhan utama : kejang
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluhan kejang sudah 3 kali sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Kejang pertama kali muncul 16 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang kedua muncul 8
jam sebelum masuk rumah sakit dan kejang ketiga 4,5 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang
kelojotan seluruh tubuh, mata melotot, setiap kejang berlangsung 5 menit. Sebelum kejang
pasien sadar, setelah kejang pasien tidur sebentar lalu sempat berjalan namun sempoyongan.
Tidak ada riwayat benturan pada kepala maupun tubuh pasien. Sebelum kejang, pasien sempat
demam dan ibu pasien mengukur suhu tubuh pasien dengan thermometer raksa pada ketiak
dan didapatkan suhu pasien 38C, namun pasien tidak dapat diam saat diperiksa suhunya.
Demam muncul terus menerus. Pasien juga sempat dibawa ke klinik dan diberikan obat coldeks
dan amoxicillin yang diminum 3 kali sehari. Panas sempat turun sebentar namun kemudian naik
kembali setelah minum obat.
Pasien tidak menggigil, tidak ada gusi berdarah, tidak mimisan, tidak sakit telinga, tidak
ada keluar cairan dari telinga, tidak ada gigi berlubang, gusi tidak bengkak, tidak ada bintik
merah, bercak, maupun bentol pada tubuh pasien. Pasien juga tidak mencret, tidak ada pilek,
mata tidak merah dan tidak ada pingsan. Tidak ada riwayat berpergian keluar kota dalam 1
bulan terakhir.
Pasien juga mengeluh batuk sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Ibu pasien
mengatakan, pasien batuk kering, namun pernah sampai muntah berisi lendir, tidak ada darah,
warna kuning kental. Batuk tidak sampai sesak napas. Menurut ibu pasien, pasien suka jajan
sembarangan. Nafsu makan baik.
Riwayat BAB : lancar, 1 kali sehari , warna coklat, tidak terdapat lender dan darah, tidak nyeri
saat buang air besar.
Riwayat BAK : lancar, warna kuning, tidak ada darah, tidak nyeri saat berkemih.

Riwayat penyakit dahulu
Usia 6 bulan kejang 1 kali. Kejang kelojotan seluruh tubuh, berlangsung 5 menit.
Sebelum kejang sadar, setelah kejang pasien tertidur, sebelum kejang didahului demam.
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Usia 10 bulan kejang 1 kali. Kejang kelojotan seluruh tubuh, berlangsung 5 menit.
Sebelum kejang pasien demam dan sempat diukur suhunya dengan thermometer raksa
pada ketiak dan didapatkan hasil 38C. Setelah kejang pasien sadar.

Riwayat keluarga
Anak ke-3 dari 3 bersaudara
Ayah dan ibu pasien dalam keadaan sehat. Tidak pernah mengalami keluhan yang sama
dengan pasien
Kakak pertama dan kedua pernah kejang saat bayi (ibu pasien lupa usia saat kejang),
kejang didahului dengan demam

Riwayat kehamilan dan persalinan
ANC : ibu rutin control selama kehamilan, tidak pernah mengalami sakit selama hamil,
tidak ada keluhan dengan kehamilan, tidak minum obat-obatan selama hamil.
Persalinan : lahir normal dibidan. Usia kehamilan 37 minggu, BBL 3200 gram, PB 49 cm.
lahir langsung menangis, tidak biru, tidak pucat, tidak ikterik.
Kesan : bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan (BCB-SMK)

Riwayat imunisasi
Imunisasi tidak lengkap
BCG : 1 kali (usia 1 bulan), dilakukan dibidan. Scar (+) di lengan kanan atas
DPT : tidak dilakukan, karena setiap akan diimunisasi pasien demam
Hepatitis B : 2 kali (0 dan 1 bulan), Hep B 1 tidak dilakukan karena sakit
Polio : 2 kali (0 dan 1 bulan), bersama dengan hepatitis B
Campak : tidak dilakukan karena pasien sakit




Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Riwayat tumbuh kembang
Usia Motorik kasar Motorik halus Sosialisasi Bicara Pasien
3 bulan Mengangkat
kepala
Tangan
terbuka
Senyum
spontan
Tertawa Dapat
6 bulan Duduk tanpa
pegangan
Memindahkan
benda
Suka atau
tidak
Bubbling Dapat
9 bulan Berdiri
berpegangan
Mengambil
dengan jari
Ciluk ba Imitasi suara Dapat
12 bulan Berjalan
dituntun
Melepas
benda
Datang jika
dipanggil
1-2 kata Dapat
*pertumbuhan : BB dan TB bertambah sesuai usia
*perkembangan : baik, sesuai usia

Riwayat makan
0-5 bulan : minum ASI
5-12 bulan : makan bubur sereal dan susu formula atau bubur saring
1 tahun - sekarang : makan makanan keluarga, 3 kali sehari

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
Tampak sakit sedang, GCS 15 (E4M6V5), kesadaran compos mentis
Tidak ikterik, tidak letargi, tidak irritable, tidak anemi

Tanda vital
Frekuensi nadi : 120x/menit, regular, isi cukup
Suhu tubuh : 39C diukur pada axilla
Frekuensi napas : 20x/menit
Tekanan darah : -

Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Data antropologi
Berat badan : 8,1 kg
Tinggi badan : 84 cm
BMI : BB/TB = 11, 47
IMT/Umur : < -3SD sangat kurus
BB/Umur : < 0 SD normal
TB/umur : > 2SD tinggi
BB/TB : < -3 SD sangat kurus

Pemeriksaan sistematis
Kepala Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba
benjolan, tidak ada kelainan kulit kepala,
rambut warna hitam terdistribusi merata,
tidak mudah dicabut
Mata Kedudukan bola mata simetris, palpebra
superior et inferior, dekstra et sinistra tidak
cekung, tidak edema, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil bulat isokor
3mm, refleks cahaya +/+
Hidung Bentuk normal, tidak ada septum deviasi,
tidak ada pernapasan cuping hidung, mukosa
hidung tidak hiperemis, tidak ada secret
Telinga Bentuk normal, kedua liang telinga lapang,
tidak ada secret, tidak ada serumen, tidak ada
nyeri tekan tragus, tidak ada nyeri tarik
aurikel, tidak ada nyeri tekan mastoid, kelenjar
getah bening pre-retro-post aurikel tidak
teraba
Mulut Bibir tidak kering, tidak tampak sianosis
perioral, mukosa mulut agak kering, lidah
tidak kotor, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, tidak
ada detritus, faring hiperemis
Leher Trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak teraba,
kelenjar getah bening submandibula, supra-
infra clavicula, dan cervical tidak teraba
membesar
Thoraks Inspeksi : bentuk normal, simetris dalam diam
dan pergerakan nafas
Palpasi : stem fremitus kanan-kiri, depan-
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

belakng sama kuat
Perkusi : sonor, batas paru hepar di ICS VI
midclavicula dekstra
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Jantung Inspeksi : tidak tampak pulsasi iktus kordis
Palpasi : pulsasi iktus kordis teraba di ICS V
midclavicula line sinistra
Perkusi : redup, batas jantung atas di ICS III
parastrnal line sinistra
Batas jaantung kanan : ICS V midsternal
Batas jantung kiri : ICS V MCLS
Auskultasi : bunyi jntung I dan II regular,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : bising usus (+), 8x/menit, normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan dan nyeri
lepas, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas Akral hangat, superior et inferior, dekstra et
sinistra tidak ada deformitas dan edema
Columna vertebralis Ditengah, tidak kifosis, tidak lordosis, tidak
skoliosis
Genitalia Tidak tampak kelainan dari luar


Pemeriksaan neurologis
Rangsang meningeal Refleks fisiologis Refleks patologis
Kaku kuduk (-) Biceps +/+ Babinski -/-
Brudzinski I (-) Triceps +/+ Chaddock -/-
Brudzinski II (-) Patella +/+ Oppenheim -/-
Laseq (-) Achilles +/+
Kerniq (-)




Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013


Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah
Hematologi Normal 31 juli 2013
Hemoglobin 12 16 g/dl 11,3 g/dl
Hematokrit 35 47 % 34,1%
Eritrosit 3,8 5,2 juta/l 4,35 juta/l
Leukosit 4000 11.000/l 14.700/l
Trombosit 150.000 440.000/l 400.000/l
LED 0 20 mm/jam 71 mm/jam
Sediaan hapus
Basofil 0 1% 0%
Eosinofil 1 3% 0%
Batang 2 6 % 0%
Segmen 50 70% 77%
Limfosit 20 40% 19%
Monosit 2 8% 4%


Resume :
Telah diperiksa seorang anak perempuan usia 1 tahun 4 bulan dengan keluhan kejang 3 kali
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Kejang pertama terjadi 16 jam sebelum masuk rumah
sakit, kejang kedua 8 jam sebelum masuk rumah sakit, dan kejang ketiga 4,5 jam sebelum
masuk rumah sakit. Kejang kelojotan seluruh tubuh dan mata melotot saat kejang. Setiap
kejang berlangsung 5 menit. Sesudah kejang, pasien tertidur sebentar lalu bangun dan
berjalan sempoyongan. Kejang didahului dengan demam. Demam terjadi terus menerus sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien berobat di klinik. Suhu tubuh pasien 39,5C diukur
dengan thermometer. Pasien diberi obat coldexin dan amoxicillin, diminum 3 kali sehari satu
sendok takar. Demam sempat turun sebentar, lalu naik lagi. Pasien juga mengalami batuk sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk kering, namun pernah muntah 1 kali isi lendir kuning
kental.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, GCS 15 (E4M6V5), compos mentis. Tidak ikterik, tidak
letargi, tidak irritable, tidak anemi
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Tanda vital
Frekuensi nadi : 120x/menit, regular, isi cukup
Suhu tubuh : 39C diukur pada axilla
Frekuensi napas : 20x/menit
Tekanan darah ; -
Mulut : faring hiperemis
Paru : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, timpani, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :
Hematologi :
Penurunan Hb, penurunan Ht, peningkatan leukosit, peningkatan LED
Sediaan hapus :
Penurunan batang, peningkatan segmen, sedikit penurunan limfosit

Diagnosa kerja
Kejang demam kompleks
Diagnosa banding
Epilepsy
Meningitis
Ensefalitis
Diagnosa gizi
Gizi buruk (grafik WHO)
Anjuran pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan elektrolit
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Pemeriksaan urinalisis
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan lumbal pungsi
EEG

Penatalaksanaan
Paracetamol (10 15mg/kgBB/kali)
8,1 x 15mg = 121,5 mg/kali 125 mg/kali
Sediaan sirup (125mg/5ml) 1 sendok takar, 4 kali sehari
Bila demam
Diazepam sups 5mg/kali
Bila kejang belum berhenti ulang dengan cara dan dosis yang sama dengan interval
waktu 5 menit
Masih kejang diazepam IV 0,3-0,5mg/kg = 4mg
Kejang berlanjut fenitoin IV 10-20 mg/kg/kali = 80mg
Bila kejang



















Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013


Gizi :
Rencana V : penderita gizi buruk tidak menunjukkan tanda bahaya atau tanda penting tertentu




























3 +4 mencegah dan mengatasi dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit
F75 = 20ml/30 menit
10jam berikut pantau nadi-nfs@30mnt
F 75 =80 ml/2 jam
Catat nadi dan slingi ASI antr pmbrian
nafas@30min F75 bila masi netek





2. mencegah atau mengatasi
hipotermiadiselimuti/kontak kulit
dengan ibu
Catat frek napas dan
nadi tiap 30 menit
2 jam pertama
Fase stabilisasi : (fi 1-2) suplemen
(slm4mgg):
- zinc 1x20 mg/hari (1tab)
- vit A 200.000 SI(1 kaps merah)
- vit B complex 1x100mg/hr (1tab)
- as.folat 5mg hari 1,selanjutnya
1mg/hari.
- vit C 2x100mg/hari

6) perbaiki zat gizi mikro
7) pemberian makanan untuk stabilisasi
dan transisi


F75 120ml/3 jam (bila anak dapat habiskan sebagian
besar F75)
Diselingi ASI
F75 160ml/4 jam (bila anak dapat habiskan sebagian
besar F75
Bila dapat habiskan
F100 = 180 ml/4 jam selama 2 hari
Catat nadi dan nafas dan asupan F100 dalam 4 jam
F 100=180ml/4jam pertama
190ml/4 jam kedua ,dst max 265ml/4jam hingga anak
tidak mampu habiskan/tidak melebihi dosis max
Fase transisi (fi 3-7)
Fase rehabilitasi (minggu 2-6)
- suplemen Fe sirup 3ml
(30mg)1x1cth/hari slm 4minggu
1. mencegah dan mengatasi hipoglikemi 50ml
glukosa/larutan gula pasir 10% oral
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013











Kriteria pulang dari rumah sakit :
- edema sdh berkrg /hilang,anak sadar dan aktif
- BB/TB > -3SD
- Komplikasi sudah teratasi
- Ibu telah mendaoatkan konseling gizi
- Kenaikan bb 50mg/kgBB/mgg slm 2 mgg berturut turut
- Selera makan sudah baik,makanan yang diberikan dapat dihabiskan

KRITERIA SEMBUH : terus berikan sampai BB/TB-PB >-2SD
Fase tindak lanjutfase tindak lanjut di rumah (mgg 7-26) :
- kontrol peningkatan BB tiap bilan ke posyandu
- kontrol keadaan anak :
bulan I 1x/mgg
bln II 2x/bln
bln III 1x/bln
F100 = 4 x 225 ml= 900ml
Makanan lumat = 3x230ml =690 ml
BB >7kg E=265ml
x6=1590kkal/hari
Mak padat 3x200kkal=600kkal
Mak lumat 3x250kkal= 750 kkal
Buah (pisang+ pepaya)=2x120 kkal
= 240 kkal

Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Tindak lanjut dirumah makanan diberikan dalam porsi kecil tapi frekuensi sering
Edukasi masuk : Berikan obat secara teratur dan sesuai dosis
Menjaga kebersihan di sekitar tempat pasien dirawat

Edukasi keluar : Berikan asupan gizi yang lebih untuk anak
Menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal
Lakukan imunisasi secara teratur


Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungsionam :ad bonam
Quo ad sanationam :dubia ad bonam



Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013




Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013



BMI : BB/TB = 8,1/ (0,84) = 11,47
IMT/Umur : < -3SD sangat kurus
BB/Umur : < 0 SD normal
TB/umur : > 2SD tinggi
BB/TB : < -3 SD sangat kurus









Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Pemantauan pemeriksaan harian (follow up)







1 agustus 2013 2 agustus 2013 3 agustus 2013 4 agustus 2013
Demam (+),
kejang (-)
Nadi : 120x/mnt
Suhu : 39C
Kepala : bentuk
dan ukuran normal
Leher : tidak
teraba pembesaran
KGB
Toraks : suara
nafas vesikuler,
ronki -/-, wheezing
-/-
Cor : bunyi
jantung I dan II
regular, murmur (-
), gallop (-)
Abdomen : supel,
timpani, bising
usus (+)
Demam naik
turun, kejang (-)
Nadi : 110x/mnt
Suhu : 38C
Kepala : bentuk
dan ukuran normal
Leher : tidak
teraba pembesaran
KGB
Toraks : suara
nafas vesikuler,
ronki -/-, wheezing
-/-
Cor : bunyi
jantung I dan II
regular, murmur (-
), gallop (-)
Abdomen : supel,
timpani, bising
usus (+)
Demam (-), kejang
(-)
Nadi : 110x/mnt
Suhu : 36,2 C
Kepala : bentuk
dan ukuran normal
Leher : tidak
teraba pembesaran
KGB
Toraks : suara
nafas vesikuler,
ronki -/-, wheezing
-/-
Cor : bunyi
jantung I dan II
regular, murmur (-
), gallop (-)
Abdomen : supel,
timpani, bising
usus (+)
Demam (-), kejang
(-)
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 36,4C
Kepala : bentuk
dan ukuran normal
Leher : tidak
teraba pembesaran
KGB
Toraks : suara
nafas vesikuler,
ronki -/-, wheezing
-/-
Cor : bunyi
jantung I dan II
regular, murmur (-
), gallop (-)
Abdomen : supel,
timpani, bising
usus (+)
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

ANALISIS KASUS

Dari anamesa : Pasien datang dengan kejang sudah 3 kali sejak 1 hari SMRS
Kejang didahului dengan demam dan batuk
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
KU : compos mentis ,GCS 15
Tanda vital
Nadi : 120x/menit, regular, isi cukup
Nafas : 20x/menit
Suhu : 39C diukur pada axilla
Mulut : faring hiperemis
Dari pemeriksaan penunjang :
Hematologi :
Penurunan Hb, penurunan Ht, peningkatan leukosit, peningkatan LED
Sediaan hapus :
Penurunan batang, peningkatan segmen, sedikit penurunan limfosit

Riwayat penyakit dahulu
Usia 6 bulan kejang 1 kali. Kejang kelojotan seluruh tubuh, berlangsung 5 menit.
Sebelum kejang sadar, setelah kejang pasien tertidur, sebelum kejang didahului demam.
Usia 10 bulan kejang 1 kali. Kejang kelojotan seluruh tubuh, berlangsung 5 menit.
Sebelum kejang pasien demam dan sempat diukur suhunya dengan thermometer raksa
pada ketiak dan didapatkan hasil 38C. Setelah kejang pasien sadar.
Riwayat keluarga
Anak ke-3 dari 3 bersaudara
Ayah dan ibu pasien dalam keadaan sehat. Tidak pernah mengalami keluhan yang sama
dengan pasien
Kakak pertama dan kedua pernah kejang saat bayi (ibu pasien lupa usia saat kejang),
kejang didahului dengan demam
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013





























Batuk + demam (38C)
Kejang 3 kali (kejang kelojotan seluruh tubuh, berlangsung
5 menit)
Kejang pertama : 16 jam SMRS (30 Juli 2013, pkl : 22.30
WIB)
Kejang kedua : 8 jam SMRS (31 Juli 2013, pkl : 06.30)
Kejang ketiga : 4,5 jam SMRS (31 juli 2013, pkl : 10.00)
Pemeriksaan :
Fisik : mulut faring hiperemis
Penunjang :
Hematologi :
Penurunan Hb, penurunan Ht, peningkatan leukosit,
peningkatan LED
Sediaan hapus :
Penurunan batang, peningkatan segmen, sedikit
penurunan limfosit

Kejang demam
Epilepsy
Meningitis
Ensefalitis
Infeksi
ISPA
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013


















RPD :
Usia 6 bulan kejang 1 kali. Kejang kelojotan seluruh tubuh,
berlangsung 5 menit. Didahului demam
Usia 10 bulan kejang 1 kali. Kejang kelojotan seluruh tubuh,
berlangsung 5 menit. Didahului demam

RPK :
Kakak pertama dan
kedua pernah kejang saat
bayi (ibu pasien lupa usia
saat kejang), kejang
didahului dengan demam

Gangguan kesadaran (-)
Tanda rangsang meningeal (-)
Deficit neurologis (-)
Kejang demam
Epilepsi
Demam
ISPA
Kejang demam
Kejang berulang atau > 1
kali dalam 24 jam
Kejang demam kompleks
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013






Epilepsy kejang berulang (> 24 jam)
tanpa provokasi
Ensefalitis
Demam tinggi mendadak
Penurunan kesadaran dengan cepat
Kejang umum atau fokal, dapat ditemukan sejak
awal ataupun kemudian dalam perjalanan
penyakitnya
Gejala peningkatan TIK
Kelainan neurologis (paresis, hiperrefleks, spastic,
refleks patologis)
Meningitis :
Gangguan kesadaran
Tanda rangsang meningeal
Defisit neurologis fokal
Ubun-ubun besar menonjol
Tanda tanda peningkatan TIK
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013


Kejang Demam

Definisi
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan-5 tahun. Anak yang pernah mengalami
kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang disertai demam pada bayi kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila
anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama
demam.

Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (simple febriic seizure)
o Berlangsung singkat, kurang dari 15 mmenit
o Umumnya berhenti sendiri
o Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal
o Tidak berulang dalam waktu 24 jam
2. Kejang demam kompleks (complex febriic seizure)
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam


*kejang lama berlangsung > 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan diantara
bangkitan kejang anak tidak sadar.
*kejang fokal kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial.
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

*kejang berulang kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, diantara 2 bangkitan kejang anak
sadar

Klasifikasi menurut Prichard dan Mc Greal
1. Kejang-demam sederhana
Bersifat simetris, artinya akan terlihat lengan dan tungkai kiri yang kejang
sama seperti yang kanan
Usia penderita antara 6 bulan 4 tahun
Suhu 100F (37,78C) atau lebih
Lamanya kejang berlangsung kurang dari 30 menit
Keadaan neurologi (fungsi saraf) normal dan setelah kejang juga tetap normal
EEG yang dibuat setelah tidak demam adalah normal
2. Kejang-demam tidak khas
Kejang demam yang tidak memenuhi poin kejang-demam sederhana
digolongkan sebagai kejang demam tidak khas.

Klasifikasi menurut Livingston
1. Kejang demam sederhana
Kejang bersifat umum
Lamanya kejang berlangsung singkat (< 15 menit)
Usia waktu kejang demam pertama muncul < 6 tahun
Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun
EEG normal
2. Epilepsy yang dicetuskan oleh demam
Kejang berlangsung lama atau bersifat fokal
Usia penderita >6tahun saat serangan kejang demam pertama
Frekuensi serangan kejang melebihi 4 kali dalam setahun
Gambaran EEG yang dibuat setelah anak tidak demam lagi adalah abnormal


Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Klasifiksi kejang demam menurut Fukuyama
1. Kejang demam sederhana
Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsy
Sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyebab apapun
Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan 6 tahun
Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menit
Kejang tidak bersifat fokal
Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca-kejang
Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologis atau abnormalitas
perkembangan
Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
2. Kejang demam kompleks
Kejang demam yang tidak memenuhi kriteria kejang demam sederhana
(Fukuyama)

Pola serta lama serangan kejang demam
Sebagian besar serangan kejang demam berlangsung singkat, yaitu <15 menit, serta
bersifat simetris, bilateral atau umum. Prichard dan Mc Greal mengemukakan bahwa bila
pireksia (suhu badan tinggi) merupakan penyebab utama dari kejang demam, maka dapat
diharapkan bahwa bentuk kejangnya ialah simetris, sebab pireksia akan mengenai otak secara
difus dan simetris. Umumnya reaksi otak terhadap gangguan yang difus dan umum ialah
simetris. Namun, didapatkan juga kenyataan lain bahwa otak tidak selalu bereaksi secara simetris
terhadap stimulus atau rangsangan yang umum, tetapi kasus sedemikian jarang terjadi.
Kejang demam yang berlangsung > 15 menit sering bersifat fokal atau unilateral dan
kadang-kadang diikuti oleh parese Todd (lumpuh pasca serangan kejang), atau sering juga
berulang selama satu masa demam yang sama. Kejang demikian diklasifikasikan sebagai kejang
demam yang kompleks. Kejang demam ini lebih cenderung terjadi pada penderita yang
sebelumnya telah mempunyai kelainan, seperti perkembangan yang abnormal. Penderita kejang
demam yang kompleks lebih besar kemungkinannya menjadi epilepsy kelak kemudian hari
dibanding penderita kejang demam sederhana.

Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Penyebab demam pada kejang demam
Terdapat beberapa factor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang demam, misalnya :
Demam itu sendiri
Efek produk toksik dari mikroorganisme (kuman dan virus) terhadap otak
Respons alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi
Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
Ensefalitis viral yang ringan yang tidak diketahui atau ensefalopati toksik sepintas
Gabungan semua factor tersebut di atas
Penyakit infeksi mungkin secara tidak langsung melepas mediator inflamasi pirogen,
misalnya interleukin 1 beta, yang mempunyai sifat proepileptogenik. Jaringan cytokine diaktivasi
dan mempunyai peranan dalam patogenesa atau terjadinya kejang demam.
Infeksi viral paling sering ditemukan pada kejang demam. Hal ini mungkin disebabkan
karena infeksi viral memang lebih sering menyerang pada anak, dan mungkin bukan merupakan
sesuatu keadaan yang khusus.
Demam yang disebabkan oleh imunisasi juga dapat memprovokasi kejang demam. Anak
yang mengalami kejang setelah imunisasi selalu terjadi waktu anak sedang demam. Kejang
setelah imunisasi terutama didapatkan setelah imunisasi pertusis (DPT) dan morbili (campak).

Diagnosis
Secara klinis umumnya tidak sulit untuk menegakkan diagnosis kejang demam. Terdapat
kejang pada suhu tubuh yang tinggi. Disamping itu tidak didaptkan gejala neurologis lain dan
anak segera sadar setelah kejang berlalu.
Namun, perlu diingat bahwa kejang dengan suhu tubuh yang tinggi dapat pula terjadi
pada kelainan lain, misalnya radang selapu otak (meningitis), radang otak (ensefalitis).
Menegakkan diagnosis meningitis tidak selalu mudah, terutama pada bayi dan anak yang
masih sangat muda. Pada kelompok usia ini gejala meningitis sering tidak khas dan gangguan
neurologisnya kurang nyata.
Pada bayi yang usianya lebih muda dari 6 bulan gejala kaku kuduk serta gejala
rangsangan selaput otak lainnya sering tidak ditemukan dan sulit dibangkitkan. Agar tidak terjadi
kekeliruan yang dapat berakibat fatal atau meninggalkan cacat yang berat, dianjurkan agar pada
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

bayi yang berusia lebih muda dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, yang umumnya
diambil melalui pungsi lumal.
Pada kelompok usia 6-8 bulan tindakan ini dianjurkan. Tentunya harus tetap
memperhatikan kontra-indikasi dari tindakan pungsi lumbal.
Bila pada anak dengan kejang demam didapatkan sedikit saja keraguan mengenai
kemungkinan meningitis atau ensefalitis, sebaiknya pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan.
Penyebab demam lainnya, seperti tonsillitis, bronchitis, otitis media akut, pneumonia,
enteritis, demam berdarah, harus pula diselidiki. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah tepi, kadar gula darah, elektrolit,
dapat dilakukan atas indikasi. Demikian pula pemeriksaan pencitraan, seperti CT-scan.

Anamnesis
Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang
Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak pasca kejang,
penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala infeksi saluran napas
akut/ISPA, infeksi saluran kemih/ISK, otitis media akut/OMA, dll)
Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsy dalam keluarga
Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang mengakibatkan
gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat
menyebabkan hipoglikemia)
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran
Suhu tubuh : apakah terdapat demam
Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, Brudzinski I dan II, kerniq, laseque
Pemeriksaan nervus kranialis
Tanda peningkatan TIK : ubun-ubun besar menonjol, papil edema
Tanda infeksi diluar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll
Pemeriksaan neurologis : tonus, motorik, refleks fisiologis, refleks patologis



Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi
sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain, misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai
demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit, gula
darah, urinalisis dan biakan darah, urin atau feses.
Pungsi Lumbal
Dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil
diagnosis meningitis sulit ditegakkan kaarena manifesasi klinisnya tidak jelas. Oleh karena itu
pungsi lumbal dianjurkan pada :
Bayi < 12 bulan sangat dianjurkan
Bayi 12 18 bulan dianjurkan
Bayi > 18 bulan tidak rutin
Elektroensefalografi (EEG)
Tidak dapat digunakan untuk memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan
kemungkinan kejadian epilepsy pada pasien kejang demam. Dapat dilakukan pada keadaan
kejang demam yang tidak khas, misalnya kejang demam kompleks pada anak usia > 6 tahun,
atau kejang demam fokal.
Pencitraan
Foto X-ray dan pencitraan seperti CT-scan atau MRI hanya dikerjakan atas indikasi :
Kelainan neurologis fokal yang menetap (hemiparesis) atau kemungkinan adanya lesi
structural di otak (mikrosefali, spastisitas)
Terdapat tanda peningkatan tekanan intracranial (kesadaran menurun, muntah berulang,
UUb menonjol, paresis nervus VI, edema papil)



Penatalaksanaan saat kejang
Diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan
kecepatan 1-2mg/menit atau dalam waktu 35 menit, dengan dosis maksimal 20 mg
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Diazepam rectal. Dosis 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rectal 5 mg untuk anak dengan
berat badan < 10kg dan 10 mg untuk berat badan > 10kg. Atau diazepam rectal dengan
dosis 5 mg untuk anak < 3tahun atau 7,5 mg untuk anak > 3 tahun
Bila setelah pembeian diazepam rectal belum behenti, dapat diulang dengan cara dan
dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit
Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rectal masih kejang, dianjurkan ke rumah sakit
dan diberikan diazepam IV dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg
Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara IV dengan dosis awal 10-20
mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit.
Bila kejang behenti, dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam etelah dosis
awal.

Pemberian obat profilaksis intermiten pada saat demam
Antipiretik
Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi resiko terjadinya
kejang demam, namun para ahli sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan. Dosis
parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari
5 kali. Dosis ibuprofen 5 10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan
risiko berulangnya kejang pada 30-60% kasus, begitupula dengan diazepam rectal dosis 0,5
mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5C. namun, dosis tersebut cukup tinggi dan dapat
menyebabkan ataksia iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25-39% kasus.
Fenobarbital, karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk
mencegah kejang demam.

Pemberian obat rumatan
Indikasi pemberian obat rumat
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah
satu) :
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Kejang lama > 15 menit
Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus
Kejang fokal
Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila :
Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12bulan
Kejang demam 4 kali per tahun



Penjelasan
Sebagian besar peneliti setuju bahwa kejang demam lebih dari 15 menit
merupakan indikasi pengobatan rumat
Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterkambatan perkembangan ringan
bukan merupakan indikasi pengobatan rumat
Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukan bahwa anak mempunyai
focus organic

Jenis antikonvusan untuk pengobatan rumat
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan
resiko berulangnya kejang.
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat
dapat menyebabkan efek amping, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
selektif dan dalam jangka pendek (rekomendasi)
Pemakaian fenobarbitakl setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar
pada 40 -50% kasus
Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur
kurang dari 2 tahun asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam
valproat 15-40mg/kg/hari dalam 2-3 dosis dan fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis

Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Lama pengobatan rumat
Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan

Edukasi orang tua
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang
sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus
dikurangi dengan cara diantaranya :
Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
Memberitahu cara penanganan kejang
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya
efek samping obat

Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang
Tetap tenang dan tidak panic
Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang deengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidun. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukan sesuatu kedalam mulut
Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
Tetap bersama pasien selama kejang
Berikan diazepam rectal dan jangan berikan bila kejang telah berhenti
Bawa kedokter atau rumah akit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih

Vaksinasi
Sejauh ini tidak ada kontraindikasi untuk melakukan vaksinasi terhadap anak yang
mengalami kejang demam. Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat jarang. Angka kejadia
pasca vaksinasi DPT adalah 6-9 kasus per 100.000 anak yang divaksinasi MMR 25-34 per
100.000. dianjurkan untuk memberikan diazepam oral atau rectal bila anak demam, terutama
Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

setelah vaksiasi DPT atau MMR. Beberapa dokter anak merekomendasikan parasetamol pada
saat vaksinasi hingga 3 hari kemudian.

Indikasi rawat
Kejang demam kompleks
Hiperpireksia
Usia dibawah 6 bulan
Kejang demam pertama kali
Terdapat kelainan neurologis



Kekambuhan pada kejang demam
Secara umum dapat dikatakan bahwa sekitar sepertiga penderita kejang demam akan
mengalami kekambuhan satu kali atau lebih. Kemungkinan kambuh lebih besar bila kejang
demam pertama terjadi pada usia kurang dari satu tahun. Tiga perempat dari kekambuhan ini
terjadi dalam kurun waktu satu tahun setelah kejang demam pertama dan 90% dalam kurun
waktu 2 tahun setelah kejang demam pertama. Setengah dari penderita yang telah mengalami
kambuh akan mengalami kambuh lagi.
Pada sebagian terbesar penderita kambuh terbatas pada 2-3 kali. Hanya sekitar 10%
penderita kejang demam yang akan mengalami lebih dari 3 kali kambuh.
Thorn I, 1990 meneliti 1587 penderita kejang demam pertama yang diikutinya selama > 2
tahun. Penderita ini dibagi atas 3 kelompok, yaitu kelompok 1 : tanpa pencegahan (profilaksis),
kelompok 2 : mendapat terapi rumatan (maintenance) dengan fenobarbital, kelompok 3 : terapi
intermiten dengan diazepam per rectum.
Didapatkan bahwa kejang demam kambuh pada 44% penderita yang tidak diobati, pada
21% penderita yang mendapatkan terapi rumat dengan fenobarbital dan pada 21% penderita yang
diberi terapi intermiten dengan diazepam per rectum.



Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Prognosis
Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal. Namun, terdapat beberapa penelitian yang melaporkan kelainan
neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan
kejang lama atau kejang berulang baik umum maupun fokal.
Kemungkinan berulangnya kejang demam
Pada sebagian besar kasus kejang demam akan berulang. Faktor resiko berulangnya kejang
demam :
Riwayat kejang demam dlam keluarga
Usia < 12 bulan
Temperature yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam


Faktor resiko terjadinya epilepsi :
Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung











Kepaniteraan lImu Kesehatan Anak RS Sumber Waras Periode 22 juli 29 september 2013

Daftar Pustaka

1. Lumbantobing. Kejang Demam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Pudjiadi A.H, Hegar.B, Handryastuti.S dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. IDAI, 2010, hal. 150 153.


3. Pusponegoro H, widodo D.P, Ismael S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam.
IDAI, 2006

4. WHO. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta, 2009.

5. Depkes .Tatalaksana Gizi buruk Jilid I.Jakarta.

6. Depkes .Tatalaksana Gizi Buruk Jilid II .Jakarta .

7. Behrman, Jenson, Kliegman, 2004, Nelson Textbook of Pediatriks, ed 18, saunders,
Philladelphia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Perbandingan LADA Dan MODY
    Perbandingan LADA Dan MODY
    Dokumen4 halaman
    Perbandingan LADA Dan MODY
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Case KET
    Case KET
    Dokumen31 halaman
    Case KET
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus Kamis 27 Juni 2013
    Presentasi Kasus Kamis 27 Juni 2013
    Dokumen49 halaman
    Presentasi Kasus Kamis 27 Juni 2013
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • CASE1 Interna
    CASE1 Interna
    Dokumen13 halaman
    CASE1 Interna
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Tumor Buli - Buli
    Tumor Buli - Buli
    Dokumen23 halaman
    Tumor Buli - Buli
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Gerd
    Gerd
    Dokumen48 halaman
    Gerd
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen27 halaman
    CA Nasofaring
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Tumbuh Kembang
    Tumbuh Kembang
    Dokumen43 halaman
    Tumbuh Kembang
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Diare & Muntah
    Diare & Muntah
    Dokumen60 halaman
    Diare & Muntah
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Bronko Pneumonia
    Bronko Pneumonia
    Dokumen16 halaman
    Bronko Pneumonia
    Otis Kane
    Belum ada peringkat
  • Demam
    Demam
    Dokumen18 halaman
    Demam
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Muntah
    Muntah
    Dokumen18 halaman
    Muntah
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Demam
    Demam
    Dokumen18 halaman
    Demam
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Mumps
    Mumps
    Dokumen2 halaman
    Mumps
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Dokumen60 halaman
    Kejang Demam
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Penunjang
    Pemeriksaan Penunjang
    Dokumen32 halaman
    Pemeriksaan Penunjang
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kegiatan
    Lembar Kegiatan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Kegiatan
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Gang Guan Fungs I Lu Hur
    Gang Guan Fungs I Lu Hur
    Dokumen12 halaman
    Gang Guan Fungs I Lu Hur
    nararyasri
    Belum ada peringkat
  • Ischial Gia
    Ischial Gia
    Dokumen20 halaman
    Ischial Gia
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • Diare & Muntah
    Diare & Muntah
    Dokumen60 halaman
    Diare & Muntah
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat
  • CVD Iskemik
    CVD Iskemik
    Dokumen20 halaman
    CVD Iskemik
    Putu Reza Sandhya Pratama
    Belum ada peringkat
  • Referat Stroke
    Referat Stroke
    Dokumen20 halaman
    Referat Stroke
    Lili Juniarti
    Belum ada peringkat