Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 2 Rombel 11

Nama Anggota :
1. Ali Zainal Abidin 5101412027
2. Rizqi Indira Febyanti 5101412044
3. Sintya Andryati N. 5101412045
4. Ibnu Fajar Setyawan 5101412046

E. Kedudukan BK dalam Pendidikan
Wilayah pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (gambar 1) :
1. Wilayah manajeman dan kepemimpinan
Menyangkut tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta kegiatan pengelolaan
manajemen sekolah.
2. Wilayah pembelajaran yang mendidik
Meliputi semua kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan pengembangan sikap peserta didik.
3. Wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan
Pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai
perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya,
sesuai bakat dan minat, potensi, dan tahap perkembangannya.
Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus
dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian
untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity
development) yag dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan
peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya
pengembangan kemandirian. Reposisi optimum atas keberadaan BK didalam kurikulum
berdasarkan permendiknas No.22/2006 (gambar 2).











F. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor
Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal
sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksnakan oleh guru, konselor, dan tenaga
pendidik lainnya sebagai mitra kerja.
Selengkapnya, keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh guru dan pelayanan
bimbingan dan konseling oleh konselor dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Dimensi Guru Konselor
1. Wilayah Gerak Khususnya Sistem
Pendidikan Formal
Khususnya Sistem Pendidikan
Formal
2. Tujuan Umum Pencapaian Tujuan
Pendidikan Nasional
Pencapaian Tujuan Pendidikan
Nasional
3. Konteks Tugas Pembelajaran yang
mendidik melalui mata
pelajaran dengan
skenario guru-murid
Pelayanan yang memandirikan
dengan skenario konseling-
konselor
Fokus Kegiatan Pengembangan
kemampuan penguasaan
bidang studi dan
masalah-masalahnya.
Pengembangan potensi diri
bidang pribadi, sosial, belajar,
karier, dan masalah-masalahnya.
Hubungan Kerja Alih tangan (referal) Alih tangan (referal)
4. Target Intervensi
Gambar 1
Gambar 2
Individual Minim Utama
Kelompok Pilihan Strategis Pilihan Strategis
Klasikal Utama Minim
5. Ekspektasi Kinerja
Ukuran Keberhasilan Pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan
Lebih Bersifat Kuantitaif
Kemandirian dalam kehidupan
Lebih bersifat kualitatif yang
unsur-unsurnya saling terkait.
Pendekatan Umum Pemanfaatan
Instructional Effects &
Nurturant Effects melalui
pembelajaran yang
mendidik
Pengenalan diri dan lingkungan
oleh konseling dalam rangka
pengentasan masalah pribadi,
sosial, belajar dan karier.
Skenario tindakan merupakan
hasil transaksi yang merupakan
keputusan konseling.
Perencanaan tindak
intervensi
Kebutuhan belajar
ditetapkan terlebih
dahulu untuk ditawarkan
kepada peserta didik.
Kebutuhan pengembangan diri
ditetapkan dalam proses
transaksional oleh konseli,
difasilitasi oleh konselor.
Pelaksanaan tindak
intervensi
Penyesuaian proses
berdasarkan respons
ideosinkretik peserta
didik yang lebih
terstruktur
Penyesuaian konseli dalam
transaksi makna yang lebih lentur
dan terbuka.

Konselor memikul beban dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan layanan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Kerangka kerja dapat dirumuskan sbb :
a. Komponen Layanan Umum layanan bersifat antisipatoris bagi semua siswa dalam rangka
mengembangkan perilaku sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian). Penggunaan instrumen BKuntuk
asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk
mendukung implementasi komponen ini.
b. Komponen Layanan Responsif pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika
tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan.
c. Komponen Layanan Perencanaan Individual layanan untuk memfasilitasi siswa secara
individual di dalam merencanakan masa depannya (kehidupan akademik & karir). misalnya
tes bakat minat, analisis hasil belajar, konslutasi dengan orang tua, dsb yang dapat membantu
peserta didik menentukan pilihan karier yang sesuai dengan kebutuhannya dan pengharapan
orang lain disekitarnya.
d. Komponen Sistem Pendukung terkait dengan dukungan manajemen, meliputi
keterampilan konselor, dukungan pihak sekolah, ketersediaan instrument bimbingan, sarana-
prasarana, dukungan orang tua dan peserta didik. Seluruh kegiatan dan layanan BK
digambarkan secara berikut :













Bidang-bidang Pelayanan Sekolah
1. Bidang Kurikulum dan Pengajaran : Meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan
pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan komunikasi siswa.
2. Bidang Administrasi dan Supervisi : Meliputi tanggung jawab dan pengambilan
kebijaksanaan, serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah.
3. Bidang Bimbingan dan Konseling : Meliputi kegiatan pelayanan kesiswaan agar masing-
masing peserta didik dapat berkembang sesuai bakat, minat, potensi, dll.
Ketiga bidang tersebut tampaknya terpisah, namun memiliki tujuan yang sama , yaitu
memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal siswa. Antara bidang satu
dengan yang lain saling berhubungan dan saling mengisi.

Anda mungkin juga menyukai