Anda di halaman 1dari 2

Model Strategi Sinkronisasi Kurikulum Program Produktif SMK

Dalam upaya untuk menghasilkan lulusan SMK yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja,
perlu didukung dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan
kebutuhan dunia kerja. Banyaknya kritikan terhadap mutu lulusan SMK menandakan
strategisnya posisi kurikulum agar relevan dengan dunia kerja, Tidak terserapnya lulusan SMK
di dunia kerja bukan mutlak karena tidak adanya lapangan kerja, tetapi karena rendahnya
kompetensi lulusan. Hampir 30 persen lowongan kerja yang tersedia tidak terisi karena pelamar
tidak memenuhi kriteria pemberi kerja, artinya lapangan kerja tersedia tetapi kompetensi peminat
tak memenuhi persyaratan yang diminta. Kondisi lain tentang lulusan SMK yang sudah bekerja
pun juga cukup memprihatinkan. Banyak ditemukan di antara lulusan siswa SMK yang bekerja,
jauh dari yang mereka pelajari (tidak sesuai kompetensi). Beberapa perusahaan yang masih
peduli dan memanfaatkan lulusan SMK, sebagian besar menempatkan mereka bekerja di pos
yang tidak sesuai jurusan. Contohnya menjadi satpam, penjaga toko atau tempat bermain anak
dan lainnya.
Kurikulum SMK memuat tiga bagian kurikulum yaitu kurikulum program normatif,
adaptif, dan produktif. Hubungan ketiga bagian tersebut,dapat digambarkan bahwa, Inti (core)
struktur kurikulum SMK terletak pada program produktif, kemudian program adaptif dan
normatif mengitari disekeliling program produktif untuk memberikan dukungan dan
penyesuaian.
Kurikulum merupakan pedoman yang berisi tentang materi, tujuan, metode dan alokasi
waktu, dengan kata lain dalam kurikulum akan memuat tentang kompetensi yang akan dihasilkan
pembelajaran dan dimiliki oleh siswa lulusan setelah program waktu tertentu. Untuk itu karena
merupakan kerangka untuk menuju pada kompetensi lulusan, maka dalam program kurikulum
harus disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi pengguna. Disisi lain pengguna dalam hal ini
DUDI membutuhkan sejumlah kompetensi yang akan digunakan untuk memaksimalkan profit,
dan dalam penentuan kompetensi kebutuhan DUDI akan menggunakan strategi sebagai dasar.
Dengan demikian jika pihak sekolah dalam hal ini SMK akan memenuhi kebutuhan kompetensi
DUDI, maka pihak sekolah sebaiknya memahami strategi DUDI dalam penentuan kompetensi
kebutuhan dengan demikian akan dapat dicapai kesesuaian kebutuhan kompetensi harapan DUDI
dan kompetensi yang akan dihasilkan sekolah.
Pengembangan kurikulum merupakan langkah dalam mengimbangi berkembangnya ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, psikologi, sosial politik,ekonomi, dan lain sebagainya. Sehingga
pada akhirnya dapat memberikan gambaran mengenai arah dan tujuan dari produk kurikulum
yang ada dan akan diimplementasikan oleh implementator kurikulum. Secara konseptual
kurikulum SMK berada pada posisi model kurikulum teknologis, Model Kurikulum teknologis
atau sering juga disebut sebagai kurikulum kompetensi, kurikulum mengarahkan pada pemuatan
isi sesuai dengan tuntutan kehidupan (pekerjaan), isi kurikulum disesuaikan dengantututan
pekerjaan hidup (life skills), mata pelajaran disusun berdasarkan karakteristik kompetensi yang
perlu dikuasai, model pembelajaran tuntas lebih banyak digunakan pada model kurikulum ini,
evaluasi pembelajaran diarahkanpada keterampilan hidup, dan siswa dipandang sebagai calon
orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai