Anda di halaman 1dari 16

RHEUMATIC HEART DISEASE

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Penyakit jantung rematik adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada
katup jantung yang bias berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup
mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari demam
rematik.
Penyakit jantung rematik adalah salah satu komplikasi yang membahayakan dari
demam rematik. Penyakit jantung rematik adalah sebuah kondisi dimana terjadi
kerusakan permanent dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam
rematik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit
yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus beta hemoliticus tipe A (contoh Streptococcus pyogenes), bakteri
yang bisa menyebabkan demam rematik.
!enurut "#$, jantung rematik adalah cacat jantung akibat karditis rematik.
Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada
katup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berulang kali. (!asjoer,
%&&&)
Penyakit jantung rematik merupakan gejala sisa dari 'emam (ematik ('() akut
yang juga merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai faringitis
yang disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus grup A.
Penyakit jantung rematik adalah penyakit jantung sebagai akibat adanya gejala
sisa dari demam rematik, yang ditandai dengan terjadinya cacat katup jantung.
(Afif A, %&&))
B. ETIOLOGI
'emam rematik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi
indi*idu, penyebab penyakit dan factor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat
dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Streptococcus beta hemoliticus grup
A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi
streptococcus di kulit maupun disaluran nafas, demam rematik agaknya tidak
berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit. +nfeksi Streptococcus beta
hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik,
baik pada serangan pertama maupun serangan ulang.
,actor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam rematik dan
penyakit jantung rematik terdapat pada indi*idunya sendiri serta pada keadaan
lingkungan.
,actor-faktor pada indi*idu
a. -erdapat ri.ayat demam rematik dalam keluarga
,akta membuktikan bah.a keturunan mempengaruhi terjadinya penyakit
jantung rematik. Adanya antigen limfosit manusia (#/A) yang tinggi, #/A
terhadap demam rematik menunjukkan hubungan alloantigen sel 0 spesifik
dikenal dengan antibody monoclonal dengan status reumatikus.
b. 1mur
1mur merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya penyakit
jantung rematik. Sering terjadi antara umur 2 3 42 tahun dan jarang pada umur
kurang dari % tahun. 'an yang terbanyak antara ) 3 4& tahun, infeksi ulang
sering terjadi pada anak dan jarang terjadi sesudah umur %& tahun. 'istribusi
umur ini dikatakan sesuai dengan insiden infeksi streptococcus pada anak usia
sekolah,
c. Serangan demam rematik sebelumnya.
Serangan ulang demam rematik sesudah adanya reinfeksi dengan
Streptococcus beta hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang
sebelumnya pernah mendapat demam remtik.
d. 5enis kelamin
'emam rematik sering didapatkan pada anak .anita dibandingkan dengan
anak laki-laki. -etapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan
jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan
pada satu jenis kelamin.
e. 6tnik dan ras
'ata di Amerika 1tara menunjukkan bah.a serangan pertama maupun ulang
demam rematik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibandingkan
dengan orang kulit putih. -etapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin
berbagai factor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut
berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.
f. Keadaan gi7i dan lain-lain
Keadaan gi7i serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan
apakah merupakan factor predisposisi untuk timbulnya demam rematik.
g. (eaksi autoimun
'ari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian
dinding sel streptokokus grup A dengan glikoprotein dalam katup mungkin ini
mendukung terjadinya miokarditis dan *al*ulitis pada rematik fe*er.
,aktor-faktor lingkungan
a. Keadaan social-ekonomi yang buruk
!ungkin ini merupakan factor lingkungan yang terpenting sebagai
predisposisi untuk terjadinya demam rematik. +nsidens demam rematik di
8egara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotic
termasuk dalam keadaan social ekonomi yang buruk, sanitasi lingkungan yang
buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga
pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang.
b. +klim dan geografi
'emam rematik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak
didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini
menunjukkan bah.a daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih
tinggi dari yang diduga semula. 'i daerah yang letaknya agak tinggi insidens
demam rematik lebih tinggi daripada di daratan rendah.
c. !usim
'i negara-negara dengan 9 musim, terdapat insiden yang tinggi pada akhir
musim dingin dan permulaan semi (!aret-!ei) sedangkan insiden paling
rendah pada bulan Agustus-September.
C. KLASIFIKASI
+nsufisiensi mitral
+nsufisiensi mitral merupakan lesi yang paling sering ditemukan pada anak-
anak dan remaja dengan penyakit jantung rematik kronik. Pada keadaan ini
bisa juga terjadi pemendekan katup sehingga daun katup tidak dapat tertutup
dengan sempurna. Penutupan katup mitral yang tidak sempurna menyebabkan
terjadinya regurgitasi darah dari *entrikel kiri ke atrium kiri *ase systole. Pada
kelainan ringan tidak terdapat kardiomegali, karena beban *olume maupun
beban kerja jantung kiri tidak bertambah secara bermakna. #al ini dapat
dikatakan bah.a insufisiensi mitral merupakan klasifikasi ringan, karena tidak
terdapat kardiomegali yang merupakan salah satu gejala gagal jantung.
-anda-tanda fisik insufisiensi mitral utama tergantung pada keparahannya.
Pada penyakit ringan, tanda-tanda gagal jantung tidak ada. Pada insufisiensi
berat, terdapat tanda-tanda gagal jantung kongestif kronis, meliputi kelelahan,
lemah, berat badan turun, pucat.
Stenosis mitral
Stenosis mitral merupakan kelainan katup yang paling sering diakibatkan oleh
penyakit jantung rematik. Perlekatan antar daun-daun katup, selain dapat
menyebabkan insufisiensi mitral (tidak dapat menutup sempurna) juga dapat
menyebabkan stenosis mitral (tidak dapat membuka sempurna). +ni akan
menyebabkan beban jantung kanan akan bertambah, sehingga terjadi
hipertrofi *entrikel kanan yang dapat menyebabkan gagal jantung kanan.
'engan terjadinya gagal jantung kanan, stenosis mitral termasuk ke dalam
kondisi yang berat.
+nsufisiensi aorta
Penyakit jantung rematik yang menyebabkan sekitar 2&: kasus regurgitasi
aorta. Pada sebagian besar kasus ini terdapat penyakit katup mitralis serta
stenosis aorta. (egurgitasi aorta dapat disebabkan oleh dilatasi aorta, yaitu
penyakit pangkal aorta. Kelainan ini dapat terjadi sejak a.al perjalanan
penyakit akibat perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses radang
rematik pada katup aorta. +nsufisiensi aorta ringan bersifat asimtomatik. $leh
karena itu, insufisiensi aorta juga bisa dikatakan sebagai klasifikasi penyakit
jantung rematik yang ringan. -etapi apabila penderita penyakit jantung
rematik memiliki insufisiensi mitral dan insufisiensi aorta maka klasifikasi
tersebut dapat dikatakan sebagai klasifikasi penyakit jantung rematik yang
sedang.
Stenosis aorta
Stenosis aorta adalah obstruksi aliran darah dari *entrikel kiri ke aorta dimana
lokasi obstruksi dapat terjadi di *al*uler, supra*al*uler dan sub*al*uler.
;ejala-gejala stenosis aorta akan dirasakan penderita setelah penyakit berjalan
lanjut termasuk gagal jantung dan kematian mendadak. Pemeriksaan fisik
pada stenosis aorta yang berat didapatkan tekanan nadi menyempit dan
lonjakan denyut arteri melambat.
D. PATOFISIOLOGI
!enurut hipotesa Kaplan dkk (4<=&) dan >abriskie (4<==) ,demam rematik terjadi
karena terdapatnya proses autoimun atau antigenic similarity antara jaringan
tubuh manusia dan antigen somatic streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh
Streptococcus beta-hemolyticus grup A maka terhadap antigen asing ini segera
terbentuk reaksi imunologik yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka
antibody tersebut akan menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini
sarcolemma myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan
jantung dalam serum penderiat '( dan jaringan myocard yang rusak. Salah satu
to?in yang mungkin berperanan dalam kejadian '( ialah stretolysin titer &, suatu
produk e?traseluler Streptococcus beta- hemolyticus grup A yang dikenal bersifat
to?ik terhadap jaringan myocard. 0eberapa di antara berbagai antigen somatic
streptococcal menetap untuk .aktu singkat dan yang lain lagi untuk .aktu yang
cukup lama. Serum imunologlobulin akan meningkat pada penderita sesudah
mendapat radang streptococcal terutama +g ; dan A.
E. MANIFESTASI KLINIK
;ambaran klinis umumnya dimulai dengan deman remiten yang tidak melebihi
@<
o
A atau arthritis yang timbul setelah %-@ minggu setelah infeksi. 'emam dapat
berlangsung berkali-kali dengan tanda-tanda umum berupa malaise, asthenia, dan
penurunan berat badan. Sakit persendian dapat berupa atralgia, yaitu nyeri
persendian dengan tanda-tanda panas, merah, benkak atau nyeri tekan, dan
keterbatasan gerak. Arthritis pada demam rematik dapat mengenai beberapa sendi
secara bergantian. !anifestasi lain berupa pankarditis (endokarditis, miokarditis,
dan perikarditis), nodul subkutan, eritema marginatum, korea, dan nyeri abdomen.
'ihubungkan dengan diagnosis ,manifestasi klinik pada '( akut dibedakan atas
manifestasi mayor dan minor.
a. !anifestasi !ayor
- Karditis
Karditis reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai
endokardium, miokardium, dan pericardium. ;ejala a.al adalah rasa lelah, pucat,
batuk-batuk, dispnea, sakit pada dada dan perut, dan anoreksia. -anda klinis
karditis meliputi takikardi, disritmia, bising patologis, adanya kardiomegali secara
radiology yang makin lama makin membesar, adanya gagal jantung, dan tanda
perikarditis.
'iagnosis karditis ditegakkan oleh
Adanya bising paru
0ising insufisiensi katup mitral
0ising insufisiensi katup aorta
Adanya perikarditis
Adanya pembesaran jantung
Adanya gagal jantung
;ejala tambahan yaitu
-akikardia
Suara jantung
+rama gallop
Aritmia
Perubahan gambaran 6K;, - rata, ada depresi atau ele*asi S-.
- Poliartritis
Arthritis terjadi pada sekitar B&: pasien dengan demam reumatik, berupa gerakan
tidak disengaja dan tidak bertujuan atau inkoordinasi muskuler, biasanya pada
otot .ajah dan ektremitas.
- 6ritema marginatum
6ritema marginatum ditemukan pada lebih kurang 2: pasien. -idak gatal,
macular, dengan tepi eritema yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak
normal.tersering pada batang tubuh dan tungkai proksimal, serta tidak melibatkan
.ajah.
- 8odulus subkutan
'itemukan pada sekitar 2-4&: pasien. 8odul berukuran antara &,2 3 % cm, tidak
nyeri, dan dapat bebas digerakkan. 1mumnya terdapat di permukaan ekstendor
sendi, terutama siku, ruas jari, lutut, dan persendian kaki.
- Khorea Sydenham
!erupakan gejala system saraf pusat yang terdiri atas gerakan-gerakan yang tidak
terkoordinasi. 0iasanya dimulai dengan gangguan emosi, anak mudah menangis
yang sebelumnya tidak demikian. Serangan ini makin lama makin jelas, akhirnya
diikuti gangguan bicara. !anifestasi ini lebih nyata bila penderita bangun tidur
dan dalam keadaan stress. ;ejala ini kebanyakan terjadi pada anak perempuan
umur antara ) 3 4% tahun.
b. !anifestasi !inor
- 'emam
Panas biasanya berkisar antara @)
o
A sampai @<
o
A, jarang melebihi @<
o
A dan tidak
menunjukkan gambaran suhu tertentu. 'emam ini terjadi pada <&: penderita, dan
kebayakan normal atau hamper normal dalam % atau @ minggu, .alaupun tanpa
pengobatan.
- Poliatralgia
Sakit pada sendi tanpa ada gejala-gejala radang.
- Perubahan gambaran 6K;
-ermasuk disini adalah pemanjangan inter*al P( dan pemanjangan C-c. 'i
samping itu, dapat ditemukan aritmia lain, misalnya blockade A-D derajat %,
disosiasi A-D dan bahkan blockade A-D total.
- -es darah abnormal
/aju endap darah naik, leukositosis, anemia, protein A reaktif positif. /6' paling
berguna dalam memantau perjalanan penyakit.
- Pemeriksaan bakteriologis E serologis
Adanya streptokokus beta haemolitikus grup A pada usapan faring, kadar AS-$
naik (%&&1 atau lebih). Kadar AS-$ naik dalam 4 3 % minggu sesudah infeksi
streptokokus, mencapai puncaknya dalam .aktu @ - 2 minggu, kemudian menetap
beberapa lama, kemudian mulai menurun dalam beberapa bulan.
- (i.ayat adanya demam rematik akut sebelumnya atau adanya penyakit jantung
reumatik inaktif
/ima puluh persen kasus mempunyai ri.ayat infeksi jalan nafas bagian atas,
misalnya faringitis sebelum terjadinya demam rematik.
Kriteria diagnosis oleh 5ones meliputi dua criteria mayor atau satu criteria mayor
dan dua criteria minor.
!anifestasi klinis dibagi menjadi 9 stadium
Stadium 4
0erupa +SPA oleh kuman Streptococcus beta haemolikus grup A dengan
keluhan demam, batuk, sakit saat menelan, muntah dan diare. Pemeriksaan
fisik didapat eksudat ditonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan
lainnya. Kelenjar getah bening sub mandibular membesar terjadi dalam %-
9 hari, dapat sembuh tanpa pengobatan.
Stadium %
Stadium ini disebut juga periode laten. Periode laten adalah masa antara
infeksi dengan permulaan gejala demam rematik. 0erlangsung 4-@
minggu. Kecuali korea yang dapat timbul = minggu atau bahkan berbulan-
bulan kemudian.
Stadium @
Sadium @ ialah fase akut demam rematik, saat ini timbulnya berbagai
manifestasi klinis demam rematikEpenyakit jantung rematik. !anifestasi
klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
manifestasi spesifik demam rematikEpenyakit jantung rematik. ;ejala
peradangan umum antara lain demam yang tinggi, lesu, anoreksia, lekas
tersinggung, berat badan menurun, kelihatan pucat, epistaksis, atralgia,
rasa sakit disekitar sendi dan sakit perut.
Stadium 9
Stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam rematik tanpa kelainan
jantungEEpenderita penyakit jantung rematik tanpa gejala sisa katup tidak
menunjukkan gejala apa-apa. Pada penderita penyakit jantung rematik
dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai
dengan jenis serta beratnya kelianan. Pada fase ini baik penderita demam
rematik maupun penyakit jantung rematik se.aktu-.aktu dapat
mengalami reakti*itasi penyakitnya.
F. DIAGNOSA PENUNJANG
Pasien demam rematik )&: mempunyai AS-$ positif. 1kuran proses inflamasi
dapat dilakukan dengan pengukuran /6' dan protein A-reaktif.
a.Pemeriksaan darah
a) /6' tinggi sekali
b) /ekositosis
c) 8ilai hemoglobin dapat rendah
b.Pemeriksaan bakteriologi
a) 0iakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.
b) Pemeriksaan serologi. 'iukur titer AS-$, astistreptokinase, anti
hyaluronidase.
c.Pemeriksaan radiologi
6lektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan
jantung.
G. KOMPLIKASI
i. 'ekompensasi Aordis
Peristi.a dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya
sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic
termasuk pertumbuhan.Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang
berlebihan,biasanya karena kelainan struktur jantung,kelainan otot jantung sendiri
seperti proses inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan
digitalis dan obat-obat diuretika.-ujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala
(simptomatik)dan yang paling penting mengobati penyakit primer.
ii. Pericarditis
Peradangan pada pericard *isceralis dan parietalis yang ber*ariasi dari reaksi
radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam ca*um pericard.
iii. Komplikasi lainnya termasuk aritmia jantung, pankarditis dengan efusi
yang luas, pneumonitis reumatik, emboli paru, infark, dan kelainan katup jantung.
H. PENATALAKSANAAN
Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus beta
hemolyticus grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada radang
tersebut. +ni dapat berupa
i. 6radikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A
Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada '( dan dilanjutkan dengan
pencegahan. Profilaksis terhadap kuma streptokokus dengan pemberian injeksi
ben7alin penisilin secara intramuskuler. 6rythromycin diberikan kepada mereka
yang alergi terhadap penicillin. 0ila berat badan lebih dari @& kg diberikan 4,%
juta unit dan bila kurang dari @& kg diberikan =&&.&&& 3 <&&.&&& unit.atau
penisilin % ? 2&&&&& unit per hari selama 4& hari. 5ika alergi penisilin, di berikan
eritromisin % ? %& mg E kg 00 E hari untuk 4& hari. 5angan lupa menghitung sel
darah putih pada minggu 3 minggu pertama, jika leukosit kurang dari 9&&& dan
neutrofil F @2: ebaiknya obat di hentikan, di berikan 2 3 4& tahun pertama
terutama bila ada kelainan jantung dan rekurensi.
ii. $bat anti rematik
0aik cortocisteroid maupun salisilat dan prednison diketahui sebagai obat yang
berguna untuk mengurangiEmenghilangkan gejala-gejala radang akut pada '(.
Salisilat biasanya dipakai pada demam reumatik tanpa karditis dan ditambah
kortikosteroid jika ada kelainan jantung. Pemberi salisilat dosis tinggi dapat
menyebabkan intoksikasi dengan gejala tinnitus dan hiperpnea. 1ntuk pasien
dengan atralgia saja cukup diberikan analgesic. Pada atritis sedang atau berat
tanpa karditis atau tanpa kardiomegali, salisilat diberika 4&& mgEkg 00Ehari
dengan maksimal = gEhari, dibagi dalam @ dosis selama % minggu, kemudian
dilanjutkan B2 mgEkg 00Ehari selama 9-= minggu kemudian. Kortikosteroid
diberikan pada pasien dengan dosis a.al % mgEkg 00Ehariterbagi dalam @ dosis
dan dosis maksimal )& mgEhari. 0ila ga.at, diberikan metilprednisolon i* 4&-9&
mg diikuti prednisone oral. Sesudah %-@ minggu secara berkala pengobatan
prednisone dikurangi 2 mg setiap %-@ hari. Secara bersamaan, salisilat dimulai
dengan B2 mgEkg 00Ehari dan dilanjutkan selama = minggu sesudah prednisone
dihentikan. -ujuannya untuk menghindari efek rebound atau infeksi streptokokus
baru.
iii. 'iet
0entuk dan jenis makanan disesuaikan dengan keadaan pasien. Pada sebagian
besar kasus diberikan makanan biasa yang cukup kalori, protein dan *itamin.
i*. +stirahat
+stirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung
mengecil pada kasus-kasus kardiomegali. 0iasanya B-49 hari pada kasus '(
minus carditis. Pada kasus plus carditis,lama istirahat rata-rata @ minggu 3 @ bulan
tergantung pada berat ringannya kelainan yang ada serta kemajuan perjalanan
penyakit.
*. $bat-obat /ain
'iberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis
diberikan digitalis, diuretika dan sedati*e. 0ila ada chorea diberikan largactil dan
lain-lain.
0A0 ++
AS1#A8 K6P6(A"A-A8
A. PENGKAJIAN
- /akukan pengkajian fisik rutin
- 'apatkan ri.ayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi
streptokokus antesenden.
- $bser*asi adanya manifestasi demam rematik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- (esiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi
myocardium
- Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit.
- 8utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
- 8yeri berhubungan dengan atritis.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
- (esiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi
myocardium
-ujuan curah jantung mencukupi untuk kebutuhan indi*idual.
+nter*ensi
a) 0eri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan ke.aspadaan yang
sudah ditentukan untuk mencegah toksisitas.
b) Kaji tanda-tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia,
disritmia)
c) Seringkali diambil strip irama 6K;
d) 5amin masukan kalium yang adekuat
e) $bser*asi adanya tanda-tanda hipokalemia
f) 0eri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi 'apat
meningkatkan curah jantung
(asional
a) 1ntuk mencegah terjadinya toksisitas
b) !engkaji status jantung
c) Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin
- Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit.
-ujuan Suhu tubuh normal (@= 3 @B G A)
+nter*ensi
a) Kaji saat timbulnya demam
b) $bser*asi tanda-tanda *ital suhu,nadi,-',pernafasan setiap @ jam
c) 0erikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
d) 0erikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
e) 5elaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut
tidak dilakukan
f) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih %,2 3 @ literEhari dan
jelaskan manfaatnya
g) 0erikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis
h) 0erikan antipiretik sesuai dengan instruksi
(asional
a) 'apat diidentifikasi polaEtingkat demam
b) -anda-tanda *ital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien
c) Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi
kecemasan klien dan keluarga
d) 1ntuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk
lebih kooperatif
e) Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di
(S
f) Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
g) Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh,pakaian tipis
akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
h) Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi
suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal
- 8utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
-ujuan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan
makanan yang telah disediakan.
+nter*ensi
a) Kaji faktor-faktor penyebab
b) 5elaskan pentingnya nutrisi yang cukup
c) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak
muntah teruskan
d) /akukan pera.atan mulut yang baik setelah muntah
e) 1kur 00 setiap hari
f) Aatat jumlah porsi yang dihabiskan klien
(asional
a) Penentuan factor penyebab,akan menentukan inter*ensiEtindakan
selanjutnya
b) !eningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termoti*asi
untuk mengkonsumsi makanan
c) !enghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan
d) 0au yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
e) 00 merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
f) !engetahui jumlah asupan Epemenuhan nutrisi klien
- 8yeri berhubungan dengan atritis.
-ujuan 8yeri berkurang atau hilang
+nter*ensi
a) Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (4-
4&), tetapkan tipe nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
b) Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
c) 0erikan posisi yang nyaman,usahakan situasi ruangan yang tenang
d) 0erikan suasana gembira bagi pasien,alihkan perhatian pasian dari rasa
nyeri (libatkan keluarga)
e) 0erikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan temanE orang
terdekat
f) 0erikan obat-obat analgetik sesuai instruksi 1ntuk mengetahui berapa
tingkat nyeri yang dialami
(asional
a) (eaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor
begitupun juga respon indi*idu terhadap nyeri berbeda dab ber*ariasi
b) !engurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal
c) 'engan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan
perhatiannya terhadap nyeri yang dialami
d) -etap berhubungan dengan orang-orang terdekatEteman membuat pasien
gembira Ebahagia.
e) !engurangi nyeri dengan mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri.
f) !engurangi nyeri dengan efek farmakologis.
'A,-A( P1S-AKA
!ansjoer,Arif, dkk. %&&&. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. 5akarta !edia
esculapius ,K1+.5akarta.
0are,Smelt7er, dkk. %&&&. Keperawatan Medikal Bedah. 5akarta 6;A.
'onna, "ong. %&&9. Keperawatan Pediatrik. 5akarta 6;A.
"ahab, Samik. %&&@. Penyakit Jantung Anak. 5akarta 6;A
(ilantono, dkk. 4<<=. Kardiologi. 5akarta ,K1+

Anda mungkin juga menyukai