Anda di halaman 1dari 6

NAMA :MINTA SARI HARAHAP

NPM :14211491
KELAS :3EA27

PENALARAN DEDUKTIF


Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat
lebih khusus.
Contoh penalaran deduktif adalah
Silogisme
Silogisme adalah merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Dan silofisme itu di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi
(kesimpulan). Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu
diantaranya sebagai berikut.
Jenis-Jenis silogisme
1.Silogisme kategorial (ciri/syarat)
Contoh:
Semua mamalia menyusui anaknya
Semua kerbau mamalia
2.Silogisme hipotetik (sementara)
Contoh:
Jika hujan saya naik becak
Sekarang hujan
Saya naik becak


Jika hujan, bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah
Hujan telah turun
3.Silogisme Alternatif(menentukan dua pilihan)
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4.Silogisme disjungtif(menentukan dua kemungkinan)
Heri jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata Heri berbohong.(premis2)
Ia tidak jujur (konklusi)
5.Entimen(silogisme yang di persingkat)
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam
sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima
hadiahnya


















PENALARAN
Minta Sari Harahap


Penalaran adalah Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian.
Pengambilan kesimpulan dalam penalaran berdasarkan proposisi-proposisi yang
mendahuluinya
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh,
serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak
boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Unsur Unsur Proposisi
Setiap proposisi akan mengandung undur-unsur berikut ini, yaitu:
(a) Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan. Term
subyek dalam sebuah proposisi disebut subyek logis. Ada perbedaan antara subyek logis
dengan subyek dalam sebuah kalimat. Tentang subyek logis harus ada
penegasan/pengingkaran sesuatu tentangnya.
(b) Term predikat : isi pengakuan atau pengingkaran itu sendiri (apa yang diakui atau
diingkari). Term predikat dalam sebuah proposisi adalah predikat logis yaitu apa yang
ditegaskan/diingkari tentang subyek.
( c ) Kopula : penghubung antara term subyek dan term predikat dan sekaligus
memberi bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan yang terjadi. Jadi fungsi
kopula ada tiga:
- Untuk menghubungkan subyek dan predikat
- Untuk menyatakan subyek itu sungguh-sungguh berada/exist
- Untuk menyatakan cara mana subyek berada.
Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Contoh:
- Semua mahluk hidup pasti bernapas.
- Semua orang terlihat bahagia hari ini.
b) Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan lebih
dari satu predikat.
Contoh:
- Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
- Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
- Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
- Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
b) Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam
hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
- Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
- Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
- Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas.
- David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Contoh:
- Semua manusia adalah mahluk hidup.
- Harimau adalah hewan buas.
- Semua insinyur adalah orang pintar.
b) Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contoh:
- Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
- Semua aves bukanlah omnivora.
- Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
Aspek terakhir adalah berdasarkan kuantitas. Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat
dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata
semua atau seluruh.
Contoh:
- Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
- Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
b) Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan kata
sebagian dan beberapa.
Contoh:
- Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.

- Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburannya.
- Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

Anda mungkin juga menyukai