Anda di halaman 1dari 15

Menurut Agoes Sukrisno (2004:2) pengertian auditing

adalah:

Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Ada hal-hal penting dari pengertian tersebut.
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah
dibuat oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
2. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dan kritis.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang kompeten
dan independen (tdk memiliki kepentingan khusus
atau objektif), yaitu akuntan publik.
4. Hasil pemeriksaan dituang dalam laporan auditor
(opini) tertulis.
Perbedaan Auditing dan Akuntansi
Audit memiliki sifat analisis, karena akuntan
publik memulai pemeriksaannya dari angka-
angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokan
dengan neraca saldo, buku besar, buku harian,
buku-buku pembukuan dan sub buku besar.
Akuntansi memiliki sifat konstruktif, karena
disusun mulai dari buku-buku pembukuan, buku
harian, buku besar dan sub buku besar, neraca
saldo sampai menjadi laporan keuangan.
Cont...
Menurut Arens dan Loebbecke (2000)
1. Audit Laporan Keuangan, menilai apakah
laporan keuangan telah disajikan sesuai kriteria-
kriteria tertentu. Kriteria yaitu prinsip2 akuntansi
umum.
2. Audit Operasional, analisis efektifitas dan
efesiensi suatu prosedur atau metode operasi
suatu organisasi.
3. Audit Ketaatan, menilai apakah klien telah
mengikuti aturan yang dibuat oleh pihak yang
memiliki otoritas lebih tinggi.
Menurut Sukrisno (2004:7),
dari segi luasnya pemeriksaan.
1. Audit Umum (General Audit), pemeriksaan
dengan tujuan utk bisa memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.
2. Audit Khusus (Special Audit), pemeriksaan
khusus terbatas (sesuai permintaan klien)
thdp laporan keuangan sehingga tidak
memberikan pendapat kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan, hanya pos yg
diminta.
Menurut Sukrisno (2004:7),
dari segi ruang lingkupnya.
1. Complience Audit (Pemeriksaan Ketaatan),
menilai apakah klien telah mengikuti aturan yang
dibuat oleh pihak yang memiliki otoritas lebih
tinggi.
2. Internal Audit, pemeriksaan yg dilakukan oleh
bagian internal perusahaan, baik thdp lap.
Keuangan, catatan2 akuntansi, dan ketaatan
terhadap kebijakan manajemen yg tlh ditentukan.
3. Komputer Audit, pemeriksaan yg dilakukan pada
perusahaan yg memproses data akuntansinya
Electronic Data Processing (EDP) sistem.
Profesi Audit (Auditor)
Menurut Arens & Loebbecke (2000), jenis-jenis
auditor adalah sbb.
1. Auditor Pemerintah:
Auditor Eksternal Pemerintah
Auditor Internal Pemerintah
2. Auditor Intern
3. Auditor Independen (Akuntan Publik)
4. Auditor Pajak
1. Auditor Pemerintah
Adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan pada instansi-instansi pemerintah.
Auditor Eksternal Pemerintah
Dilaksanakan oleh BPK (Pasal 23E ayat (1) UU
1945).
Bebas, Mandiri dan Independen.
Auditor Internal Pemerintah
Disebut jg Aparat Pengawasan Fungsional
Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal
Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan
Daerah.
2. Auditor Intern
merupakan auditor yang bekerja pada suatu
perusahaan dan oleh karenanya berstatus
sebagai pegawai pada perusahaan tersebut.
Tugas utamanya ditujukan untuk membantu
manajemen perusahaan tempat dimana ia
bekerja.
3. Auditor Independen
melakukan fungsi pengauditan atas laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan
terbuka, yaitu perusahaan yang go public,
perusahaan-perusahaan besar dan juga
perusahaan kecil serta organisasi-organisasi
yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik
akuntan publik harus dilakukan melalui
suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
4. Auditor Pajak
Yang bertanggung jawab terkait auditing di
dalam Direktorat Jenderal Pajak adalah
Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-
auditor khusus. Tanggung jawab Karikpa
adalah melakukan audit terhadap para wajib
pajak tertentu untuk menilai apakah telah
memenuhi ketentuan perundangan
perpajakan.

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari
Auditing Practices Board, di tahun 1980, menjabarkan tanggung jawab
auditor sbb:
Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu
merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem
pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan
reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.
Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan
kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan
dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test.
Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor
melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan
seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil
berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar
rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.
Agoes, Sukrisno. 2004. Pemeriksaan Akuntan Oleh AKP.
Buku 1. Jilid 1. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Arens, A.A., dan J.K Loebbecke, (2003). Auditing:
Pendekatan Terpadu. Buku Satu. Edisi Indonesia.
Terjemahan Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba
Empat.
Haryono, Jusuf. 2001. Auditing (Pengauditan).
Yogyakarta: STIE YKPN.
Indra, Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik di
Indonesia. Yogyakarta: BPFE UGM.

Anda mungkin juga menyukai