Anda di halaman 1dari 4

8 Perawatan Bayi yang Baru Lahir:

Mitos atau Bukan?


Dengan lahirnya Neishia, putri kedua saya di bulan
Januari lalu, saya kembali menghadapi beberapa hal yang menjadi mitos dan tabu
dalam perawatan bayi. Karena ini kali kedua saya merawat bayi baru lahir, ada
beberapa mitos dan tabu yang beredar di masyarakat, yang bisa saya hindari atau
justru malah bisa diikuti.
Apa saja sih mitos dan tabu tersebut? Mudah-mudahan bisa membantu para urban
Mama dan Papa yang baru saja melahirkan bayi mungil untuk bersiap diri.
Berikut 8 Poin untuk Merawat Bayi:
1. MenyunatBayiPerempuan
Kebetulan kedua anak saya adalah anak perempuan. Waktu anak pertama dulu,
saya bersitegang dengan orangtua yang menginginkan saya menyunat anak
pertama saya, Naia. Menurut ibu saya, tidak betul-betul disunat, tapi biasanya tim
medis hanya sekedar membersihkan area klitoris si anak saja, tidak ada
pemotongan sama sekali. Tapi saya tetap tidak setuju karena ini hanya berupa adat
dan kebiasaan saja. Tidak ada hadits yang menyatakan anak bayi perempuan harus
disunat.
Pada anak kedua, debat ini tidak berlanjut karena saya sudah jelas-jelas tidak
menginginkan kebiasaan adat ini untuk dijalankan, karena tidak ada guna &
manfaatnya, sekalipun hanya sekedar formalitas.

2. MembedongpadaBayi
Tujuan utama membedong selain untuk menjaga kehangatan tubuh bayi, juga agar
bayi dapat tidur tenang karena sampai usia 6 bulan, bayi masih mengalami refleks
kaget (MORO). Dengan dibedong, saat refleks MORO terjadi, bayi akan merasa
seperti ada yang memeluk sehingga bisa tertidur kembali atau tidak terkaget-
kaget. Selain itu, pemakaian bedong juga mengurangi resiko terjadinya SID
(Sudden Infant Death) atau kematian mendadak pada bayi saat tidur.
Waktu anak pertama saya lahir, saya mendengar informasi yang menyatakan anak
bayi tidak perlu dibedong. Tapi saya merasa membedong anak bayi itu justru
lebih banyak manfaatnya. Yang saya tidak setuju adalah membedong yang terlalu
kuat, karena ini yang akan membuat si bayi sesak napas dan juga memengaruhi
peredaran darah bayi. Terkadang, saya hanya melakukan setengah bedong yaitu
membedong dari dada sampai kaki, sementara tangannya bebas terbuka.
Di rumah sakit, bahkan di Singapura, pembedongan bayi (swaddle) tetap ada, tapi
hanya untuk menyelimuti bayi saja, tidak ketat. Satu hal yang termasuk dalam
mitos adalah keyakinan bahwa bedong dapat meluruskan kaki bayi, ini jelas tidak
benar. Pada awal kelahiran, kaki bayi memang memiliki kecendurangan bengkok
karena posisi bayi di dalam kandungan. Setelah lahir, kondisi kakinya yang
bengkok ini akan lurus dengan sendirinya seiring pertambahan usia. Terbukti,
pada kedua anak saya, kakinya lurus sendiri seiring dengan bertambahnya usia,
walaupun hanya dibedong asal-asalan saja.
Oh ya, berhubung kita tinggal di wilayah tropis, pilihlah bedong dengan kain yang
tipis dan nyaman, supaya si kecil tidak kepanasan.

3. PemakaianGuritapadaBayi
Dari awal, saya tidak setuju dengan pemakaian gurita pada bayi dan percaya
bahwa ini adalah mitos, karena wajar saja anak bayi memiliki perut yang buncit.
Nanti akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu bantuan gurita. Jadi sewaktu
anak pertama saya lahir, saya menentang pemakaian gurita ini.
Akan tetapi pandangan saya berubah ketika saya merawat anak kedua. Menurut
saya gurita ini tetap bisa dipakai kepada bayi, selama tidak diikat terlalu kuat. Dan
tentu saja tujuan pemakaiannya bukan untuk mengempiskan perut bayi yang
membuncit, tetapi lebih untuk menghangatkan tubuh. Gurita sangat berguna,
terutama ketika pusar bayi masih belom puput. Pemakaian gurita menghindari
gesekan pada tali pusar, dan setelah tali pusar puput pun, membantu supaya pusar
yang masih belum kering, tidak terganggu dengan gesekan dari popoknya.
Neishia, anak kedua saya, selalu langsung terdiam
dari tangisnya ketika gurita dipakaikan. Tentunya saya tidak pernah mengikat
dengan kencang, cukup supaya perut dan dadanya tertutup, sebagai pengganti baju
dalam saja. Setelah tali pusarnya sudah kering pun, gurita bisa ditinggalkan
pemakaiannya. Tentunya, ini kembali kepada urban Mama, apakah mau
memakaikan gurita pada bayi atau tidak, karena bukan menjadi keharusan.

4. MenutupPusardenganKoin
Menurut mitos, menutup pusar dengan koin setelah pusar puput dilakukan agar
pusar bayi tidak bodong. Padahal terkadang ini justru mengundang timbulnya
infeksi. Menurut medis, pada dasarnya memang ada bayi yang sejak lahir punya
bakat bodong atau bisa juga disebabkan hernia umbilikus. Tentu saja pemakaian
koin pada pusar tidak akan dapat diatasi, selain diperlukan tindakan medis.
Pusar akan membentuk dengan baik dan sempurna tanpa perlu memakai koin di
pusar, yang penting pusar dibersihkan setiap hari dengan alkohol dan biarkan
kering dengan sendirinya. Pemakaian gurita seperti yang saya jelaskan di atas juga
akan membantu supaya pusar tidak infeksi akibat gesekan dengan popok atau
baju.
Artikel ini juga bisa dijadikan panduan untuk merawat pusar bayi setelah tali
pusar puput.

5. PemakaianBedakdiAreaSekitarVagina
Sampai sekarang saya masih melihat beberapa orang tua yang setelah
membersihkan vagina bayi dengan air, lalu menaburkan bedak di sekitar daerah
tersebut agar lebih kering. Pemakaian bedak ini sebenarnya tidak baik karena
taburan bedak di wilayah vagina malah akan menumpuk sehingga mempertinggi
risiko penyebabnya saluran kencing.
Selain itu, partikel dari bedak juga bisa masuk ke vagina. Jadi tidak perlu
ditaburkan bedak, cukup dibersihkan lalu dikeringkan saja. Pakaikan diaper
cream di lipatan kulit (bukan di area vagina) untuk menghindari diaper rash.

6. MengorekPutih-PutihdiVagina
Ketika anak kedua saya lahir, saya menemukan putih-putih menyerupai gel yang
menempel di dalam vagina. Karena saya kira putih-putih tersebut adalah
kotoran, saya mencoba untuk membersihkannya, tapi karena takut Neishia tidak
nyaman, jadi saya pupuskan niat tersebut. Lalu saya mencari informasi di
internet, dan ternyata putih-putih tersebut adalah hal yang normal. Ini terjadi
karena bayi baru lahir masih dipengaruhi hormon ibu.
Mengorek dan mencoba membersihkan putih-putih itu dengan cotton bud justru
sebaiknya dihindari karena dikuatirkan malah akan melukai wilayah klitoris.
Ternyata putih-putih itu akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya
usia bayi, dan itu pun yang akhirnya saya buktikan sendiri pada Neishia.

7. MembersihkanVaginadariDepankeBelakang
Sebenarnya ini common knowledge ya. Saat si kecil BAB atau BAK yang wajib
dibersihkan dahulu adalah vaginanya setelah itu baru anus, jadi bukan anus
menuju ke vagina. Cara yang salah hanya akan membawa kuman-kuman dari
wilayah sekitar anus ikut menempel ke vagina.
8. MenggunakanSarungTangan
Saya termasuk yang menggunakan sarung tangan pada bayi, tapi tidak lama,
biasanya saya tanggalkan setelah bayi sudah berusia lebih dari 1-2 bulan.
Tentunya juga saya harus memastikan kuku-kuku bayi sudah dipotong dan dalam
keadaan pendek sehingga tidak akan melukai muka atau bagian tubuh lainnya.
Sebenarnya pemakaian sarung tangan yang terus-menerus bisa memengaruhi
tumbuh kembang kuku-kukunya. Jadi lebih baik urban Mama memberanikan diri
untuk memotong kuku si kecil dan mempelajari teknik memotong kuku bayi yang
benar. Biasanya saya memotong kuku bayi saat bayi sedang tidur, menggunakan
gunting kuku khusus untuk bayi.
Bagaimana dengan urban Mama yang lain? Ada mitos lain yang mungkin bisa di
bagi?

Anda mungkin juga menyukai