Anda di halaman 1dari 24

Oleh : ..

NIM : ..
Defenisi
Dengue haemorage Fever (DHF) atau yang
sering disebut DBD adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
nyamuk Aedes Albopictus (Soegeng, 2002).
DHF adalah penyakit demam akut pada anak-
anak (1-14 tahun) dan dewasa dengan ciri-ciri :
demam, manifestasi perdarahan, dan cenderung
menimbulkan syok yang dapat menyebabkan
kematian (Kemala, 1996).
Virus Dengue tergolong albovirus,
menurut taksonomi yang baru, virus
Dengue termasuk famili Togaviridae
dan dikenal ada 4 serotipe. Dengue 1
dan 2 ditemukan di Irian ketika
berlangsungnya Perang Dunia ke-II,
sedangkan Dengue 3 dan 4 ditemukan
pada saat wabah di Filiphina tahun
1953-1954. Virus Dengue berbentuk
batang, bersifat termolabil, sensitif
terhadap inaktivasi oleh dietileter dan
natriun dioksikolat, stabil pada suhu
70 C.
Tanda & Gejala
Meningkatnya suhu
tubuh
Nyeri pada otot seluruh
tubuh
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
Nafsu makan menurun


Muntah
Ptekie
Ekimosis
Perdarahan gusi
Muntah darah
Hematuria masih
Melena
Replikasi dan Penularan Virus Dengue
Virus ditularkan ke manusia melalui saliva
nyamuk.
Virus bereplikasi dalam organ target.
Virus menginfeksi sel darah putih dan jaringan
limfatik.
Virus dilepaskan dan bersirkulasi dalam darah.
Virus yang ada dalam darah tertelan nyamuk
kedua.
Virus bereplikasi atau melipatgandakan diri
dalam perut nyamuk.
Virus berplikasi dalam kelenjar saliva.
Klasifikasi
Derajat I
Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinis lain
seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang,
persendian dan kepala, dengan manifestasi
pendarahan teringan, yaitu uji Tourniquet positif.
Derajat II
Derajat I disertai pendarahan kulit dan manifestasi
pendarahan lain.
Derajat III
Ditemukan tanda-tanda dini rejatan seperti nadi
cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab,
serta gelisah.
Derajat IV
Rejatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak
dapat diukur
Patofisiologi
Infeksi Virus Dengue

Pelepasan zat Aktivasi sistem kalikrein

Anafilatoksin Histamin Serotonin


Permeabilitas dinding kapiler

Volume Plasma


Hipotensi Hemokonsentrasi Hipoprotein Efusi Renjatan Hipovolemik

Anoksia Jaringan

Asidosis Metabolik

KEMATIAN
Manifestasi Klinik
Demam
Demam terjadi pada masa inkubasi dengue
yaitu antara 3-15 hari, dan rata-rata terjadi 5-8
hari. Pada DF suhu tubuh meningkat secara
tiba-tiba.
Nyeri otot
Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila
tendon dan otot perut ditekan. Sekitar mata
mungkin ditemukan pembengkakan,
lakrimasi, dan fotofobia. Otot-otot sekitar
mata terasa sakit bila disentuh dan terasa
pegal pada pergerakan bola mata.
Sambungan
Petekie
Ruam yang kelasik ditemukan dalam 2 fase,
mula-mula pada awal demam (initial rash).
Ruam berikutnya (terminal rash) mulai antara
hari ke 3-6, kemudian muncul bercak-bercak
petekie.
Perdarahan
Gejala perdarahan mulai pada hari ke-3 atau
ke-5 berupa petekie, purpura, echymosis,
hematemesis, melena, dan epitaksis.
Pembesaran hati
Hati umumnya membesar dan nyeri tekan,
tetapi pembesaran hati tidak sesuai dengan
beratnya penyakit. Dan tidak dijumpai ikterus.
10


Trombosit : 100.000-150.000/mm3 Demam Dengue

Trombositopenia (hari ke 3-8)

Lekopenia : Bisa sampai 1500/mm3

DBD :
Trombosit < 100.000/mm3
Uremia, hiponatremia, hipoproteinemia, LFT ^
DIC : Pemanjangan PT, aPTT
Penurunan fibrinogen, faktor II,V,VII,X & XII
Laboratorium
Komplikasi
Sindrom Syok Dengue (DSS)
Kondisi pasien yang berkembang ke arah syok tiba-tiba
setelah demam selama 2-7 hari biasanya ditandai
dengan nadi cepat dan lemah dengan penurunan
tekanan darah (> 20 mmHg) atau hipotensi dengan kulit
dingin dan gelisah. Adapun durasi syok adalah pendek,
secara khas pasien meninggal 12-24 jam, atau sembuh
dengan cepat setelah terapi penggantian volume tepat.
Syok yang tidak teratasi dapat menimbulkan komplikasi
dengan terjadinya asidosis metabolik, pendarahan hebat
dari saluran gastrointestinal dan organ lain.
Pendarahan
Pendarahan paling umum ialah test tourniquet positif,
mudah memar dan terjadi pendarahan pada vena. Pada
kebanyakan kasus yang terjadi adalah petekie halus
pada ekstremitas, aksilla yang biasanya terjadi selama
fase demam awal. Epistaksis dan pendarahan gusi juga
terjadi pendarahan gastrointestinal ringan dapat terlihat
selama periode demam.
Penatalaksanaan
Minum banyak 1,5-2 liter / 24 jam
Anti konvulsan jika terjadi kejang
Contoh : Luminal
Dosis anak umur < 1 tahun diberikan 50 mg secara
IM
Dosis anak umur > 1 tahun diberikan 75 mg
Jika 15 menit kejang belum berhenti Luminal
diberikan
lagi dengan dosis 3 mg / kg BB.
Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien
mengalami kesulitan minum air dan nilai hematokrit
cenderung meningkat
Istirahat baring
Pasien segera dirujuk ke rumah sakit bila ada bukti
pendarahan.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Kaji kegagalan sirkulasi darah
Kaji resiko terjadinya pendarahan
Observasi gangguan suhu tubuh
Kaji gangguan keseimbangan cairan
Analisa pengetahuan keluarga,pasien
tentang proses penyakit dan pengobatan
1. Dx : Gangguan keseimbangan cairan b/d
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
yang mengakibatkan keluarnya plasma dari
pembuluh darah
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
Tujuan : Gangguan
keseimbangan cairan teratasi.
K.H :
Turgor baik
Rasa haus hilang
Trombosit 200.000-300.000
mm3
TTV normal
Produksi urine 30-50 cc / jam
a. Observasi warna kulit,
membran mukosa dan
turgor kulit.
Rasional: Observasi kulit
merupakan hal yang
penting untuk mengkaji
dehidrasi.

b. Observasi TTV.
Rasional : tanda vital
merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan
umum pasien.
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
c. Observasi tanda-tanda
syok (keringat dingin,
pucat, penurunan
kesadaran)
Rasional : Agar dapat
segera dilakukan
tindakan untuk
menangani syok.

d. Awasi ketat jumlah input
dan output cairan
Rasional : Untuk mengetahui
keseimbangan cairan

e. Anjurkan pasien minum
2-2,5 liter / hari
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
Rasional : Asupan cairan
sangat diperlukan untuk
menambah volume
cairan tubuh

f. Observasi adanya tanda
pendarahan gusi,
epistaksis, petechie dan
echymosis
Rasional: Tanda ini untuk
mengetahui manifestasi
pendarahan

g. Kerjasama dengan tim
kesehatan :
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
Pemberian cairan RL
parenteral
Rasional : Pemberian cairan IV
sangat penting bagi pasien
yang mengalami kekurangan
cairan tubuh karena cairan
langsung masuk ke dalam
pembuluh darah.
Pemeriksaan Hb, Ht, trombosit
setiap 3-4 jam
Rasional : Untuk mengetahui
tingkat kebocoran pembuluh
darah yang dialami pasien
sebagai acuan melakukan
tindakan lebih lanjut.
2. Dx : Risiko pendarahan b/d trombosttopenia,
Trombosit menurun dan menurunnya faktor
koagulasi
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
Tujuan : Mengatasi resiko
pendarahan
K.H :
Tidak mengalami
pendarahan gastrointestinal
Syok teratasi
Hb, Ht dan trombosit normal
TTV (TD, HR, RR) normal
Melena teratasi
a. Irigasi lambung dengan
NGT
Rasional: Perdarahan akan
berkurang dengan
tindakan irigasi lambung

b. Kaji tanda-tanda syok
Rasional : Agar dapat
segera dilakukan
tindakan untuk
menangani syok
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
c. Observasi TTV
Rasional : tanda vital
merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum
pasien.

d. Beri makanan cair
Rasional : Membantu
mengurangi resiko
terjadinya perdarahan.
3. Dx : Gangguan suhu tubuh b/d
infeksi virus dengue
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan /
Intervensi
Tujuan : Suhu tubuh kembali
normal
K.H :
Suhu 36,5-37,50C
Tidak terjadi kejang
Tidak terjadi rejatan
TTV normal
a. Observasi TTV
Rasional : tanda vital
merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan
umum pasien.

b. Kaji timbulnya demam
Rasional : untuk
mengidentifikasi pola
demam pasien
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
e. Anjurkan pasien minum 2-
2,5 liter / hari
Rasional : Peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan
cairan yang banyak.

f. Kerjasama dengan dokter
dalam:
Pemberian cairan RL
parenteral
Rasional : pemberian cairan
sangat penting bagi pasien
dengan suhu tinggi.
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
c. Kaji tanda-tanda kejang
dan rejatan
Rasional : Agar dapat segera
dilakukan tindakan untuk
menangani kejang dan
rejatan.

d. Beri kompres hangat
Rasional : Dengan
vasodilatasi dapat
meningkatkan
penguapan yang
mempercepat penurunan
suhu tubuh.
Tujuan / Kriteria Hasil Rencana tindakan/Intervensi
g. Observasi tanda-tanda
syok (keringat dingin,
pucat, penurunan
kesadaran)
Rasional : Agar dapat
segera dilakukan
tindakan untuk
menangani syok.

h. Anjurkan tidak memakai
pakaian yang tebal dan
selimut
Rasional : pakaian tipis
membantu mengurangi
penguapan tubuh
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai