Anda di halaman 1dari 46

ANTIKONVULSI/ANTIEPILEPSI

Dr. M. Yulis Hamidy, M.Kes., M.Pd.Ked


GOLONGAN HIDANTOIN
JENIS
• Fenitoin (prototipe dan DOC)
• Mefenitoin
• Etotoin
FARMAKODINAMIK
• Berefek antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP
• Dosis toksik menyebabkan eksitasi
• Dosis letal menyebabkan rigiditas deserebrasi
• Menghambat penjalaran rangsang dari fokus ke bagian lain
otak
• Mempengaruhi transpor ion melalui membran sel dengan
menggiatkan pompa Na+ neuron
• Tidak dapat menghilangkan gejala aura sensorik dan gejala
prodromal lainnya secara sempurna
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi oral lambat
• 10% obat per oral akan diekskresi melalui feses dalam bentuk utuh
• Cmax 3-12 jam
• Absorpsi IM lambat, obat menetap di tempat suntikan selama 5 hari
• Distribusi ke seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda
• Ikatan dengan albumin +90%
• Pada penyakit hati dan ginjal ikatan protein berkurang
• Ikatan kuat dengan jaringan saraf sehingga DOA lama
• Biotransformasi dengan cara hidroksilasi oleh enzim mikrosom hati
yang menghasilkan metabolit utama derivat parahidroksifenil
• Metabolit fenitoin diekskresi melalui empedu kemudian mengalami
reabsorpsi dan diekskresi melalui ginjal
INTERAKSI
• Kadar plasma meningkat bila diberikan bersama dengan
kloramfenikol, disulfiram, INH, simetidin, dikumarol karena
biotransformasi fenitoin dihambat
• Kadar plasma meningkat bila diberikan bersama dengan
sulfisoksazol, fenilbutazon, salisilat, asam valproat karena
mempengaruhi ikatan protein
• Kadar plasma menurun bila diberikan bersama dengan
teofilin karena absorpsi dihambat dan biotransformasi
meningkat
• Interaksi dengan fenobarbital dan karbamazepin akan
menurunkan kadar fenitoin karena menginduksi enzim
mikrosom hati, tetapi juga dapat meningkat karena kompetisi
dalam metabolisme
INTOKSIKASI & EFEK SAMPING
• SSP (bila dosis >5 g sehari): diplopia, ataksia, vertigo, nistagmus, sukar
bicara, tremor, gugup, mengantuk, lelah, ilusi, halusinasi, psikotik
• GIT: nyeri ulu hati, mual, muntah, anoreksia, proliferasi jaringan gusi,
hiperplasia gingiva, edema gusi, gingivitis
• Kulit: ruam morbiliform, hiperpireksia, limfadenopati, eritema multiform
hemoragik
• Pada wanita muda terjadi keratosis dan hirsutisme karena meningkatnya
aktivitas korteks suprarenal
• Hepatotoksik
• Teratogenik
• Kadar plasma >20 µg/ml menyebabkan nistagmus
• Kadar plasma >30 µg/ml menyebabkan ataksia
• Kadar plasma >40 µg/ml menyebabkan letargia
INDIKASI
• Bangkitan tonik-klonik
• Bangkitan parsial atau fokal
• Bangkitan parsial kompleks
• Neuralgia trigemina
• Aritmia jantung
• ECT
• Kelainan ekstrapiramidal iatrogenik
SEDIAAN
• Kapsul 100 mg
• Tablet kunyah 30 mg
• Injeksi 100 mg/2 ml
• Sirup 125 mg/5 ml
POSOLOGI
• Kadar optimal plasma 10-20 µg/ml
• Per oral dosis awal dewasa 300 mg,
dilanjutkan dengan dosis penunjang 300-400
mg, maksimum 600 mg sehari
• Per oral dosis awal anak <6 tahun 100 mg,
dilanjutkan dengan dosis penunjang 4-8
mg/kgBB, maksimum 300 mg sehari
GOLONGAN BARBITURAT
FENOBARBITAL
• Senyawa organik pertama yang digunakan sebagai
antikonvulsi
• Mekanisme kerja
– Membatasi penjalaran aktivitas bangkitan
– Menaikkan ambang rangsang
• Dosis: 2x100 mg sehari
• Penghentian secara tappering off untuk mencegah rebound
phenomenon
• Interaksi dengan obat lain terjadi karena fenobarbital
menginduksi enzim mikrosom hati
PRIMIDON
• Mirip fenobarbital dengan potensi yang lebih lemah
• Dimetabolisme melalui:
– Oksidasi menjadi fenobarbital
– Dekarboksilasi oksidatif menjadi feniletil malonamid (FEMA) yang tetap aktif
• Efek samping berupa gangguan SSP (kantuk, ataksia, pusing, sakit kepala,
mual), kulit (ruam morbiliform, pitting edema), anoreksia, impotensi,
aktivasi psikotik
• Dosis dewasa dimulai 3x50 mg sehari, dinaikkan sampai 0,75-1,5 g sehari
untuk 3x pemberian
• Efektif untuk semua bangkitan epilepsi, kecuali lena
• DOC untuk bangkitan parsial kompleks dan bangkitan akinetik minor
GOLONGAN OKSAZOLIDINDION
TRIMETADION
FARMAKODINAMIK
• Memperkuat depresi pascatransmisi sehingga
transmisi impuls berurutan dihambat
• Memulihkan pola EEG abnormal pada
bangkitan lena
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi oral baik
• Distribusi luas
• Biotransformasi terutama di hati melalui
demetilasi yang menghasilkan didion
• Ekskresi lambat sehingga dapat terjadi
akumulasi metabolit
INTOKSIKASI & EFEK SAMPING
• Ringan
– Sedasi
– Hemeralopia
• Berat:
– Gejala pada kulit (ruam morbiliform, kelainan akneform,
dermatitis eksfoliatif, eritema multiformis)
– Gejala pada darah (netropenia, anemia aplastik)
– Gangguan ginjal (sindroma nefrotik)
– Gangguan hati (hepatitis)
INDIKASI & KONTRA INDIKASI
• Indikasi: bangkitan lena murni
• Kontra indikasi:
– Anemia
– Lekopenia
– Penyakit hati
– Penyakit ginjal
– Kelainan N. optikus
GOLONGAN SUKSINIMID
ETOSUKSIMID
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi oral baik
• Cmax dalam 1-7 jam
• Distribusi merata
EFEK SAMPING
• Mual
• Sakit kepala
• Kantuk
• Ruam kulit
• Agranulositosis
• Pansitopenia
• Efek samping lebih ringan daripada trimetadion
INDIKASI
• Bangkitan lena (DOC)
• Bangkitan mioklonik
• Bangkitan akinetik
KARBAMAZEPIN
FARMAKOLOGI
• Awalnya digunakan untuk neuralgia trigemina
• Ternyata efektif untuk bangkitan parsial kompleks
dan bangkitan tonik-klonik
• Di AS sebagai obat utama untuk berbagai bangkitan,
kecuali lena
• Memperbaiki kewaspadaan dan perasaan
• Berefek analgesik selektif seperti tabes dorsalis dan
neuropati lainnya
EFEK SAMPING
• Insiden cukup tinggi (25% penderita)
• Akibat pemakaian jangka lama menimbulkan pusing, vertigo,
ataksia, diplopia, pandangan kabur
• Efek samping lainnya berupa mual, muntah, diskrasia darah,
rekasi alergi (dermatitis, eosinofilia, limfadenopati,
splenomegali, SJS)
• Intoksikasi akut: stupor, koma, iritabilitas, kejang, depresi
nafas
• Pada hewan bersifat teratogenik dan karsinogenik
INTERAKSI
• Kadar plasma ditingkatkan oleh fenobarbital
dan fenitoin
• Biotransformasi dihambat oleh eritromisin
• Menurunkan kadar asam valproat
• Meningkatkan konversi primidon menjadi
fenobarbital
POSOLOGI
• Dosis terapi
– Anak <6 tahun : 100 mg sehari
– 6-12 tahun : 2x100 mg sehari
– Dewasa : 2x200 mg hari I, ditingkatkan
bertahap
• Dosis penunjang
– Dewasa : 800-1200 mg sehari
– Anak : 20-30 mg/kgBB sehari
GOLONGAN BENZODIAZEPIN
DIAZEPAM
• Indikasi:
– Konvulsi rekuren (status epileptikus)
• 5-20 mg IV secara lambat, dapat diulang dengan interval 15-20
menit
• Untuk bayi dan anak <11 tahun 0,5-1 mg/kgBB per rektal
– Bangkitan parsial sederhana (bangkitan klonik fokal)
• Efek samping: obstruksi saluran nafas oleh lidah,
depresi nafas, henti nafas, hipotensi, henti jantung
KLONAZEPAM
• Benzodiazepin dengan masa kerja panjang
• Indikasi: bangkitan mioklonik, bangkitan akinetik, bangkitan
lena, spasme infantil
• Efek samping: kantuk, ataksia, gangguan kepribadian
• Dosis awal 1,5 mg sehari untuk 3x pemberian
• Jika diperlukan dosis dinaikkan 0,5-1 mg setiap 3 hari,
maksimal 20 mg sehari
• Dosis anak <10 tahun atau BB <30 kg adalah 0,01-0,03
mg/kgBB sehari dosis terbagi, jika diperlukan dinaikkan 0,25-
0,5 mg setiap 3 hari
NITRAZEPAM
• Indikasi:
– Hipsaritmia
– Spasme infantil
– Bangkitan mioklonik
• Efek samping:
– Hipersekresi lendir saluran nafas
– Letargi
– Ataksia
• Dosis 1 mg/kgBB sehari
ASAM VALPROAT
FARMAKOLOGI
• Efektif untuk terapi epilepsi umum dan kurang efektif
untuk epilepsi fokal
• Menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat
membran neuron akibat peningkatan daya konduksi
membran untuk kalium
• Mekanisme kerja didasarkan pada meningkatnya
kadar GABA di dalam otak
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi oral cepat
• Cmax 1-3 jam
• Waktu paruh 8-10 jam
• Biotransformasi berlangsung in vivo
• Ekskresi melalui urin dalam 24 jam
EFEK SAMPING DAN TOKSISITAS

• Gangguan saluran cerna (anoreksia, mual,


muntah)
• Gangguan SSP (kantuk, ataksia, tremor)
• Gangguan hati (peningkatan aktivitas enzim
hati, nekrosis hati)
• Ruam kulit
• Alopesia
INDIKASI
• Epilepsi umum
– Bangkitan lena
– Bangkitan tonik-klonik
• Epilepsi parsial
– Bangkitan parsial kompleks
POSOLOGI
• Awal 3x200 mg/hari
• Jika diperlukan setelah 3 hari dosis dinaikkan
menjadi 3x400 mg/hari
• Dosis anak 20-30 mg/kgBB sehari
INTERAKSI
• Meningkatkan kadar fenobarbital karena
menghambat hidroksilasi fenobarbital
• Menurunkan kadar fenitoin karena
biotransformasi fenitoin meningkat
ANTIEPILEPSI LAINNYA
FENASEMID
• Mekanisme kerja: meningkatkan ambang rangsang
fokus serebral
• Indikasi: bangkitan tonik-klonik, bangkitan lena,
bangkitan parsial kompleks
• Efek samping tersering adalah psikosis
• Efek samping fatal: nekrosis hati, anemia aplastik,
netropenia
• Dosis dewasa 1,5-5,0 g sehari
• Anak 5-10 tahun ½ dosis dewasa
• Belum dipasarkan di Indonesia
PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE
ASETAZOLAMID

• Mekanisme kerja: menstabilkan influks


natrium yang patologis
• Indikasi:
– Bangkitan lena
– Bangkitan tonik-klonik
• Dosis dewasa 5-15 mg/kgBB sehari
• Dosis anak 12-25 mg/kgBB sehari
PRINSIP PEMILIHAN OBAT
TUJUAN TERAPI
• Membebaskan pasien dari bangkitan epilepsi
tanpa mengganggu fungsi normal SSP agar
pasien dapat menunaikan tugasnya tanpa
gangguan
PEDOMAN
• Melakukan pengobatan kausal kalau perlu
dengan pembedahan seperti pada tumor
serebri
• Menghindari faktor pencetus
• Penggunaan antiepilepsi
PENGGUNAAN ANTIEPILEPSI YANG OPTIMAL

• Diagnosis harus tepat


• Pengobatan secara teratur
• Pengobatan awal dimulai dengan obat tunggal
• Pilih obat tunggal yang paling sesuai untuk jenis bangkitan
• Pengobatan dimulai dengan dosis kecil dan dinaikkan secara bertahap
sampai efek terapi tercapai
• Interval penyesuaian dosis tergantung pada obat yang digunakan
• Bila obat pertama tidak menghasilkan efek terapi atau menimbulkan efek
samping, harus segera diganti
• Obat pertama harus diturunkan secara bertahap untuk menghindari
status epileptikus
• Bila perlu dapat dilakukan terapi kombinasi
KEGAGALAN TERAPI
• Diagnosis tidak tepat
• Pemilihan obat dan dosis tidak tepat
• Terlalu sering mengganti obat
• Gagal memanfaatkan terapi kombinasi
• Kurang memperhatikan aspek yang berkaitan
dengan penyakit dan pengobatan
• Ketidakpatuhan penderita

Anda mungkin juga menyukai