a) Kurikulum 1975 Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem nstruksional !PPS". Melalui PPS ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap satuan bahasan. #erikut ini ciri$ciri kurikulum 1975 % i. si&at kurikulum Integrated Curriculum Organization, ii. jumlah mata pelajaran berdasarkan tingkatan SD mempunyai struktur program, yang terdiri atas 9 bidang studi termasuk mata pelajaran PSP#, pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat digabung menjadi satu dengan nama lmu Pengetahuan 'lam !P'", Pelajaran lmu 'ljabar dan lmu (kur digabung menjadi satu dengan nama Matematika. )(mlah mata pelajaran di SMP dan SM' menjadi 11 bidang studi, iii. penjurusan di SM' dibagi atas * yaitu % jurusan P', PS dan #ahasa, penjurusan dimulai di kelas , pada permulaan semester , dan i+. Menteri Pendidikan dan ,ebudayaan Dr. Syari& -hayeb !197*$ 197.". /iri$ciri kurikulum 1975% 1. #erorientasi pada tujuan 1 0. Menganut pendekatan integrati+e dalam arti bah1a setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan$ tujuan yang lebih integrati&. *. Menekankan kepada e&isiensi dan e&ekti+itas dalam hal daya dan 1aktu. 2. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem nstruksional !PPS". Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesi&ik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku sis1a. 5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon !rangsang$ja1ab" dan latihan !drill". b) Kurikulum 1984 ,urikulum 19.2 pada hakikatnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. 'sumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 ini adalah bah1a kurikulum merupakan 1adah atau tempat proses belajar mengajar berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat. #erikut ciri$ciri kurikulum 19.2 % i. si&at kurikulum content based curriculum, ii. program mata pelajaran mencakup 11 bidang studi, iii. jumlah mata pelajaran di SMP 11 bidang studi, i+. jumlah mata pelajaran di SM'$15 bidang studi untuk program inti dan 2 bidang studi untuk program pilihan, +. penjurusan di SM' dibagi atas 5 !lima" jurusan, yaitu % program '1 !ilmu &isika", program '0 !ilmu biologi", program '* !ilmu sosial", program '2 !ilmu budaya", program '5 !ilmu agama", +i. Menteri Pendidikan dan ,ebudayaan Pro&. Dr. 3ugroho 3otosusanto !19.*$19.5". ,urikulum 19.2 2 ,urikulum 19.2 pada hakikatnya merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. 'sumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 ini adalah bah1a kurikulum merupakan 1adah atau tempat proses belajar mengajar berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.. ,urikulum 19.2 memiliki ciri$ciri sebagai berikut% 1. #erorientasi kepada tujuan instruksional. 0. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar sis1a akti& !/#S'". /#S' adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada sis1a untuk akti& terlibat secara &isik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan sis1a memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kogniti&, a&ekti&, maupun psikomotor. *. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan. 2. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. ,onsep$konsep yang dipelajari sis1a harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. (ntuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu sis1a memahami konsep yang dipelajarinya. 5. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan sis1a. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental sis1a dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan indukti& dari contoh$contoh ke 3 kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks. 4. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. ,eterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara e&ekti& dan e&esien dalam mencapai tujuan pelajaran. c) Kurikulum 1994 Dengan mendasarkan kepada seluruh proses penyusunan kurikulum pada ketentuan$ketentuan yuridis dan akademis di atas, maka diharapkan kurikulum 1992 telah mampu menjembatani semua kesenjangan yang terdapat dalam dunia pendidikan di sekolah. 3amun, harapan itu sepertinya tidak ter1ujud sebagaimana diperlihatkan oleh sedemikian banyak dan gencarnya keluhan pengelola pendidikan mengenai berbagai kelemahan dan kekurangan kurikulum 1992. 'dapun ciri$ciri kurikulum 1992 adalah sebagai berikut % i. si&at kurikulum objective based curriculum, ii. nama SMP dan S5-P kejuruan diganti menjadi S5-P !Sekolah 5anjutan -ingkat Pertama", iii. mata pelajaran PS#P dan keterampilan ditiadakan, program pengajaran SD dan S5-P disusun dalam 1* mata pelajaran, nama SM' diganti SM( !Sekolah Menengah (mum", i+. program pengajaran di SM( disusun dalam 16 mata pelajaran, +. penjurusan di SM( dilakukan di kelas , +i. penjurusan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan P', PS, dan #ahasa, g" SM, memperkenalkan program pendidikan sistem ganda !PS7" dan Menteri Pendidikan dan ,ebudayaan adalah Pro&. Dr. ng. 8adiman Djoyonegoro !199*$199.". 'spek yang dikedepankan dalam kurikulum 1992 ialah terlalu padat, sehingga sangat membebani sis1a yang berpengaruh pada merosotnya semangat 4 belajar sis1a, sehingga mutu pendidikan pun semakin terpuruk. 'kibatnya adalah sis1a enggan belajar lama di sekolah. )ika sejak a1al sis1a dicemaskan dengan mata pelajaran yang menjadi momok di sekolah, maka mereka akan menjadi bosan dan kegiatan belajar mengajar menjadi menyebalkan. Selain itu, penetapan target kurikulum 1992 dinilai dan dikecam berbagai pihak antara lain sebagai dosa teramat besar dari departemen pendidikan dan kebudayaan yang mengakibatkan kemerosotan kualitas pendidikan secara berkesinambungan tanpa henti !Darma1an, Suara Pembaharuan, 0660" bah1a adanya target kurikulum telah menjadi salah satu &actor pemicu untuk penggantian kurikulum baru. ,urikulum 1992 yang padat dengan beban yang telah menghambat diberlakukannya paradigma baru pendidikan dari sis1a kepada guru, yang menuntut banyak 1aktu untuk menyampaikan pandangan dalam rangka pengelolaan pendidikan. ,urikulum yang padat juga melanggengkan konsep pengajaran satu arah, dari guru murid, karena apabila murid diberikan kebebasan mengajukan pendapat, maka diperlukan banyak 1aktu, sehingga target kurikulum sulit untuk tercapai. ,esan umum dari kurikulum 1992 pada tingkat SM(, adalah jenjang sekolah ini memberikan tekanan kuat, pada upaya mengarahkan sis1a untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Praktis tidak ada ruang yang secara langsung dimaksudkan untuk menyiapkan sis1a memasuki dunia kerja, antara lain tampak dari tiadanya jam muatan lokal, dan dihapuskannya mata pelajaran keterampilan. 9al ini tampaknya berlandaskan pada isyarat pasal * ayat !1" PP 3o. 09 : 1996. yang menyatakan, ;Pendidikan menengah umum mengutamakan persiapan sis1a untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.< Memang, secara ideal itu sah$sah saja. -api dalam kenyataannya, tidak semua lulusan SM( setiap tahun yang mengikuti (MP-3 dapat diterima, hanya sekitar 16 = saja yang lolos. Sebagian, lulusan SM( memang ditampung oleh Perguruan -inggi S1asta !P-S", tapi itu hanya ada separuhnya. Selebihnya mengambil kursus atau terjun langsung ke masyarakat dan mencari kerja. Padahal mereka tidak disiapkan untuk itu, kecuali dengan bekal yang diperolehnya dari 5 materi program pengajaran umum dan khusus. )adi, mereka dihadapkan pada situasi antara berenang dan tenggelam !Dedi Supriadi, 1997". ,urikulum 1992 Dengan mendasarkan kepada seluruh proses penyusunan kurikulum pada ketentuan$ketentuan yuridis dan akademis di atas, maka diharapkan kurikulum 1992 telah mampu menjembatani semua kesenjangan yang terdapat dalam dunia pendidikan di sekolah. 3amun, harapan itu sepertinya tidak ter1ujud sebagaimana diperlihatkan oleh sedemikian banyak dan gencarnya keluhan pengelola pendidikan mengenai berbagai kelemahan dan kekurangan kurikulum 1992. 'dapun ciri$ciri kurikulum 1992 adalah sebagai berikut % 1. Si&at kurikulum objecti+e based curriculum, 0. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur1ulan *. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat !berorientasi kepada materi pelajaran:isi" 2. ,urikulum 1992 bersi&at populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua sis1a di seluruh ndonesia. 5. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan sis1a akti& dalam belajar, baik secara mental, &isik, dan sosial 4. 3ama SMP dan S5-P kejuruan diganti menjadi S5-P !Sekolah 5anjutan -ingkat Pertama",dan SM' diganti SM( !Sekolah Menengah (mum" 7. Penjurusan di SM( dilakukan di kelas , &" penjurusan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan P', PS, dan #ahasa, .. SM, memperkenalkan program pendidikan sistem ganda !PS7" 'spek yang dikedepankan dalam kurikulum 1992 ialah terlalu padat, sehingga sangat membebani sis1a yang berpengaruh pada merosotnya semangat belajar sis1a, sehingga mutu pendidikan pun semakin terpuruk. 'kibatnya adalah sis1a enggan belajar lama di sekolah. )ika sejak a1al sis1a dicemaskan dengan mata pelajaran yang menjadi momok di sekolah, maka mereka akan menjadi bosan dan kegiatan belajar mengajar menjadi menyebalkan. 6 Selain itu, penetapan target kurikulum 1992 dinilai dan dikecam berbagai pihak antara lain sebagai dosa teramat besar dari departemen pendidikan dan kebudayaan yang mengakibatkan kemerosotan kualitas pendidikan secara berkesinambungan tanpa henti , bah1a adanya target kurikulum telah menjadi salah satu &actor pemicu untuk penggantian kurikulum baru. ,urikulum 1992 yang padat dengan beban yang telah menghambat diberlakukannya paradigma baru pendidikan dari sis1a kepada guru, yang menuntut banyak 1aktu untuk menyampaikan pandangan dalam rangka pengelolaan pendidikan. ,urikulum yang padat juga melanggengkan konsep pengajaran satu arah, dari guru murid, karena apabila murid diberikan kebebasan mengajukan pendapat, maka diperlukan banyak 1aktu, sehingga target kurikulum sulit untuk tercapai. d) Kurikulum 2004 (KK ) 9arapan masyarakat terhadap kurikulum pendidikan di ndonesia, pada hakikatnya adalah adanya komunikasi dua arah yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar menjadi interakti& dan menyenangkan, baik bagi sis1a maupun bagi guru. #elajar menyenangkan itulah sebenarnya konsep pendidikan yang dapat memba1a peserta didik !sis1a" untuk menguasai kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. 9arapan$harapan inilah yang seharusnya diakomodasi di dalam penyusunan kurikulum. ,urikulum #erbasis ,ompetensi !,#," yang hanya berlaku sampai tahun 0664 di sekolah$sekolah pada dasarnya adalah merupakan gagasan dari ,urikulum #erbasis ,emampuan Dasar !,#,D" yang pernah diperkenalkan oleh #oediono dan >lla !1999", yang mem&okuskan pada 1ujud pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik. ,#, merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh sis1a, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. #erikut ini ciri$ciri kurikulum 0662 !,#," % a" si&at kurikulum Competency Based Curriculum, 7 b" penyebutan S5-P menjadi SMP, c" penyebutan SM( menjadi SM', d" program pengajaran di SD disusun dalam 7 mata pelajaran, e" program pengajaran di SMP disusun dalam 11 mata pelajaran, &" program pengajaran di SM' disusun dalam 17 mata pelajaran, g" penjurusan di SM' dilakukan di kelas , h" penjurusan dibagi atas * jurusan, yaitu % lmu 'lam, lmu Sosial, dan #ahasa, dan i" Menteri Pendidikan dan ,ebudayaan Pro&. 9. 'bdul Malik ?ajar !0661$ 0662". #erhubung kurikulum 0662 yang mem&okuskan aspek kompetensi sis1a, maka prinsip pembelajaran adalah berpusat pada sis1a dan menggunakan pendekatan menyeluruh dan kemitraan, serta mengutamakan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual !contextual teaching and learning atau /-5" Dalam pelaksanaan kurikulum yang memegang peranan penting adalah guru. 7uru diibaratkan manusia dibalik senjata kosong yang tidak berpeluru. @leh karena itu, diperlukan kreati+itas guru untuk mengisi senjata itu dan membidiknya dengan cermat dan tepat mengenai sasaran. ,eberhasilan kurikulum lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kompetensi guru. @leh karenanya, tidak berlebihan apabila dalam diskusi mengenai ;Potret Pendidikan di ndonesia dan Peran 7uru S1asta<, ). Drost !0660" menegaskan bah1a materi kurikulum, terutama untuk mata pelajaran dasar, di seluruh dunia pada dasarnya sama. Aang membedakannya adalah cara guru mengajar di depan kelas. nti dari ,#, atau kurikulum 0662 adalah terletak pada empat aspek utama, yaitu % 1" kurikulum dan hasil belajar, 0" pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, *" kegiatan belajar mengajar, dan 2" e+aluasi dengan penilaian berbasis kelas. ,urikulum dan hasil belajar memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 1. tahun. ,urikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar dan indikator dari -, !-aman ,anak$kanak" dan Baudhatul 'th&al !B'" sampai 8 dengan kelas C !kelas SM'". Penilaian berbasis kelas memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identi&ikasi kompetensi atau hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai, serta peta kemajuan belajar sis1a dan pelaporan. ,egiatan belajar mengajar memuat gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, serta gagasan$gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum !curriculum council", pengembangan perangkat kurikulum, antara lain silabus, pembinaan pro&essional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem in&ormasi kurikulum. Peran dan tanggung ja1ab dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diberikan kepada sekolah. Dinas Pendidikan ,abupaten : ,ota, Dinas Pendidikan Pro+insi dan -ingkat Pusat. Peran dan tanggung ja1ab sekolah untuk meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan konsep ,#,, menetapkan tahap dan administrasi ,#,, menata ulang ,#, penempatan guru pada kelas secara optimal, memberdayakan semua sumber daya dan dana sekolah, termasuk dalam melibatkan De1an Pendidikan dan ,omite Sekolah untuk pelaksanaan kurikulum secara bermutu !Puskur, #alitbang Depdikbud, 0660" ,#, dikembangkan dengan prinsip$prinsip sebagai berikut% 1. menekankan pada pencapaian kompetensi sis1a 0. kurikulum dapat diperluas, diperdalam dan disesuaikan dengan potensi sis1a. *. berpusat pada sis1a. 2. berorientasi pada proses dan hasil. 5. pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersi&at kontekstual 9 4. guru bukan satu$satunya sumber ilmu pengetahuan !sis1a dapat belajar dari apa saja" 7. buku pelajaran bukan satu$satunya sumber belajar. .. belajar sepanjang hayat dengan bertumpu pada empat pilar pendidikan kesejagatan% D belajar mengetahui !learning how to know" D belajar melakukan !learning how to do" D belajar menjadi diri sendiri !learning how to be" D belajar hidup dalam keberagaman !learning how to live together" ,urikulum #erbasis ,ompetensi 9arapan masyarakat terhadap kurikulum pendidikan di ndonesia, pada hakikatnya adalah adanya komunikasi dua arah yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar menjadi interakti& dan menyenangkan, baik bagi sis1a maupun bagi guru. #elajar menyenangkan itulah sebenarnya konsep pendidikan yang dapat memba1a peserta didik !sis1a" untuk menguasai kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. 9arapan$harapan inilah yang seharusnya diakomodasi di dalam penyusunan kurikulum. ,urikulum #erbasis ,ompetensi !,#," yang hanya berlaku sampai tahun 0664 di sekolah$sekolah pada dasarnya adalah merupakan gagasan dari ,urikulum #erbasis ,emampuan Dasar !,#,D" yang mem&okuskan pada 1ujud pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik. ,#, merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh sis1a, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. ,urikulum #erbasis ,ompetensi memiliki ciri$ciri sebagai berikut% 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi sis1a baik secara indi+idual maupun klasikal. 0. #erorientasi pada hasil belajar !learning outcomes" dan keberagaman. *. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang ber+ariasi. 2. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya 10 yang memenuhi unsur edukati&. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. #erhubung kurikulum 0662 yang mem&okuskan aspek kompetensi sis1a, maka prinsip pembelajaran adalah berpusat pada sis1a dan menggunakan pendekatan menyeluruh dan kemitraan, serta mengutamakan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual !conteEtual teaching and learning atau /-5" Dalam pelaksanaan kurikulum yang memegang peranan penting adalah guru. 7uru diibaratkan manusia dibalik senjata kosong yang tidak berpeluru. @leh karena itu, diperlukan kreati+itas guru untuk mengisi senjata itu dan membidiknya dengan cermat dan tepat mengenai sasaran. ,eberhasilan kurikulum lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kompetensi guru. @leh karenanya, tidak berlebihan apabila dalam diskusi mengenai ;Potret Pendidikan di ndonesia dan Peran 7uru S1asta<, ). Drost !0660" menegaskan bah1a materi kurikulum, terutama untuk mata pelajaran dasar, di seluruh dunia pada dasarnya sama. Aang membedakannya adalah cara guru mengajar di depan kelas. nti dari ,#, adalah terletak pada empat aspek utama, yaitu % 1" kurikulum dan hasil belajar, 0" pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, *" kegiatan belajar mengajar, dan 2" e+aluasi dengan penilaian berbasis kelas. ,urikulum dan hasil belajar memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 1. tahun. ,urikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar dan indikator dari -, !-aman ,anak$kanak" dan Baudhatul 'th&al !B'" sampai dengan kelas C !kelas SM'". Penilaian berbasis kelas memuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identi&ikasi kompetensi atau hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai, serta peta kemajuan belajar sis1a dan pelaporan. ,egiatan belajar mengajar memuat gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, serta gagasan$gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. Pengelolaan 11 kurikulum berbasis sekolah memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum !curriculum council", pengembangan perangkat kurikulum, antara lain silabus, pembinaan pro&essional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem in&ormasi kurikulum. Peran dan tanggung ja1ab dalam pengelolaan kurikulum berbasis sekolah diberikan kepada sekolah. Dinas Pendidikan ,abupaten : ,ota, Dinas Pendidikan Pro+insi dan -ingkat Pusat. Peran dan tanggung ja1ab sekolah untuk meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan konsep ,#,, menetapkan tahap dan administrasi ,#,, menata ulang ,#, penempatan guru pada kelas secara optimal, memberdayakan semua sumber daya dan dana sekolah, termasuk dalam melibatkan De1an Pendidikan dan ,omite Sekolah untuk pelaksanaan kurikulum secara bermutu e) Kurikulum 200! (K"#$) ,urikulum 0664 atau yang dikenal dengan nama ,urikulum -ingkat Satuan Pendidikan !,-SP" merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing$masing satuan pendidikan yang berlaku de1asa ini di ndonesia. ,-SP diberlakukan mulai tahun ajaran 0664:0667 yang menggantikan kurikulum 0662 !,#,". ,urikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan (ndang$undang 3omor 06 tahun 066* tentang Sistem pendidikan 3asional serta Peraturan Pemerintah 3omor 19 tahun 0665 tentang Standar 3asional Pendidikan. Salah satu perbedaan ,-SP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di ndonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum ,-SP dilakukan secara terpusat !sentralistik", sedangkan ,-SP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah !desentralistik". ,-SP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan silabus. Secara substanti+e, 12 pemberlakuan kurikulum 0664 merupakan implementasi regulasi yang telah dikeluarkan yaitu PP no 19 tahun 0665 tentang standar nasional pendidikan. 'kan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket$paket kompetensi !Standar ,ompetensi dan ,ompetensi Dasar" dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter. Dengan demikian, kurikulum 0664 memiliki ciri$ciri sebagai berikut% 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi sis1a, baik secara indi+idual, maupun klasikal. 0. #erorientasi pada hasil belajar !learning out comes" dan keberagaman. *. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang ber+ariasi. 2. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukati&. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Sebagai kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan, ,-SP memiliki peluang untuk dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan berpedoman pada prinsip$prinsip% 1. #erpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 0. #eragam dan terpadu. *. -anggap terhadap perkembangan ptek . 2. Bele+an dengan kebutuhan masa kini dan masa datang. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 4. #elajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Pada hakikatnya ,-SP merupakan kelanjutan dari kurikulum 0662. Sebab tidak banyak perubahan berarti yang dilakukan. Aang tampak jelas berubah adalah penentuan mata pelajaran masing$masing bidang studi dengan penjabaran aspek$aspeknya. Persoalan baru itulah yang dirasakan oleh guru menjadi beban 13 berat. #elum lagi soal kerepotan dan kerumitan nilai dalam proses e+aluasi belajarnya. Dengan dasar Permendiknas 3omor 00, 0* dan 02 tentang Standar si !S" dan Standar ,ompetensi 5ulusan !S,5" serta peraturan pelaksanaannya, maka kurikulum 0664 diberlakukan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya yang baru berusia dua tahun. Dalam pelaksanaannya kurikulum terbaru tersebut mengalami berbagai kendala. -erutama persoalan minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri. 3amun oleh Depdiknas persoalan itu diantisipasi dengan diluncurkannya panduan ,-SP yang disusun oleh #S3P. ,enyataannya sampai saat ini kurikulum 0664 itu terkesan masih dijalankan dengan setengah hati karena berbagai kebijakan dan landasan yuridisnya belum dipenuhi secara konsekuen oleh pemerintah. Perbedaan mendasar yang terdapat dalam kurikulum 0664 dibandingkan kurikulum sebelumnya adalah kurikulum 0664 bersi&at desentralistik artinya sekolah diberi ke1enangan secara penuh untuk menyusun rencana pendidikan dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan !S dan S,5" mulai dari tujuan, +isi dan misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya. 3amun, ke1enangan dan kebebasan sekolah tersebut dalam penyelenggaraan program pendidikannya tetap harus disesuaikan dengan !1" ,ondisi lingkungan sekolah, !0" kemampuan peserta didik, !*" sumber belajar yang tersedia, dan !2" kekhasan daerah. Dalam pelaksanaannya, orang tua dan masyarakat dapat berperan dan terlibat secara akti& sebagai mitra sekolah dalam mengembangkan program pendidikannya. ,-SP !,urikulum -ingkat Satuan Pendidikan" ,urikulum 0664 atau yang dikenal dengan nama ,urikulum -ingkat Satuan Pendidikan !,-SP" merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing$masing satuan pendidikan yang berlaku de1asa ini di ndonesia. ,-SP diberlakukan mulai tahun ajaran 0664:0667 yang menggantikan kurikulum 0662 !,#,". ,urikulum ini lahir seiring dengan 14 pemberlakuan (ndang$undang 3omor 06 tahun 066* tentang Sistem pendidikan 3asional serta Peraturan Pemerintah 3omor 19 tahun 0665 tentang Standar 3asional Pendidikan. Salah satu perbedaan ,-SP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di ndonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum ,-SP dilakukan secara terpusat !sentralistik", sedangkan ,-SP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah !desentralistik". ,-SP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan silabus. Secara substanti+e, pemberlakuan kurikulum 0664 merupakan implementasi regulasi yang telah dikeluarkan yaitu PP no 19 tahun 0665 tentang standar nasional pendidikan. 'kan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket$paket kompetensi !Standar ,ompetensi dan ,ompetensi Dasar" dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter. Dengan demikian, kurikulum 0664 memiliki ciri$ciri sebagai berikut% 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi sis1a, baik secara indi+idual, maupun klasikal. 0. #erorientasi pada hasil belajar !learning out comes" dan keberagaman *. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang ber+ariasi. 2. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukati&. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Sebagai kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan, ,-SP memiliki peluang untuk dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan berpedoman pada prinsip$prinsip% 1. #erpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 0. #eragam dan terpadu. 15 *. -anggap terhadap perkembangan ptek . 2. Bele+an dengan kebutuhan masa kini dan masa datang. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 4. #elajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Pada hakikatnya ,-SP merupakan kelanjutan dari kurikulum 0662. Sebab tidak banyak perubahan berarti yang dilakukan. Aang tampak jelas berubah adalah penentuan mata pelajaran masing$masing bidang studi dengan penjabaran aspek$aspeknya. Persoalan baru itulah yang dirasakan oleh guru menjadi beban berat. #elum lagi soal kerepotan dan kerumitan nilai dalam proses e+aluasi belajarnya. Dengan dasar Permendiknas 3omor 00, 0* dan 02 tentang Standar si !S" dan Standar ,ompetensi 5ulusan !S,5" serta peraturan pelaksanaannya, maka kurikulum 0664 diberlakukan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya yang baru berusia dua tahun. Dalam pelaksanaannya kurikulum terbaru tersebut mengalami berbagai kendala. -erutama persoalan minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri. 3amun oleh Depdiknas persoalan itu diantisipasi dengan diluncurkannya panduan ,-SP yang disusun oleh #S3P. ,enyataannya sampai saat ini kurikulum 0664 itu terkesan masih dijalankan dengan setengah hati karena berbagai kebijakan dan landasan yuridisnya belum dipenuhi secara konsekuen oleh pemerintah. Disamping masalah itu juga ada masalah lain dari kurikulum ini yaitu karena jam pelajaran dikurangi maka para guru honorer akan berkurang penghasilannya. 9al ini juga harus diperhatikan demi kesejahteraan guru dan demi kelancaran proses pengajaran. Perbedaan mendasar yang terdapat dalam kurikulum 0664 dibandingkan kurikulum sebelumnya adalah kurikulum 0664 bersi&at desentralistik artinya sekolah diberi ke1enangan secara penuh untuk menyusun rencana pendidikan dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan !S dan S,5" mulai dari 16 tujuan, +isi dan misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya. 3amun, ke1enangan dan kebebasan sekolah tersebut dalam penyelenggaraan program pendidikannya tetap harus disesuaikan dengan !1" ,ondisi lingkungan sekolah, !0" kemampuan peserta didik, !*" sumber belajar yang tersedia, dan !2" kekhasan daerah. Dalam pelaksanaannya, orang tua dan masyarakat dapat berperan dan terlibat secara akti& sebagai mitra sekolah dalam mengembangkan program pendidikannya. 17