Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Proses kehamilan diawali dengan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Usia kehamilan dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester pertama
berlangsung dalam ! minggu, trimester kedua " minggu #minggu ke$ hingga ke$!%&
dan trimester ketiga' minggu #minggu ke$!( hingga 40&.
,!
Pembuahan #Konsepsi& merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma.)vulasi #pelepasan sel telur& adalah merupakan bagian dari
siklus menstruasi normal,yang terjadi sekitar 4 hari sebelum menstruasi. *el telur yang
dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii #saluran telur& yang berbentuk +orong , yang
merupakan tempat terjadinya pembuahan. ,ika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan
mengalami kemunduran #degenerasi& dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan
darah menstruasi. ,ika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio
#bakal janin&. ,ika pada ovulasi dilepaskan lebih dari sel telur dan kemudian diikuti
dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar !. Kembar
identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah
menjadi ! sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari sel
telur. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks #leher rahim& menjadi lebih +air,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. *perma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk +orong dalam waktu " menit. *el yang
melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot #sel
telur yang telah dibuahi&.
,!
1
)vum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen fimbria
infundibulum tuba ke arah ostium tuba abdominalis dan disalurkan terus kea rah medial.
,utaan spermatozoa ditumpahkandi forniks vagina dan disekitar portio pada waktu
koitus, hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan
hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampula tuba di mana spermatozoa dapat
memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi. -anya satu spermatozoa yang
mempunyai kapasitasi untuk membuahi. .alam beberapa jam setelah pembuahan
terjadi, mulailah pembelahan zigot. *egera setelah pembelahan terjadi dengan lan+ar
hingga pembelahan selanjutnya, dalam tiga hari terbentuk suatu kelompok sel yang
sama besarnya dan hasil konsepsi berada dalam stadium morula. .alam ukurn yang
sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba,
kemudian diteruskan ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan
sel$se tuba dan kontraksi tuba. *elanjutnya pada hari ke empat hasil konsepsi men+apai
stadium blastula #blastokista& yaitu suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah
trofoblast dan bagian dalamnya disebut inner +ell. /assa inner sel yang akan
berkembang menjadi janin dan trofoblast berkembang menjadi plasenta. Pada umumnya
blastokista memasuki endometrium dengan bagian di mana massa inner sel berlokasi
sehingga tali pusat berpangkal di sentral atau parasentral. Umunya nidasi ini terjafdi di
dinding depan atau belakang uterus dekat pada fundus uteri. ,ika nidasi telah terjadi
maka janin akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometriu.

Kehamilan abnormal dapat terjadi intrauterin atau ekstrauterin. Kehamilan


ekstrauterin atau kehamilan ektopik terjadi ketika ovum yang telah difertilisasi
berimplantasi di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan suatu
kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang mengalaminya karena besarnya
kemungkinan terjadinya suatu kegawatdaruratan. Keadaan gawat ini dapat terjadi
apabila kehamilan ektopik telah terganggu.
,!
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang difertilisasi berimplantasi dan tumbuh
di luar endometrium kavum uteri. *ebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba.
2
*angat jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri,
kornu dan divertikel pada uterus. *ebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,
yaitu pada pars interstitialis, pars isthmus, ampulla dan infundibulum.

Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana ovum yang telah difertilisasi
berimplantasi pada tempat selain rongga endometrium kavum uteri. 0uba 1allopi adalah
tempat yang tersering, yaitu sekitar lebih dari 2"3 dari kehamilan ektopik. 0empat$
tempat implantasi lain adalah serviks, rongga abdominal, dan ovarium.
,"

4ambar . Proses 5mplantasi 6lastokista yang 7ormal
8
3

4ambar !. Kehamilan 9ktopik
%

4ambar '. Kehamilan 9ktopik 5nterstitial, :bdominal, )varium
(
*ekitar (03 dari kehamilan tuba berimplantasi di bagian ampulla tuba dan "3
berimplantasi di distal fimbria.

Kehamilan pars isthmika, terjadi sekitar '3 dari
kehamilan ektopik, rupturnya terjadi lebih awal dari pada kehamilan ektopik yang
berimplantasi di ampulla.
"
:. ;okasi Kehamilan 9ktopik <
& 0uba #2"3& < dimana saja di daerah tuba fallopii
a. 0empat paling sering adalah di ampulla #%( 3&
4
b. Kehamilan 5nterstitial #kornual& terjadi sekitar !3.
!& )varium 0,"3
'& :bdominal #kurang dari 0,3& < di abdomen, dapat menempel di
peritoneum, permukaan vis+eral, atau omentum.
4& *ervikal #0,3& < di serviks
"& -eterotopik
a. Kehamilan ektopik dan kehamilan intrauterin dapat terjadi
bersamaan.
b. 0ipe kehamilan ektopik ini sangat jarang # di dalam 4000
kehamilan&.
2
4ambar4. 0empat = 0empat 0erjadinya Kehamilan 9ktopik

5
.i 5ndonesia kehamilan ektopik sering ditemui sebagai komplikasi kehamilan
trimister pertama. Kehamilan ektopik sering disebut sebagai kehamilan di luar rahim
atau kehamilan di luar kandungan, walaupun sebenarnya kehamilan ektopik berbeda
dari kehamilan di luar uterus atau di luar kandungan. Kehamilan ektopik didefinisikan
sebagai hasil konsepsi yang berimplantasi dan berkembang selain di rongga uterus
tetapi bukan pada serviks dan kornu. 5stilah kehamilan di luar kandungan malah jauh
menyimpang karena tuba fallopi, ovarium dan uterus semuanya termasuk alat
kandungan, padahal kehamilan ektopik yang terbanyak adalah kehamilan yang terjadi di
dalam tuba fallopi dan bahkan juga pada ovarium. *atu$satunya kehamilan yang biasa
disebut di luar kandungan adalah kehamilan abdominal.
'
Kehamilan ektopik yang pe+ah sangat dini #hanya beberapa hari terlambat haid&
umumnya tidak menyebabkan perdarahan yang serius dan rasa nyeri pun sangat
minimal sehingga penderita tidak menyadarinya. .i 5ndonesia berdasarkan laporan dari
biro pusat statistik kesehatan diketahui bahwa pada tahun !00% terdapat !0 kasus setiap
000 kehamilan menderita kehamilan ektopik atau 0,0!3 di >* +ipto /angunkusumo
pada tahun !00% terdapat "' kehamilan ektopik diantara 400% persalinan atau
diantara !8 persalinan.3.
',4
55. :natomi
0uba fallopi merupakan ekstensi dari uterus, panjangnya bervariasi dari ( +m
sampai 4 +m, dan masing$masing tuba dibagi menjadi beberapa bagian yaitu < bagian
interstitial, isthmus, ampula, dan infundibulum. 6agian interstitial bersatu dengan
dinding otot rahim. 6agian isthmus atau bagian yang sempit dari tuba merupakan
lanjutan dari uterus, dan meluas menjadi bagian portio lateral atau ampulla.
5nfundibulum atau ekstrremitas fimbriae adalah bagian terbuka yang berbentuk +orong
dari ujung distal tuba fallopii. 6entuk infundibulum seperti anemon #sejenis binatang
laut&. Ketebalan tuba fallopii bervariasi. 6agian isthmus atau bagian yang tersempit
berukuran ! +m sampai ' +m, dan bagian yang terluas yaitu ampulla berukuran " +m
6
sampai ( +m. 1imbria yang meupakan akhir dari infundibulum terbuka ke arah +avum
abdomen. *alah satu proyeksi dari fimbria ovari+a, merupakan bagian yang lebih lebar
dari bagian lain dari fimbriae membentuk saluran yang dangkal yang mendekati atau
men+apai ovarium. 1imbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan
selanjutnya menyalurkan telur ke dalam tuba.
6agian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian dari
ligamentum latum.


7
4ambar ". Potongan melintang dari tuba fallopi wanita dewasa <
a. isthmus, b. ampulla, +. infundibulum
!
)tot polos dari tuba terdiri dari lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal
luar. Pada bagian distal terdapat dua lapisan yang kurang jelas dan dekat dengan
fimbriae yang digantikan oleh jalinan jaringan serat otot. Kontraksi otot tuba terjadi
terus menerus se+ara beriramadan disesuaikan dengan perubahan siklus hormonal
ovarium. 1rekuensi terbesar dan intensitas kontraksi ter+apai selama pengangkutan
ovum . *aluran tuba dilapisi oleh lapisan selapis sel kolumnar, yang beberapa bagian
bersilia dan yang lain berupa sel sekretori sekretori . *el$sel bersilia yang paling banyak
terdapat di ujung fimbria. :da perbedaan dalam proporsi dari dua jenis sel dalam fase
yang berbeda dari siklus ovarium. Karena tidak ada lapisan submukosa maka epitel
paling dalam langsung berhubungan dengan lapisan otot yang mendasarinya . .alam
mukosa tuba terdapat perubahan siklus histologist yang mirip dengan endometrium tapi
sedikit lebih men+olok. *ilia tuba menghasilkan arus yang sedemikian rupa sehingga
arah aliran menuju ke rongga rahim. Peristaltik tuba merupakan faktor yang penting
dalam transportasi ovum. 0uba diperkaya oleh jaringan elastis, pembuluh darah, dan
jaringan limfatik. persarasabung dipasok kaya dengan jaringan elastis , pembuluh darah.

8
4ambar 8. *uplai darah pada ovarium kiri, tuba fallopi kiri dan bagian
kiri dari uterus
!
?askulaisasi tuba berhubungan dengan vaskularisasi uterus yang terutama
berasal dari arteri uterina dan arteri ovarian. :rteri uterina merupakan +abang utama
dari arteri illiaka interna yang disebut juga arteri hipogastrika yang memasuki dasar
ligamentum yang luas dan berjalan ke sisi medial dari uterus di daerah serviks kira$kira
," +m di atas forniks lateralis vagina. 6erbatasan langsung dengan bagian supravaginal
dari serviks dan membagi diri. Pembuluh darah lain yang mensuplai darah ke uterus
adalah arteri ovarika kiri dan kanan. :rteri ini berjalan dari lateral dinding pelvis,
melalui ligamentum infundibulo pelvikum mengikuti tuba fallopii,
beranastomosisdengan ramus asendens arteri uterine di sebelah lateral, kanan dan kiri
uterus. 6ersama$sama dengan arteri$arteri tersebut di atas terdapat vena$vena yang
kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang tergangggu, dapat
terjadi abortus atau pe+ah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut.
,!
9
:. 6.
II. FAKTOR RESIKO
:. 1aktor risiko ringan
. Penggunaan kontrasepsi<
Pada wanita yang memakai :K.>, kemungkinan terjadinya kehamilan tuba
adalah 0.4$0.( kali lipat dibandingkan dengan yang tidak menggunakan :K.>. -al ini
disebabkan karena :K.> hanya efektif dalam men+egah implantasi pada uterus.
!
:K.> dengan progesteron kurang efektif dibanding :K.> tembaga dalam
men+egah kehamilan tuba, dimana %3 kegagalan :K.> progesteron akan berakibat
kehamilan tuba. *elanjutnya, angka kehamilan ektopik pada wanita yang menggunakan
:K.> progesteron lebih tinggi daripada wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi
<
,2
per 00 wanita pertahun #dibanding 0," untuk :K.> tembaga&. 5ni dikarenakan
progesteron membuat motilitas tuba menurun sehingga daya tangkap fimbria juga
10
4ambar %. :.Kehamilan ektopik pada usia kehamilan ! minggu
6. Kehamilan ektopik terganggu #ruptur tuba&
2
menurun. @alaupun semua :K.> men+egah implantasi intrauterin, :K.> tembaga
men+egah fertilisasi melalui efek sitotoksik dan fagositik pada sperma dan oosit.
!

.urasi penggunaan :K.> tidak meningkatkan risiko absolut untuk kehamilan
tuba #,! per 000 tahun paparan&, tetapi dengan meningkatnya penggunaan, terjadi
peningkatan persentase kehamilan tuba. >esiko kehamilan menjadi ektopik dengan
penggunaan kontrasepsi oral jenis kombinasi adalah 0," sampai 43. Kontrasepsi
progesterone-only, termasuk kontrasepsi oral #mini pil& dan implan subdermal,
melindungi terhadap kehamilan intrauterin dan ektopik ketika dibandingkan dengan
tanpa penggunaan kontrasepsi. 0etapi walaupun kehamilan terjadi, kemungkinan
kehamilan menjadi ektopik adalah 43$03 pada penggunaan mini pil dan '03 pada
penggunaan implan. Penggunaan kondom dan diafragma melindungi dari kehamilan
intrauterin dan kehamilan ektopik, dan tidak ada peningkatan insidens kehamilan
ektopik.
!
!. :bortus<
0idak ada hubungan yang pasti antara kehamilan ektopik dengan abortus
spontan. 0etapi pada abortus yang berulang, risiko terjadinya kehamilan ektopik
meningkat !$4 kali lipat.
!
'. 0erapi 5nfertilitas<
@alaupun diketahui bahwa insiden kehamilan ektopik meningkat seiring dengan
bertambahnya usia dan paritas, ternyata risiko kehamilan ektopik juga meningkat se+ara
signifikan pada wanita nulipara yang sedang menjalani terapi infertilitas. 1aktor resiko
tambahan lain untuk wanita infertil dihubungkan dengan beberapa terapi khusus yang
mereka jalani, seperti tuboplasti dan fertilisasi invitro.
!
4. /erokok<
11
/erokok dihubungkan dengan risiko terjadinya kehamilan ektopik tuba sebesar
lebih dari dua kali lipat. 6erubahnya motilitas tuba, aktivitas silia, dan implantasi
blastokis dihubungkan dengan asupan nikotin.
!
6. 1aktor risiko berat
. Kerusakan tuba karena inflamasi, infeksi, dan operasi<
5nflamasi dan infeksi dapat menyebabkan kerusakan tanpa obstruksi tuba total.
)bstruksi total dapat karena ligasi tuba inkomplit, operasi tuba, salpingektomi parsial
atau atresia tuba midsegmen. Kerusakan bagian mukosa fimbria terhitung sekitar satu
setengah dari semua kehamilan tuba.
!,'
.ivertikel tuba merupakan abnormalitas pada tuba yang menjebak blastokista
atau mengganggu perjalanannya. Kehamilan tuba juga dapat terjadi pada wanita yang
mengalami obstruksi tuba apabila tuba kontralateralnya masih paten, karena sperma
berjalan melintasi abdomen untuk memfertilisasi ovum yang dilepaskan oleh tuba yang
obstruksi.
'
!. 5nfeksi Pelvis
-ubungan antara P5., obstruksi tuba dan kehamilan ektopik telah diteliti
dengan baik. Pada penderita P5., rasio kehamilan ektopik meningkat enam kali lipat
daripada wanita yang tidak terbukti P5.. Pada penelitian prospektif dimana .0!4
pasien yang terbukti menderita P5. pada pemeriksaan laparoskopi diikuti sampai
kehamilan pertama, 4% dari %48 #83& wanita tersebut mengalami kehamilan tuba, yang
se+ara signifikan lebih tinggi dari kelompok kontrol #insiden 0,23&.
!
12
Chlamydia adalah organisme patogen penting yang menyebabkan kerusakan
tuba dan kehamilan tuba yang berturut = turut. -ubungan kuat antara infeksi
Chlamydia dan kehamilan tuba ditunjukkan dengan tes serologis untuk Chlamydia.
Kemungkinan suatu hasil konsepsi untuk menjadi kehamilan tuba pada wanita dengan
titer anti Chlamydia trachomatis lebih dari < 84 adalah tiga kali lipat dibanding dengan
wanita yang memiliki titer negatif, dimana titer Chlamydia trachomatis pada kedua
kelompok tersebut diukur pada saat hamil.
!
'. >iwayat kehamilan ektopik sebelumnya
>iwayat kehamilan ektopik sebelumnya merupakan faktor risiko berat
terjadinya kehamilan ektopik berulang.
!
*ebanyak !%3 berulang kembali.
2
III. ETIOLOGI
9tiologi kelainan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. 0iap kehamilan dimulai dengan fertilisasi ovum di bagian
ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus ovum mengalami hambatan sehingga
pada saat nidasi ovum masih berada di tuba, atau nidasinya di tuba dipermudah.
,!
1aktor = faktor yang memegang peranan dalam terjadinya hal tersebut ialah
sebagai berikut <
:. 1aktor dalam lumen tuba<
. 9ndosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu.
!. Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkelok = kelok dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping.
13
'. )perasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.

6. 1aktor pada dinding tuba<


. 9ndometriosis tuba dapat memudahkan implantasi ovum yang
difertilisasi dalam tuba.
!. .ivertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan
ovum yang difertilisasi di tempat itu.

A. 1aktor di luar dinding tuba<


. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan ovum
!. 0umor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba
misalnya < tumor abdomen, tumor ovarium.

IV. PATOGENESIS
*ebuah ovum difertilisasi dibagian ampulla tuba, sehingga setiap hambatan
perjalanan ovum ke dalam rongga rahim memungkinkan terjadinya kehamilan tuba.
/ukosa tuba bukan merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan blastokista yang
berimplantasi di dalamnya, dimana vaskularisasi kurang baik, dan desidua tidak dapat
tumbuh dengan sempurna.
4,0
14
Pada kehamilan tuba, ovum yang difertilisasi dapat tersangkut di bagian mana
saja dari tuba fallopii, sehingga bisa menyebabkan kehamilan ampulla, isthmus dan
interstitial. 0etapi, ovum yang difertilisasi jarang mengalami implantasi di fimbria.
:mpulla adalah tempat yang paling sering, diikuti isthmus. Kehamilan interstitial
terjadi kira = kira tiga persen dari semua kehamilan tuba. *uatu kehamilan ektopik
primer dapat berlanjut menjadi kehamilan ektopik sekunder sehingga mengakibatkan
kehamilan tubo$abdominal, tubo$ovarian, dan kehamilan intraligamenter.
",
Karena tuba kekurangan lapisan submukosa, ovum yang difertilisasi mendesak
epitelium dan zigot melekat pada dinding muskularis. -al ini terjadi karena pada bagian
perifer dari zigot sebuah kapsul se+ara +epat memproliferasi trofoblas yang menginvasi
dan mengikis muskularis dan melemahkan dinding tuba. 9mbrio atau fetus pada
kehamilan ektopik sering tidak ada atau ke+il karena kehamilan akan segera menekan
fimbria #abortus tuba& atau terjadi ruptur dinding tuba. *alah satu dari situasi ini akan
menyebakan perdarahan intra$abdominal.
",
:. :bortus tuba
1rekuensi dari abortus tuba tergantung di pars mana implantasinya. :bortus
biasa terjadi bila kehamilan di tuba pars ampullaris, sedangkan ruptur biasa terjadi pada
kehamilan isthmus. Konsekuensi perdarahan tergantung dari hubungan antara plasenta,
membran, serta dinding tuba. ,ika plasenta terpisah dari dinding tuba se+ara lengkap,
maka semua hasil konsepsi dapat mendesak fimbria ke kavum peritoneum. Pada waktu
ini, perdarahan dapat berhenti dan gejala se+epatnya berhenti.
6. >uptur 0uba<
0rofoblas dan villus korialis menembus lumen dinding tuba dan menyebabkan
perdarahan langsung ke rongga peritoneum. Peristiwa ini sering terjadi pada kehamilan
di isthmus, dan dapat menyebabkan perdarahan banyak karena darah mengalir se+ara
bebas dalam rongga peritoneum, sehingga menyebabkan keadaan yang gawat pada
penderita.
0
15
-asil konsepsi yang menginvasi dapat membuat ruptur tuba fallopii pada
beberapa tempat. *ebelum metode +anggih untuk mengukur beta hA4 ada, banyak
kasus dengan kehamilan tuba berakhir dengan ruptur pada trimester pertama. 6iasanya,
apabila ada ruptur tuba pada beberapa minggu pertama, kehamilan itu berlokasi di
isthmus tuba. Ketika ovum yang telah difertilisasi berimplantasi baik dalam pars
interstitial, ruptur biasanya terjadi lebih lambat. >uptur biasanya spontan, tetapi dapat
terjadi akibat trauma dihubungkan dengan koitus atau pemeriksaan bimanual.
.engan ruptur intraperitoneal, seluruh konsepsi dapat mendesak keluar dari
tuba, atau jika +elahnya ke+il, perdarahan yang berat dapat terjadi walaupun tanpa
pendesakan. @anita umumnya menunjukkan tanda hipovolemia. ,ika konsepsi awal
yang dikeluarkan tidak rusak dalam kavum peritoneum, maka konsepsi tersebut dapat
mengalami reimplantasi hampir dimanapun, lalu men+iptakan sirkulasi yang adekuat
untuk bertahan dan berkembang. 7amun, hal tersebut jarang terjadi karena hampir
semua konsepsi ke+il direabsorbsi. -anya ada beberapa kasus dengan hasil konsepsi
besar yang dapat bertahan di kavum retrouterina untuk beberapa tahun sebagai massa
berkapsul, atau bahkan menjadi kalsifikasi membentuk lithopedion.
A. Kehamilan :bdominal<
Kehamilan abdominal biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba. ,ika fetus
terdesak pada saat ruptur, efek pada kehamilan akan berbeda, tergantung pada tingkat
trauma yang bisa ditahan oleh plasenta. 1etus mati jika kerusakan plasenta +ukup besar.
1etus dapat bertahan untuk beberapa waktu, memungkinkan untuk terjadinya kehamilan
abdominal.
4
.. Kehamilan intraligamenter
,ika zigot pada awalnya berimplantasi ke arah mesosalping, maka ruptur pada
tuba tidak segera menyebabkan masuknya hasil konsepsi ke peritoneum. 5si kehamilan
dapat terdesak lalu berimplantasi dalam ruangan yang dibentuk oleh ! lapisan
ligamentum latum, yang disebut sebagai kehamilan intraligamenter.
4
16
9. Kehamilan 5nterstitial<
Pada kehamilan di pars interstitialis tuba, pembesaran terjadi pada jaringan
uterus di sekeliling pars interstitialis. ,aringan ini yang sebagian besar terdiri atas
miometrium tidak dapat ditembus oleh villus korialis, sehingga kehamilan bisa
berlangsung terus sampai 8 = !0 minggu. :kan tetapi perdarahan akibat dari ruptur,
tidak jarang menjadi hebat, sehingga memerlukan penanganan segera.
0
6anyak kehamilan ektopik yang berakibat fatal apabila implantasinya terjadi di
segmen interstitial.
1. Kehamilan )varial
Kehamilan ovarial dapat terjadi apabila spermatozoa masuk ke folikel de 4raaf
yang baru pe+ah dan memfertilisasi ovum yang masih tinggal dalam folikel.
4
:da 4 kriteria *piegelberg untuk menentukan kehamilan ovarial, 4 kriteria
tersebut adalah <
. Kantong kehamilan berada di regio ovarium
!. Kehamilan ektopik menempel diuterus melalui ligamentum ovarium.
'. ,aringan ovarium di dinding kantong kehamilan dapat dibuktikan se+ara histologis
4. 0uba pada sisi terjadinya kehamilan ovarial intak.
17
V. GEJALA KLINIK
0anda dan gejala<
. 7yeri abdomen
.irasakan lebih dari 2"3 wanita dengan kehamilan ektopik. 7yerinya
sering berawal sebagai nyeri yang intermitten, kolik dan berlokasi di kuadran
bawah, yang kemudian berkembang menjadi nyeri yang menetap, nyeri yang
berat dan menyebar ke semua kuadran abdomen. 7yeri pada bahu mun+ul pada
"3 wanita dengan kehamilan ektopik yang ruptur karena darah yang
mengiritasi diafragma.
",2
!. Perdarahan pervaginam
*eringkali perdarahan timbul dalam bentuk ber+ak = ber+ak #spotting&,
pada sekitar (03$203 wanita yang di diagnosis kehamilan ektopik. Perdarahan
dapat berupa ber+ak yang tak terlihat hingga seperti aliran menstruasi. 6eberapa
wanita melaporkan adanya jaringan, yang merupakan desidua endometrium.
Perdarahan ringan atau spotting pada trimester pertama kehamilan adalah gejala
paling umum dari kehamilan ektopik. Perdarahan ini biasanya dimulai dari %
sampai 4 hari setelah periode menstruasi yang tidak ada, dan pasien dapat
menginterpretasikan perdarahan itu sebagai menstruasi.
",2
'. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan abdomen, nyeri tekan
adneksa, yang unilateral, dan nyeri goyang serviks pada sekitar 03 dari wanita
yang mengalami kehamilan ektopik.
"
18
a. 7yeri tekan abdominal ditemukan sekitar (03 sampai 203 wanita dengan
kehamilan ektopik, nyeri ini bervariasi dari nyeri tekan ringan sampai berat
serta nyeri tekan rebound.
b. 7yeri tekan adneksa pada pemeriksaan pelvik mun+ur hampir pada semua
wanita dengan kehamilan ektopik dan disertai nyeri goyang serviks.
+. /assa adneksa atau kavum retrouterina dapat teraba pada "03 wanita
dengan kehamilan ektopik.
d. Pembesaran uterus,terjadi sekitar !"3.
"
4. 4ejala lain < menggigil, pingsan, dan palpitasi dari akibat hipotensi #dari
perdarahan intra$abdominal& dapat terjadi.
2
". *tatus Kehamilan
0es urin kehamilan standar biasanya positif pada kehamilan ektopik.
6agaimanapun, kehamilan ektopik dapat dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormon hA4 #-uman Ahorioni+ 4onadotropin& dan mungkin tidak terdeteksi
pada tes urin.
0
0es kehamilan serum # B$-A4 Kuantitatif & seharusnya dilakukan jika tes urin
negatif dan ke+urigaan klinis tinggi.
2
VI. DIAGNOSIS
Kehamilan ektopik seharusnya di+urigai setiap kali seorang wanita
dengan perdarahan dan atau nyeri pada kehamilan awal.
"
19
.iagnosis kehamilan ektopik tidak selalu jelas, diagnosis awal seringkali
tidak mengarah ke kehamilan ektopik. @anita biasanya datang dengan gejala
yang mengan+am nyawa, seperti perdarahan intrabdominal dan syok dan mereka
lebih sering menyatakan nyeri pada abdomennya dan perdarahan
pervaginamnya.
"
-ati$hati dalam memeriksa wanita pada usia reproduksi dengan keluhan
nyeri abdomen. .iagnosis awal kehamilan ektopik sebelum ruptur dapat
menurunkan morbiditas dan memungkinkan untuk pilihan terapi lebih luas.
;ebih dari setengah wanita dengan perdarahan intraabdominal yang memerlukan
terapi telah melakukan sedikitnya satu kunjungan ke pelayanan kesehatan
sebelum terjadi ruptur.
"
:. :namnesis
.iagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak tidak bnayak
mengalami kesukaran, tetapi pada jenis menahun atau atipik bisa sulit sekali.
Untuk mempertajam diagnosis maka tiap perempian pada masa reproduksi
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah atau kelainan haid, kemungkinan
kehamilan ektopik harus dipikirkan.
!
.iagnosis kehamilan ektopik terganggu sering keliru dengan abortus insipiens
atau abortus inkompletus yang kemudian dilakukan kuretase. ,ika hasil kuretase
meragukan jumlah sisa hasil konsepsinnya, maka kita perlu +uriga terjadinya
kehamilan ektopik terganggu yang gejala dan tandanya tidak khas.

4ejala kehemilan ektopik yang mengan+am nyawa jika terjadi hemoperitoneum


sebagai akibat dari rupturnya kehamilan ektopik akan menunjukkan gejala
abdomen akut dan syok. *ering ada riwayat nyeri perut yang samar$samar
diikuti dengan nyeri akut yang tiba$tiba dan kemudian memburuk, nyeri
dirasakan mulai dari kuadran bawah abdomen dan meluas ke semua kuadran
20
abdomen. Pada pemeriksaan pelvis dapat ditemukan massa seperti adonan pada
kavum retrouterina karena adanya darah yang membeku.
"
6. Pemeriksaan 1isik
Karena adanya ruptur tuba dengan perdarahan intra$abdominal, pasien
bisa mengalami hipotensi dan takikardi. Pada kasus ini, distensi abdomen dari
hemoperitoneum dan gejala abdomen akut dapat mun+ul bersamaan dengan
nyeri goyang serviks. Pada keadaan yang bukan akut, perut bagian bawah hanya
sedikit mengembung dan nyeri tekan. Kehamilan ektopik yang belum ruptur
tidak dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik saja.
2
0anda = tanda kehamilan muda mungkin dapat ditemukan. 6ila uterus
dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang = kadang teraba
tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Kavum .ouglassi
yang menonjol dan nyeri tekan menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
*uhu terkadang naik, sehingga terkadang sukar membedakannya dengan infeksi
pelvik.

A. Pemeriksaan Penunjang
0idak ada alat diagnostik khusus yang mendeteksi semua kehamilan
ektopik. *trategi diagnostik telah ditemukan termasuk penggunaan beberapa
modalitas diagnostik.
2
. Pemeriksaan ;aboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam
menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu, terutama bila ada tanda =
tanda perdarahan dalam rongga perut. Pada kasus yang tidak akut biasanya
21
ditemukan anemiaC tetapi, harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru
terlihat setelah !4 jam.

Human Chorionic Gonadotropin


-ormon ini, yang diproduksi oleh jaringan trofoblastik, meningkat
se+ara linear pada kehamilan awal. hA4 digunakan sebagai penanda untuk
usia kehamilan karena usia kehamilan yang pasti pada saat mun+ulnya gejala
sering tidak diketahui.
2
,ika kehamilan intrauterin tidak diidentifikasi oleh
transvaginal ultrasound, ketika hA4 level kuantitatif lebih tinggi dari zona
yang mendiskriminasi, maka kehamilan, dari definisinya, nonviabel
#kehamilan intrauterin abnormal ataupun kehamilan ektopik&.
2
!. Kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu +ara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
dalam kavum .ouglassi ada darah. Aara ini amat berguna dalam membantu
membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu.

Kuldosentesis dilakukan dengan +ara memasukkan jarum melewati dinding


vagina posterior ke serviD dalam kavum peritoneum dan aspirasi isi dari kavum
retrouterina.
"
0eknik kuldosentesis<
Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
. ?ulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptik
!. *pekulum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan +unam serviksC
dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
'. ,arum spinal no. ( ditusukkan ke dalam kavum .ouglassi #kavum retrouterina&
dan dengan semprit "0 ml dilakukan pengisapan
22
4. 6ila pada pengisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain
kasa dan diperhatikan <
a. -asil positif dari kuldosentesis adalah dimana darah didapatkan berwarna
+oklat sampai hitam dan tidak membeku atau berupa bekuan ke+il = ke+il,
dan ini sangat meyakinkan untuk sebuah kehamilan ektopik apabila ada
gejala dan tes kehamilan positif.
4,"
b. -asil negatif dimana didapatkan +airan serous yang mungkin berasal dari
+airan peritoneum normal atau kista ovarium yang pe+ah, nanah yang
mungkin berasal dari penyakit radang pelvis atau radang appendiks yang
pe+ah #nanah harus dikultur&, darah segar berwarna merah yang dalam
beberapa menit akan membeku, darah ini berasal dari arteri atau vena yang
tertusuk.
"
+. 7ondiagnostik dimana tidak ada +airan ataupun sedikit darah yang
membeku. Kuldosentesis nondiagnostik tidak menyingkirkan suatu
kehamilan ektopik.
,4,"
Kuldosentesis merupakan teknik diagnostik yang siap sedia, +epat dan prosedur
yang rendah morbiditasnyaC tetapi +ara ini menimbulkan rasat nyeri dan frekuensi hasil
non diagnosti+ juga tinggi. *ekarang dimana skrining serum hA4 dan transvaginal
ultrasound tersedia, teknik kuldosentesis jarang dilakukan dalam diagnosis kehamilan
ektopik.
"
23
4ambar (. Kuldosentesis

'. Ultrasound
*alah satu +ara untuk mendiagnosis suatu kehamilan ektopik adalah dengan
menggunakan ultrasound. :da ! metode ultrasound yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis kehamilan ektopik, yaitu ultrasound abdominal dan ultrasound
transvaginal.
4,"
4ambar (. U*4 Kehamilan 9ktopik
!
0:69; . -asil Karateristik Transvaginal Ultrasound Kriteria untuk
Kehamilan 9ktopik pada populasi >ujukan :pabila di 6eri Pemeriksaan >adiologi
24
-asil *ensitivitas *pesifisitas
:dneksa 9mbrio dengan aktifitas
kardio
!0.3 003
/assa adneksa abdomen dengan
kantong yolk atau embrio
'8.8 3 003
/assa adneksa dgn ekogenik rim atau
yang mengandung kantung yolk atau embrio
84.43 22."3
/assa adneksa selain dari kista atau
lesi intraovarium
(4.43 2(.23
a. *ulit untuk mendiagnosis kehamilan ektopik dengan ultrasound
abdomen saja. *emua kehamilan intrauterin viabel dapat divisualisasikan oleh
transvaginal ultrasound pada umur kehamilan lebih dari "," sampai 8 minggu. )leh
karena itu, jalan terbaik untuk mendiagnosis kehamilan ektopik adalah menyingkirkan
adanya kehamilan intrauterin #kehamilan heterotropik sangat jarang&.
2
b. ,ika kehamilan intrauterin dideteksi pada ultrasound, maka diagnosis
kehamilan ektopik dapat dikeluarkan. ,ika kehamilan ektopik tervisualisasi, kemudian
pengobatan dapat diteruskan. ,ika ultrasound nondiagnostik, evaluasi lebih jauh
diperlukan.
2
+. Pada kehamilan ektopik terganggu sering tidak ditemukan kantung
gestasi ektopik. 4ambaran yang tampak ialah +airan bebas dalam rongga peritoneum
terutama di kavum .ouglassi. 0idak jarang dijumpai hematokel pelvik yang dalam
gambar ultrasonografi tampak sebagai suatu massa ekhogenik di adneksa yang
dikelilingi daerah kistik #sonolusen& dengan batas tepi yang tidak tegas.
4
4. ;aparoskopi
25
,ika diagnosisnya ragu$ragu, laparoskopi dapat dilakukan se+ara langsung untuk
memvisualisasi tuba dan ovarium.
2
Penghitungan leukosit se+ara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila
leukositosis meningkat. Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik,
dapat diperhatikan jumlah leukosit.


VII. DIAGNOSIS BANDING
. 0orsi tumor adneksa
0orsi tumor adneksa adalah torsi pada adneksa yang disebabkan oleh tumor
jinak maupun ganas. 4ejalanya berupa nyeri pada daerah panggul hebat yang terjadi
se+ara tiba$tiba, kadang disertai dengan muntah dan mual. Eang membedakannya
dengan kehamilan ektopik terganggu adalah pada pemeriksaan plano tes, dimana hasil
plano tes pada pasien dengan torsi adneksa adalah negatif.
!
!. :ppendisitis
:ppendisitis adalah infeksi pada appendiks atau yang biasa dikenal dengan usus
buntu. 4ejalanya berupa nyeri pada daerah abdomen, demam hingga diare. Pada
appendisitis, ditemukan hitung lekosit yang meningkat hingga !0.000Fmm
'
. .an
pemeriksaan plano tes menunjukkan hasil negatif.
!
'. :bortus spontan atau provokatus
Pada abortus spontan maupun provokatus, ditemukan perdarahan yang hebat,
dimana pada kehamilan ektopik perdarahan yang ditemukan hanyalah berupa ber+ak$
ber+ak. Pada abortus provokatus dapat ditemukan peningkatan jumlah lekosit, yang
26
disebabkan oleh tindakan non steril yang digunakan oleh ibu untuk menggugurkan
kandungannya.
!
4. P5. #Pelvic Inflammatory isease!
P5. merupakan suatu penyakit infeksi yang menyerang traktus reproduksi atas
wanita , termasuk uterus, ovarium dan yang berdekatan dengan struktur pelvis. 4ejala
yang paling sering timbul adalah nyeri perut bagian bawah, banyak wanita juga
mengeluhkan keluarnya +airan abnormal dari vagina. Eang membedakan dengan
kehamilan ektopik adalah hasil plano tes yang negatif pada pasien dengan P5. ini.
!
VIII. PENATALAKSANAAN
:. 6edah
0indakan dengan reseksi tuba dapat dikerjakan baik pada kehamilan tuba
yang belum maupun yang sudah terganggu, dan dapat dilakukan melalui
laparotomi maupun laparoskopi.
0indakan bedah dapat dilakukan melalui laparotomi terbuka atau dengan
laparoskopi. ;aparoskopi telah telah dianjurkan pada banyak kasus. ;aparotomi
biasanya diperuntukkan bagi pasien yang hemodinamiknya tidak stabil atau
pasien dengan kehamilan ektopik kornual atau pada keadaan dimana dokter
bedah tidak mahir dalam tekhnik laparoskopi dan pasien yang sulit dilakukan
laparoskopi # misalnya obesitas , atau massive hemoperitoneum & . 6eberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa tindakan laparoskopi pada kehamilan
ektopik mengurangi perlekatan pas+a tindakan bedah dari pada dengan tindakan
laparotomi. *elain itu, laparoskopi juga mengurangi kemungkinan kehilangan
darah dan mengurangi penggunaan analgetik.
27
*alpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi
yang berdiameter kurang dari ! +m dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii.
Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang 0$" mm pada tuba tepat di
atas hasil konsepsi, di perbatasan antimesenterik. *etelah insisi hasil konsepsi
segera terekspos dan kemudian dikeluarkan dengan hati$hati. Perdarahan yang
terjadi umumnya sedikit dan dapat dikendalikan dengan elektrokauter. 5nsisi
kemudian dibiarkan terbuka #tidak dijahit kembali& untuk sembuh per sekundam.
Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi maupun laparoskopi. /etode
per laparoskopi saat ini menjadi gold standard untuk kehamilan tuba yang belum
terganggu. *ebuah penelitian di 5srael membandingkan salpingostomi per
laparoskopi dengan injeksi methotreDate per laparoskopi. .urasi pembedahan
pada grup salpingostomi lebih lama daripada durasi pembedahan pada grup
methotreDate, namun grup salpingostomi menjalani masa rawat inap yang lebih
singkat dan insidens aktivitas trofoblastik persisten pada grup ini lebih rendah.
/eskipun demikian angka keberhasilan terminasi kehamilan tuba dan angka
kehamilan intrauterine setelah kehamilan tuba pada kedua grup tidak berbeda
se+ara bermakna.
*alpingotomi pada dasarnya sama dengan salpingostomi, ke+uali bahwa
pada salpingotomi insisi dijahit kembali. 6eberapa literatur menyebutkan bahwa
tidak ada perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan tuba
pas+aoperatif antara salpingostomi dan salpingotomi.
*alpingektomi diindikasikan pada keadaan$keadaan berikut ini<
& kehamilan ektopik mengalami ruptur #terganggu&
!& pasien tidak menginginkan fertilitas pas+aoperatif
'& terjadi kegagalan sterilisasi
4& telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya
"& pasien meminta dilakukan sterilisasi
8& perdarahan berlanjut pas+a salpingotomi
28
%& kehamilan tuba berulang
(& kehamilan heterotopik, dan massa gestasi berdiameter lebih dari "+m.
>eseksi massa hasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang$kadang dilakukan
pada kehamilan pars ismika yang belum terganggu. /etode ini lebih dipilih
daripada salpingostomi, sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut
dan penyempitan lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit. Pada
kehamilan pars interstitialis, sering kali dilakukan pula histerektomi untuk
menghentikan perdarahan masif yang terjadi. Pada salpingektomi, bagian tuba
antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting, dan kemudian sisanya
#stump& diikat dengan jahitan ligasi. :rteria tuboovarika diligasi, sedangkan
arteria uteroovarika dipertahankan. 0uba yang direseksi dipisahkan dari
mesosalping.
Prosedur ;aparaskopi pada Kehamilan 9ktopik yaitu <
. 5nfiltrasi mesosalpins dengan vasopressin #!0 5U dalam "0 ml dlam 7aAl
isotoni+ atau normal saline. 6eberapa penulis hanya menggunakan 0 5U
dalam "0 ml 7*&. -indari injeksi intra mus+ular karena merupakan
konntraindikasi pada pasien dengan Penyakit ,antung 5skemik.
0erkadang hal ini dapat meyebabkan hipertensi.
!. .engan pisau atau jarum elektroda, buat insisi dengan ukuran $! +m
pada sisi anti mesentrik tuba. /asukkan a"uadissector ke dalam lokasi 5
insisi. Aairan dari aGudisse+tor dibawah tekanan kemudian membedah
dan mengevakuasi hasil konsepsi dan bekun darah
'. 5rigasi dilakukan dengan baik. ,ika jaringan trofoblast masih tersisa
maka penggunaan vasopressin dapat menyebabkan anoksia dan kematian
trofoblast, men+egah peertumbuhan pas+a operasi. .iseksi lebih lanjut
yang bisa meruak tuba biasanya tidak dilakukan.
29
4. -asil konsepsi kemudian dievakuasi dengan ukuran ! mm. bila perlu
hasil konsepsi dapat dikurangi menjadi potongan$potongan ke+il dengan
tang biopsy atau a"uadissector.
". Perdarahan dapat dikontrol melalui penekanan dengan for+eps selama "
menit,. Perdarahan arteri mungkin memerlukan pengeringan pinpoint
bipolar. Perdarah vena dikontrol dengan arus monopolar #arus !"$"0 @
melalui non kontak elektroda&.
8. Perdarahan yang tak terkendali mungkin memerlukan penerapan
endoskopi loop untuk kompresi selama 0 menit. Kemudian ligatur
dilepasan. ,ika perdarahan berrlanjut , dapat di+oba dilakukan penjahitan
pada pembuluh darah mesosalpings.
d. >eseksi kornual dapat dilakukan ketika terjadi kehamilan pars interstitial. Pars
interstitial dari tuba diangkat lewat reseksi ke dalam kornu uteri. Kehamilan
ektopik di kornu memiliki angka kegagalan lebih tinggi jika diterapi dengan
methotre#ate, maka tindakan operatif merupakan pilihan yang efektif.
e .)ophorektomi diindikasikan hanya ketika terjadi kehamilan ektopik ovarial
dan untuk menyelamatkan ovarium yang terkena.
4,2
6. 1armakoterapi
$ethotre#ate adalah suatu agen kemoterapeutik yang efektif untuk terapi
kehamilan ektopik yang ke+il dan tidak ruptur. Pendekatan ini memiliki
keuntungan yaitu menghindari operasi, tetapi pasien harus dinasehati dimana
butuh ' sampai 4 minggu untuk mengatasi kehamilan ektopik dengan terapi
methotre#ate.
2
30
Penatalaksanaan se+ara medis memiliki keuntungan dalam menghindari
pembedahan dengan segala risiko yang ada. Pasien dengan gejala klinis yang
stabil, dengan kehamilan ektopik yang ke+il dan tidak ruptur dianjurkan untuk
melakukan terapi dengan methotre#ate sistemik, antagonis asam folat yang
menghambat replikasi sel dengan +epat, seperti trofoblas. Kriteria pasien untuk
terapi methotreDate adalah keadaan hemodinamik stabil, diameter kantung
kehamilan H '," +m, B$-A4 pada saat diagnosis H"000 5U, tidak ada fetal
cardiac activity pada ultrasound, hemoperitoneumnya minimal, tidak ada
penyakit hati atau ginjal yang sedang berlangsung, tidak ada kelainan darah,
tidak menyusui, dan dapat di follo% up se+ara teratur.
"
0:69; !. 5ndikasi 0erapi $ethotre#ate
'
31
Pasien dengan hmodinamik stabil
/asa ektopik oleh Transvaginal Ultrasound H 4.0 +m atau
kehamilan ektopik lebih besar H '." +m dengan aktifitas kardiak
fetal,tidak ada +airan bebas pada U*4 diluar kavitas pelvi+
*erum B$-A4 kurang dari ".000 m 5UFml
Pasien tidak mau terapi bedah.
pasien mau dan bisa untuk follow up tiap minggu
tidak ada penyakit signifikan hepatik,renal,penyakit hematologi
/ekanisme kerja. $ethotre#ate adalah antagonis asam folat yang
interferensi dengan sintesis .7:. Prinsip kerjanya langsung membelah$belah
sel, seperti sel trofoblastik.
2
Pemberian. $ethotre#ate diberikan dalam dosis "0 mgFm
!
intramuskuler.
7ilai B$-A4 diulang pada hari keempat dan ke tujuh post terapi. ,ika terjadi
penurunan H" persen diantara hari keempat dan ketujuh, terapi kedua dengan
dosis yang sama dapat diberikan. :ngka keberhasilan #%'3 sampai 243&.
Penurunan keberhasilan di+atat dengan adanya kehamilan ektopik lebih besar
dari '," +m, dengan aktivitas kardiak fetal, atau dengan tingginya level hA4.
2,'
Kegagalan penanganan. /anajemen operatif biasanya diperlukan.
2
1ollow up. Pengukuran hA4 serial harus diperhatikan setelah pengobatan untuk
memastikan resolusi dari kehamilan. Komplikasi #kira = kira "3 dari pasien&.
4ejala gastrointestinal ringan seperti nausea, muntah, diare. Komplikasi potensial
32
yang mengan+am nyawa seperti enteritis hemoragika, aplasia sumsum tulang
belakang, pneumonitis, trombositopenia, neutropenia, meningkatnya fungsi hati,
dan gagal ginjal jarang terjadi.
!,2
Kontraindikasi. @anita yang menyusui atau memiliki imunodefisiensi,
penyakit ginjal, gangguan darah, penyakit ulkus peptikum dan penyakit paru
aktif.
0
IX. KARAKTERISTIK HISTOLOGI
?illi khorialis yang ditemukan di lumen tuba, adalah suatu patognomonik untuk
kehamilan ektopik tuba.
!
Kehamilan ektopik yang belum ruptur ditandai oleh dilatasi tuba yang irregular,
dengan warna yang berubah menjadi kebiruan karena hematosalping. -ematom sering
terlihat di segmen distal tuba. -emoperitoneum hampir selalu ada tetapi terbatas pada
kavum retrouterina ke+uali jika terjadi ruptur tuba. 0emuan histologi yang dapat
dihubungkan dengan kehamilan tuba adalah bukti adanya salpingitis kronik dan *57
#&alpingitis Isthmica 'odosa!. 5nflamasi yang terjadi dihubungkan dengan salpingitis
karena terjadinya adhesi akibat dari deposit fibrin. Penyembuhan dari inflamasi ini
menghasilkan jaringan parut permanen yang berada diantara lipatan dan jaringan.
,aringan parut ini dapat dilewati sperma tetapi tidak dapat dilewati oleh blastokist yang
ukurannya lebih besar daripada sperma. *ekitar 4"3 pasien dengan kehamilan ektopik
tuba memiliki bukti patologis salpingitis sebelumnya.
!
.ivertikel tuba didapatkan dari satu setengah pasien yang mengidap kehamilan
ektopik, yaitu sekitar "3 dari wanita yang tidak mengalami kehamilan ektopik. 0emuan
histologik termasuk reaksi :rias$*tella, yang ditandai dengan hiperplasia yang
terlokalisir dari kelenjar endometrium yang hipersekretori. 7ukleus selnya membesar,
hiperkromatik dan irregular. >eaksi :rias$*tella merupakan temuan nonspesifik yang
33
dapat dilihat pada pasien dengan kehamilan intrauterin. 7amun, jika jaringan yang
dikeluarkan bersamaan dengan perdarahan ini terdiri atas desidua tanpa villi koriales,
hal itu dapat memperkuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
,!
4ambar 2. >eaksi :rias$*tella 9ndometrium
!
X. PROGNOSIS
. @anita yang pernah mendapat kehamilan ektopik satu kali memiliki resiko
signifikan untuk infertil di masa yang akan datang dan kehamilan ektopik
34
berulang. 0anpa memperhatikan modalitas terapi, patensi dari tuba yang terkena
dapat digambarkan oleh histerosalpingografi.
"
!. @anita yang pernah hamil ektopik seharusnya diajarkan tentang gejala yang
berhubungan dengan kehamilan ektopik dan seharusnya dinasehati untuk datang
segera pada pelayanan kesehatan apabila sedang hamil, tanpa memandang
gejalanya. ;evel B$-A4 seharusnya dipantau dan ultrasound dilakukan pada
awal kehamilan.
"
'. @anita yang hamil setelah kehamilan ektopik, sebanyak !%3 akan mendapatkan
kehamilan ektopik lagi.
2
BAB III
KESIPULAN
. Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana ovum yang telah difertilisasi
berimplantasi pada tempat selain endometrium kavum uteri. 1aktor resiko
terjadinya kehamilan ektopik adalah kerusakan tuba karena inflamasi, infeksi,
atau operasi, Pelvic Inflammatory isease, penggunaan kontrasepsi, sterilisasi,
operasi abdomen sebelumnya, abortus, infertilitas, *57, endometriosis,
diethylstilbestrol, dan merokok.
!. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan ektopik yang tergangggu, dapat
terjadi abortus atau pe+ah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut
35
'. 4ambaran klinis yang menonjol biasanya adalah perdarahan pervaginam dan
nyeri abdominal. .iagnosis kehamilan ektopik terganggu ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain seperti
transvaginal ultrasound, pengukuran kadar human Chorionic Gonadotropin
#hA4&, .ilatasi dan Kuretase, laparoskopi, dan kuldosentesis. Kehamilan
ektopik terganggu dapat diterapi dengan pemberian methotre#ate dan dapat
diterapi dengan pendekatan bedah #salpingektomi, salpingotomi, laparoskopi,
oophorektomi, reseksi kornual&.
4. Penatalaksanaan pada kejadian kehamilan ektopik terganggu dapat se+ara medis
dan pendekatan bedah
". Prognosis penyakit kehamilan ektopik terganggu dapat berulang pada kehamilan
berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
. @iknjosastro, -anifa. 6ari *aifuddin, :bdul. >a+himhadhi, 0rijatmo.
!00. Kehamilan 9ktopik, dalam < Ilmu (ebidanan )disi (etiga
Ceta*an (edelapan. Eayasan 6ina Pustaka *arwono Prawirohardjo.
,akarta. hal '!'$'%
36
!. 6erek, ,onathan *. !00%. 9arly Pregnan+y ;oss and 9+topi+
Pregnan+y, in < +ere* , 'ova*-s Gynecology .ourteenth )dition.
;ippin+ott @illiams I @ilkins. Aalifornia. p 80'$!2
'. :nonim. !0'. Kehamilan 9ktopik JonlineK diakses " ,uli !0'<
http<FFwww.lusa.web.idFkehamilan$ektopik$e+topi+$gestationF
4. 6angun, >. #!00(&. (ara*teristi* ibu penderita *ehamilan e*topi*
terganggu. /edan< U*U >epository.
". @iknjosastro, -anifa. 6ari *aifuddin, :bdul. >a+himhadhi, 0rijatmo.
!00. Kehamilan 9ktopik, dalam < Ilmu +edah (ebidanan )disi
Pertama Ceta*an (edelapan. Eayasan 6ina Pustaka *arwono
Prawirohardjo. ,akarta. hal 2($!0
8. 9vans, :rthur 0. !00%. 9+topi+ Pregnan+y, in < $anual of /bstetrics
&eventh )dition. ;ippin+ott @illiams I @ilkins. 0eDas. p !4$''
%. :nonim. !0!. Kehamilan 9ktopik JonlineK diakses 4 :pril !0!<
http<FFwww.lusa.web.idFkehamilan$ektopik$e+topi+$pregnan+yF
8. Ao+hard, ;arry ,>. !00" .'etter-s 0tlas /f Human )mbriology diakses
!( april !0!<
http<FFwww.netterimages.+omFprodu+tF2%(0248(22%FindeD.htm
9. Keith 9dmonds. !00%. 9+topi+ Pregnan+y, in < e%hurst Te#t +oo* of
/bstetrics ang Gynaecologi. &even )dition. Blackwell. ;ondon. p 08$
"
0. Aunningham, 4ary 1., et.al. !00". 9+topi+ Pregnan+y, in < 1illiams
/bstetrics T%enty &econd )dition. /+4raw -ill. U*:. p 48$"8
11. :nonim. !00". Culdocentesis.com JonlineK diakses 0( april !0!<
http<FFhealth.allrefer.+omFpi+tures$imagesF+uldo+entesis.html
12. :nonim. !00. U'&1 )mbryology JonlineK diakses 0( april !0!<
http<FFembryology.med.unsw.edu.auF/oviesFultrasoundabnormal.htm
37
'. Pearlman, /ark .. 0intinalli, ,udith 9. .yne, Pamela ;. !004. 9+topi+
Pregnan+y, in < /bstetrics , Gynecologics )mergencies iagnosis
and $anagement. /+4raw -ill. U*:. p !(%$2
38

Anda mungkin juga menyukai