Anda di halaman 1dari 1

MASJID PLTG MASJID EKSKLUSIF

Aneh, jika semestinya masjid merupakan tempat umum yang dimiliki seluruh umat, tapi ada saja masjid yang
seolah eksklusif dalam menerapkan aturan-aturan bagi penggunanya. Diantaranya adalah masjid PLTG
Sunyaragi Cirebon. Sudah 2 kali penulis diusir ketika selesai shalat sunnah dan duduk di teras. Kurang dari 5
menit maka akan disapa dan diusir dengan bahasa yang cukup kasar terdengar. Masjid tidak boleh dijadikan
tempat beristirahat. Padahal penulis sedang rehat sejenak sekedar mengenang masa lalu ketika masa SMA
bersekolah di STM Negeri. Menelusuri jalanan dengan kesejukan pohon rindangnya. Bersenda gurau beserta
teman-teman seperjalan menuju halte angkutan yang akan mengantarkan kami kembali pulang. Namun
memori itu langsung hangus terbakar, sedih memang tempat favorit berupa masjid yang berada di ujung jalan
tersebut kini seolah menjadi lokasi terlarang untuk berkumpul. Tidak masalah ketika larangan diberikan dengan
alasan logis, tidak masalah ketika yang melarang adalah tokoh atau seseorang yang memang berwenang atas
keamanan dan ketertiban. Takut kehilangan dan lain sebagainya dijadikan alasan itu logis. Yang jadi masalah
adalah dia yang melarang seorang tukang sapu yang mengucapkan kata-kata hafalan. Berarti setiap orang
sekedar rehat melepas penat pasti akan langsung ditegurnya.
Masjid tempat ibadah benar adanya. Namun apakah selepas kerja atau perjalanan jauh yang diakhiri dengan
beristirahat bukan ibadah? Memberikan hak tubuh untuk beristirahat sama dengan menjaga titipan Allah atas
tubuh ini. lalu apakah mampir ke masjid sekedar shalat sunnah dan menyisihkan sebagian rizqi ke kotak amal
bukan pula ibadah? Apakah ibadah sunnah dibatasi pada jam-jam tertentu saja? Lucu ketika sang penyapu
tersebut berkata bahwa dibolehkan untuk mampir nanti jam 11 sampai waktu shalat dzuhur saja.
Entahlah, apa yang hendak saya curahkan dalam tulisan ini. tapi menjadi suara banyak orang yang telah
mengalami nasib pengusiran. Diusir dari masjid sungguh memilukan. Padahal kami tidak mengotori masjid,
justru banyak diantara kami yang mampir untuk sekedar melepas penat dan mengingat kuasa ilahi. Banyak
diantara kkami yang ikut membersihkan masjid walau sekedar menyapu lantainya. Banyak diantara kami yang
mengisi keropak-keropak di dalamnya walau jumlahnya tak seberapa.
Miris, sedih bercampur kesal. Untuk apa masjid dibangun ketika umat tidak boleh menggunakannya? 2 kali
diperlakukan tindakan yang sama, maka penulis berniat untuk terus melakukannya. Bila perlu berdebat dengan
sang pengusir apa benar aturan tersebut dikeluarkan oleh DKM? Lalu penulis penasaran ingin bertemu
langsung dengan sang DKM yang melarang warga sekedar beristirahat di masjid tersebut.
Tulisan ini akan dilanjutkan kembali setelah ada info lain tentang masjid PLTG pada kesempatan yang akan
datang.
Kamis, 12 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai