Anda di halaman 1dari 43

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

MENUJU
KEPESERTAAN SEMESTA (UHC) 2019

Kementerian Kesehatan RI
1
Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan ekuitas
(Pasal 19, UU No 40 thaun 2004)
Jaminan Kesehatan
adalah perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah
2
PENGERTIAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL
(SKN)
Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah
proses kumpulan berbagai faktor kompleks yang
berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan
untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan
cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam
satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Dasar 1945.

TUJUAN
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun
pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya
guna, hingga terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk
mencapai tujuannya apabila terjadi Koordinasi,
Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik
antar pelaku maupun antar subsistem SKN. Dengan
tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait,
seperti pembangunan prasarana, keuangan dan
pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor
kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

SUBSISTEM DALAM SKN
Dukungan dana sangat berpengaruh terhadap pembiayaan
kesehatan yang semakin penting dalam menentukan kinerja
SKP. Mengingat kompleksnya pembiayaan kesehatan,
pembiayaan kesehatan

Sebagai upaya pelaksana kesehatan diperlukan sumber daya
manusia yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu SDM Kesehatan juga sangat penting dalam
meningkatkan kinerja SKP dan merupakan

Sumber daya kesehatan lainnya yang penting dalam
menentukan kinerja SKP adalah sumber daya obat dan
perbekalan kesehatan. Permasalahan obat dan perbekalan
kesehatan sangat kompleks karena menyangkut aspek mutu,
harga, khasiat, keamanan, ketersediaan, dan keterjangkauan
bagi konsumen kesehatan. Oleh karena itu, obat dan
perbekalan kesehatan



Selanjutnya, SKP akan berfungsi optimal apabila
ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Masyarakat
termasuk swasta bukan sematamata sebagai objek
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, pemberdayaan
masyarakat menjadi sangat penting agar masyarakat
termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan
sebagai perilaku pembangunan kesehatan. Sehubungan
dengan itu

Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen
kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah
koordinasi, integrasi, sinkronisasi serta penyerasian
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya
kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena
itu, manajemen kesehatan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa SKP terdiri atas enam subsistem,
yakni :
1. Subsistem Upaya Kesehatan
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
3. Subsistem Sumber Daya
Manusia Kesehatan
4. Subsistem Obat dan Perbekalan
Kesehatan
5. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
6. Subsistem Manajemen Kesehatan .

DASAR HUKUM :
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1), (2), (3)
UUD 1945 pasal 34 ayat (1), (2)
Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Undang-Undang No 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
PP No. 101/2012 ttg Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
Peraturan dan Ketentuan lainnya
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
(UNIVERSAL HEALTH COVERAGE)
DI INDONESIA
a. Kegotong-royongan;
b. Nirlaba;
c. Keterbukaan;
d. Kehati-hatian;
e. Akuntabilitas;
f. Portabilitas;
g. Kepesertaan bersifat wajib;
h. Dan Amanat ,
i. Dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.
PRINSIP-PRINSIP SJSN
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Regulator
BPJS Kesehatan
Peserta
Jaminan Kes
Fasilitas
Kesehatan
Mencari Pelayanan
Memberi Pelayanan
Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan
(rujukan, dll)
Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes,
Obat, Alkes
Regulasi Tarif Pelayanan Kesehatan,
K
e
n
d
a
l
i

B
i
a
y
a

&

k
u
a
l
i
t
a
s

Y
a
n
k
e
s

Pemerintah
Sistem Rujukan
Single payer, regulated, equity
MENGAPA PERLU MEMILIKI
JAMINAN KESEHATAN
Biaya Kesehatan tidak dapat ditanggung oleh
Individu atau keluarga
Bergotong royong agar dapat membiayai
pelayanan kesehatan bersama Ringan Sama
dijinjing berat sama dipikul shg ada kepastian
biaya
Agar terjadi subsidi antara yang sehat dng yg sakit,
antara yg muda & tua, antara individu dan antar
daerah
3
BAGIMANA MENJADI PESERTA
Setiap Penduduk Wajib menjadi Peserta Jaminan
Kesehatan, dan Untuk Menjadi Peserta harus
membayar Iuran kepada BPJS Kes. Cab. terdekat
Bagi yang tidak mampu membayar, iuran dibayar
Pemerintah sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Peserta PBI ditetapkan oleh Pemerintah, bukan
mendaftarkan dirinya menjadi peserta PBI
4

Manfaat Jaminan Kesehatan Bersifat
Pelayanan Perseorangan yg Mencakup
Pelayanan Kesehatan Promotif, Preventif,
Kuratif dan Rehabilitatif, termasuk Obat Dan
Bahan Medis Habis Pakai Yang Diperlukan.
PAKET MANFAAT JKN

Pelayanan yang dibatasi meliputi; kaca mata, alat bantu dengar
(hearing aid), alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda dan
korset),

Pelayanan yg tidak dijamin;
a) Tidak sesuai prosedur
b) Pelayanan diluar Faskes Yg bekerjasama dng BPJS
c) Pelayanan bertujuan kosmetik,
d) General check up, pengobatan alternatif,
e) Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi,
f) Pelayanan Kes Pada Saat Bencana Dan
Prosedur Pelayanan
Peserta JKN

(1) Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh
BPJS Kesehatan pada satu FasKes tingkat pertama
yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah
mendapat rekomendasi dinkes kabupaten/kota
(2) Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan
selanjutnya Peserta berhak memilih Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama yang diinginkan.
(3) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat
Peserta terdaftar.
Prosedur Pelayanan
Peserta JKN
(4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan ayat 3
tidak berlaku bagi Peserta yang:
a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama tempat Peserta terdaftar; atau
b. dalam keadaan kegawatdaruratan medis
(5) Jika peserta memerlukan layanan rujukan,
maka Faskes tk pertama harus merujuk ke
Faskes rujukan tk lanjut yg terdekat, sesuai
sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan
peraturan yg berlaku
Adalah salah satu bentuk perlindungan
sosial di bidang kesehatan untuk
menjamin pemenuhan kebutuhan dasar
kesehatan yang layak melalui penerapan
sistem kendali biaya dan kendali mutu,
dan diselenggarakan berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan equitas bagi seluruh
penduduk di wilayah Republik Indonesia
Jaminan Kesehatan Bagi Seluruh Penduduk
(Universal Health Coverage)
Selama kurun waktu 2014-2018, dilakukan:
1.Pengalihan & integrasi kepesertaan Jamkesda & Asuransi
lain
2.Perluasan peserta pd perusahaan2 secara bertahap
3.Dilakukan kajian berbagai regulasi, iuran dan manfaat
4.Perluasan kepesertaan sd seluruh penduduk pd thn 2019
PETA JALAN ASPEK PELAYANAN KESEHATAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
RENCANA AKSI
PENGEMBANGAN
FASKES, NAKES,
SISTEM RUJUKAN
DAN
INFRASTRUKTUR
Kajian berkala tahunan elijibilitas Faskes, kredensialing, kualitas layanan dan
penyesuaian besaran pembayaran harga keekonomian
Implementasi, pemantauan dan penyempurnaan sistem rujukan
dan telaah utilisasi
Distribusi belum
merata
Kualitas bervariasi
Sistem rujukan
belum optimal
cara Pembayaran
belum optimal
-Perluasan dan
Pengembangan
faskes dan nakes
secara
komprehensif
-Evaluasi dan
penetapan
pembayaran
Jumlah mencukupi
Distribusi merata
Sistem rujukan
berfungsi optimal
Pembayaran
dengan cara
prospektif dan harga
keekonomian untuk
semua penduduk
KEGIATAN-KEGIATAN:
Implementasi roadmap: pengembangan faskes, nakes, sistem rujukan dan infrastruktur lainnya.
Penyusunan
Standar,
prosedur dan
pembayaran
faskes Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta
penyesuaian besaran biaya dua tahunan dengan harga
keekonomian
17
Peta Jalan
Aspek Pelayanan Kesehatan
Perpres No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional
Pasal 35 (Ketersediaan)
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas
kesehatan
Pasal 36 (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Faskes Pemerintah/Pemda yang memenuhi persyaratan
Wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Faskes swasta yang memenuhi persyaratan
dapat kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Kerja sama membuat perjanjian tertulis.
Pasal 42 (Kinerja Faskes)
Memperhatikan mutu pelayanan
Orientasi aspek keamanan pasien
Efektifitas tindakan
Kesesuaian kebutuhan pasien
Efisiensi biaya
SELEKSI
Faskes
(credentialing)
PENILAIAN KINERJA
Faskes
(komponen utama
recredentialing)
Pasal 37 (1) Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan
ditentukan berdasarkan kesepakatan BPJS Kesehatan dengan
asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu
pada standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
ASOSIASI
FASILITAS
KESEHATA
N
PRINSIP DASAR PELAYANAN KESEHATAN DALAM
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Pelayanan kesehatan mengacu pada konsep
managed care yaitu keterpaduan antara
pelayanan kesehatan yang bermutu dan
pembiayaan yang terkendali Pelayanan
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif dengan pola pembiayaan
yang dapat mengendalikan kenaikan biaya
pelayanan antara lain dengan Prospective
payment



KESIAPAN FASKES TK.I
III.1. JENIS FASKES TK.I
III.2 PERAN FASKES TK.I
III.3 TUGAS FASKES TK.I
III.4 PRINSIP FASKES TK.I
III.5 BAGAIMANA MENJADI FASKES TK.I
III.5 PENYIAPAN FASKES TK.I
III.6 SKENARIO IMPLEMENTASI
III.1 JENIS FASKES TK.I


PUSKESMAS
KLINIK PRATAMA
PRAKTIK DOKTER MANDIRI
PRAKTIK DOKTER GIGI MANDARI


Catatan :
Bidan dan Perawat dimungkinkan jadi jejaring pelayanan
kesehatan TINGKAT PERTAMA namun TIDAK menjadi GATE
KEEPER. Pelayanan yang diberikan mengacu pada kompetensi
dan kewenangan sesuai ketentuan

22
III.2 APA PERAN FASKES TK.I
?
Penyelenggara pelayanan kesehatan dasar
yang berperan sebagai kontak pertama dan
penapis rujukan sesuai dengan standar
pelayanan medik.


GATEKEEPER


III.3 APA TUGAS GATE KEEPER



Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar.
Mengatur pelayanan kesehatan
lanjutan melalui sistem rujukan.
Penasehat, konselor, dan pendidik
untuk mewujudkan keluarga sehat.




1. Pelayanan Tingkat Pertama (primary care);
2. Pelayanan yang mengutamakan promosi dan
pencegahan (promotif dan preventive);
3. Pelayanan bersifat pribadi (personal care);
4. Pelayanan paripurna (comprehensive care);
5. Pelayanan menyeluruh (holistic care);
6. Pelayanan terpadu (integrated care);
7. Pelayanan berkesinambungan (continuum care);
8. Koordinatif dan kerjasama;
9. Berorientasi pada keluarga dan komunitas (family and
community oriented);
10.Patient safety.
III.4 PRINSIP FASKES TK.I
24
III.5 BAGAIMANA CARA UNTUK MENJADI
FASKES TK.I
MAPPING
PPK
PRIMER
KREDENSIALING
Tersusun
pedoman
kredensialing

KONTRAK
Tersusun draft
kontrak dgn
BPJS

KREDENSIALING
FASKES TK.I

PERSYARATAN
ADMINISTRASI

PERSYARATAN
TEKNIS
2 1
PUSKESMAS
Surat Ijin Operasional;
Surat Ijin Praktik (SIP) bagi
dokter/drg , Surat Ijin Praktik
Apoteker (SIPA) bagi Apoteker,
Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin
Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga
kesehatan lainnya
Perjanjian kerjasama dengan
jejaring, JIKA Diperlukan
Surat Pernyataan Kesediaan
mematuhi ketentuan yang
terkait dengan JKN

sumber daya
manusia;
sarana dan fasilitas;
peralatan medis;
obat-obatan dan
penunjang; dan
cakupan pelayanan
dan komitmen jaga
mutu.

Persyaratan Administrasi
Persyaratan Teknis

DRAFT PMK ( 30 Agustus 2013)
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.

PRAKTIK Dr dan Drg MANDIRI
Surat Ijin Praktik;
Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP);
Perjanjian kerjasama
dengan Laboratorium
Sederhana, apotek, dan
jejaring lainnya ; dan
Surat Pernyataan
Kesediaan mematuhi
ketentuan yang terkait
dengan Jaminan
Kesehatan Nasional
sumber daya
manusia;
sarana dan fasilitas;
peralatan medis;
obat-obatan dan
penunjang; dan
cakupan pelayanan
dan komitmen jaga
mutu.

Persyaratan Administrasi
Persyaratan Teknis

DRAFT PMK ( 30 Agustus 2013)
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.

KLINIK PRATAMA
Surat Ijin Operasional;
Surat Ijin Praktik (SIP) bagi
dokter/drg , Surat Ijin Praktik atau
Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi
tenaga kesehatan lainnya
Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)
bagi Apoteker dalam hal klinik
menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian,
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
Perjanjian Kontrak kerjasama
dengan jejaring, jika diperlukan;
dan
Surat Pernyataan Kesediaan
mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan
Nasional
sumber daya manusia;
sarana dan fasilitas;
peralatan medis;
obat-obatan dan
penunjang; dan
cakupan pelayanan dan
komitmen jaga mutu.

Persyaratan Administrasi
Persyaratan Teknis

DRAFT PMK ( 30 Agustus 2013)
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.

Fasilitas :
- Puskesmas
- Poliklinik RS
- Praktik Dokter
- Praktik Bidan
- RB
- Balai Pengobatan
- Poliklinik Lapas
Tenaga
- Dokter
- Dokter gigi
- Bidan
Kompetensi :
- Sesuai dengan
Kompetensi tenaga
Saat Ini Masa
Transisi
Yang
diharapkan
III.6 Skenario Implementasi
Skenario implementasi UKP di tingkat Pertama
Fasilitas :
-Puskesmas
-Klinik Pratama
-Praktik Dokter dengan
Jaringannya
Tenaga
-Dokter
-Dokter Gigi

Kompetensi :
-Kompetensi dokter utk
menangani penyakit yg sering
terjadi dan beresiko tinggi
Fasilitas :
-Klinik Puskesmas
-Klinik Pratama
-Dr/drg Praktik Mandiri dgn
Jaringannya
Tenaga
-Dokter Layanan Primer
-Tenaga kesehatan lain
sebagai TIm
Kompetensi :
-Sesuai dengan SKDI
perkonsil 11/2012 tingkat
kemampuan 3A,3B dan 4A

PENYIAPAN FASYANKES TK.
LANJUTAN

1. JENIS FASYANKES LANJUTAN
2. PENYIAPAN SARPRAS FASKES
TINGKAT LANJUTAN
3. PENGUATAN REGIONALISASI
RUJUKAN
4. PENYUSUNAN PEDOMAN







JENIS FASYANKES TINGKAT
LANJUTAN

1. KLINIK UTAMA
2. RUMAH SAKIT UMUM
3. RUMAH SAKIT KHUSUS





KREDENSIALING
FASKES TK.LANJUTAN

PERSYARATAN
ADMINISTRASI

PERSYARATAN
TEKNIS
2 1
KLINIK UTAMA
Surat Ijin Operasional;
Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga
kesehatan yang berpraktik;
Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) badan;
perjanjian kerja sama dengan
laboratorium, radiologi, dan
jejaring lain jika diperlukan;
dan
Surat Pernyataan Kesediaan
mematuhi ketentuan yang
terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional.
sumber daya manusia;
kelengkapan sarana dan
prasarana;
lingkup pelayanan; dan
komitmen pelayanan.

Persyaratan Administrasi
Persyaratan Teknis

DRAFT PMK ( 30 Agustus 2013)
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.

RUMAH SAKIT
Surat Ijin Operasional;
Surat Penetapan Kelas Rumah
Sakit;
Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga
kesehatan yang berpraktik;
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
badan;
perjanjian kerja sama dengan
jejaring, jika diperlukan;
sertifikat akreditasi; dan
surat pernyataan kesediaan
mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan
Nasional.
sumber daya manusia;
kelengkapan sarana dan
prasarana;
lingkup pelayanan; dan
komitmen pelayanan.

Persyaratan Administrasi
Persyaratan Teknis

DRAFT PMK ( 30 Agustus 2013)
TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.

PENGUATAN SISTEM RUJUKAN DAN
PENGUATAN REGIONALISASI
RUJUKAN
Tertiary Care
Akses dan mutu Pelayanan
kesehatan terganggu
Sistem Rujukan Rumah Sakit perlu
dikembangkan
Pelayanan kesehatan rujukan dapat
lebih cepat, tepat, pasti dan aman
Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit
Oleh karena itu...
Pusat
Rujukan
Provinsi
Rujukan
Regional
4
Rujukan
Regional 1
Rujukan
Regional 2
Rujukan
Regional 3
Primer (GK)
Rujukan Sekunder
Rujukan Tersier (tidak berlaku pada daerah dengan
kondisi tertentu)
Keterangan:
ALUR RUJUKAN
PADA SISTEM
REGIONALISASI
Pusat Rujukan kabupaten /kota
Pusat Rujukan
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas Puskesmas
RS di Kabupaten/kota,
balai
Puskesmas
DPM
Klinik
BPM
RS di Kabupaten/kota,
balai

PENYUSUNAN PEDOMAN

PNPK
(Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran)
PPK
(Panduan Praktek Klinis) yang dibuat oleh
masing-masing RS, dgn mengacu kepada
PNPK
PEDOMAN SISTEM RUJUKAN
Sdh diterbitkan oleh Kemenkes



PERMASALAHAN
YANG HARUS DIHADAPI PEMERINTAH DAN
PEMDA
KETERBATASAN ANGGARAN
1.Optimalisasi anggaran yg ada, baik APBN & APBD,
fokus pada persiapan menghadapi BPJS
2.Gunakan skala prioritas
3.RS segera diarahkan menjadi BLU/BLUD
KETERBATSAN SDM
1.Prioritas Pemenuhan Kebutuhan SDM Kesehatan di
RS, minimal Dokter Spesialis 4 Penyakit Dasar (Bedah,
Obgyn, Anak dan Penyakit Dalam)
2.Pemenuhan melalui PPDSBK, sister hospital, insentif
daerah bagi nakes. dll
PERMASALAHAN
YANG HARUS DIHADAPI PEMERINTAH
DAN PEMDA
GEOGRAFIS
1.Optimakan regionalisasi rujukan
2. RS Bergerak/Pratama dan puskesmas di
DTPK
3.Mendorong pihak swasta dalam pemenuhan
fasilitas pelayanan kesehatan terutama di
DTPK
KWALITAS LAYANAN MASIH RENDAH
1.Akreditasi, baik nasional maupun JCI
2.Pelatihan2, seperti PPGD, GELS, ATLS



9
TERIMAKASIH
9

Anda mungkin juga menyukai